terdapat didalam air got kamar mesin (OWS) ini adalah satu – satunya persyaratan dari Marpol 1978 Annex 1(Regulation no.1) yaitu tentang peraturan pembuangan limbah minyak dari kapal – kapal niaga kelaut.Oleh karena itu setiap kapal harus dilengkapi dengan OWS yang selalu diperiksa oleh Inspectorat Pelabuhan atau Port State Control (PSC) yang diberlakukan bagi semua kapal ,untuk mencegah terjadinya pencemaran pembuangan limbah minyak dari kapal ke laut ,sungai dan perairan pelabuhan. OWS setiap kapal masuk pelabuhan akan selalu diperiksa oleh Port State Control atau Syahbandar yang setiap pembuangan air got kamar mesin harus ditulis didalam Oil Record Book (ORB) atau Red Book atau buku merah dan dilaporkan bersama dengan in/out clearance surat- surat kapal di pelabuhan. Ows memerlukan pengawasan yang intensif untuk mencegah terjadinya pencemaran dilaut oleh karena itu perlu dilakukan perawatan yang teratur agar supaya OWS selalu bisa dipakai sehari – hari. OWS adalah pesawat bantu yang digunakan untuk memisahkan air dari air buangan yang mengandung minyak sampai hasil pemisahannya mencapai kurang lebih 15 ppm (part per million ).Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kapal pasti menghasilkan air got terutama di Kamar Mesin.Air got pada akhirnya akan dibuang kelaut namun harus diperhatikan agar tidak terjadi pencemaran laut akibat dari pembuangan limbah tsb.
A. Prinsip dasar OWS
Pada dasarnya proses pemisahan ini dilakukan sesuai perbedaan berat jenis,yang mana berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis minyak sehingga saat proses pemisahan terjadi air akan berada dibagian bawah dan minyak akan berada diatas ,selanjutnya minyak yang terkumpul akan disalurkan ke sludge tank dan air got dengan kadar kontaminasi minyak maximal 15 ppm akan dibuang keluar overboard. B. Prinsip kerja Oily Water Separator Air yang bercampur dengan minyak ,melewati plate – plate pemisah primer (primary separating plates). Minyak dan lumpur akan melekat pada plate selanjutnya terus keatas melalui plate – plate sekunder (secondary separating plates) .Setelah melalui primary dan secondary plates air got akan mengalir terus ke bagian atas tabung,kandungan minyak yang terbawa akan terkumpul pada bagian atas tabung (oil collecting tank) dan air got akan mengalir kebawah tabung.Minyak yang terkumpul pada oil collecting chamber akan disalurkan ke sludge tank melalui solenoid valve. 2nd & 3rd Chamber (tabung pemisah kedua & ketiga) Air got dari 1st chamber masuk melalui bagian bawah pada tabung kedua.Setelah masuk air got melalui coalester untuk penyaringan sisa - sisa minyak,selanjutnya mengalir kebagian atas tabung.Sisa- sisa kandungan minyak akan terkumpul pada bagian atas tabung (oil collecting chamber) lalu mengalir ke sludge tank dengan membuka valve,sedangkan air got akan mengalir kebagian bawah tabung 3rd chamber.Adapun proses pada tabung ketiga sama dengan proses pemisahan yang terjadi pada tabung kedua.Jadi prinsip pemisahannya ialah berdasarkan dari berat jenis masing masing ,yang mana berat jenis minyak lebih ringan dari pada berat jenis air sehingga minyak akan terapung diatas permukaan air. C.Cara kerja OWS 1st Separating chamber . Pada tabung pertama bila kandungan minyak yang terdapat dalam tabung sudah banyak,maka oily water separator sensor akan mengirim signal ke monitoring yang terletak pada samping tabung.Setelah menerima signal dari oily water separator maka monitoring unit akan mengirim /mengaktifkan solenoid valve sehingga katup akan terbuka.Minyak yang terkumpul pada oil colleting chamber akan mengalir ke sludge tank.Pada saat yang bersamaan lampu indicator yang berwarna merah akan menyala dan lampu indicator berwarna hijau akan mati. Bila kandungan minyak sudah kecil maka oily water sensor akan menghentikan pengiriman signal ke monitoring lalu monitoring akan menon - aktifkan solenoid valve,sehingga katup kembali tertutup.Pada saat itu juga ,lampu hijau (lampu indicator) akan menyala dan lampu indicator berwarna merah akan mati,berarti air got sudah memenuhi syarat untuk dibuang kelaut. 