Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS KECELAKAAN

DAN KESELAMATAN ASDP


By : Ir. JRC. HOSANG, MT

LOGO
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi


yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional,
pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari
ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini,
dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang
memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.

Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak


sengaja.
Sebagai contoh kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan kapal di laut, dll.
Secara teknis, “kecelakaan “ tidak termasuk dalam kejadian yang
disebabkan oleh kesalahan seseorang.
Dalam “kecelakaan” yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang
dapat dipersalahkan, karena peristiwa tersebut tidak dapat
diperkirakan atau kemungkinan terjadinya amat rendah.

2
ASDP
ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

Kata ASDP merupakan singkatan dari “Angkutan Sungai, Danau dan


Penyeberangan” merupakan istilah yang terdiri dari dua aspek yaitu “Angkutan
Sungai dan Danau” atau ASD dan “Angkutan Penyeberangan”.

Istilah ASDP ini merujuk pada sebuah jenis “moda” atau “jenis angkutan”,
dimana suatu sistem transportasi terdiri dari 5 macam moda, yaitu moda
angkutan darat (jalan raya), moda angkutan udara, moda angkutan kereta api,
moda angkutan pipa (yang mungkin belum dikenal luas), moda angkutan laut
dan moda Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.

3
ASDP
ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan sebagai jembatan “mengapung”


yang berfungsi menghubungkan jaringan transportasi darat yang terputus;
kegiatan angkutan feri yang mengangkut penumpang dan kargo melalui sungai
dan perairan; mempunyai rute yang tetap dan jadwal regular, serta bangunan
kapal ferry yang berbentuk khusus.

Angkutan sungai, danau dan penyeberangan diperlukan sebagai sarana


meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan aksebilitas yang lebih
baik sehingga dapat mengakomodasi peningkatan kebutuhan mobilitas
penduduk melalui jaringan transportasi darat yang terputus di perairan antar-
pulau, sepanjang daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani
transportasi yang menjangkau daerah terpencil dan daerah pedalaman.
4
5
6
7
Keselamatan Transportasi Laut

Masalah keselamatan transportasi laut akhir-akhir ini melejit ke permukaan


menjadi tema hangat pemberitaan, baik pada media televisi maupun berita
koran, seiring dengan kecelakaan-kecelakaan transportasi laut yang terjadi
pada akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 sampai saat ini.
Peranan keselamatan pelayaran dalam sistem transpotasi laut merupakan hal
yang mutlak diperhitungkan, karena menyangkut transportasi barang dan
orang yang menyeberangi lautan dengan penuh risiko, bahaya dan ancaman
badai, kabut dan gerakan-gerakan dari laut seperti ombak, arus, karang laut,
pendangkalan serta jalur pelayaran yang tetap dan berubah, yang menjadikan
transportasi laut dalam pelayaran berisiko tinggi.

Karena itu, keselamatan harus benar-benar dijamin.

8
Peranan keselamatan transportasi laut adalah terselenggaranya transportasi
laut yang lancar, aman, tertib dan teratur, selamat dan terjangkau ongkosnya,
dan barulah kontribusinya tidak terabaikan bahkan merupakan unsur yang
sangat menentukan dalam kelancaran transportasi laut untuk menunjang
pencapaian sasaran pembangunan nasional NKRI.

Kelancaran transportasi laut merupakan media interaksi antar-ruang/pulau


yang berperan sebagai “jembatan penghubung” atau akses yang efektif dan
effisien dalam perwujudan Wawasan Nusantara.

Transportasi laut dari sudut ekonomi merupakan suatu usaha yang luas
cakupan unit usahanya. Perusahaan pelayaran terkait dengan usaha unit
terminal, armada dan lain-lain, perusahaan EMKL, penyediaan fasilitas
pelabuhan, fasilitas galangan kapal sebagai penunjang dan sebagainya.

Memang unsur keselamatan pelayaran hanyalah merupakan salah satu mata


rantai saja, tetapi sangat menentukan terhadap manfaat ekonomi dan
keseluruhan rantai usaha transportasi laut.

