Anda di halaman 1dari 44

PROSES DOCKING KAPAL PADA SLIPWAY DOCK

PT. BEN SANTOSA


LAPORAN ORIENTASI STUDI LAPANGAN
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Lulus Kuliah Orientasi Studi Lapangan

Disusun Oleh:
Hega Rizqi 213008
Jonny Winata 213009
Joshua Yahya Herkanus Bee 213010
M.Naufalf Febriansyah 213011
Muhammad Raihan Septiansyah 213012
Oki Fajar Setiawan 213013
Raden Alfaendi 213014

PRODI STUDI NAUTIKA


SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2023
HALAMAN PENGESAHAN

ORIENTASI STUDI LAPANGAN

PROSES DOCKING KAPAL PADA SLIPWAY DOCK


PT.BEN SANTOSO

Judul : Proses Docking Kapal di PT.BEN SANTOSA


Penyusun : Kelompok 2
Prodi : Studi Nautika

Mengetahui : Yogyakarta, 2 Januari 2023


Ketua Prodi Studi Nautika Pembimbing OSL

Benny Hartanto,ST,MM,M.Sc Ade Chandran Kusuma,S.Pel,MM


NIP/NIK . 19700513200501101 NIP/NIK.001100186
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Orientasi Studi

Lapangan ke PT.BEN SANTOSA

Saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Wegig Pratama, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta

2. Bapak Benny Hartanto,ST,MM,M.Sc selaku Ketua Prodi Studi Nautika

3. Bapak Ade Chandra Kusuma,S.Pel,MM selaku Dosen pembimbing OSL

Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita

semua.Saya sudah menyampaikan yang terbaik dalam laporan Orientasi Studi

Lapangan ini. Namun saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna.

Maka dari itu dengan tulus dan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Atas saran,

kritik maupun bantuan saya ucapkan terimakasih

Yogyakarta, 2 Januari 2023


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR………………………………......……………………………………………………..2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................

BAB II........................................................................................................................................................
GAMBARAN UMUM...............................................................................................................................
2.1. PT.BEN SANTOSA..........................................................................................................
2.2. SLIPWAY DOCK (DOCK TARIK)................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
3.1 Keuntungan dan kerugian slipway dock................................................................................
3.2 Kenapa kapal harus melakukan docking................................................................................
3.3 Perencanan awal slipway.....................................................................................................
3.4 Peralatan peralatan slipway..................................................................................................
3.5 Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian....................................................
BAB IV.....................................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................................
4.1 SIMPULAN...............................................................................................................................
4.2 SARAN......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
Daftar Tabel

Gambar 2.1.1 Struktur Organisai PT.BEN SANTOSA


Gambar 3.2 Jadwal Pengedokan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Perusahaan
Gambar 2.2 Kapal Tongkang SM 635
Gambar 2.2.1 Proses menaikan kapal menggunakan media rel
Gambar 2.2.2 Taruna Sedang berada di Lapangan dock
Gambar 2.2.3 proses menaikan kapal dengan media Airbag
Gambar 3.4.1 Galangan slipway
Gambar 3.4.2 Airbag
Gambar 3.4.3 dock Block
Gambar3.4.4 Winch
Gambar 3.4.5 Wire Rope
Gambar 3.4.6 Pulley? Wire Block
Gambar lampiran 1 Foto Bersama
Gambar lampiran 2 Serah terima hadiah Direktur dan Dosen Pembimbing
Gambar Lampiran 3 sesi perkenalan Taruna
Gambar lampiran 4 Menjelaskan tentang Docking oleh HRD PT. BEN
SANTOSA
Gambar Lampiran 5 Kapal yang sedang docking
Gambar Lampiran 6 Proses Repair kapal

Gambar Lampiran 7 Taruna sedang di Lapangan Dock


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan Orienntasi Studi Lapangan merupakan kegiatan kurikuler yang


wajib dilaksanakan oleh taruna sebagai kegiatan belajar outdoor yang bersifat
menyegarkan pikiran. Kegiatan ini dilaksankan setiap tahun dan dilaksakan
oleh taruna semester 3 dari semua jurusan yang ada di Sekolah Tinggi
Maritim Yogyakarta. Para taruna diajarkan berbagai hal yang menyangkut
tentang ilmu pelayaran sesuai dengan jurusan masing-masing.