2nd& 3rd Separating chamber Untuk tabung kedua dan ketiga tidak terdapat monitoring .Jadi bila tabung kedua kandungan minyak yang ikut dengan air got terlalu banyak,maka oily water sensor akan mengirim signal kelampu indicator sehingga lampu itu menyala dan sekaligus mengaktifkan sistim alarm. Perawatan 1. Perawatan pertama adalah melaksanakan Standart Operating Precedure (S.O.P) dengan benar dan konsisten. 2. Mempelajari secara benar cara kerja atau fungsi dari OWS tsb. 3. Pembersihan kotoran minyak yang terdapat dibagian dalam 2 tabung separator secara berkala . 4. Perawatan Oil Contant Monitor dan solenoid valve yaitu dengan melakukan pembersihan (flushing) pipa – pipa saluran contoh air got yang didektesi oleh OCM harus dilakukan sebelum dan sesudah OWS dijalankan sehingga pipa saluran air got tsb tetap selalu dalam keadaan bersih. 5. Setiap menjalankan OWS harus selalu dicatat dalam buku merah dan diberi catatan ,berapa liter ,ppm,waktu ,posisi dll. MARPOL The international Convention for the prevention of pollution from ships (Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dari kapal).Merupakan konvensi utama yang mengatur pencegahan pencemaran terhadap lingkungan laut oleh kapal yang berasal dari pengoperasiannya atau kecelakaan kapal.Konvensi ini disahkan pada tanggal 2 November 1973 oleh IMO yang pada awalnya berisi ketentuan pencemaran oleh minyak ,bahan kimia ,bahan berbahaya dalam paket,limbah dan sampah. Marpol protocol 1978 disahkan pada konferensi TSPP (Tanker Safety and Pollution Prevention) pada Februari 1978 dalam rangka merespon kecelakaan kapal tangker 1976/1977.Karena Marpol 1973 tidak kunjung diberlakukan ,maka Marpol Protokol 1978 menelan induknya Marpol 1973.Marpol 1973/1978 akhirnya diberlakukan pada tanggal 2 Oktober 1983. Konvensi Marpol terdiri dari 6 Annex (lampiran). Terdiri dari 6 Annex ,20 article protocol 1978 dan protocol 1997. 1. Annex 1Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh minyak. 2. Annex II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh zat cair beracun yang diangkut dalam bentuk curah. 3. Annex III Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh zat berbahaya yang diangkut dalam kemasan. 4. Annex IV Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh kotoran (sewage) dari kapal. 5. Annex V Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh sampah. 6. Annex VI Peraturan Pencegahan Pencemaran Udara dari kapal. 7. Annex VII Managemen Ballast
Penjelasan dari Annex I
- Pencegahan Pencemaran oleh minyak diberlakukan pada tanggal 2 Oktober 1983. - Annex 1 ditetapkan berkaitan dengan tenggelamnya kapal tangker “torry canyon” ketika memasuki English Channel dan menumpahkan 120.000 ton minyak mentah kelaut pada tahun 1967.Berbagai pertanyaan timbul tentang langkah- langkah yang harus diambil untuk mencegah pencemaran laut dan tidak adanya suatu sistim yang menyediakan kompensasi setelah terjadinya kecelakaan dilaut yang mengakibatkan pencemaran. - Meskipun pencemaran lingkungan laut akibat kecelakaan mempunyai dampak negative yang luar biasa,namun konferensi menganggap bahwa pencemaran karena pengoperasian kapal masih merupakan ancaman yang lebih membahayakan . - Karenanya Annex 1 ini lebih merupakan penjabaran lebih lanjut dari konvensi oilpol 1954 yang mencakup pencegahan dan penanggulan pencemaran oleh minyak. - Arah kebijakan yang diambil. 