Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syahrul Hidayat

Kelas : DP III Nautika A


Mata Kuliah : Hukum Laut Internasional
LATIHAN SOAL
1.Peraturan mengenai kewajiban semua pihak untuk melaporkan kecelakaan kapal
yang melibatkan barang-barang beracun dan berbahaya. Pemerintah Negara anggota
diminta untuk membuat petunjuk untuk membuat laporan, yang diperlukan sedapat
mungkin sesuai dengan petunjuk yang dimuat dalam Annex Protocol I.
Sesuai Article II MARPOL 73/78 Article III “Contents of report” laporan tersebut harus
memuat keterangan ,sebutkan
2.Sebagai petugas Administrasi Maritim dalam melaksanakan tugasnya
adalah ,sebutkan
3. petugas Pemeriksaan dan Inspeksi yang dilakukan oleh Surveyor dan Inspektor
Garis besar tugas surveyor dan inspektor melakukan pemeriksaan adalah sebutkan
4.Dampak pencemaran barang beracun dan berbahaya terutama minyak berpengaruh
terhadap ,sebutkan
5. jelaskan dan sebutkan klasifikasi Bahan kimia dimaksud dibagi dalam 4 kategori
(A,B,C, dan D) berdasarkan derajad toxic dan kadar bahayanya.
6. Ketentuan Annex I Reg.9. “Control Discharge of Oil” menyebutkan bahwa
pembuangan minyak atau campuran minyak hanya dibolehkan apabila,sebutkan:
7. Menurut hasil evaluasi IMO cara terbaik untuk mengurangi sesedikit mungkin
pembuangan minyak karena kegiatan operasi adalah melengkapi tanker yang paling
tidak salah satu dari ketiga sistem pencegahan,sebitkan :
8.Jelaskan apakah yang dimaksud denganHamfull substances”
9.Jelaskan apakahyangdimaksud denganSewage”.
10.Jelaskan isi dari APENDIX I,II,dan III

81
Jawaban

1. Sesuai Article II MARPOL 73/78 Article III “Contents of report” laporan tersebut harus
memuat keterangan :
1). Mengenai identifikasi kapal yang terlibat melakukan pencemaran.
2). Waktu, tempat dan jenis kejadian
3). Jumlah dan jenis bahan pencemar yang tumpah
4). Bantuan dan jenis penyelamatan yang dibutuhkan

2. Administrasi maritim yang dibentuk pemerintah bertanggung jawab melaksanakan


tugas administrasi pemberlakuan peraturan MARPOL 73/78 dan konvensi-konvensi
maritim lainnya yang sudah diratifikasi. Badan ini akan memberikan masukan pada
Administrasi hukum dan Pemerintah di satu pihak dan membina industri perkapalan dari
Syahbandar dipihak lain yang digambarkan dalam diagram berikut.
Tugas dari Administrasi maritim ini adalah melaksanakan MARPOL 73/78 bersama-
sama dengan beberapa konvensi maritim lainnya. Disarankan untuk meneliti tugas-
tugas tersebut guna identifikasi peraturan-peraturan yang sesuai dan memutuskan
bagaimana memberlakukannya.

3. Pemeriksaan dan Inspeksi yang dilakukan oleh Surveyor dan Inspektor


Garis besar tugas surveyor dan inspektor melakukan pemeriksaan adalah sebagai
berikut :
1. Memeriksa kapal untuk penyetujuan rancang bangun. Tugas ini hendaknya
dilakukan oleh petugas yang berkualifikasi dan berkualitas sesuai yang
ditentukan oleh kantor pusat Administrasi maritim.
2. Inspeksi yang dilakukan oleh Syahbandar adalah bertujuan untuk mengetahui
apakah prosedur operasi sudah sesuai dengan peraturan.
3. Investigasi dan penuntunan. Surveyor dan Inspector pelabuhan harus mampu
melakukan pemeriksaan kasus yang tidak memenuhi peraturan konstruksi,
peralatan dan pelanggaran yang terjadi. Berdasarkan petunjuk dari pusat

