Anda di halaman 1dari 15

Umur ikan di bedakan menjadi 2: 1.

Ikan-ikan berumur pendek adalah ikan yang tidak memiliki alat


pernafasan tambahan, pergerakan cepat. 2. Ikan berumur panjang adalah ikan yang tergolong primitif,
pergerakan lambat, mempunyai alat pernafasan tambahan, penghuni dasar atau perairan dangkal dan
luwes terhadap perubahan lingkungan seperti salinitas dan suhu.
Pertumubuhan ikan
ikan subtropis: sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin
pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhi
pertumbuhan pada sisik, vertebrae, tulang, operculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan
terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk annulus.
ikan tropis: walaupun mengalami hidup di dua musim, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak
begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari
hasil susunan sirkuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya. Penentuan umur ikan yang mungin
untuk dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode frekwensi panjang (metode petersen)
yang tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.
Metode penentuan umur ikan
langsung : sisik ,operculum (bagian tutup insang), duri sirip punggung, tulang punggung (vertebrae),
otolith (batu telinga). Cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
tidak langsung : metode frekuensi penjang ( petersen). mempelajari tanda- tanda tahunan
(annulus) atau harian (sirkulus) pada bagian- bagian tubuh yang keras. metode marking dan
tagging. Cara ini dapat dilakukan pada individu spesies ikan yang masih hidup di perairan alami.
Metode langsung
1. Sisik sisik kosmoid (cosmoid) sisik kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan
bangsa crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan terdalam terbangun
dari tulang yang memipih. sisik ganoid sisik-sisik ganoid ditemukan pada ikan-ikan suku
lepisosteidae dan polypteridae. Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid,berbentuk belah ketupat,
mengkilap dan keras. sisik plakoid sisik-sisik plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan ikan-ikan bertulang
rawan lainnya. Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi. sisik leptoid sisik-sisik leptoid didapati
pada ikan-ikan bertulang keras, dan memiliki dua bentuk. Yakni sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid
(ctenoid). sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada ikan-
ikan yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah ikan-ikan salem dan
karper. sisik-sisik ktenoid bergerigi di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang
lebih modern yang memiliki sirip-sirip berduri.
A. Cycloid scale ; b. Ctenoid scale ; c. Placoid scale ; d. Placoid scale of rhina; e. Ganoid scales.
sisik yang digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik cycloid atau ctenoid saja, karena
keduanya pipih dan mudah diambil tanpa merusak bagian tubuh. jumlah sisik ikan tidak berubah dan
tetap identitasnya selama hidup. Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan
panjang ikan selama hidupnya. Dan hanya satu annulus yang dibentuk tiap tahun.

Operculum penerapan metoda ini untuk menghitung pertumbuhan masa lalu yang telah dilakukan
oleh beberapa ahli dengan hasil yang memuaskan. keuntungan dari metode ini adalah tanda-tanda
tahunan (annulus) yang terdapat pada operculum dapat dilihat langsung tanpa alat bantu optik.
pengamatan akan lebih berhasil apabila dilakukan di kamar gelap dimana operculum diletakkan diatas
kaca yang disorot lampu ber-flourescent.
Sirip punggung metode ini digunakan untuk mengetahui umur ikan-ikan yang tidak bersisik atau
sisiknya sangat kecil dan tertanam jauh ke dalam kulitnya. dasar pemikirannya adalah terdapatnya
tanda-tanda yang menunjukkan kejadian pertumbuhan yang cepat dan lambat, dimana pertumbuhan
ikan itu selalu sebanding dengan tumbuh duri dari siripnya. duri yang diambil adalah duri sirip
punggung yang terdepan atau duri sirip dada terluar, terutama pada bagian yang paling lebar yaitu
paling dekat dengan dasarnya. usahakan pada saat mematahkan duri tsb tidak jauh dari pangkalnya.
Pada bagian pangkal yang paling lebar diiris tipis dengan menggunakan pemotong intan. Setelah
ketipisan duri tercapai, pengamatan dilakukan di bawah mikroskop. Pada saat pertumbuhan cepat,
irisan duri terlihat putih seperti tulang dan pada saat pertumbuhan lambat kelihatan agak gelap atau
lebih pekat.
Tulang punggung sejalan dengan pertumbuhan ikan secara keseluruhan, tulang punggung tumbuh
pula seirama dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya. dapat dilihat pada bagian depan atau bagian
belakang tiap-tiap ruas tulang. tulang punggung yang lazim digunakan adalah tulang punggung yang
terletak di atas rongga perut. tanda tahunan : tonjolan sperti cincin yg mengelilingi centrum tl.
Punggung, berwarna lebih jernih agak hitam
Otolith otolith adalah batu telinga sering digunakan untuk menentukan umur ikan-ikan yang tidak
bersisik. kadang digunakan pula untuk ikan bersisik, disebabkan metoda sisik tidak memungkinkan
untuk diinterpretasi dengan baik. dari 3 pasang otolith ikan teleost, hanya sepasang yang ukurannya
terbesar , yaitu batu telinga yang terdapat pada sacculus. bentuk otolith oval, merupakan hasil
pengendapan bahan kapur yang sejalan dengan pertumbuhannya. tanda tahunan pada otolith
warnanya lebih jernih daripada bagianbagian lainnya dan mengelilingi pusat.
Kendala dalam penggunaan otolith pada ikan-ikan yang sudah tua, tanda tersebut sangat
berdempetan dan susah memisahkannya. ikan harus dibunuh. Hal ini sangat merugikan terlebih
apabila populasi yang sedang diteliti sangat kecil.
Metode tidak langsung 1. Metode frekuensi panjang mempelajari umur ikan dengan metode
frekuensi panjang (metode petersen) bergantung kepada sifat-sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.
Yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu
spesies ikan yang hidup didaerah tropis metode ini merupakan salah satu metoda yang dapat
diterapkan secara luas di seluruh perairan.
Mempelajari tanda tahunan metode ini sebenarnya hanya berlaku pada ikan-ikan yang hidup di
daerah yang mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
ikan termasuk dalam hewan poikilotherm (berdarah dingin), dimana hidupnya sangat terpengaruh
oleh suhu sekelilingnya, dimana pada musim dingin pertumbuhan badan ikan lambat atau bahkan
berhenti sama sekali.
Metode marking dan tagging tagging: pemberian tanda (tanggal, nomer & kode-kode lain)berupa
benda asing pada tubuh ikan material yang digunakan material yang tidak berkarat (plastik,perak dll)
tempat: rahang bawah,tulang operculum, di belakang sirip punggung, batang ekor marking:
pemberian tanda pada tubuh ikan bukan berupa benda asing. Tanda yang termasuk ke dalam kategori
ini ialah pemotongan sirip, pemberian lubang pada tutup insang dan pemberian tatoo pada waktu
pemberian tag atau mark pada ikan bersisik, juga dilakukan pengambilan sisik.