9
Kecelakaan Kapal di laut
Bagaimana potret kecelakaan kapal dalam sistem transportasi laut di
Indonesia ??

10
Keselamatan KAPAL

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai, selama ini


hampir 90 % kecelakaan laut yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor
manusia (human error).
Karena itu, profesionalitas dan kompetensi dari operator pelayaran sangat
dibutuhkan disamping kelengkapan fasilitas keamanan pelayaran.
Untuk mengendalikan kecelakaan laut secara internasional diatur dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974,
sebagaimana telah disempurnakan.

Aturan internasional ini menyangkut ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

11
Aturan internasional ini menyangkut ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

 Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik,


perlindungan api dan pemadam kebakaran);
 Komunikasi radio, keselamatan navigasi;

 Perangkat penolong seperti pelampung, keselamatan navigasi;


 Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan pelayaran termasuk di dalamnya penerapan International
Safety Management (ISM) Code dan International Ship and Port
Facility Security (ISPS) Code.

 International Convention on Standard of Training, Certification and


Watchkeeping for Seafarers (STCW), tahun 1978, dan terakhir diubah
pada tahun 1995.

12
 International Convention on Maritime Search and Rescue, tahun 1979.

 International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual


(IAMSAR).

Keselamatan Kapal :
Keselamatan KAPAL adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
material konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata
susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian
yang pelaksanaan penilikannya dilakukan secara terus menerus sejak kapal
dirancang bangun, dibangun, beroperasi sampai dengan kapal tidak
digunakan lagi oleh Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal.

13
Keselamatan dan Kelaikan Kapal

Indonesia sebagai benua maritim, memiliki keunikan tersendiri dalam


sistem transportasi laut yaitu menggunakan armada kapal motor baja
yang relatif modern dan kapal layar motor tradisional yang terbuat dari
konstruksi kayu (pelayaran rakyat).

Kondisi kapal motor baja secara administratif dapat dikatakan relatif


lumayan, karena kapal-kapal tersebut terregistrasi pada Biro Klasifikasi,
yang ditandai dengan kepemilikan kelas kapal. Namun dari segi teknik
dan ekonomi, perlu dipertanyakan.

Hal ini disebabkan karena umur armada kapal banyak yang sudah
berumur tua, sehingga dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga, sehingga mempengaruhi keselamatan kapal.

14
Pada periode tahun 2002, berdasarkan data dari 30 kapal perintis yang
beroperasi di KTI, ditemukan bahwa 67 % armada kapal perintis telah
mencapai usia lebih dari 25 tahun.

Jadi untuk periode sekarang ini, seandainya tidak dilakukan peremajaan


kapal, maka prosentasi armada perintis yang berumur di atas 25 tahun
pasti udah meningkat diatas 90 %.

Upaya untuk mempertahankan kondisi kapal pada taraf klasifikasi


kelaikan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal,
pencegahan pencemaran laut dari kapal, pengawasan pemuatan,
kesehatan, dan kesejahteraan ABK, penumpang dan status hukum
kapal untuk berlayar di perairan tertentu bukanlah suatu hal yang
mudah, karena memerlukan pembiayaan modal yang besar.

15
Pengertian Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang
memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan
pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,
pemuatan, kesejahteraan awak kapal, dan kesehatan penumpang,
status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan
pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk
berlayar di perairan tertentu.

