Anda di halaman 1dari 60

TEKNOLOGI

PENANGKAPAN IKAN
RAMAH LINGKUNGAN
BUBU
Bubu
1) B u b u a d a l a h a l a t t a n g k a p y a n g u m u m d i k e n a l
dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat
pasif.
2) Bubu sering juga disebut perangkap “traps” dan
penghadang. Bubu adalah alat tangkap yang umum
dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan
bersifat pasif.
3) Alat ini berbentuk kurungan seperti ruang tertutup
sehingga ikan tidak akan dapat keluar.
4) Bubu terbuat dari bambu, rotan, kawat, besi, jaring kayu
dan plastik yang di buat sedemikian rupa sehingga ikan
tidak dapat keluar .
5) Prinsip dasar dari bubu adalah menjebak ikan sehingga
ikan tersebut terperangkap didalamnya.
• Bubu merupakan jenis perangkap untuk
menangkap lobster dan biota lainnya yang
mana ikan dapat masuk dengan mudah
tetapi sulit meloloskan diri (Brandt, 1984)

• Bubu adalah adalah alat tangkap yang sederhana,


bersifat pasif yang dapat membuat ikan masuk ke
dalamnya dan sulit untuk meloloskan diri (Slack and
Smith, 2001)
Bentuk bubu
Bubu lipat

Tujuan untuk menangkap Kepiting atau Rajungan


Krendet untuk lobster di Gn
Kidul
Nelayan
Sebagai contoh Nelayan bubu di
Karimunjawa
Memasang bubu selama 3 hari
sekali
Waktu melaut pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 16.00 WIB
atau sekitar 9 jam.
Kapal
Kapal yang digunakan
berukuran kurang dari 5 GT
dengan ABK 2 sampai 3 orang
per kapal. Kapal terbuat dari
bahan kayu dengan panjang
10-12 m, lebar 2 m dan dalam
bagian kapal yang terendam
air (draft) 0,75 m. Kapal ini
menggunakan 2 mesin (in-
board).
Daerah Penangkapan Ikan

Secara keseluruhan daerah


penangkapan ikan bubu
terletak di 05o40’731”
sampai 05o53’773” LS dan
110o20’045” sampai
110o29’384” BT, yang
memiliki substrat atau dasar
perairan berkarang dan
diketahui terdapat banyak
ikan target alat tangkap
bubu. Jarak dari fishing base
menuju fishing ground yaitu
antara 10-15 mil dengan
wakatu tempuh 2-3 jam.
Alat Tangkap
Bubu digunakan oleh nelayan
Karimunjawa salah satu
alasannya karena substrat
perairan yang didominasi oleh
karang
Bubu yang digunakan oleh
nelayan Karimunjawa terbuat
dari bahan bambu dan
menggunakan tali tambang
atau tali plastik sebagai bahan
pengikat antar rangkainya.
Konstruksi Bubu Ikan
HASIL TANGKAPAN BUBU DI
PERAIRAN KARIMUNJAWA
Hasil tangkapan yang dominan oleh nelayan bubu di Karimunjawa ini adalah
kakap merah (Lutjanus lemniscatus), kerapu karang (Cephalopholis sonnerati)
dan baronang (Ctenochaetus striatus).

Kakap Merah Kerapu Baronang


Bubu Lobster

• Dikenal dengan nama udang karang,


udang barong
• Lobster hidup di celah batu karang dan
dasar perairan yang tersusun atas
terumbu karang dengan kedalaman 5-80
m atau di karang berpasir
• Penyebaran di perairan sub tropis -tropis
Bubu lobster
Pemilihan bubu berdasarkan
tempat hidup
• Continental species lobster – Sebagian besar
• Coral species lobster
• Oceanic species lobster --- belum dimanfaatkan

Karakteristik Lobster
Ø Mendiami perairan berkarang dan terlindung
Ø Aktif mencari makan pada malam hari
Ø Hidup secara soliter atau dalam kelompok kecil
ØMencari tempat persembunyian di alga dan batu karang
JENIS LOBTER