Pendahuluanistilah food habit dan feeding habit1. Food habit : kebiasaan makanan ikan2. Feed
habit : kebiasaan cara makantergantung lingkungantempat ikan itu hidup
Kebiasaan makanan- umumnya makanan ikanmengawali hidupnya ialah plankton- jika menemukan
makanan yangtepat dengan mulutnya, diperkirakanlarva ikan dapat meneruskan hidupnyacontoh :-
larva bawal- larva kerapu- larva cupangartemiarotiferinfusoria. Setelah bertambah besar, ikan akan
merubahmakanan baik dalam ukuran dan kualitasnyaapabila telah dewasa ikan akan mengikutipola
kebiasaan induknya.perubahan makanan ikan dapat dilihat padasisiknya (susunan cirkuli dekat
fokuslebih rapat) atau disebut cincin larva.
Pengelompokan ikanberdasarkan jumlah variasimakanannya1. Euryphagic : pemakan bermacam-
macammakanan (campuran)2. Stenophagic : pemakan makan yangmacamnya sedikit (terbatas)3.
Monophagic : ikan yang makannya terdiridari satu jenis makanan saja
Pengelompokan ikanberdasarkan makanannya1. Herbivore : pemakan tanaman/tumbuhan- ex :
gurame, grass carp, bandeng dsb.2. Omnivore : pemakan segala makanan- ex : nila, patin, kakap
dsb.3. Karnivore : pemakan daging- ex : lele, gabus, piranha, kerapu dsb.cat : kenyataannya banyak
overlap dimanakeadaan lingkungan ikan tersebut hidup
Kebiasaan cara makankebiasaan ikan mencarimakan melalui inderamatapembauan &persentuhan
hidung &sungutbiasanya ikan pemakan dasardan perairan dalam yang keruhcontoh : patin, lele, tagih
dsb.
Tipe mulut ikan berdasarkancara mengambil makananya1. Inferior : letak mulut dibawah kepalaex :
ikan sapu-sapu2. Terminal : letak mulut di depan kepalaex : lele, mas , bawal dsb.3. Superior : letak
mulut di atas kepalaex : hyphopharmus
Feeding periodicitymasa ikan aktif mengambil makananselama 24 jam1. 1- 2 kali dalam sehari2. 1-
2 jam sekali3. Terus-menerusperiode waktu berdasarkan biologi hidup:1. Nocturnal : aktif di malam
hari- ex : lele, blackghost dsb.2. Diurnal : aktif disianghari- ex : mas, bandeng dsb.. Feeding
periodicity erhubungan dengan suplymakan dan musismcat : feeding periodicity dapat berubah,jika
konsisi lingkungan berubahex : dalam wadah budidaya ikandipaksa, keluar dari kebiasaan makan
Sistem pencernaan ikanberdasarkan tipe makananikan herbivore - usus relatif panjang- proses
pencernaannyalambatikan karnivore - usus relatif pendek- proses pencernaan relatifcepatpertumbuhan
cepatpertumbuhan lambatex : lele, bawalex : gurame
Laju pengosonganlambung ikanlarva ikan, relatif 4 jam sekali mengalamipengosongan lambungpakan
alami perlu diberikansecara adlibithum sekenyangnyacontoh : larva lele dsblarva patin, bawal
suplai pakan 2-4 jam sekali
Makanan dan pakan ikanperbedaan :makanan ikan: ketersedian sumber energinyaberdasarkan
kemampuanlingkunganpakan ikan : ketersediaan sumber energinyadibantu melalui campur
tanganmanusia- ex : kondisi ikan dihabitat aslinya- ex : kondisi ikan dalam wadah budidaya
Hal- hal yang harus diperhatikandalam pengelolaan pakan ikan1. Perhatikan jenis ikan yang
dibudidayakan2. Stadia apa ikan yang dibuddayakan3. Pakan apa yang cocok untuk bukaan
mulutikan4. Perhatikan kebutuhan nutrisi ikan sesuaistadia ikan yang dibudidayakan5. Jika
mengguakan pakan buatan, pilihproduk yang sesuai dengan kebutuhan ikan6. Jika menggunkan pakan
alternatif, perhatikannilai gizi, tidak tercemar dsb.

