Disusun Oleh :
RADEN ALFAENDI
NRP 213014
YOGYAKARTA
MARET 2023
JUDUL PROPOSAL
1.1 Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah
secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan.
1.2 Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seorang atau
kelompok untuk mecapai suatu tujuan yang telah dirumuskan (Ali, 1995: 1044)
peraturan internasional yang dibuat oleh committee IMO yang berlandaskan pada
dipenuhi berkenaan dengan lampu-lampu maupun isyarat bunyi dan cahaya yang
harus diterapkan bagi kapal-kapal mapupun pesawat laut yang diatur oleh
Sesuai dengan pengertian P2TL oleh pemerintah Indonesia, melalui (SK Direktur
Quality Standard System (QSS), tercantum bahwa salah satu mata pelajaran bagi
peserta Pendidikan dan Pelatihan Diklat) kepelautan adalah “P2TL dan DINAS
Laut.
1.4 Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga angin (layar), tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
1.5 Perusahaan adalah setiap bentuk ada usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan
dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau
Dengan demikian maksud dari judul di atas adalah pelaksanaan dan penerapan
yang penulis peroleh selama di bangku kuliah dengan kenyataan yang sebenrnya
dilapangan.
internasional yang menjadi hal yang sangat penting dalam pengoprasian kapal
Ketika bekerja diatas kapal, peraturan ini menjadi tolak ukur bagi seluruh pelaut
yang berkompetensi tinggi dalam hal pengoprasian kapal dengan selamat, karena
menjadika penyusul menjadi sangat tertrik untuk menggali informasi dan ilmu
menerapkan dengan baik dan terhindar dari bahaya tubrukan di laut nantinya.
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya
tubrukan di laut (P2TL) untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan dilaut saat
pengoprasian kapal.
Dewasa ini dalam dunia pelayaran kita mengenal adanya istilah “tubrukan”
dimana hal ini yang sering sekali terjadi saat bernavigasi yang disebabkan oleh
berbagai macam faktor. Namun hal yang paling penting dan menjadi sorotan adalah
telah adanya aturan khusus yang mengatur tentang bagaiamana agar tubrukan di laut
dapat terhindari bahkan tidak terjadi sama sekali yaitu dengan adanya P2TL. Tetapi
meskipun begitu mengapa masih ada terjadinya tubrukan, inilah yang menjadi awal
pemikiran dari penulis untuk mengambil judul penerapan dan pelaksanaan P2TLuntuk
mencegah terjadinya tubrukan di laut. Bahkan akhir-akhir ini kita mengetahui bahwa
begitu canggihnya alat navigasi yang berkembang di dunia maritim, namun semua itu
dengan MT (Motor Tanker) Nor Gas Chantikayang terjadi di perairan Selat Sunda
pada tahun 2012 silam.Tentu kita akan bertanya mengapa demikian, tentu saja
faktornya bisa faktor alam, teknik dan atau manusia itu sendiri yang kurang
dengan baik yaitu aturan yang berkaitan dengan hal itu adalah P2TLdimana aturan ini
saangatlah penting bagi awak kapal karena jika benar-benar diterapkan maka
masih sangat banyak yang menjadi contoh sebagai akibat dari ketidakterampilan awak
kapal dalam menerapkan peraturan yang ada khususnya yang mengenai bagaiamana
tindakan yang harus diambil untuk mencegah terjadinya tubrukn di laut sesuai aturan
P2TL serta langakah-langkah awal yang harus dilaksanakan agar terhindar dari
tubrukan itu sendiri menjadikan judul yang akan dibahas menjadi sangat penting yaitu
Dimana akan kita bahas dan teliti adalah mengenai bagaimana dan apa saja hal yang
akan kita laksanakan agar terjadinya tubrukan di laut bisa terhindari sesuai dengan
kaitannya judul proposal di atas. Sehingga kedepan nantinya kejadian tubrukan di laut
4. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan proposal ini berkaitan dengan latar belakang di atas maka
5.2 Khususnya bagi para pelaut yang bertanggung jawab dalam perlinduungan
muatan, kapal, crew kapal dan lingkungan laut apa saja tindakan-tindakan yang
diambil sesuai dengan aturan P2TLsaat melakukan dinas jaga sehingga terhindar
mecapai jenjang D3 sekaligus untuk menempuh jenjang karir ANT III. Dimana
taruna atau cadet harus menyusun proposal praktek laut sesuai denggan ketentuan
yang sebenarnya.