Kapal dianggap tidak laik laut karena terbukti tidak memenuhi


persyaratan ketentuan/peraturan tentang keselamatan kapal, yaitu :
- Serifikat kapal ada yang sudah tidak berlaku/mati,
- PMK tidak berfungsi dan alat-alat keselamatan kurang memadai,
- Tanda pendaftaran kapal tidak dipasang,
- Muatan berlebih/over draft,
- Muatan tidak sesuai dengan dokumen muatan,
- Buku pelaut mati,
- Adanya penumpang gelap,
- dan lain-lain.
16
Kelaiklautan KAPAL

Sejak kapal dipesan untuk dibangun hingga kapal beroperasi, selalu ada
aturan yang harus dipatuhi dan dalam semua proses pelaksanaannya selalu
ada badan independent yang menjadi pengawasnya.
Pada saat kapal dirancang, kemudian pemilihan bahan, dan selama proses
pembangunannya, selain pemilik kapal, pihak galangan dan pihak pemerintah
selaku administrator, ada juga pihak klasifikasi yang akan melakukan
pengawasan dan pemberian kelas bagi kapal yang telah selesai dibuat,
hingga nanti setelah kapal beroperasi mereka juga akan melakukan survei
dan audit atas pelaksanaan semua aturan keselamatan yang harus dipenuhi.

Setelah di launching dan dioperasikan, pihak klasifikasi tidak berhenti


melakukan tugas pengawasan, bersama dengan pihak Port State Control dan
terus melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap kelayakan kapal
untuk beroperasi.
17
Setiap kapal yang akan berlayar, terlebih dahulu pihak Syahbandar akan
melakukan pemeriksaan sebelum mengeluarkan Surat Ijin Berlayar (SIB).

Demikian pula, kelayakan kapal secara acak akan dilakukan pemeriksaan


oleh PSC.
Secara periodik juga pihak Klasifikasi akan melaksanakan pemeriksaan atas
kelayakan kapal beserta peralatannya.
Tidak hanya kontruksi kapal beserta peralatannya saja yang diatur, namun
juga awak kapal yang mengoperasikannya, semua diatur mulai dari proses
pendidikan dan pelatihan, sertifikasi hingga jumlah minimal ABK untuk jenis
kapal tertentu, semuanya telah diatur.

18
KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

Kebijakan Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan dibuat dan


disahkan oleh pimpinan tertinggi (Presiden Direktur) untuk dimengerti
dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh karyawan di
darat ataupun di atas kapal.

Isinya antara lain :

“KOMITMEN PERUSAHAAN UNTUK MENUNJUKKAN PERHATIAN


DAN PRIORITAS UTAMA TERHADAP KESELAMATAN ARMADA DI
LAUT, PERLINDUNGAN TERHADAP CIDERA ATAU KEHILANGAN
JIWA MANUSIA, SERTA MENGHINDARI KERUSAKAN
LINGKUNGAN, KHUSUSNYA LINGKUNGAN DI LAUT DAN
KERUSAKAN HARTA BENDA. DAN MENEKANKAN BAHWA
SELURUH PERSONIL PERUSAHAAN BAIK DI DARAT MAUPUN DI
ATAS KAPAL BERKEWAJIBAN UNTUK MENTAATI DAN
MELAKSANAKAN KEBIJAKAN TERSEBUT.

19
PEDOMAN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

Daftar Pedoman Manajemen Keselamatan yang dibuat untuk


melengkapi penerapan Kebijakan Keselamatan dan Pencegahan
Pencemaran antara lain :.

- Pedoman Tinjau Ulang Manajemen


- Stuktur Organisasi di darat dan di kapal
- Personil di kapal
- Pengoperasian Kapal secara aman
- Instruksi Perlindungan Lingkungan
- Rencana Siaga Darurat
- Perencanaan Perawatan/Pemeliharaan Kapal
- Rancangan darurat di kapal
- Pelatihan
- Tim Audit dan Fungsinya
- Sertifikasi, Verifikasi dan Kontrol
- Dan lain-lain

20
21
Data-data kecelakaan transportasi :