5. Pemijahan.6. Awal daur hidup.7. Kebiasaan makanan dan cara makan8. Persaingan dan
pemangsaan9. Umur ikan10. Pertumbuhan ikan.
1. 7. Fekunditaspengetahuan mengenai fekunditas merupakan aspek yg memegangperanan
penting dalam biologi perikanan. Dari mengetahui fekunditaskita akan mendapatkan
informasi antara lain :1. Menaksir jumlah anak ikan yg akan dihasilkan dan,2. Akan
menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yg bersangkutan.definisi yg sangat dekat kepada
kebenaran, seperti yg terdapat padaikan salmon (onchohynchus sp), ikan ini boleh dikatakan
selamahidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati. Semua telur-telur yg akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yg dimaksudkanfekunditas. Tetapi karena berbagai
macam ragam species ikansifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti dengan
berdasarkepada definisi yg umum tadi telah mengembangkan definisi fekunditassehubungan
dengan pokok-pokok yg ditelitinya.
2. 8. Menurut nikolsky (1963), jumlah telur yg terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas
individu, fekunditas mutlak atau fekunditastotal. Kemudian nikolsky tahun 1969 menyatakan
bahwa fekunditas individu adalah, jumlah telur dari generasi tahun itu yg akan dikeluarkan
tahun itu pula. Dalam ovari biasanya ada 2 macam ukuran telur fekunditasindividu akan sukar
diterapkan utk ikan-ikan mengadakan pe-mijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena
mengandungtelur dari beberapa tingkat dan akan lebih sulit lagi menentukan telur yg benar-
benar akan dikeluarkan padatahun yg akan datang.
3. 9. Jadi fekunditas individu baik diterapkan pd ikan2 yg mengada-kan pemijahan tahunan atau
satu tahun sekali, dan tidak rele-van dengan fekunditas total. Menurut royce (1972),
fekunditastotal ialah jumlah telur yg dihasilkan ikan selama hidup.fekunditas relatif adalah,
jumlah telur per satuan berat ataupanjang. Para peneliti banyak menerapkan ada yg
mengambil be-rat sebagai pembaginya dan ada yg mengambil panjang, bahkanada yg
mengkombinasikan penggunaan fekunditas relatif yaituovari per satuan berat dengan panjang
ikan.
4. 10. Namun baik fekunditas indiv. Maupun fekunditas relatif tidakmemperlihatkan kapasitas
reproduksi dari populasi, karenafekunditas individu tidak menunjukkan fekunditas
populasi.penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat menurutbagenal (gerking, 1967)
lebih mendekati kepada kondisi ikanitu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut
nikolsky(1969) lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas daritelur kalau berat yg
dipakai tanpa berat alat-alat pencernaanmakanannya.
5. 11. Ikan-ikan yg tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditasrelatif yg lebih kecil.
Umumnya fekunditas relatif lebih tinggidibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas
relatif akanmenjadi maksimum pada gol. Ikan yg masih muda. Lowe dalamgerking (1975)
menyatakan bhw fekunditas pada ikan tilapia spialah jumlah anak ikan yg dihasilkan selama
masa hidup individuitu. Hal ini tentu sangat sukar sekali menentukan bahkan tidakmungkain.
Sehububungan dgn sifat ikan mujair yg mengeramianaknya di dalam mulut, maka bagenal
(1978) mengusulkanistilah fekunditas utk ikan mujair sebagai berikut:
6. 12. A. ovarian fekundity yaitu jumlah telur matang yg ada dalam ovarium sebelum
dikeluarkan dalam pemijahan.b. brooding fekundity yaitu jumlah telur yg sedang dierami di
dalam mulutnya.ikan yg termasuk ke dalam golongan vivivar, yaitu ikan yg mela-hirkan
anak-anaknya mempunyai 3 macam fekunditas seoerti:a. prefertilized fekundity yaitu
jumlah telur dalam ovarium sebelum terjadi pembuahan.b. fertilized fekundity yaitu jumlah
telur yg dibuahi di dalam ovarium.c. larval fekundity yaitu jumlah telur yg sudah menetas
menjadi larva tetapi belum dikeluarkan.
7. 13. Menurut bagenal (1967), utk ikan-ikan tropik dan sub tropik, definisi fekunditas yg paling
cocok mengingat kondisinya ialah: jumlah telur yg dikeluarkan oleh ikan dlm rata-rata masa
hidupnya. Parameter ini relevan dalam studi populasidan dpt ditentukan karena kematangan
tiap-tiap ikan pd waktu pertama kalinya dpt diketahui dan juga statistik kecepatan
mortalitasnya dpt ditentukan pula dlm pengelolaan perikanan yg baik.nikolsky (1969),
menyatakan bhw kapasitas reproduksi dr pemijahan populasi tertentu utk mengetahuinya
harus menggunakan fekunditas populasi relatif.
8. 14. Misalnya fekunditas populasi relatif dari seratus, seribu, atau sepuluh ribu individu dari
kelompok umur tertentu. Jumlah ikan dalam tiap- tiap kelas umur dikalikan fekunditas rata-
rata dari umur itu. Hasil yg didapat dr menjumlahkan semua kelompok umur memberikan
fekunditas relatif. Fekunditas ini dpt berbeda dr tahun ketahun karena banyak individu yg
tidak memijah tiap-tiap tahun. Apabila dalam satu tahun terdapat individu dalam jumlah
banyak akan menyebabkan fekunditas rendah pd tahun yg lainnya.fekunditas dengan
panjangfekunditas sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan berat
9. 15. Karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat yg dpt berkurang dgn
mudah. Hal yg harus diperhatikan dlm membuat hubungan fekunditas dgn panjang apabila