Pasir Bambu Bintik


(Paulirus homarus) (Panulirus versicolor) (Panulirus longipes
longipes)
Pakistan
Mutiara Batu (Panulirus polyphagus)
(Panulirus ornatus) (Panulirus penicillatus)

Kipas
(Parribacus antarcticus)
Bubu kepiting
Menentukan target tangkapan
• Aktif mencari makan pada malam hari
• Kedalaman perairan/habitat perairan
• Keluar mencari makan pada saat air
pasang di perairan dekat pantai
• Jenis makanan : siput, krustasea kecil,
echinoderm, polychaeta, ganggang
Tingkah Laku Ikan Target
terhadap Alat Tangkap
• Desain & konstruksi alat tangkap
• Fishing ground
• Metode penangkapan
• Alat/bahan pembantu yang
mempermudah proses tertangkapnya
target tangkapan.
Ketertarikan Ikan pada Bubu
1) Kemampuan umpan
2) Pergerakan acak
3) Anggapan pot sebagai tempat berlindung
4) Keingintahuan
5) Tigmotaksis
6) Tingkah laku pemangsaan
7) Sex pheromone dan rangsangan kimia
Fase Tingkah Laku Ikan
1. Arousal
2. Location

TIDAK PADA BUBU


5. The nearfield behavior
6. Ingress
7. Activity inside the pot
8. Escape
Fase Tingkah Laku Ikan Pada Bubu

1. Behavior befor stimulation


2. Arousal to the presence of bait
3. Localization of the food odor source
4. Approaching the pot
5. Ingression and entrapment
6. Capture or possibe escape
Arousal & Location
• Ikan menggunakan penciuman untuk mencari
makan dan mendeteksi mangsanya
• Pengaturan jarak antar bubu agar tidak overlap
memperebutkan target tangkapan (Jarak 40-80 m)
• Perhatikan arah arus dan posisi pemasangan
(lama perendaman, arah dan kecepatan arus
berpengaruh terhadap aktivasi umpan
• Jenis dan tipe umpan berpengaruh terhadap jumlah
dan jenis tangkapan
1. Tahap Perangsangan (Arousal)

umpan Bau
reaksi
menyebar

Reaksi bermacam-macam :
• diam, tidak terpengaruh
• langsung berenang menuju sumber bau
• berenang perlahan dari satu sisi ke sisi yg lain
Bubu tanpa umpan
Ikan datang karena :
• Ada pergerakan ikan yg tidak menentu, tidak
sengaja
• Bubu terlihat seperti tempat ikan beristirahat
• Rasa ingin tahu
• Bubu terlihat seperti mangsa
Waktu yg dibutuhkan ikan untuk tertangkap
di bubu dapat dipengaruhi oleh :
• Waktu makan ikan
• Keadaan perairan
• Kelimpahan ikan
THE NEARFIELD & INGRESS BEHAVIOR
• Ikan mulai menyadari keberadaan umpan, butuh beberapa
menit untuk ikan mendekati bubu
• Posisi dan jumlah pintu masuk berpengaruh terhadap hasil
tangkapan (Banyak pintu ikan semakin aktif)
• Saturation/kejenuhan ikan terhadap umpan dan bubu
(intraspesifik behavior terhadap individu di luar bubu)
• Bubu yang memililki ukuran mata jaring lebih besar lebih
efektif (visualitasnya lemah)
Tingkah Laku Ikan di Dekat Bubu
(Nearfield)

Tanpa umpan
• Ikan Kambing (Mullidae) mendekat secara
berkelompok
• Kerapu (Serranidae) mendekat secara sendiri-
sendiri
• Ikan kupu-kupu (Chaetodontidae) bergerak maju
mundur di sekeliling bubu

Menggunakan Umpan
• Ikan Cod mendekati bubu dengan gerakan
perlahan
• Ikan sangat tertarik pada benda berkilauan/
metal
• Pintu bubu Tahapan kritis
• Posisi peletakkan umpan, memperhatikan
posisi mulut bubu, dan cara pendeteksian
makanan
• Penampakan bubu di dasar perairan…..bubu
yang tidak menggunakan umpan
BEHAVIOR INSIDE THE POT &
ESCAPE
Kehilangan
Masuk ke Mendekati/me selera/menga Mencoba
dalam bubu makan umpan cuhkan Lolos
umpan

