Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Oil Water Separator (OWS)


Oil Water Separator (OWS) adalah pesawat bantu yang mampu memisahkan air dari
air buangan yang mengandung minyak sampai hasil pemisahannya mencapai kurang dari 15
ppm. Fungsi OWS yaitu untuk memisahkan antara air dan kandungan minyak hingga
mencapai maksimal 15 ppm, sehingga air buangan ke laut tidak menimbulkan pencemaran.

Gambar 2.1 Oil Water Separator (OWS)

2.2.Prinsip Dasar Oil Water Separator


Prinsip dasar dan cara kerja Oil Water Separator (OWS) yaitu pemisahannya
berdasarkan berat jenis dari unsur – unsur yang terkandung di dalam air got yang diproses.
Dimana unsur yang memiliki berat jenis paling besar (lumpur) akan berada paling bawah dan
keluar lewat sludge out, kemudian air yang berat jenis lebih berat dari minyak dan lebih
ringan dari lumpur akan berada dibawah minyak di ruang pemisah. Sehingga minyak yang
berada dipermukaan akan dialirkan ke Waste Oil Tank, sedangkan air yang telah melalui
proses penyaringan yang kedua akan keluar dari OWS dengan tingkat kandungan dibawah 15
ppm.

2.3.Ketentuan Marpol 73/78 Tentang Pencemaran Laut


Ketentuan – ketentuan Marine Pollution Tahun 1973 tentang perlengkapan
pencegahan – pencegahan laut oleh minyak hasil buangan dari kapal adalah sebagai berikut :
1. Ruang Permesinan
Didalam ruang permesinan kapal – kapal tangki minyak yang berukuran > 150
GRT dan kapal – kapal selain kapal tangki minyak dengan ukuran > 400 GRT, harus
dilengkapi dengan perlengkapan pencegahan pencemaran yang dimaksudkan untuk
memisahkan air dan minyak dari air got (air buangan/got). Pencegahan pencemaran yang
dimaksud antara lain :
a. Pemisah air berminyak (Oil Water Separator)
b. Pengukuran kandungan minyak (Oil Content Meter)
c. Alarm
d. Penghentian aliran secara otomat (Automatic Stopping Device)
e. Tangki penampungan minyak (Sludge tank)
f. Sambungan pembuangan standar (Standard Discharge Connection)
adalah saluran pipa pembuangan minyak kotor dari sludge tank ke Reception
Facilities yang ukuran dan bentuk sambungannya secara Internasional.
g. Buku Pencatatan minyak (Oil Record Book)
Oil Record Book adalah buku harian kapal yang harus diisi setiap kegiatan seperti
pembuangan air got keluar kapal, bongkar-muat minyak muatan, pemindahan muatan,
pembersihan tangki muatan, dan lain-lain.