mengambil sampel yg berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila ikan yg diambil pd
waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan pertumbuhan somatik. Jadi disini harus
ada perbedaan antara pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad.kebanyakan para
penulis memplotkan fekunditas mutlak dgn panjang ikan dan hubungan itu adalah : f = a.lb
dimana f = fekunditas, l = panjang ikan, a dan b merupakan konstanta yg didapat dari data.
10. 16. Persamaan tersebut kalau ditransformasikan ke logaritma akan mendapatkan persamaan
regresi garis lurus : log f = log a + b log lharga eksponen b berkisar antara 2,34 5,28 dan
kebanyakan berkisar diatas 3 (bagenal dalam gerking, 1967). Ada juga yg membuat korelasi
antara fekunditas dgn panjang dgn cara regresi biasa kemudian di tes dgn melihat koefisien
korelasinya . Hoyt (1971) mendapatkan persamaan utk panjang ikan dgn jumlah telur masak
dari ikan silver jaw (ericymba bukata) yaitu: y = (- 1379,3 + 32,74 x) dgn koofisien korelasi r
= 0,89
11. 17. Korelasi ini memperlihatkan hubungan positif dan kuat dr kedua variabel. Pertambahan
panjang berkorelasi dengan pertambahan telur. Healy (1971) mendapatkan korelasi hampir
linier antara fekunditas dgn panjang ikan goby (gobius minutus pallas), tetapi variasi diantara
ikan yg sama panjang, fekunditasnya berbeda-beda dan koefisien korelasinya rendah yaitu r =
0,55. Dalam menyelidiki ikan fallfish (semotilus corporalis), reed (1971) mendapatkan hub.
Antara fekunditas dgn panjang ikan ialah : f = - 14.913,3 + 76,7 l dengan koefiesin korelasi r
= 0,958dennison dan bulkley (1972) selama 2 kali musim panas menelitipotensi reproduksi
ikan bullhead (ictalurus melas)
12. 18. Di clear lake lowa, antara lain mendapatkan bahwa tidak adakorelasi antara fekunditas
dengan panjang tubuh. Koefisienkorelasi yg didapatkan utk th. 1969, r = 0,19 dan utk th.
1970,r = 0,09. Rendahnya korelasi yg didapat mungkin disebabkanoleh batas kisar yg ekstrim
dari fekunditas pd ukuran yg samamerupakan hal tidak biasa. Betts (1972) mendapatkan r
ygrendah pd ikan skipjack tuna (katsuwonus pelamis), menunjukkan fekunditas yg bervariasi
pd ukuran panjang yg sama.
13. 19. Fekunditas dengan berat. Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat,
karenaberat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang.namun dalam hubungan
fekunditas dengan berat terdapat be-berapa kesukaran. Berat akan cepat berubah pd waktu
musimpemijahan. Misalnya ikan salmon dan sidat yg melakukan ruayasebelum memijah,
mereka tidak lagi mengambil makanan, jadiberpuasa sampai ketempat pemijahan. Material
utk pertum-buhan gonadnya diambil dari jaringan somatik. Oleh karena ituapabila mengikut
sertakan korelasi fekunditas dengan berat
14. 20. Somatik didalam membandingkan satu populasi dengan populasiatau diantara dua musim
harus berhati-hati. Jika fekunditasmutlak secara matematis dikorelasikan dgn berat total ter-
masuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran secara statis-tik. Sebabnya akan termasukan
telur dlm jumlah yg lebihbesar dari ikan yg sebenarnya berfekunditas kecil. Juga ke-sulitan yg
sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dgnfaktor kondisi, karena dlm faktor
kondisi itu yaitu : k = 100 w/l3 melibatkan berat total ikan itu.
15. 21. Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak penulis mengguna-kan fekunditas relatif,
berat telur per satuan berat ikan.namun menggunakan fekunditas relatif pun mendapatkan ke-
sukaran juga, karena tidak dpt dipakai membandingkan satupopulasi dgn lainnya atau
keadaan dari satu tahun ke tahunlainnya.semula penggunaan fekunditas itu utk menyatakan
hasil ygmenduga bahwa korelasi antara fekunditas dgn berat adalahlinier, yg perumusannya
adalah : f = a + b.w
16. 22. Fekunditas dengan umur. Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dgn umurtidak
selalu sama dlm arti bahwa umur itu ada yg tidak ber-pengaruh pd fekunditas, ada yg
pengaruhnya sedikit dan adapula yg pengaruhnya secara positif. Hal yg demikian itu
benarapabila yg dilihatnya hanya hub. Antara fekunditas dgn umursaja tanpa melihat
parameter lain. Ikan yg siklus hidupnyapanjang seperti ikan sturgion atau ikan mas, akan
memperlihatkan penambahan jumlah telur yg cepat pada waktu umur mudadan kemudian
akan diikuti dgn kecepatan pertambahan yang
17. 23. Semakin berkurang dan terus menurun mencapai keadaan yangtetap.fekunditas pemijah
berganda. Ikan yg berpijah berulang-ulang dlm waktu lama akan me-libatkan persoalan telur
cadangan dan telur yg sudah berkem-bang. Kreterianya yaitu ada tidaknya kuning telur .
Jumlahtelur yg mempunyai kuning telur yg dihitung fekunditasnyauntuk musim itu. Kretaria
ini menurut bagenal (1978) telahdigunakan oleh beberapa penulis.
18. 24. De sylva dalam bagenal (1978) telah berhasil menduga jumlahangkatan (batch) dan
jumlah telur tiap angkatan. Apabila ikanmempunyai telur yg terdiri dari beberapa kelompok,
makakelompok telur yg sudah berkembang akan dikeluarkan padasuatu saat. Dengan
membandingkan jumlah telur yg sudahmempunyai kuning telur dengan jumlah telur yg sudah
sangatberkembang , dianggap dapat memberikan jumlah telur padakelompokyg dikeluarkan
tiap musim.