1. Konstruksi Segregated ballast tank (SBT) Dedicated ballast tank . Pembatasan ukuran tangki Subdivision and stability. Protective location of SBT (double hull) Retention on board 2. Perlengkapan Oily Water Separator Oil Discharge Monitoring & Control system Interface Detector Instalasi pembuangan kedarat Oil Record Book Sopep 3. Pengawasan Kadar pembuangan Daerah buangan Reception facility Penegakan hukum 4. Persyaratan konstruksi Tangki tangki untuk oil residu (sludge) - Setiap kapal ukuran GT 400 atau lebih harus dilengkapi dengan tangki yang kapasitasnya sesuai dengan type mesin dan lamanya perjalanan untuk menampung oil residu yang berasal dari purification of fuel ,LO,dan kebocoran minyak di kamar mesin. - Pipa ke dan dari sludge tank tidak boleh ada hubungan langsung keluar kapal selain melalui discharge connection. - Pemisahan minyak dan air ballast dan pengangkutan minyak di tangki fore peak. - Kapal kapal yang penyerahannya setelah 31Desember 1979 ukuran GT 400 atau lebih selain dari kapal tangker yang penyerahannya sesudah 31 Desember 1979 ukuran GT 150 atau lebih tidak boleh membawa ballast dalam tangki bahan bakar. - Bila kebutuhan untuk membawa bahan bakar dalam jumlah yang besar sehingga perlu membawa air ballast yang bukan ballast bersih dalam tangki bahan bakar ,ballast tersebut harus dibuang ke receiption facility atau ke laut sesuai aturan dan harus dicatat dalam oil record book. - Di kapal GT 400 atau lebih yang kontraknya sesudah 1 Januari 1982 dan dalam hal tidak ada kontrak yang peletakan lunasnya sesudah 1 Juli 1982 minyak tidak boleh diangkut. OIL DISCHARGE MONITORING AND CONTROL SYSTEM • Sesuai dengan persyaratan untuk kapal yang dipasang peralatan Oily Water Separator (OWS) dengan penyaringan sampai 100 ppm harus dilengkapi dengan peralatan tambahan yang disebut Oil Discharge Monitoring and control system (ODM) • ODM dapat mendeteksi kadar kandungan minyak sampai memenuhi persyaratan bahwa air yang dihasilkan memiliki kadar minyak maksimum 15 ppm • Peralatan untuk mendeteksi kadar minyak pada ODM disebut oil containt meter. Apabila kadar minyak melebihi 15 ppm maka alarm system pada Oil content meter akan berbunyi atau menyala sebagai peringatan. • Sistim kerja ODM adalah memberikan peringatan sebelum pembuangan air kelaut apabila kandungan minyak melebihi 15 ppm dan selanjutnya air akan disaring/difilter ulang.
• ODM ada yang dilengkapi dengan peralatan
penutup katup pembuangan kelaut (Automatic stopping device) yang bekerja secara otomatis. Katup ini akan menerima sensor dan menutup secara otomatis apabila kadar minyak melebihi 15 ppm. • ODM ada yang dilengkapi dengan fasilitas pencatat kandungan minyak. Pencatat kandungan minyak ini akan menunjukkan secara grafis tingkat kandungan minyak sebelum pembuangan. Sehingga apabila dalam pembacaan terlihat bahwa kandungan minyak melebihi 15 ppm maka pembuangan segera dihentikan. • Untuk pengoperasian dikapal harus dilengkapi dengan buku petunjuk, gambar instalasi pipa dan katup. Untuk yang dilengkapi dengan alat pencatat (recording device) harus dilengkapi dengan kertas pencatat cadangan. • Peralatan ODM juga ada yang dipasang pada sistim OWS 15 ppm dengan prinsip kerja yang sama.