Ilmu yang diperoleh dikampus secara teori perlu dikonfirmasi dan


diverifikasi di lapangan kerja nantinya, sehingga para taruna mendapatkan
ilmu yang lebih dari teori dikampus dan pada saat Orientasi Studi Lapangan.

PT. Ben Santosa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


pembuatan dan reparasi kapal. PT.Ben Santosa merupakan salah satu
perusahaan swasta berlevel nasional yang telah berdiri dan beroperasi sejak
bulan april 1993 dengan Nomor Izin Usaha Perdagangan (SIUP) : 503 / 9941.A
/ 436.6.11 / 2012, dan dengan Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) :
13.01.1.35.10770. Dengan kepemilikan nomor pendaftaran dan izin usaha
tersebut PT. Ben Santosa telah terdaftar sebagai perusahaan di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) provinsi Jawa Timur

Para taruna juga perlu pengenalan profesi awal terhadap aktivitas bidang
kemaritiman agar memudahkan para taruna pada saat nanti terjun langsung
dilapangan kerja, sehingga dilaksanakanlah kegiatan Orientasi Studi Lapangan
(OSL) ini.

1.1 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja keuntungan dan kerugian slipway ?

2. Kenapa kapal harus melakukan docking ?

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.Untuk memenuhi ketentuan kurikulum jurusan

2.Untuk menambah pengetahuan para taruna tentang profesi yang akan

dijalani nantinya disaat mereka bekerja

3.Untuk menamnbah pengalaman taruna tersebut

4.Sebagai sarana untuk menyegarkan pikiran para taruna

1.3 SASARAN ORIENTASI STUDI LAPANGAN

1.Berkunjung ke PT.BEN SANTOSA

2.Menjadikan taruna Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta lebih siap untuk

menyongsong kerja mereka nantinya.


BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 PT. BEN SANTOSA

Sejak tahun 1993, Ben Dockyard / PT. Ben Santosa telah melayani

industri maritim Indonesia dengan memperbaiki kapal dan membangun kapal

baru. PT.BEN SANTOSA memiliki beberapa klien lokal dan internasional,

seperti: Dirjen. Perhubungan Darat, Dirjen. Kesatuan Penjagaan Laut dan

Pantai, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Basarnas, PT. ASDP Indonesia

Feri, PT. Pulau Seroja Jaya, PT. Transpower Marine, PT. Bahana Line, PT.

Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk, PT. Wintermar Offshore Marine Tbk, dan

masih banyak lagi.

PT.Ben Santosa berlokasi di Jalan Nilam Barat Baru No. 20 Kelurahan

Perak Utara Kecamatan Pabean Cantian Surabaya. Dengan nomer telepon

(031) – 3291100 dan nomor fax (031) – 3291101.

PT. Ben Santosa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pembuatan dan reparasi kapal. PT.Ben Santosa merupakan salah satu


perusahaan swasta berlevel nasional yang telah berdiri dan beroperasi sejak

bulan april 1993 dengan Nomor Izin Usaha Perdagangan (SIUP) : 503 /

9941.A / 436.6.11 / 2012, dan dengan Nomor Tanda Daftar Perusahaan

(TDP) : 13.01.1.35.10770. Dengan kepemilikan nomor pendaftaran dan izin

usaha tersebut PT. Ben Santosa telah terdaftar sebagai perusahaan di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) provinsi Jawa Timur.