19. 25. Fekunditas dengan ukuran telur. Ukuran telur biasanya dipakai utk menentukan kualitas
ygberhubungan dgn kandungan kuning telur dimana telur yg ber-ukuran besar menghasilkan
larva berukuran besar dari padayg berukuran kecil. Dalam membuat perbandingan ukuran
telurdgn fekunditas harus berasal dari ovari yg sama tingkat ke-matangannya. Sering diduga
bahwa fekunditas dgn ukurantelur berkorelasi negatif. Pada ikan yg berpijah ganda di-
dapatkan bahwa telur yg dikeluarkan pd pemijahan kemudianberukuran kecil.
20. 26. Fekunditas dengan ras. Fekunditas stokyg berbeda dari species yg sama telahdipakai
untuk pembeda ras oleh banyak peneliti. Ras yangberbeda mempunyai sifat fekunditas yg
tidak sama demikianjuga ukuran besar telurnya. Maka species yg berasal darisatu daerah
penangkapan dapat diketahui dari jumlah telurnya.berdasarkan hal ini, populasi dapat
diketahui homogen atauheterogen. Ikan-ikan dari satu species hidup dalam berbagaihabitat
seperti sungai yg berbeda atau dalam perairan yg ber-beda garis lintang mungkain mempunyai
perbedaan telur dlmfekunditasnya.
21. 27. Fekunditas dan populasi. Bagenal (1978), mengemukakan bahwa disamping
fekunditasmutlak ada pula fekunditas poipulasi yaitu : jumlah semua telurdari semua
fekunditas mutlak ikan betina yg akan memijah,yaitu semua telur yg akan dikeluarkan dalam
satu musim pe-mijahan. Dalam hubungan ini fekunditas umur spesifik meru-pakan komponen
fekunditas populasi. Bila diketahui strukturumur dari populasi tersebut dan jumlah masing-
masinganggotanya diketahui, maka fekunditas populasi dapat dike-tahui.
22. 28. Pada tiap tahun fekunditas populasi tidak sama. Sebab-sebabvariasi iniberhubungan
dengan komposisi umur, faktor ling-kungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi,
suhuperairan, oksigen terlarut. Ikan-ikan yg hidup pada perairanyg kurang subur produksi
telurnya rendah. Percobaan denganpemberian ransum pada ikan salmon, scott dalam bagenal
(1978) mendapatkan bahwa pengurangan makanan menyebabkanpengurangan jumlah
telurnya dan pada ikan stickleback, pe-ngurangan makanan mengakibatkan interval
pemijahan lebihpendek tetapi ukuran telurnya tidak berpengaruh.
23. 29. Apabila satu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadisangat berkurang akibat
penangkapan (mortalitas) misalnyahal ini berarti akan memperbaiki persediaan makanan
untukpopulasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi fekunditasnyasemakin bertambah,
sedangkan ketika populasi tadi masih leng-kap atau jumlahnya besar, fekunditasnya
kecil.pada ikan yg mempunyai kandungan lemak yg berbeda, ikan yggemuk mempunyai
fekunditas relatif atau mutlak yg lebihtinggi dari pada ikan yg kurus.
24. 30. Ikan sungai yg baru menjadi penghuni reservoiar yg baru dibuatdimana pada tahun-tahun
pertama biasanya banyak, menyebab-kan ikan itu cepat masak ganadnya pada umur muda dan
ter-dapat penambahan fekunditas baik relatif atau mutlak.ikan yg hidup disungai
fekunditasnya mempunyai hubungan dgntinggi air, bila tinggi air terus menerus spanjang
tahun makafekunditasnya juga tinggi dibandingkan dengan tinggi air ygrendah. Juga pada
rawa yg setiap tahun permukaannya tidaksama akibat pemasukan air yg tidak tetap.
25. 31. Faktor-faktor yg mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lainyg berhubungan dgn itu,
nekolsky (1969) membuat kaedahutama sebagai berikut:1. Sampai umur tertentu fekunditas
itu akan bertambah ke- mudian menurun lagi, fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi
penurunan fekunditas mutlaknya. Fekunditas relatif max terjadi pada gol. Ikan muda. Ikan tua
kadang-kadang tidak memijah setiap tahun, individu yg tumbuh dan masak lebih cepat
mempunyai tendensi mati lebih dahulu.
26. 32. 2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan ikan atau kelas umur yg
jumlahnya banyak, terjdi untuk species yg mempunyai perbedaan makanan diantara
kelompok ukuran.3. Pengaturan fekunditas terbanyak dlm berespon terhadap persedian
makanan berhubungan dgn telur yg dihasilkan oleh ikan yg cepat pertumbuhannya, lebih
gemuk dan lebih besar. Mekanismenya berhubungan pemasakan oosit dan pengisapan telur.
Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan gonad yg lebih awal dari
individu yg tumbuh lebih cepat.
27. 33. 4. Ikan yg bentuknya kecil dgn kematangan gonad lebih awal serta fekunditasnya
tinggimungkin disebabkan oleh kandung- an makanan dan predator dlm jumlah besar.5.
Perbedaan fekunditas diantara populasi species yg hidup pada kondisi yg berbeda-beda,
bentuk migran fekunditasnya lebih besar.6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui
metabolis- me yg mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan
menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan seperti ukuran pada umur tertentu demikian
juga ukuran dan
28. 34. Jumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dlm satu tahun.7. Fekunditas bertambah dalam
mengadakan respon terhadap perebaikan makanan melalui kematangan gonad yg terjadi lebih
awal, menambah kematangan individu pada individu yg lebih gemuk dan mengurangi antara
siklus pemijahan.8. Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung kepada9. Umur dan
persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yg lain.
recommended