• Awal maret 2016, kapal Feri Rafelia II dari Gilimanuk ke


Ketapang, tenggelam di selat Bali
• Terkuak Fakta Buruh Migran Pasca-Kapal Tenggelam di
Malaysia (Januari 2016)
• 16 Dokumen WNI Diduga Korban Kapal Karam di Malaysia
Ditemukan (Januari 2016)
• Belum Teridentifikasi, 4 Korban KM Marina Dimakamkan
(Desember 2015)
• Bambang Gerindra: Kecelakaan KM Wihan Sejahtera di
perairan Teluk Lamong, karena Langgar Aturan (November
2015)
• Kapal Feri Hong Kong Tabrak Benda Misterius, 124 Orang
Cedera (Oktober 2015)

22
• Tabrakan Kapal di Kendal, 3 Nelayan Tewas dan 5 Orang
Hilang (Sept 2015)
• Kapal Pencari Cumi-Cumi Vs Tanker di Laut Jawa, 1 Tewas 3
Hilang (Juli 2015)
• 19 Imigran Gelap Hilang Setelah Kapal Terbalik di Perairan
Yunani (Juli 2015)
• Kapal Feri Terbalik di Perairan Filipina, 36 Tewas (Juli 2015)

• KNKT : Kecelakaan kapal penyeberangan di Indonesia


80% karena Human Error – Berita Trans (Kamis, 31 Maret
2016)

BACK

23
Potret Kecelakaan Kapal dalam Sistem Transportasi Laut di Indonesia

Beberapa gambaran kecil di antara sekian banyak kejadian kecelakaan


kapal di laut :

1. KMP Manggala, tanggal 29 Juni 1998 dalam pelayaran dari pelabuhan


Ferry Merak mengangkut 428 orang penumpang dan 56 unit kendaraan
tujuan pelabuhan Ferry Bakauheni, kapal mengalami kerusakan mesin
kemudi dan kemudian kandas di pantai Ujung Pulau Rimau Balak
Lampung. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, semua penumpang
dapat dievakuasi dengan selamat dan semua kendaraan dapat
dipindahkan ke kapal lain (ship to ship transfer)

2. KM. Nusantara Pacific ex. Kiho Maru No. 8, tanggal 16 Desember 1999
tenggelam di perairan antara Pulau Masalembo dan Pulau Kalamban
ketika dalam pelayarannya dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
tujuan Samarinda dengan muatan general cargo dalam peti kemas
berukuran 20” sebanyak 60 TEUS ( 52 di dalam palka dan 6 TEUS on
deck) mengalami kerusakan mesin induk.
24
3. KM HHC, tanggal 25 Juli 2000 dalam pelayaran dari pelabuhan Cilacap
menuju pelabuhan Parepare dengan mengangkut 990.414 metric tons
asphalt cair telah mengalami kebocoran dan kemudian tenggelam di
perairan ambang luar pelabuhan Cilacap. Dalam kecelakaan ini tidak ada
korban jiwa manusia, namun kapal beserta muatannya tidak dapat
diselamatkan dan telah terjadi pencemaran laut di sekitar lokasi kejadian.

4. KM. Sentosa, tanggal 18 Desember 2006 jam 23.00, dalam


penyeberangan Tg. Pinang – P. Natuna di kepulauan Riau mengalami
kecelakaan laut.

5. KMP Tristar I, tanggal 28 Desember 2006 terbalik dan tenggelam di Selat


Bangka.

6. KM Loyang Jaya 9, pada tanggal 29 Desember 2006 hilang di perairan


Ujung Genteng Sukabumi Kabupaten Lebak Banten.

25
7. KM Senopati Nusantara, pada akhir Desember 2006 tenggelam di
perairan Mandalika Jepara, Jawa Tengah.

8. Perahu Motor Cepat Ayu Lestari, tanggal 05 Januari 2007 karam di


perairan Kalimantan Tengah, diduga faktor cuaca dan gelombang laut.

9. KM Caraka Niaga yang bermuatan 116 kontainer bertabrakan dengan


kapal penghela progress unite yang menarik tongkang di Muara Sungai
Barito Kalimantan Selatan, tanggal 08 Januari 2007 (Berita Kompas 10
Januari 2007), diduga karena kelengahan Nakhoda dan pandu.