Untuk memenuhi permintaan Dock Space yang semakin meningkat PT. Ben

Santosa telah menyiapkan lahan seluas 90.000 m2 yang berlokasi di tepi

Selat Madura. Disamping untuk perluasan dan pengembangan Graving Dock

yang sudah ada, lahan tersebut juga dipersiapkan untuk pembangunan kapal

– kapal baru.

Adapun Visi Misi Kerjanya yaitu;

Visi:

Menjadi galangan kapal pilihan pertama dan utama karena kualitas dan

pelayanan dapat dipercayai oleh pelayaran dan masyarakat dibidang

perkapalan.

Misi:

1. Bekerja sesuai standart dan prosedur yang diterapkan dan berlaku

umum untuk menjamin kualitas produk adalah komitmen setiap personal

2. Mentransformasikan faktor produksi (material, alat produksi, tenaga

kerja, sistem dan teknologi) secara efektif, efisien untuk menghasilkan

produk jasa dengan biaya yang optimal.


3. Bekerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja pada

setiap proses kegiatan yang menjadi tanggung jawab setiap orang.

4. Bersifat terbuka dan selalu berharap masukan dari customer sebagai

catatan dan koreksi untuk perbaikan layanan berikutnya.

5. Menanamkan dan meningkatkan sikap profesionalisme setiap personal

untuk dapat bekerja secara mandiri dan profesional dibidangnya.

Gambar 2.1.1 Struktur Organisai PT.BEN SANTOSA

Gambar 2.1 Logo Perusahaan


Gambar 2.2 Kapal Tongkang SM 635

Pada hari kamis tanggal 23 desember 2022 posisi kapal togkang SM 635 sedang

di atas galangan kapal PT.BEN SANTOSA akan dilakukan perbaikan (reparasi),

untuk mengganti body/dinding kapal yang sudah tipis dan tidak layak pakai.

Pekerjaan reparasi saat itu dilakukan dengan cara lasing untuk memotong body

kapal yang akan diganti dengan body kapal yang baru.

2.2 SLIPWAY DOCK (DOCK TARIK)


Slipway dock atau dok tarik adalah salah satu metode yang digunakan oleh

beberapa perusahaan galangan kapal untuk membantu proses dok

atau docking kapal. Galangan dengan metode  slipway dock atau dok tarik 

ini dibuat pada pondasi dеngаn sudut kemiringan tertentu уаng mengarah

pada air, dilengkapi bantalan berupa lori atau rel, sehingga sedemikian

rupa agar kapal dараt didudukkan pada bantalan dan ditarik keatas

mengikuti pondasi ѕаmраі benar-benar seluruh badan kapal berada diatas

air. Untuk menarik kapal tersebut dari permukaan air digunakan mesin

derek dan tali baja melalui suatu rel yang menjorok masuk kedalam

perairan dengan kecondongan tertentu sampai ketepi perairan yang tidak

terganggu oleh pasang surut dari air laut.

Dok tarik (Slip Way) adalah


fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut.
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut.
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut.
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut.
Dok tarik (Slip Way) adalah
fasilitas pengedokan kapal
dengan cara medudukan
kapal diatas kereta yang
disebut
trolley dan menarik kapal
tersebut dari permukaan air
dengan
mesin derek dan tali baja
melalui suatu rel yang
menjorok
masuk kedalam perairan
dengan kecondongan
tertentu
sampai ketepi perairan
yang tidak terganggu oleh
pasang
surut dari air laut.

Gambar 2.2.1 Proses menaikan kapal menggunakan media rel


Gambar 2.2.2 Taruna Sedang berada di Lapangan dock

Selain menggunakan media rel untuk menarik kapal dari perairan ke

daratan beberapa galangan kapal atau shipyard di beberapa wilayah di

Indonesia juga menggunakan media air bag atau kantung udara. Bahan

dasar air bag berupa lapisan-lapisan karet lebih tepatnya disebut

lapisan synthetic-cord-reinforced rubber, yaitu jenis airbag atau kantung

udara silinder dengan ujung-ujung sisi terluarnya berbentuk hemispherical.