2. Ruang Muatan
Bagi kapal-kapal minyak yang berukuran > 150 GRT, harus memiliki
perlengkapan pencegahan pencemaran dilingkungan ruang muatan, persyaratan dan
perlengkapan tersebut dibedakan menurut ukuran, kelompok umur kapal dan jenis kapal
sebagai berikut. Ukuran dan jenis muatan kapal :
a. Untuk kapal tangki minyak berukuran >70.000 DWT (pengangkut minyak mentah
dan olahan).
b. Untuk kapal tangki minyak berukuran > 40.000 DWT tapi < 70.000 DWT
(pengangkut minyak mentah dan olahan)
c. Untuk kapal pengangkut minyak mentah ukuran > 20.000 DWT dan untuk
pengangkut minyak olahan ukuran > 30.000 DWT tapi < 40.000 DWT.
d. Untuk kapal tangki minyak pengangkut minyak mentah yang berukuran < 20.000
DWT, dan untuk pengangkut minyak olahan yang berukuran < 30.000 DWT, tapi
masing – masing tidak kurang dan 150 GRT.
3. Fungsi perlengkapan dan persyaratan konstruksi untuk pencegahan pencemaran :
a. Oil Discharge Monitoring dan Control System adalah system pengawasan dan
pemantauan buangan air berminyak dari pencucian tangki muatan, endapan minyak
dalam tangki, Sistem tersebut bekerja bila ada buangan air limbah dari kanal dan
menjamin agar tidak melebihi yang diijinkan ( 30 ltr / mil ).
b. Oil Content Meter adalah alat pengukur kadar minyak yang ada dalaim air buangan
keluar
c. Crude Oil Washing adalah pencucian tangki muatan minyak mentah dengan
menggunakan minyak itu sendiri sebagai media pencuci atau pembilasanya.
d. Slop Tank adalah tangki penampungan minyak, sisa – sisa minyak ballast kotor dan
air cucian tangki yang mengandung minyak. Kapasitas tangki ini minimum 3 % dari
kapasitas angkut, kecuali kapal tersebut dilengkapi dengan Segregated Ballast tank
(SBT), maka kapasitasnya dapat dikurangi sampai menjadi 2 %.
e. Oil / Water Interface Detector adalah perlengkapan yang digunakan untuk
mengetahui batas minyak dengan air dalam slop tank.
f. Segregated Ballast Tank adalah tangki tolak bara yang terpisah dari system minyak
muatan dan bahan bakar, dan yang secara permanent disediakan untuk membawa
tolak bara bersih.
g. Manifold Pembongkaran adalah sarana penghubung untuk menyalurkan limbah dari
kapal ke darat dan ditempatkan digeladak.
h. Pembatasan ukuran tangki disyaratkan pada kapal baru, dimana volume tiap tangki
muatan maksimal 40.000 m3 dan volume tangki samping tidak boleh lebih dari 75 %
dari tangki muatan. Sedangkan panjang tiap tangki tidak boleh lebih dari 10 meter
atau sebagaimana disyaratkan.
i. Oil Record Book adalan buku harian kapal yang digunakan untuk mencatat semua
kegiatan kapal yang berkaitan dengan limbah dan muatan minyak seperti pemindahan
air ballast, bongkar muat, pencucian minyak, penampungan slop tank dan
pembuangan limbah keluar kapal.
4. Ketentuan tentang Sludge tank dan Standard Shore Connection sesuai dengan Konvensi
Marine Pollution tahun 1973.
a. Sludge Tank
Semua kapal Semua kapal yang berukuran 400 GRT atau lebih harus dilengkapi
dengan tangki lumpur minyak untuk menampung sisa – sisa minyak dengan kapasitas
minimumn yang disyaratkan :
Untuk HFO : 0.01 x pemakaian BBM/hari x waktu pelayaran maksimun.
Untuk HSD : 0.05 x pemakaian BBM/hari x waktu pelayaran maksimun.
b. International Shore Connection
Dalam aturan 19 Marpol 73 dan 78 diatur tentang: standart discharge connection yaitu
untuk memungkinkan fasilitas pembuangan bahan – bahan sisa dari bilge kamar
mesin keluar kapal.

5. Pemeriksaan Sertifikasi
a. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Pertama
Dalam bentuk pemeriksaan secara fisik setelah terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan gambar – gambar rencana pemasangan peralatan dan konstruksi.
2) Pemeriksaan Tahunan
Untuk menjamin kondisi teknis maupun perlengkapan yang berkaitan dengan
pencegahan pencemaran tetap dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dan dilakukan setiap tahun selama jangka waktu berlakunya sertifikat.
b. Sertifikasi
Yang berhak mengeluarkan sertifikat pencegahan pencemaran adalah Direktorat
Jendral Perhubungan Laut dan Direktorat Perkapalan dan kepelautan, dan yang
berhak menerima sertifikasi tersebut adalah kapal – kapal yang telah memenuhi
ketentuan – ketentuan Marpol.
Adapun sertifikat yang dimaksud antara lain :
1) International Oil Pollution Prevention (IOPP) Certificate adalah suatu sertifikat
pencegahan pencemaran oleh cairan berminyak.
2) Noxious Liquid Subtance (NLS) Certificate adalah sertifikat pencegahan
pencemaran oleh bahan cair beracun. Masa berlaku untuk setiap sertifikat tersebut
paling lambat 5 tahun dan tiap tahan dikukuhkan.

Anda mungkin juga menyukai