PEMBUANGAN SISA SISA MINYAK /DISPOSAL OF
OIL RESIDUES
• Sesuai dengan persyaratan, di kapal harus
dilengkapi dengan fasilitas untuk pembuangan sisa sisa minyak. Peralatan ini juga harus disesuaikan dengan jumlah sisa minyak yang dihasilkan • Incenerator, adalah suatu alat khusus untuk membakar sisa minyak kotor yang dihasilkan dari OWS yang sudah tidak dapat dipakai lagi. • Boiler, jenis ketel bantu yang dapat membakar sisa minyak. • Tanki khusus yang dapat mencampur sisa minyak dengan bahan bakar yang lain. Tanki khusus untuk menampung minyak kotor yang kemudian akan dibuang kedarat. • Tanki untuk menampung minyak kotor disebut sludge tank, tanki ini merupakan tanki khusus yang tersedia dikapal. Tanki ini harus secara jelas dan tepat penempatannya (pada umumnya disekitar kamar mesin) serta memiliki kapasitas yang mencukupi dan tercatat isinya setiap saat. • Tanki harus memiliki instalasi pipa pembuangan secara khusus, pipa pembuangan ini dihubungkan dengan flens pembuangan khusus yang mempunyai ukuran standard international. (Standard Discharge Connection) PEMISAHAN ANTARA SISTIM BAHAN BAKAR DAN AIR BALAS (SEGREGATION BETWEEN FO AND WATER BALLAST SYSTEMS) • Instalasi pipa pipa dikapal harus dipastikan benar- benar terpisah antara instalasi pipa bahan bakar dan instalasi air balas, apabila tidak maka harus ada sistim isolasi seperti flens mati ataupun tanda peringatan yang dapat terbaca jelas. BUKU CATATAN MINYAK (OIL RECORD BOOK) • Untuk melengkapi pengoperasian peralatan dan sistim pencegahan pencemaran minyak dilaut, maka dikapal harus tersedia buku petunjuk penggunaan peralatan MARPOL dan Buku Catatan Minyak (Oil Record Book) • Buku catatan minyak harus diisi setiap saat ada kegiatan dikapal yang berkaitan dengan pengisian Bahan Bakar, Pembuangan air bilga dari Kamar Mesin, pemindahan minyak dari satu tangki ke tangki lain. Waktu, tanggal, tempat dan jumlah fluida yang dipindahkan harus tercatat dengan benar.
PEMANTAUAN PEMBUANGAN MINYAK DARI
KAPAL TANKER ( OIL DISCHARGE MONITORING FROM OIL TANKERS CARGO SPACE) • Sistim instalasi pembuangan harus dilengkapi dengan peralatan monitoring supaya kandungan minyak tidak melebihi 15 ppm • Unit monitoring pada umumnya dilengkapi dengan pompa pembuangan, sistim start dan stop otomatis, serta unit komputer yang dapat mencatat dan memonitor seluruh kegiatan pembuangan cairan dari ruang muat kapal tangki (Oil Tankers). • Pada tanki muat dipasang sistim deteksi untuk mengetahui jumlah cairan pada ruang muat.
SISTIM PIPA DAN TANKI PENAMPUNGAN
• Instalasi pipa pembuangan terletak diatas geladak dilengkapi dengan Standard Connection untuk dapat disambungkan kedarat atau fasilitas penampungan lainnya. • Sisa dari air atau minyak yang tidak dapat dibuang kelaut akan ditampung didalam tanki khusus slop tank. • Apabila tanki muat minyak dapat berfungsi sebagai tanki balas, maka sistim pembuangannya harus melalui monitor instalasi pembuangan. • Oil tankers yang dilengkapi tangki balas yang terpisah (Dedicated Clean Ballast Tank) air balasnya dapat dibuang langsung ke laut.
SISTIM PEMBERSIH MINYAK MENTAH (CRUDE OIL
WASHING) • Untuk kapal tanki pengangkut Minyak Mentah (Crude Oil), dilengkapi peralatan Crude Oil Washing (COW) untuk membersihkan sisa minyak mentah yang tersisa dalam ruang muat. • Peralatan COW berupa beberapa nozzle yang ditempatkan dalam satu ruang muat. Nozzle ditempatkan dibagian atas dibawah geladak dan dibagian bawah dasar ruang muat. • Nozzle akan menyemprot kesekeliling ruang muat, sehingga sisa minyak mentah dapat dibersihkan. • Fluida yang digunakan untuk menyemprot adalah muatan kapal tersebut (Minyak mentah itu sendiri) • Tekanan dihasilkan oleh COW pump dan stripping pump • Sisa penyemprotan/ pembersihan dipompa kedalam Slop tank Soal2 ada pada CRB & CBA =================end================
Sejak Peluncuran Kapal Pengangkut Minyak Yang Pertama GLUCKAUF Pada Tahun 1885 Dan Penggunaan Pertama Mesin Diesel Sebagai Tenaga Penggerak Utama Kapal Tiga Tahun Kemudian