• Ikan dapat hidup beberapa hari di pot


• Mati akibat pemangsaan & mencoba
untuk lolos
• Desain mulut menentukan jumlah
escapees
Tingkah laku Ikan di Dalam Bubu (Inside and
Escape)

• Langsung memakan umpan


• berputar-putar saja tanpa melihat umpan
• mencari pintu keluar tanpa mempedulikan
adanya umpan
• memakan umpan sedikit kemudian langsung
berputar-putar untuk mencari jalan keluar
• mendorong atau menekan jaring, sehingga tidak
jarang terluka
• saling menyerang, terutama bila ada ikan yang
berukuran lebih kecil (kerapu)
RESEPTOR KIMIA
• Mencari makan
• Pengenalan jenis kelamin
• Membedakan antarindividu pd satu kelompok spesies yg sama
(schooling) atau
• kelompok yg berbeda (shoaling)
• Mendeteksi penempatan & kehadiran makanan
• Mencari pasangan
• Pemangsaan
• Mencari lokasi bertelur

Ikan memiliki sinyal kimia:


Allomon: perantara utk spesies yg tidak sama
Feromon: perantara utk spesies yg sama
RESPON PENCIUMAN IKAN KERAPU MACAN
(Epinephelus fuscoguttatus) TERHADAP UMPAN BUATAN

1) Membuat formulasi umpan buatan (artificial bait) yang


efektif bagi penangkapan ikan karang.
2) Mengetahui respons penciuman ikan kerapu macan
terhadap umpan buatan (artificial bait).
3) Menganalisis lama waktu perendaman umpan buatan
(artificial bait) yang efektif sebagai pemikat (attractor)
ikan kerapu.
4) Mengukur efektivitas umpan buatan dalam
penangkapan ikan kerapu dengan bubu.
Umpan Buatan (artificial bait)

Tepung ikan, tapioka, terigu Minyak ikan Penimbangan bahan-bahan

Bahan yang siap diramu Pencampuran bahan Umpan buatan


Setting
Penelitian
Laboratorium

Bak pemeliharaan ikan

Ruang gelap (dark room)

Bak perlakuan
Penentuan Area Respons Kerapu

Start area

Arousal area

Searching area

Finding area
Pola tingkah laku 1

Pola tingkah laku 2


Pola tingkah laku 3

Pola tingkah laku 4


Penelitian Lapangan
1) Pemasangan bubu menggunakan sistem
tunggal
2) Jumlah bubu yang dipakai 14 unit
3) Umpan yang digunakan adalah Bulu Babi,
Udang, Ikan Rucah, Umpan B (minyak ikan
25%), dan Umpan D (minyak ikan 35%)
4) Jarak bubu 1 dengan yang lain 1,5 – 4 m
5) Pemasangan bubu dilakukan 20 ulangan
(setting-hauling)
Keterangan:
lokasi pemasangan bubu
Bulu Babi Ikan Rucah Umpan Buatan

Bubu Pemasangan Umpan Setting

Bubu di Tambun Pengangkatan Bubu Pengangkatan Bubu


Umpan

Udang Ikan

Gonad bulu babi Umpan buatan 6


ASAM LEMAK
6 0 0 .0 0

5 0 0 .0 0

4 0 0 .0 0
Nilai (mg/g)

Ik a n
3 0 0 .0 0 Ud a n g
B. Babi
2 0 0 .0 0

1 0 0 .0 0

0 .0 0
Laurat Miristat
M ir is ta t Palmitat
Pa lm ita t S te a r a t Oleat
O le a t L in o le a t L in o le n a t

Umpan Alami
500
450
400
350 U m pan A
Nilai (m g/g)

300 U m pan B
250 U m pan C
200 U m pan D
150 K ontrol
100
50
0
Laurat Miristat
M iris tat PPalmitat
alm itat S tearat OOleat
leat Linoleat Linolenat
Je n is A n a lisis