1. Kebiasaan makanan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh
ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam
mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil. Jika untuk
pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan
akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak
dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan
kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan
ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Kajian kebiasaan makan per;u dipelajari
untuk mengetahui jenis makanan apa yang ikan suka (ahlina, 2011). Makanan alami ikan
terdiri atas berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang hidup diperairan. Keberadaan suatu jenis
ikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanan dengan mengetahui
kebiasaan makan ikan, kita dapat melihat hubungan ekologi diantara organisme pada perairan
tersebut, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan, disamping itu kita
juga memiliki pengetahuan yang penting dalam hal domestikasi ikan-ikan yang memiliki nilai
ekonomis penting yang akan dibudidayakan. Makanan ikan adalah organisme, bahan maupun
zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang kehidupan dan perkembangan organ
tumbuhnya. Kebiasaan makanan (feeding habbit) adalah tingkah laku saat mengambil dan
mencari makanan. Analisis food and feeding habbit dilakukan melalui pengamatan isi usus
ikan tersebut. Ada jenis ikan yang aktif makan selama 24 jam dan adapula yang hanya pada
waktu tentu saja. Saat-saat ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam disebut feeding
perlodicity. Tipe-tipe makanan ikan yang umum ditemukan adalah plankton, nekton, bentos,
dan detritus. Berdasarkan jenis kelompok makanannya ikan dibagi 3 kelompok besar yaitu
herbivore, karnivora, dan omnivore (niboy, 2011). Faktor yang menentukan apakah suatu
jenis ikan akan memakan suatu organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan
makanan, warna
2. 3. 3 makanan dan seleraikan terhadap makanan. Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu
jenis ikan bergantung pada macam makanan, kebiasaan makan, kelimpahan makanan, suhu
air dan kondisi umum dari ikan yang bersangkutan. Struktur alat pencernaan yang berperan
dalam adaptasi makanan adalah mulut, gigi, tepi insang dan usus. Persaingan dalam hal
makanan, biakan antara spesies maupun antara individu dalam spesies yang sama akan
mengurangi persediaan makanan, sehingga yang diperlukan oleh ikan tersebut menjadi
pembatas. Ini mempengaruhi tingkat pertumbuhan, hanya ikan-ikan yang kuat dalam
persaingan yang akan tumbuh dengan baik. Kebiasaan makan suatu species ikan perlu dikaji
jika ingin ikan tersebut ingin dijadikan ikan peliharaan (budidaya), hal ini berkaitan dengan
penyusunan ransom yang sesuai untuk ikan berkenaan (wijayanti, dkk., 2009). Kebiasan dan
cara makan individu merupakan faktor paling penting yang menentukan keberhasilan
mempertahankan eksistensi suatu organisme kerena makanan menyediakan semua nutrisi
yang diperlukan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang. Makanan juga berperan dalm
menentukan distribusi dan migrasi ikan. Pengetahuan tentang interaksi makan antara suatu
species lain juga penting diketahui dalam keaitan penyusunan rancangan manajemen sumber
daya perikanan dan konservasi disuatu perairan. Analisis makanan juga penting dilakukan
untuk mengetahui pesaingan makan (diet overlap) antar spesies, informasi ini penting
diketahui dalam kegiatan restocking (pusluh, 2012). 1.2 tujuan pratikum 1. Untuk mengetahui
jenis-jenis organisme yang menjadi makanan ikan. 2. Mengetahui waktu-waktu aktif makan
ikan diperairan. 3. Melihat proporsi dan kecenderungan makanan dari ikan. 4. Mampu
mengaplikasikan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari 1.3 manfaat praktikum adapun
manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum
laboratorium fisiologi hewan air dan sebagai sumber informasi umum bagi yang
membutuhkan.
3. 4. 4 bab ii tinjauan pustaka suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat
dengan keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor dinamika
populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan. Beberapa
faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas
makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama masa pengambilan sejumlah
makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh
oleh kondisi biotik seperti diatas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu,
cahaya, ruangan luas permukaan. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan
biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan,
musim serta habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi jenis, kuantitas dan kualitas
makanan yang dimakan oleh ikan. Jenis makanan yang akan dimakan oleh ikan tergantung
ketersediaan jenis makanan dialam dan juga adaptasi fisiologis ikan tersebut misalnya
panjang usus, sifat dan kondisi fisologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk
tubuh dan tingkah lakunya (aryanto, 2012). Makanan merupakan faktor biologi yang sangat
menentukan bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu organisme. Oleh karena itu
studi mengenai food dan feeding habit ikan sangat diperlukan, karena dapat digunakan
sebagai acuan dasar pengelolaannya. Selain kegiatan makan, kegiatan reproduksi merupakan
kunci stok rekruitmen dalam populasi ikan, sehingga antara food habits, feeding habits,
reproduksi serta morfometri ikan sangat penting diketahui untuk bisa lebih mempelajari
populasi stok alami ikan. Pengetahuan tentang aspek biologi berguna untuk mendapatkan
pemahaman lebih baik pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari stok ikan, karena
berdasarkan informasi biologis semua konsekuensi yang mungkin timbul oleh sejumlah
alternatif dapat dikurangi. Salah satu informasi biologi yang penting adalah hubungan
panjangberat, food habits, feeding habits dan kondisi morfometri. Pendugaan parameter
biologi merupakan salah satu aspek untuk menunjang beberapa pengkajian terhadap
4. 5. 5 pengusahaan sumberdaya ikan. Informasi mengenai beberapa aspek biologi tersebut
dapat membantu sebagai dasar dalam upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
perikanan laut (wijayanti, 2009). Ikan herbivora secara sederhana hanya memiliki
kemampuan untuk mencerna material tumbuhan, oleh karenaitu ikan herbivora memiliki usus
yang lebih panjang karena material tumbuhan memerlukanwaktu yang lama untuk dicerna.
Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya memakan
daging. Ikan omnivora memiliki kondisi fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan
karnivora dan ikan herbivora. Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan-ikan di alam dapat
digolongkan dalam jenis herbivora, karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan
pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya ikan lele, ikan karnivora adalah ikan pemakan daging
misalnya ikan kakap merah. Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi
alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk
melihat hubungan ekologi di antara organisme di perairan tempat atau lingkungan mereka
berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat
merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi (bagus, 2013). Langkah proses
pencernaan makanan pada ikan dimulai dari mulut dan rongga mulut, kemudian makanan
digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva, selanjutnya disalurkan melalui
faring dan esophagus, pencernaan di lambung dan usus halus, dalam usus halus diubah
menjadi asam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnyayang lain,
absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat
(veses), kemudian veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke
anus. Dalam mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus
sebagai pembasah dan pelicin makanan. Alat mulut terdiri dari palatum keras dan lunak,
diliputioleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat
pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka, fungsi mulut
adalah sebagai penerima makanan. Organ didalam rongga mulut antara lain: gigi, lidah dan
kelenjar ludah (ahlina, 2012).
5. 6. 6 tidak keseluruhan makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan diantaranya
yaitu ukuran makanan ikan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap makanan
tersebut. Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan
makan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan tersebut.
Untuk mengusahakan penangkapan, pemeliharaan dan peternakan ikan dengan sukses,
seringkali diperlukan pengetahuan praktis tentang jenis makanan yang disukai ikan
bersangkutan, baik berupa anakan, maupun setelah dewasa. Untuk itu penting penelitian
tentang makanan dan kebiasaan makan ikan yang didasarkan atas pemeriksaan isi lambung
dan usus ikan yang bersangkutan. Dari hasil studi ini kemudian dapat ditarik suatu
kesimpulan apakah ikan yang bersangkutan itu tergolong jenis herbivora, karnivora atau
omnivore. Apakah jenis-jenis makanan pokoknya dan apa saja yang menjadi makanan
sambilannya. Ada lima cara yang dapat digunakan mempelajari makanan dan kebiasaan
makanan ikan yaitu metode jumlah, metode frekuensi kejadian, metode perkiraan tumpukan
dengan persen, metode volumerik dan metode grafimetrik (antoni, 2013). Menurut sutomo
(1988), kebiasaan makan dianalisis dengan menggunakan indeks preponderan. Indeks
preponderan adalah gabungan metode frekuensi kejadian dan volumetrik. Pada analisis
kebiasaan makanan ikan, pakan dikelompokkan menjadi lima kelompok pakan yaitu
fitoplankton, zooplankton, bagian tumbuhan, bagian hewan dan detritus. Setiap kelompok
pakan dapat dikategorikan berdasarkan nilai indeks of preponderan (ip) yaitu sebagai
kelompok pakan utama bagi ikan apabila ip lebih besar dari 20%, pakan pelengkap apabila
5% ip 20% dan pakan tambahan apabila ip kurang dari 5%. Rumus ip adalah sebagai
berikut : keterangan : ipi = indeks preponderan
6. 7. 7 vi = persentase volume satu macam makanan oi = persentase frekuensi kejadian satu
macam makanan (vi x oi) = jumlah vi x oi dari semua jenis makanan pada analisis kebiasaan
makanan ikan, pakan dikelompokkan menjadi lima kelompok pakan yaitu fitoplankton,
zooplankton, bagian tumbuhan, bagian hewan dan detritus. Setiap kelompok pakan dapat
dikategorikan berdasarkan nilai indeks of preponderan (ip) yaitu sebagai kelompok pakan
utama bagi ikan apabila ip lebih besar dari 20%, pakan pelengkap apabila 5% ip 20% dan
pakan tambahan apabila ip kurang dari 5%. Menurut wijayanti (2009). Frekuensi kejadian
ditentukan dengan mencatat keberadaan masing masing organisme yang terdapat dalam
sejumlah alat pencernaan ikan yang berisi bahan makanannya dan dinyatakan dalam persen.
Perumusannya sebagai berikut : dimana : fk = frekuensi kejadian ni = jumlah total satu jenis
organisme i = total lambung berisi metode volumetrik merupakan metode untuk mengukur
makanan ikan berdasarkan pada volume makanan yang ada di dalam lambung ikan. Volume
makanan ikan yang didapat dinyatakan dalam persen volume dari seluruh volume makanan
seekor ikan yang dirumuskan sebagai berikut : keterangan : %i = volume total satu macam
organism dalam persen i = total lambung yang berisi