82
Administrasi maritim, petugas tersebut harus dapat menuntut pihak-pihak yang
melanggar.

4. Dampak pencemaran barang beracun dan berbahaya terutama minyak


berpengaruh terhadap :
Dampak ekologi
Tempat rekreasi
Lingkungan Pelabuhan dan Dermaga
Instalasi Industri
Perikanan
Binatang Laut
Burung Laut
Terumbu Karang dan Ekosistim
Tumbuhan di pantai dan Ekosistim
Daerah yang dilindung dan taman laut

5. Kategori A : Sangat berbahaya (major hazard). Karena itu muatan termasuk


bekas pencuci tanki muatan dan air balas dari tanki muatan tidak boleh dibuang
ke laut.
Kategori B : Cukup berbahaya. Kalau sampai tumpah ke laut memerlukan
penanganan khusus (special anti pollution measures).
Kategori C : Kurang berbahaya (minor hazard) memerlukan bantuan yang
agak khusus.
Kategori D : Tidak membahayakan, membutuhkan sedikit perhatian
dalam menanganinya.

6. Ketentuan Annex I Reg.9. “Control Discharge of Oil” menyebutkan bahwa


pembuangan minyak atau campuran minyak hanya dibolehkan apabila :

83
1). Tidak di dalam “Special Area” seperti Laut Mediteranean, Laut Baltic,
Laut Hitam, Laut Merah dan daerah Teluk.
2). Lokasi pembuangan lebih dari 50 mil laut dari daratan
3). Pembuangan Dilakukan Waktu Kapal sedang berlayar
4). Tidak membuang minyak lebih dari 30 liter /nautical mile
5). Tidak membuang minyak lebih besar dari 1 : 30.000 dari jumlah muatan.

7. Menurut hasil evaluasi IMO cara terbaik untuk mengurangi sesedikit mungkin
pembuangan minyak karena kegiatan operasi adalah melengkapi tanker yang
paling tidak salah satu dari ketiga sistem pencegahan :
1). Segregated Ballast Tanks (SBT)
Tanki khusus air balas yang sama sekali terpisah dari tanki muatan
minyak maupun tanki bahan bakar minyak. Sistem pipa juga harus
terpisah, pipa air balas tidak boleh melewati tanki muatan minyak.
2). Dedicated Clean Ballast Tanks (CBT)
Tanki bekas muatan dibersihkan untuk diisi dengan air balas. Air balas
dari tanki tersebut, bila dibuang ke laut tidak akan tampak bekas minyak
di atas permukaan air dan apabila dibuang melalui alat pengontrol
minyak (Oil Dischane Monitoring), minyak dalam air tidak boleh lebih dari
13 ppm.
3). Crude Oil Washing (COW)
Muatan minyak mentah (Crude Oil) yang disirkulasikan kembali sebagai
media pencuci tanki yang sedang dibongkar muatnnya untuk mengurangi
endapan minyak tersisa dalam tanki.

8. Hamfull substances” Adalah barang-barang yang dikemas dalam dan


membahayakan lingkungan kalau sampai jatuh ke laut.

9. Sewage”. Adalah kotoran-kotoran dari toilet, WC, urinals, ruangan perawatan,


kotoran hewan serta campuran dari buangan tersebut.

84
10. Appendix I Daftar dari jenis minyak (list of oil) sesuai yang dimaksud dalam
MARPOL 73/78 yang akan mencemari apabila tumpahan ke laut.
Appendix II, Bentuk sertifikat pencegahan pencemaran oleh minyak atau “IOPP
Certificate” dan suplemen mengenai data konstruksi dan kelengkapan kapal
tanker dan kapal selain tanker. Sertifikat ini membuktikan bahwa kapal telah
diperiksa dan memenuhi peraturan dalam reg. 4. “Survey and inspection”
dimana struktur dan konstruksi kapal, kelengkapannya serta kondisinya
memenuhi semua ketentuan dalam Annex I MARPOL 73/78.
Appendix III, Bentuk “Oil Record Book” untuk bagian mesin dan bagian
dek yang wajib diisi oleh awak kapal sebagai kelengkapan laporan dan bahan
pemeriksaan oleh yang berwajib di Pelabuhan.

85

Anda mungkin juga menyukai