Umpan Buatan
ASAM AMINO

30.00

25.00

20.00

Nilai (mg/g)
Ikan
15.00 Udang

10.00 B.Babi

5.00

0.00
Gt tat

et in
nin
Th nin
at

ol n
AA n

in
rin

in

n
nii n
sin

in
rAg n
H n

n
mat

i
i
iinsi

si
i

si
anni

st
ol

on
on

Va

us
id
sG. l par

ini

laan
Se

rign

Li
luam

ro

eu
Si
Pr
lisl
ta

ist
GG

lal

hi

Ph L e
re

ialal
Ti
s
.A

ennil
u

Is
M
As

Phe
sA
A

Umpan Alami

18
16
14 um p a n A
12 Um p a n B
Nilai (mg/g)

10 Um p a n C
8 Um p a n D
6 K o ntro l
4
2
0
t t n n n n in n n n n n n in n n n
r t a a m a e r i l i s i t id i g in i o n la n i r o li r o s i a li io n i is t i u s u s i l a n i L is i
n
ni
n

a
ni

t S G i A r hrs e i V e
S o l L e i la la
in

ni
at

sp lu A P T h
et
i

la
H
lis

la
m

rg

. A s. G T Is en
i
A
ta

M
en
A
G

s Ph
lu

A A
Ph
G
s
A

J e n is An a lis is

Umpan Buatan
Hubungan antara rata-rata waktu arousal dengan
jenis umpan buatan

8.00
6.16±0.77
7.00
Waktu arousal (menit)

6.00
4.12±0.43 Umpan A
5.00
Umpan B
4.00
Umpan C
3.00 2.50±0.25 Umpan D
2.09±0.28
2.00

1.00

0.00
Jenis um pan

rata-rata waktu arousal tidak berbeda nyata antara keempat


umpan buatan (nilai F hitung ( 2,96) < F tabel (3,23))
Hubungan antara rata-rata waktu searching dengan jenis
umpan buatan

8.00 6.92±0.59

7.00

6.00
Waktu search (menit)

4.66±0.50
5.00 Umpan A
3.44±0.24 Umpan B
4.00
2.79±0.26 Umpan C
3.00 Umpan D

2.00

1.00

0.00
Jenis um pan

Perbandingan rata-rata waktu searching nilai F hitung (3,65) > F tabel


(3,23), hal ini berarti perbedaan umpan buatan berpengaruh nyata
terhadap waktu rata-rata searching
Hubungan antara rata-rata waktu finding dengan
jenis umpan buatan

14.00
9.94±1.81
12.00 10.20±0.75
9.36±1.29
Waktu finding (menit)

10.00
Umpan A
8.00 Umpan B
5.21±0.81
6.00 Umpan C
Umpan D
4.00

2.00

0.00
Jenis umpan

Perbandingan rata-rata waktu finding juga tidak berbeda nyata, dapat


dilihat dari nilai F hitung (0,52) < F tabel (3,23).
PENELITIAN DILAPANGAN
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN

0.40% 1.41%
0.42%
1.19% 5.00% 18.18%
2.96%

1.73%

17.66%

24.75%

26.29%

Serranidae Scaridae Pomacentridae Labridae


Siganidae Nemipteridae Haemulidae Lutjanidae
Holocentridae Monachantidae Chaetodontidae
Efektifitas Penangkapan Per Umpan

80.00
71.46
67.92
Efektivitas Penangkapan (%)

70.00 62.50 62.50


60.00
50.00 45.83

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Rucah Udang Bulu babi Umpan D Umpan B
Jenis Umpan
Pentingnya mempelajari tingkah laku ikan
terhadap bubu
Agar kita dapat membuat suatu konstruksi bubu yang tepat
sehingga akan meningkatkan hasil tangkapan. Dengan
konstruksi yang tepat ikan diharapkan akan tertarik
bergerak menuju ke arah bubu baik dengan atau tanpa
menggunakan umpan seperti pada penangkapan kerapu
dan ikan karang lainnya.
Future Challenge
Masuda 2013
Masuda 2013

Anda mungkin juga menyukai