Semuanya divulkanisir bersamaan, kemudian dimasukkan udara

bertekanan yang memungkinkan kantung udara atau air bag tersebut

dapat berputar atau menggelinding.

Peralatan lain untuk mendukung proses dok atau docking dengan air bag

system ini hampir sama dengan peralatan pendukung yang digunakan


dalam proses slipway docking/dok tarik dengan media rel yaitu

diantaranya dengan bantuan mesin derek dan tali baja.

Gambar 2.2.3 proses menaikan kapal dengan media Airbag

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KEUNTUGAN DAN KERUGIAN SLIPWAY DOCK

A.Keuntungan penggunaan slipway dock atau dok tarik ini adalah :

Pengoperasiannya lebih mudah, murah dan lebih cepat dibandingkan tipe

sarana pokok yang lain.

1. Sangat efektif untuk reparasi dan bangunan baru.

2. Kapasitas angkatnya cukup besar.


3. Pengembangan kapasitas produksi hanya menambah rel dan luas lahan.

4. Biaya pembuatan cukup murah.

B. Kerugian penggunaan slipway dock atau dok tarik ini adalah :

1. Potensi bahaya lebih tinggi pada proses peluncuran kapal ataupun proses

menaikan kapal dari perairan ke daratan misalnya terbaliknya kapal atau

tali baja terputus.

2. Potensi bahaya lebih tinggi pada penggunaan media air bag misalnya

pada proses peluncuran, air bag tersebut meletus yang mengakibatkan

kapal meluncur ke perairan tanpa kendali.

Dalam menentukan jenis dok beserta fasilitas apa yang akan digunakan

pemilik kapal harus memperhatikan kesesuaian dari jenis kapal dengan

kapasitas dari dok itu sendiri, apakah kapasitas dari dok tersebut mampu

menampung dari beban kapal yang akan dilakukan proses dok

atau docking.

3.2 KENAPA KAPAL HARUS MELAKUKAN DOCKING

Pengedokan kapal dilakukan untuk mempertahankan kelas kapal, dimana

termaksud dari bagian Survey Periodik. Dalam diagram survey periodik,

dibagi menjadi beberapa jenis survey antara lain Docking Survey (Survey

Pengedokan).
Survey pengedokan digunakan untuk keperluan pemeriksaan berkala

terhadap kondisi lambung dibawah garis air, bukaan dan perlengkapan

penutup mesin, dan komponenn bagian luar dari sistem poros penggerak.

Kapal dengan tanda kelas A100 harus menjalani survey pengedokan 2 kali

dalam satu periode kelas 5 tahun. Sedangkan kapal dengan tanda kelas A90

harus menjalani survey pengedokan pada selang waktu 18 bulan dan kapal

dengan akomodasi untuk lebih dari 12 penumpang harus menjalani survey

pengedokan pada selang waktu 12 bulan.

Sedangkan berdasarkan penyampaian oleh Kepala Sub Bagian Humas dan

Kerjasama Luar Negeri Ditjen Perhubungan Laut, Sindu Rahayu menjelaskan

bahwa “Dengan terbitnya peraturan (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan

Laut Nomor HK.103/I/4/DJPL-15 tentang Pengedokan (Pelimbungan) Kapal

Berbendera Indonesia yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal

Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit pada 30 Januari 2014) ini, maka

Keputursan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PY.67/1/3-93 tanggal

7 Mei 1993 tentang Jadwal Perlindungan/Pengedokan Kapal Indonesia

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”

Perbedaan antaran Peraturan baru dengan Peraturan sebelumnya adalah

diterapkannya Metode Underwater Inspection in Lieu Dry Docking (UWILD)

untuk pemeriksaan terhadap kapal selain kapal penumpang yang sejak awal
dirancang untuk tidak melaksanakan pengedokan (pelimbungan) dalam

pemeriksaan antara (intermediate survey).

