NIT : 21.41.041
Annex 1
Pencegahan oil spil atau tumpahan minyak dari kapal dan untuk menjaga laut
lebih aman dari polusi minyak adalah tanggung jawab awak kapal. Minyak dari
kapal dapat masuk ke laut karena tumpahan dan kebocoran yang tidak
disengaja atau oleh kelalaian operasional kru kapal.
Sesuai Lampiran ini, semua air ballast dan residu pencuci tangki yang berasal
dari pencucian tangki muatan di kapal tanker juga termasuk.
Semua kapal:
1. Oil filtering equipment.
2. 15 PPM alarm arrangements.
3. Standard discharge connection.
Khusus kapal tanker:
1. Oil/ water interface detector
2. Crude oil washing system, if fitted
3. Oil discharge monitoring and control
4. Cargo and ballast pumping, piping and discharge arrangements.
5. Engine room/ bilge holding tank to slop tank pumping and piping
arrangement.
Special areas under MARPOL Annex 1:
1. The Mediterranean Sea.
2. Baltic Sea.
3. The Black Sea.
4. The Red Sea.
5. “Gulfs” area.
6. The Gulf of Aden.
7. Antarctic sea.
8. North West European waters.
9. Oman area of the Arabian Sea.
10.Southern South African waters.
Control of Discharge of Oil under MARPOL Annex 1 Regulation 4
Dalam peraturan ini, setiap pembuangan minyak atau campuran minyak yang
dihasilkan dari ruang mesin kapal atau ruang muatan kapal tanker dilarang,
kecuali ketika mereka memenuhi kriteria yang dinyatakan berikut –
Semua kapal berkapasitas 400GT (selain tanker minyak) dan berlayar di atas
area khusus, pembuangan dari ruang mesin, diizinkan jika:
Jika sertifikat berada di ambang kedaluwarsa, dan kapal masih masih berlayar,
administrasi dapat memperpanjang validitas sertifikat sehingga kapal dapat
menyelesaikan perjalanan dan datang ke pelabuhan di mana survei dapat
dilakukan untuk memperbarui sertifikat, bagaimanapun, periode perpanjangan
tidak boleh lebih dari 3 bulan.
ORB bagian 1 disediakan di semua kapal, selain kapal tanker minyak, 400GT
dan kapal tanker minyak 150GT dan di atasnya harus dilengkapi dengan Oil
Record Book Bagian 1 dan Bagian II (untuk operasi kargo /ballast).
ORB Bagian 1
ORB Bagian 1 harus dibawa oleh Semua Kapal dan harus berisi catatan sebagai
berikut:
Selain SOPEP, semua kapal tanker minyak dengan bobot mati 5.000 ton atau
lebih harus memiliki akses cepat ke pantai yang telah ditetapkan dg damage
stability terkomputerisasi dan program perhitungan kekuatan struktural
residual.
A. Pendahuluan
Annex II ini berlaku untuk semua kapal yang mengangkut muatan curah cair
yang beracun, kecuali yang ditentukan lain oleh konvensi MARPOL 73/78
( Reg. 2 ), terdiri dari 16 peraturan dan 3 ayat tambahan.
B. Definisi – definisi
1. Chemical tanker
Suatu kapal yang di bangun atau di buat sedemikian rupa dengan tujuan
untuk mengangkut muatan berupa muatan cair curah yang berbahaya dan
termasuk juga kapal tanker minyak sebagaimana tersebut di Annex I, bilamana
kapal tersebut mengangkut sebagian atau seluruhnya berupa cairan curah
yang beracun.
3. Liquid substance
Adalah zat – zat yang memiliki vapour pressure ( tekanan uap ) tidak lebih dari
2,8 kp/cm2 pada suhu 37,80C.
6. Daerah khusus
Adalah suatu daerah dimana untuk alasan teknis tertentu yang dimengerti
sehubungan dengan keadaan oseanografi dan kondisi lingkungannya dan
karena karakter tertentu dalam lalu lintasnya memerlukan metode wajib yang
khusus dalam rangka pencegahan pencemaran oleh zat cair beracun. Daerah
khusus tersebut adalah Laut Baltik, Laut Hitam, dan Antartik.
C. Pemberlakuan ( Reg. 2 )
Peraturan ini diberlakukan bagi kapal – kapal yang mengangkut zat cair
beracun di dalam tangki.