10. KMP Nusa Bhakti, pada tanggal 13 Januari 2007 pukul 18.00 ketika
berlayar dari pelabuhan Padangbai, Karangasem Bali menuju pelabuhan
Lembar di Lombok NTB mengalami kebakaran mesin.

11. KM Kurnia Indah, terbalik dan tenggelam di perairan Karimun Jawa


(tanggal 14 Januari 2007)

26
12. Kapal Cepat Temadore dari pelabuhan Kota Baru Ternate menuju Sofifi,
terbakar di laut Ternate. (29 Jan 2017)

13. Sebuah perahu nelayan berkekuatan 2 GT dihantam gelombang tinggi


dan tenggelam saat hendak berangkat dari Kupang menuju Kab Rote
Ndao, Jumat 3 Feb 2017, sekitar pukul 15.30 Wita.

14. KMP Dharma Kartika karam di Bone, 9 balita di evakuasi via jendela. (20
Februari 2017). Kapal yang diketahui mengangkut penumpang sebanyak
95 orang tersebut dijadwalkan hendak berangkat ke Kolaka, Sultra dari
pelabuhan Bajoe, Kab Bone Sulsel.

15. Kapal Motor (KM) Redjeki 03 yang bertolak dari Bitung Sulut, menuju
Maluku tenggelam di tengah laut, Jumat sore 24 Feb 2017.

27
NOTE :
Jumlah kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Indonesia berdasarkan
catatan dari Mahkamah Pelayaran Indonesia cukup memprihatinkan, yaitu:
- periode 1998/2000 tercatat ada 93 kasus,
- tahun 2001 tercatat angka kecelakaan kapal sebanyak 52 kasus
- tahun 2002 terjadi 46 kasus.
Jenis kecelakaan yang terjadi :
- tenggelam (31 %)
- kandas (25 %)
- tabrakan (18,27 %)
- kebakaran (9,67 %)
- lainnya (16,06 %)
Penyebab kecelakaan :
- human error (78,45 %)
- kesalahan teknis (9,67 %)
- cuaca (1,07 %) BACK
- cuaca dan kesalahan teknis (10,81 %)

28
Fasilitas Pelabuhan terdiri dari fasilitas daratan dan perairan, baik fasilitas
pokok maupun fasilitas penunjang untuk mendukung operasional jasa
layanan kepelabuhanan.

Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok merupakan fasilitas yang harus dipenuhi atau dimiliki, antara
lain meliputi :
1. Terminal penumpang, yaitu bangunan gedung yang digunakan sebagai
ruang tunggu penumpang sebelum diperkenankan memasuki kapal,
perpindahan antarmoda transportasi perairan pedalaman dengan
angkutan jalan;
2. Jembatan Timbang (Penimbangan kendaraan bermuatan), untuk
mengendalikan kelebihan muatan serta untuk mengetahui besar muatan
yang diangkut agar bisa terkontrol dan tidak melebihi kapasitas;
3. Gangway, merupakan jalan penumpang untuk keluar/masuk kapal;
4. Perkantoran, untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa, seperti
loket penjualan tiket;
5. Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker) untuk keperluan kapal;
29
6. Fasilitas pemadam kebakaran;
7. Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal;
8. Fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
9. Dermaga, tempat kapat ditambat dan berlabuh.

Fasilitas Penunjang
Disamping fasilitas pokok, juga diperlukan fasilitas penunjang untuk
operasional kepelabuhanan yang meliputi :
1. Kawasan perkantoran untuk memberikan berbagai kegiatan pelayanan
kepelabuhanan seperti kantor perwakilan perusahaan pelayaran serta
layanan lainnya;
2. Fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan penyeberangan;
3. Areal pengembangan pelabuhan;
4. Fasilitas umum lainnya seperti tempat peribadatan, taman, jalur hijau dan
pos/klinik kesehatan.
5. Instalasi air, listrik dan telekomunikasi;
BACK
6. Akses jalan dan/atau jalur kereta api;
30

Anda mungkin juga menyukai