Food Habits ( Kebiasaan makanan )


Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam
mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil, Jika untuk
pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya,
diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative
singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya
akan terjadi kelaparan dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah
yang antara lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar.
Food habits terbagi atas:
1. Kebiasaan makan berdasarkan tempat
1. Ikan dasar perairan domersal yaitu ikan yang mencari makanan di dasar perairan.
Pada umumnya ikan jenis ini pemakan detritus. Contohnya : ikan lele dan ikan patin.
2. Ikan lapisan tengah perairan, yaitu ikan yang mencari makan dengan mengapung di
tengah perairan. Contohnya: ikan bawal
3. Ikan permukaan perairan, yaitu ikan yang mencari makan di permukaan
perairan.Contohnya: ikan nila dan gurami.
4. Ikan menempel, yaitu ikan pemakan bahan organik yang menempel pada benda yang
terdapat di dalam air. Contohnya: ikan nilem.
2. Kebiasaan makan ikan berdasarkan waktu
1. Jenis ikan yang aktif mencari makan pada siang hari dan beristirahat pada malam
hari.Contohnya: ikan mas, nila, gurami.
2. Jenis ikan yang mencari makan pada malam hari. Ikan jenis ini pada umumnya
mempunyai sungut untuk meraba makanan di dasar perairan. Contohnya : ikan patin
3. Kebiasaan makan berdasarkan jenis makanan.
Makanan nabati beberapa contohnya antara lain adalah ganggang benang atau alga
filamen. Beberapa contoh jenis-jenis ikan herbivora antara lain ikan tawes, nilem,
jelawat, sepat siam, bandeng, gurami dan baronang.
Ikan herbivora pada umumnya mudah menerima makanan tambahan maupun makanan
buatan. Beberapa makanan tambahan yang diberikan misalnya dedak halus, bungkil
kelapa, bungkil kacang dan sisa-sisa sayuran. Pemebrian makanan buatan sebaiknya
dicampur dengan bahan hijauan seperti tepung daun turi, tepung daun lamtoro, tepung
daun singkong dll.
Ikan yang berhasil mendapatkan makanan yang sesuai dengan mulut, setelah
bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya,
Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya. Refleksi
perubahan makanan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa akan
mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya.
Makanan hewani adalah makanan yang berasal dari bagianp-bagian hewan
makroskopik atau makanan yang berdaging. Ikan-ikan yang makan bahan hewani
disebut ikan karnivora atau ikan pemakan daging. Daging yang diberikan dapat berupa
bangkai maupun hewan hidup yang berukuran kecil, beberapa contoh ikan karnivora
yaitu ikan gabus, ikan betutu, ikan sidat, ikan arwana, ikan kakap putih, ikan kerapu dll.
Ikan-ikan karnivora pada umumny agak sulit menerima makanan tambahn terutama
pakan buatan. Jenis ikan ini pada umumnya menyukai makanan berupa cincangan atau
gilingan daging ikan atau hewan-hewan lain yang masih segar. Apabila diberikan makan
buatan ikan ini memerlukan latihan yang lama dan komposisinya harus banyak
mengandung bahan hewani dan aroma cukup merangsang (aroma dagingnya).
Makanan campuran adalah makanan hewani dan nabati, jenis makanan ini dapat
dimakan selagi masih hidup seperti, gangang, lumut, serangga cacing dan juga dalam
bentuk mati seperti limbah industri pertania, bangkai dll. Ikan yang suka menyantap
makanan campuran ini disebut ikan omnivora, beberapa contoh ikan omnivora yaitu ikan
mas, mujair, lele dll. Ikan omnivora lebih mudah menerima makanan tambahan maupun
makanan buatan sewaktu masih larva, benih maupun dewasa.