Peraturan ini secara ekonomis sangat menguntungkan bagi perusahaan

karena dengan penerapan metode UWILD menetapkan kewajiban pengedokan

setiap 10 sampai dengan 15 tahun sekali, berbeda dengan peraturan

sebelumnya yang menetapkan kewajiban pengedokan setiap 30 bulan sekali.

Berikut adalah jadwal pengedokan (pelimbungan) setiap jenis kapal untuk

pelaksanaan pemeliharaan :

No Jenis Kapal Persyaratan Pengedokan (Pelimbungan)

Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharuan (renewal survey) se


1 Kapal Penumpang sekali.

Notasi klas A90 atau yang setara


 Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharua
setiap 4 (empat) tahun sekali
 Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan antara (interm
pada tahun ke-2 (dua)
Notasi klas A100 atau yang setara

 Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharua


setiap 5 (lima) tahun sekali
 Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan antara (interm
2 Kapal selain kapal penumpang (umum) antara tahun ke-2 (dua) dan tahun ke-3 (tiga)

3 Kapal selain kapal penumpang yang – Pemeriksaan dengan UWILD dilaksanakan pada saat pemeriksaan antara (interm
dirancang sejak awal untuk tidak untuk kapal dengan periode maksimum 10 tahun sejak tanggal diluncurkan.
melaksanakan pengedokan (pelimbungan) – Notasi kelas A90 atau yang setara
terkait pemeriksaan antara (intermediate  Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharua
survey) setiap 4 tahun sekali
 Pengedokan (pelimbungan) UWILD pada pemeriksaan antar
survey) pada tahun ke 2
– Notasi kelas A100 atau yang setara

 Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharua


No Jenis Kapal Persyaratan Pengedokan (Pelimbungan)

setiap 5 tahun sekali


 UWILD pada pemeriksaan antara (intermediate survey) di an
tahun ke 3

– Melaksanakan pengedokan (pelimbungan) setelah berusia 15 tahun dari tangg


– Melaksanakan UWILD setiap 2 tahun 6 bulan hingga 15 tahun kewajiban penge
Kapal dengan operasional khusus yang (pelimbungan) tercapai
dirancang sejak awal untuk tidak – Dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang ditetapkan setelah dilakukan p
4 melaksanakan pengedokan (pelimbungan) kapal pada saat pengedokan (pelimbungan)

– Melaksanakan pengedokan (pelimbungan) setelah mencapai jangka waktu yan


saat perombaan atau maksimum 10 tahun setelah perombakan
– Melaksanakan UWILD setiap 2 tahun 6 bulan hingga kewajiban pengedokan (p
tercapai
– Dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang ditetapkan setelah dilakukan p
kapal pada pengedokan di tahun ke 15 usia kapal tersebut
Kapal dengan operasional khusus setelah – Dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang ditetapkan setelah dilakukan p
5 perombakan kapal pada saat pengedokan

6 Kapal yang tidak terkena kewajiban klas Pengedokan (pelimbungan) pada pemeriksaan pembaharuan (renewal survey) se

Gambar 3.2 Jadwal Pengedokan

3.3 PERENCANAAN AWAL SLIPWAY

Galangan kapal adalah suatu tempat yang terdiri dari daratan dan

perairan yang berlokasi di pantai atau tepi sungai yang berfungsi untuk
melakukan pembangunan maupun perbaikan dan perawatan kapal.

Pembangunan kebutuhan galangan untuk kapal perintis dengan

memperhitungkan ketersediaan galangan di wilayah operasi kapal perintis,

jumlah dan jenis kapal yang beroperasi, wilayah operasi kapal perintis dan

hal lainnya yang terkait dengan kebutuhan pembangunan galangan.

Perencanaan galangan dan fasilitas slipway dan perlengkapan lainnya yang

diperlukan didalamnya untuk menunjang kegiatan operasional kapal perintis.

Galangan tersebut dapat menampung 2 unit kapal perintis sekaligus, dimana

kapal tersebut dapat digeser dengan menggunakan kereta (cradle). Galangan

tersebut juga dilengkapi dengan penutup atau atap yang berfungsi agar

pekerjaan perbaikan dan perawatan kapal tetap dapat berjalan walaupun

kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, seperti cuaca hujan atau panas

yang tinggi.

Berikut data data PT. BEN SANTOSA:

Nomor Perusahaan NBD:NBDDIY309579281


Data perdagangan terbaru perusahaan ini adalah 01-09-2021
Importir INDONESIA
Sumber Data:Data Bea Cukai
Catatan:3 Pembeli:0 Pemasok:1
Produk Terkait Kode HS: 40169400 76042990 76061290

3.4 PERALATAN PERALATAN SLIPWAY DOCKING

1. Galangan Slipway
Slipway adalah suatu landasan dengan kelandaian tertentu yang dibangun

dipantai untuk meluncurkan ataupun menaikkan dari laut ke daratan yang

digunakan untuk membangun dan mereparasi kapal. Biasanya digunakan

untuk membangun atau merawat kapal dibawah tonase kotor sekitar 1000

GT, untuk kapal-kapal yang lebih besar digunakan galangan kapal jenis

yang lain

Gambar 3.4.1 Galangan slipway

2. Airbag

Airbag merupakan alat yang sangat berguna dalam proses pengedokan

karena airbag berguna sebagai alat pengangkat kapal di slipway. Airbag ini

mempunyai fungsi lain sebagai oda roda yang mana pada masa lalu

menggunakan kereta, pada saat menggunakan kereta sering terjadi

kesalahan akhirnya sekarang ditetapkan kalua airbag lebih aman karena

mencakup dari lambung kapal yang mau docking.


Gambar 3.4.2 Airbag

3. Dock Block

Dock block merupakan alat bantu yang fungsinya sebagai penampang saat

kapal sudah berada di atas slipway. Dock block ini bisa terbuat dari besi

mauun kayu yang mempunyai beban tersendirinya, saat penempatan dock

tidak boleh sembarang karena harus di perhitungkan pada setiap kekuatan

dock block dengan berat kapal itu sendiri


Gambar 3.4.3 dock Block

4. Winch

Winch merupakan alat bantu yang digunakan untuk menarik kapal saat

docking repair maupun undocking. Winch ini mempunyai kapasitas yang

telah ditentukan sehingga tidak boleh sembarang dalam menggunakannya

Gambar3.4.4 Winch
5.Wire Rope

Wirerope merupakan alat bantu yang berupa tali kawat yang akan di

sambungkan pada pully dan winch untuk menarik kapal, Pada wirerope

sendiri mempunyai daya elatisitas tersendiri semakin besar diameter kawat

semakin besar daya elatisitas tersebut

Gambar 3.4.5 Wire Rope


6. Pulley / Wire Block

Pulley merupakan alat sebagai membantu winch untuk mengurangi beban

pada winch agar kapal bisa naik di atas slipway. Pulley pada umumnya

sama seperti kerja katrol yaitu mengurangi beban sehingga pada galangan

slipway pulley sangat membantu dalam proses pengedokan 

Gambar 3.4.6 Pulley? Wire Block


3.5 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DARI SETIAP

BAGIAN

1. Direktur Utama

 Memimpin dan mengelola kegiatan dibawahnya.

 Menyetujui penjualan atau pembelian.

 Menyetujui pengeluaran uang baik kontan maupun berupa cek.

 Bertanggung jawab dan menandatangani masalah perpajakan.

2. Direktur

 Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan

 Mengkoordinir dan melakukan pengawasan kegiatan

dibawahnya.

 Manajer Keuangan

 Menjaga kelancaram cash flow

 Mengukur dan mengadakan pencatatan keuangan perusahaan.

 Bertanggung jawab atas kelancaran pengolahan & pencatatan

kas.

4. Bagian Keuangan

 Mencatat penerimaan dan pengeluaran kas


 Memantau umur piutang dan hutang

 Membuat laporan keuangan

5. Bagian Umum

 Menghadiri pertemuan dengan instansi

 Memelihara hubungan baik dengan lingkungan

6. Manajer Human Resource Management ( HRM )

 Mengelola dan mengkoordinir semua tenaga kerja supaya

mampu bekerjasama sesuai dengan fungsinya masing-masing.

 Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan penggajian

serta masalah-masalah kebutuhan kerja sesuai dengan persyaratan.

 Mengusahakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan

persyaratan.

7. Manajer Produksi

 Mengatur aktivitas operasional produksi perusahaan

 Mengatur faktor – faktor produksi.

 Mekanikal Elektrikal

 Mengatur aktivitas yang berkaitan dengan mekanik (permesinan)

dan elektrik (kelistrikan)


8. Bangunan Baru

 Merencanakan, melaksanakanm, pengawasan aktivitas

pembangunan kapal baru.

 Mengadakan dan mengelola sumber daya untuk pembangunan

kapal baru. Berkoordinasi dengan biro klasifikasi untuk jaminan

mutu.

9. Reparasi

 Untuk mereparasi kapal.


BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Kegiatan Orientasi Studi Lapangan ini menjadi kegiatan ekstrakulikuler

yang diadakan setiap tahunnya oleh kampus Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta dan dilaksanakan oleh para taruna semseter III dari semua

jurusan. Kegiatan ini bertujuan agar para taruna dan taruni Sekolah Tinggi

Maritim Yogyakarta dapat menambah ilmu pengetahuannya khususnya dalam

bidang kemaritiman dimana nantinya mereka akan bekerja disana. Oleh

karena itu kegiatan ini sangat diwajibkan oleh pihak kampus kepada taruna/i

semester III dari semua jurusan.

Untuk jurusan Studi Nautika sendiri dalam kegiatan OSL para taruna

dan taruni dikenalkan banyak hal pada saat mengunjungi PT. Dok dan

Perkapalan Surabaya, dan para taruna/i diajak untuk melihat Floating dock

yang ada di sana.

Penggunaan floating dock dibuat dengan konstruksi baja yang berupa

bangunan berbentuk ponton, sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke

tempat lain dengan ditarik tarik. Kedudukan dock apung pada pemukaan air

dapat berubah sesuai kebutuhan. Hal ini berarti adanya system ponton yan

g merupakan ciri khusus dari floating dock. Ukuran bervariasi dari yang

kecil ( ratusan ton ) sampai yang besar (ribuan ton). Dibanting dock lain biaya
pembuatan dock apung lebih rendah. Tetapi biaya perawatan dan

pemeliharaanya lebih tinggi.

4.2 SARAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah supaya para taruna/i dituntut untuk bisa

mempraktekan teori yang telah didapatkan dikampus ke lapangan kerja

langsung. Dengan demikian para taruna mendapat ilmu berupa materi dan

praktek langsung dilapangan yang nantinya akan sangat berguna pada saat

dilapangan kerja
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1302/4/BAB_II.pdf

http://blog.docking.id/slipway-dock-atau-dok-tarik/

https://idoc.pub/documents/docking-dan-perawatan-kapal-copy-wl1pg1wemvlj

https://taloc.co.id/docking-kapal-pembahasan-lengkap-dock-kapal/

https://mirzazarapintar10.blogspot.com/2020/04/penjelasan-di-galangan-

slipway.html
LAMPIRAN

Gambar lampiran 1 Foto Bersama

Gambar lampiran 2 Serah terima hadiah Direktur dan Dosen Pembimbing


Gambar Lampiran 3 sesi perkenalan Taruna

Gambar lampiran 4 Menjelaskan tentang Docking oleh HRD PT. BEN SANTOSA
Gambar Lampiran 5 Kapal yang sedang docking

Gambar Lampiran 6 Proses Repair kapal


Gambar Lampiran 7 Taruna Sedang berada di Lapangan Dock

Anda mungkin juga menyukai