1. Pemuatan cargo
2. Pemindahan cargo secara internal
3. Pembongkaran cargo
4. Pencucian tangki cargo
5. Pengisian / pembuangan ballast pada tangki cargo
6. Pembongkaran sisa cargo ke fasilitas penerimaan
7. Pembuangan ke laut atau pembuangan dengan penguapan sisa –
sisa berdasarkan pada aturan 5 Annex ini.
Semua kejadian pembuangan / pembongkaran harus dicatat dalam Cargo
record book ini, baik di sengaja maupun tidak .
Semua survey yang dilaksanakan oleh orang – orang yang diberi wewenang
dicatat dalam cargo record book.
Cargo record book harus diisi dengan teliti semua proses pemuatan
pembongkaran, dsb dan disimpan untuk siap selalu dalam pemeriksaan pihak
berwenang, dan harus tetap di kapal hingga masa sekurang – kurangnya 3
( tiga ) tahun
1. Prosedur yang harus diikuti oleh nahkoda atau orang lain yang
bertanggung jawab untuk melaporkan insiden polusi oleh NLS.
2. Daftar orang – orang yang harus dihubungi dalam keadaan
darurat pencemaran oleh NLS.
A. Pemberlakuan
Annex III ini berlaku untuk semua kapal yang mana sedang mengangkut bahan –
bahan berbahaya dalam kemasan ( Reg. 1.(1) ) dan mulai berlaku dengan resmi 1
July 1992.
Packaged from adalah semua bentuk kemasan selain yang termasuk bagian dari
bagian kapal sebagaimana termaksud dalam IMDG Code
Annex III melarang semua bentuk pengangkutan bahan – bahan berbahaya kecuali
dengan mematuhi peraturan dalam IMDG Code Pengemasan, pemberian tanda
pemberian label, dokumentasi, pemadatan, pembatasan jumlah dan pengecualan
untuk mencegah atau mengurangi dampak pencemaran yang mungkin ditimbulkan.
B. Kemasan ( Reg. 2 )
Kemasan yang berisi bahan berbahaya haruslah ditandai dengan keras dan tegas
dengan nama teknis yang tepat ( nama merek saja tidak boleh ) dan harus dengan
tegas dinyatakan sebagai polutan laut.
Cara – cara pemberian tanda dan nama teknis bahan tersebut secara benar harus
masih dapat diidentifikasi / diibaca dengan jelas hingga kemasan tersebut berada di
dalam air / tenggelam dalam waktu tiga bulan. Untuk hal tersebut harus diingat
ketahanan bahan pembuat label dan permukaan kemasan tempat ditempelkannya
label tersebut.
Kemasan yang berisi sedikit saja bahan polutan boleh dikecualikan dari peraturan
tersebut ( lihat IMDG Code )
D. Dokumentasi ( Reg. 4 )
Kapal – kapal yang mengangkut bahan berbahaya harus memiliki daftar khusus
yang meliputi pengaturan dan pemadatan bahan berbahaya di atas kapal, copy
dokumen yang sama harus disimpan oleh pemilik kapal di darat hingga muatan
tersebut dibongkar.
E. Pemadatan ( Reg. 5 )
Beberapa bahan berbahaya tertentu untuk alasan teknis dan ilmiah tidak boleh
diangkut atau dibatasi jumlah yang boleh diangkut oleh satu kapal, dalam
pembatasannya harus mempertimbangkan ukuran, kontruksi dan peralatan suatu
kapal pengangkut, sebagaimana pengemasan dan sifat – sifat bahan berbahaya
tersebut.
G. Pengecualian ( Reg. 7 )
Berdasarkan pada aturan konvensi ini, ukuran yang tepat tentang keadaan fisik,
kimiawi dan biologis dari bahan – bahan berbahaya tersebut harus di pertimbangkan
untuk mengatur pembersihan atas kebocoran di kapal, dan menyakinkan bahwa
dengan pertimbangan – pertimbangan tersebut tidak akan mempengaruhi
keselamatan kapal dan jiwa di laut.
Kapal pada saat sandar di pelabuhan adalah merupakan subyek untuk pemeriksaan
oleh petugas yang di berikan otoritas kepadanya oleh Administrator, dalam rangka
pelaksanaan aturan – aturan Annex ini, dan menyakinkan bahwa nahkoda dan awak
kapal benar – benar familiar dengan prosedur yang ada di kapal sehubungan
dengan pencegahan polusi di laut oleh bahan berbahaya.
Pihak yang diberi otoritas tersebut, haruslah mengambil keputusan tegas untuk tidak
memberikan ijin berlayar apabila di dapati bahwa kapal tersebut tidak memenuhi
persyaratan – persyaratan yang ditentukan pada Annex ini.