Pengelompokkan ikan berdasarkan makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton,


pemakan tanaman, pemakan detritus, ikan buas, dan ikan pemakan campuran.
Berdasarkan kepada jumlah variasi dan macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi
menjadi:
1.uryphagic
Euryphagic adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan
2.Stenophagic
Stenophagic adalah ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit.
3.Monophagic
Monophagic adalah ikan pemakan makanannya terdiri dari satu macam makanan .
Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam
perairan sehubungan dengan musim yang berlaku, Dalam suatu daerah geografis luas
untuk suatu spesies ikan yang hidup terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan
makanannya. Perbedaan ini bukan untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua ukuran,
Jadi untuk satu spesies ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah berbeda, dapat
berbeda kebiasaan makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan
yang hidup dalam perairan tawar, namun dalam suatu perairanpun kalau terjadi
perubahan linkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan. Ikan
akan merubah kebiasaan makanannya. Pada kultur ikan bandeng di Filipina, dengan
mengunakan system kultur yang baru, ikan bandeng tersebut dipaksa memakan
plankton lain, kita mengetahui bahwa makanan ikan bandeng adalah thi air (lablap) yang
terdiri dari kelompok ganggang hijau biru.
Di dalam bidang kultur memang sering diadakan pemaksaan perubahan kebiasaan
makanan ikan dengan memberi makanan alami lain atau dengan makanan buatan yang
cukup mengandung zat-zat kebutuhan tubuh termasuk beberapa vitamin yang
diperlukan.
Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora,
karnivora, predator dan sebagainya. Kenyataanya banyak overlap disebabkan oleh
keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup, oleh karena itu dalam pemeriksaan
untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh
yang besar diambil dari berbagai macam lokasi, apabila satu spesies ikan telah di
ketahui secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan
tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu
secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan
walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya
sedikit berbeda hasilnya tidak sama, dengan demikian penilaian kesukaan ikan terhadap
makanannya menjadi sangat relatif. Faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini
ialah faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan
makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perairan.
Berdasarkan penelitian yang diambil dari bermacam habitat yang berbeda, hasilnya
menunjukkan bahwa ikan menduduki posisi rantai makanan yang berbeda untuk tiap
habitat. Penyebarabn organisme makanan ikan di dalam suatu komuniti umumnya akan
didapatkan bahwa beberapa persen spesies organisme mempunyai jumlah individu
banyak. Spesies sisanya berjumlah banyak dengan masing-masing jumlah individu
sedikit atau jarang.
Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan
itu akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang lain oleh ikan itu akan
menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita
menganalisa makanan ikan itu dan membandingka nnya dengan makanan yang
terdapat dalam perairan. (Djambatan; 2001:321).

2.3 Feeding Habits (Kebiasaan Cara Makan)


Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan
makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata.
Pembauan dan persentuhan juga digunakan untuk mencari makanan terutama oleh ikan
pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh.
Ikan yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah
makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya, tetapi ikan yang menggunakan
pembauan dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan
sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.
Berdasarkan kepada kebisaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang
berbeda-beda untuk mengambil makanannya.Letak mulut ada yang inferior(dibawah
kepala),seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer,Polyodon, dan lain-lain.
Mulut yang letaknya terminal(di ujung dapan kepala)terdapat kebanyakan ikan. Mulut
ikan yang letaknya superior (di bagian atas) terdapat sperti ikan Hyporhamphus, selain
letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk, besar dan perlengkapan lainnya
seperti gigi, alat peraba dan lainnya.
Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian
fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain
yang tidak mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan
tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil
kecil sekali terjadi persaingan interspesifik, dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu
mengadakan penyesuaian ysng menguntungkan dalam cara pengambilan makanan
terhadap lingkungannya.
Mata bagi larva ikan merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap
makanannya, bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan
menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia
menggerakkan tubuh berupa loncatan-loncatan kecil, bila mangsa sudah dekat yaitu
kira-kira 12 mm di depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan
berbentuk huruf kemudian menangkap mangsa tadi, biasanya mangsa seperti
Copepoda tidak akan tinggal diam, tetapi mengadakan reaksi. Pergerakan larva
merupakan perangsang mangsa mengadakan pergerakan bila mana larva suda
mendekat kira-kiar 23 mm mangsa akan meloncat sebelum ditangkap. Mangsa
Diaptomus dapat mengadakan satu kali loncatan sejauh 5 mm. Mangsa yang sudah
meloncat biasanya masih dalam jarak penglihatan larva. Persentase sukses
pengambilan mangsa oleh larva bergantung pada kepadatan mangsa yaitu berkisar
20%.
Ikan pemakan mempunyai mulut relative kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar.
Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan
lemas untuk menyaring plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut
bersama-sama air. Plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui
celah insang. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat
pencernaan tidak mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan
plankton relative panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk
mencerna. Ikan pemakan plankton jika makan ada yang suka membentuk suatu
kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat, bila mereka menemukan yang
dapat mereka makan dengan intensif dan lebih cepat dari pada makan ikan yang
makannya terisolir, sebaliknya ikan pemakan benthos dan ikan buas makanannya
kurang intensif kalua mereka berkelompok tetapi makan lebih intensif kalau terisolir.
Ikan pemakan dasar pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba
dasar perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan
menggerakkan mulut untuk mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil
terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan dasar ada yang dilengkapi dengan gigi halus
yang memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan
gigi seperti yang terdapat pada ikan. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah
kebiasaan makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.
Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari
makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu
mangsa di suatu tempat yang terlindung, Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan
buas yang suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil
mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir,
tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanan tadi. Kadang-kadang
ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena
mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang
terlepas, kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator akan
makan secara intensif.
Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa
yang dinamakan Feeding Periodicity masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24
jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali.
Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan
buas yang memakan mangsa yang ukuran besar interval pengambilan makanannya
mungkin lebih dari satu hari. Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari
dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari.
Feeding periodicity ini berhubungan dengan suplay makanan juga dengan musim, kalau
kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat berubah, bahkan dapat
menyebabkan terhentinya pengambilan makanan. (Djambatan; 2007:421).

2.4 Spesialisasi Kebiasaan Makanan


Aktifitas mencari makan pada ikan di alam bebas merupakan pekerjaan harian yang
rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan,
pembauan. Makanan yang tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat
diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan
dilengkapi dengan daftar diet harien yang diambil ikan berbagi umur dan ukuran.
Berdasarkan tentang kebiasaan, kesukaan dan macam-macam makanan ikan harus
menyertakan pertimbangan terhadap morfologi fungsional dari tengkorak, rahang dan
alat pencernaan ikan tersebut, dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat
diketahui gizi alami dan pembatas-pembatas kebiasaan makanan yang mungkin timbul.
Ikan tanpa struktur mulut untuk menghisap lumpur tidak akan mendapatkan makanan di
bawah batubatu besar padahal makanan disitu cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai