3. a. Ship Board Emergency Contingency Plan adalah Rencana / Program kerja untuk menanggulangi segala
macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yg didasarkan pada suatu pola terpadu , yg
mampu mengintegrasikan activitas/ upaya penanggulangan secara cepat,tepat,aman & terkendali atas dukungan
dr instansi terkait & sumber daya manusia & Fasilitas yg tersedia
b). Load on top prosedure adalah : Sisa minyak didalam Sludge tank untuk kapal dibongkar ke sludge tank di
darat / dimasukan kedalam tangki kembali dicampur dengan muatan
c). Oil pollution emergency plants
diperuntukan bagi :
Tanker minyak ukuran 150 grt atau lebih dan kapal lain selain tanker ukuran 400 grt atau lebih.
Semua Instalansi terpasang atau terapung lepas pantai/ struktur yang digunakan dlm kegiatan operasi mi- gas,
eksplorasi, produk -si, dan bongkar muat.
Semua pelabuhan dan fasi- litas bongkar muat yang beresiko menimbulkan pencemaran.
9. A. Sludge Tank ialah tangki untuk menampung minyak kotor hasil pemisahan oleh OWS
terhadap air got.(Kapasitas minimum 2% dr volume tanki muatan)
B. Oil Water Separator (OWS) ialah suatu alat yang gunanya untuk memisahkan minyak dari air
yang berasal dari bilga (got) kamar mesin.
C. Water Interface Detector ialah suatu alat untuk mengukur ketebalan / kandungan minyak yang berada
diatas permukaan air didalam tangki muatan dan tangki ballast
10. a) Apa kegunaan Oil Discharging Monitor (ODM) dan Control System (CS).
Sistim pengawasan & pemantauan buangan air berminyak dari cucian tangki muat, endapan 2 residu dalam
tanki muat, pembongkaran ballast kotor.
CS : alat ini mampu merekam minyak yg keluar dalam liter / mill laut sampai 15 ppm. Bila melebihi alarm berbunyi.
12. a. IOPP (International oil pollution prevention): sertifikat international mengenai pencegahan polusi bagi kapal tanker
yang berlayar di perairan international dan berlaku untuk 5 th sekali.
b. Survey yang di lakukan untuk mendapatkan IOPP ialah
- Pemeriksaan permulaan untuk mengetahui bahwa kapal yang di pasarkan telah sesui dengan ANNEX I MARPOL
73/78
- Di periksa setiap 5 tahun sekali
- Selama masa berlakunya IOPP
c. Survey tambahan :
- Survey yang dilakukan sewaktu apabila ditemui kondisi kapal di bawah standart
15. a).Air ballast bersih ialah : Air ballast bersih dan tidak ada cerminan minyak di atasnya.
b).Daerah khusus ialah : Wilayah laut karena alasan tehnis yg berhubungan dgn oceanografi dan ekologi yg
mengikat dlm hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak yg di persyaratkan .( mediteranian sea, Black sea,
Baltic Sea, Gulf area, Gulf of aden &
Red sea)
17 . A. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Mesin dilarang (untuk
semua kapal), kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Kapal sedang berlayar
Kapal tidak berada pada daerah khusus
Kapal berada pada jarak minimum 12 mil laut dari daratan
Kandungan minyak < 100 PM
Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran + Pengendalian pembuangan minyak +
Perlengkapan pemisah air berminyak + Sistem Penyaringan Minyak.
B. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Muat dilarang (untuk kapal
tangki minyak), kecuali memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut :
Kapal sedang berlayar
Kapal tidak berada pada daerah khusus
Kapal berada > 50 mil laut dari daratan
Volume pembuangan seketika dari kandungan minyak max 60 ltr/mil.
o Total kapasitas minyak yang dibuang ke laut
o Kapal tangki minyak baru =1/30.000 x jumlah muatan
o Kapal tangki minyak lama = 1/15.000 x jumlah muatan
Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran dan Pengendalian Muatan + Tangki Endap (SLOP
TANK).
18. Peraturan 5 Annex II Marpol 73 / 78 mengenai Bahan Cair Baracun, mengatur mengenai :
A. Bahan Cair Beracun kategori A atau bahan yang bercampur dengan air pembersih tangki / air ballast tidak boleh
dibuang ke laut disemua lokasi.
B. Bahan Cair Beracun kategori B atau air ballast, cucian tangki atau sisa – sisa lain / campuran2 yang mengandung
bahan2 demikian dilarang, kecuali :
- Kapal sedang meneruskan pelayarannya dg kecepatan min 7 knots.
- Procedur – procedur dan penataan – penataan untuk pembuangan disetujui oleh Badan Pemerintah.
- Jumlah max muatan yang terbuang dari masing – masing tangki dan sistem saluran pipa – pipa yang berhubungan
dengannya tidak melampaui 1 M3 atau 1/3.000 Kapasitas tangki dalam M3.
- Pembuangan dilakukan dibawah garis air.
- Pembuangan dilakukan 12 mil laut dari daratan terdekat dengan kedalaman air minimum 25 meter.
19. Lembaga – lembaga yang dibentuk secara Internasional untuk menjamin ganti rugi pencemaran yang
diakibatkan karena minyak !
TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability for Oil Pollution) yg berdiri pd tahun 1969,
dibentuk oleh pemilik kapal.
CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liability of Oil Pollution) yang berdiri pada tahun
1971, dibentuk oleh pemilik minyak yang diangkat oleh kapal tangki anggota TOVALOP.
P & I Club (Protection and Indemnity Club) yaitu lembaga perlindungan pengganti kerugian yang merupakan
gabungan dari beberapa Perusahaan Asuransi.
20. Dokumen – dokumen yang harus dibawa oleh kapal tangki minyak selama berlayar ialah :
- Oil Record Book (Buku Catatan Minyak) bagian I dan bagian II.
- Loading and Damage Stability Information Book
- ODM Operation Manual
- Crude Oil Washing Operation and Equipment Manual
- Clean Ballast Tank Operation Manual
- Instruction and Operation Manual of OWS and Filtering Equipment
- Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP)
22. a. Nama apa yang tidak boleh digunakan untuk penanda (marking)bahan merusak dalam kemasan.
Jawab : Nama yang tidak boleh digunakan adalah nama-nama niaga tidak boleh digunakan sebagai nama teknis
yang tepat dan selanjutnya ditandai dengan label khusus atau cetakan label yang menyatakan bahwa isinya
berbahaya.
b. - Kotoran dari kapal adalah :
Kotoran-kotoran dari toilet, WC, Urinal, ruang perawatan, kotoran hewan, serta campuran dari buangan tersebut..
- Sampah kapal adalah :
Semua jenis sisa-sisa makanan, bahan-bahan buangan rumah tangga dan bahan-bahan lainnya, tidak termasuk
ikan segar dan bagian-bagian lain yang terjadi selama pengoperasian kapal.
23. Sebutkan contoh bahan cair yang merusak kategori A, B,C, D
- Kategori A :Acetan, Cyonohitrin , carbon disulphed, Campherl oil.
- Kategori B : Acrilonitrite, Akyl Alchohol, Benzel Clorida, Cloropom.
- Kategori C : Bensenes, Hydroxida, Cyclohexane.
- Kategori D : Butylene, Cyclohexanol.
24. Sebutkan persyaratan ukuran kapal tanker yg hrs dilengkapi dengan Double Bottom dan Double
Hull !
- Double Bottom untuk ukuran 600 DWT – 5.000 DWT.
- Double Bottom dan Double Hull utk ukuran kapal : 5.000 DWT ke atas.
29. Bagaimana cara pembuangan bahan cair yang merusak kategori C di dalam daerah khusus
- Pembuangan harus di setujui oleh badan pemerintahan.
- Kapal sedang berlayar dg kec.7 knot untk kapal bertenaga, 4 knot kapal tak bertenaga.
- Jml max. muatan yg terbuang tidak melampaui 1 : 30000 capacity tank.
- Pembuangan di bawah grs air.
- Jarak pembuangan > 12 mil dari daratan yang mempunyai kedalaman air tdk kurang 25 meter.
31. Jelaskan bagaimana procedure bersih untuk kapal sebelum tiba di Pelabuhan Muat dan pada waktu
Kapal tiba di Pelabuhan Muat :
- Seb elum Kapal tib a di Pelab uhan
Muat :
Kapal tangki minyak setelah selesai membongkar muatannya di Pelabuhan bongkar, memerlukan air ballast untuk
menstabilkan kapal agar dapat berlayar kembali dengan aman menuju Pelabuhan Maut.
Air ballast diisikan kedalam beberapa tangki bekas muatan sebelum meninggalkan Pelabuhan Bongkar Air ballast
kotor tersebut biasanya dibuang di tengah Laut dan diisi kembali dengan air yang lebih bersih
- Kapal tib a di Pelab uhan Muat :
Air ballast bersih tersebut di buang di Pelabuhan Muat agar tangki – tangki muatan yang berisi air ballast dapat
diisi lagi dengan muatan minyak.
32. Konstruksi persyaratan konstruksi dan peralatan bagi Kapal Tangki Minyak 1.K ≥ 150 GRT ialah :
Jenis : - Crude Oil < 2.000 DWT
- Product Oil < 30.000 DWT
a. OWS
b. Strorage Tank
c. Standard Discharge Connection
d. Segregation of Fuel Oil / Ballast Tank
e. Slop Tank (Tangki Endap)
f. Oil Water Interface Detector (Alat pengamat batas antara minyak dan air)
g. Oil Discharge Monitoring & Control System (Pemonitoran dan Pengawasan buangan berminyak)
h. Discharge Manifold for shore reception facilities (Manifold Pembuangan dari Ruang Muat ke Saran Penampungan
di darat)
i. Discharge of Effluent to Sea above Ballast Water Line (Pembuangan Limbah Ruang Muat ke laut diatas garis air)
j. Means for Stopping Discharge (Peralatan untuk menghentikan pembuangan limbah berminyak dari Ruang Muat,
kecuali Kapal Lama)
k. Tank Size Limitations (Pembatasan ukuran tangki), kecuali kapal lama
l. Subdivision & Stability, kecuali Kapal Lama
m. Oil Record Book (Buku Catatan Minyak)
33. a. Minyak dikategorikan sebagai penyebab polusi yang terberat dan berbahaya, sebab
Vertical Ladder dapat digunakan sebagai pengganti Inclined Ladder pada tangki balas yang
sempit (b > 2,5 m), akses lanjutan/kedua di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan/ked ua
ke dalam tangki yang jarak vertikalnya terhadap seenta terbawah atau terdahap alasnya (h < 6
m).
Gambar 2.A.2 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI)
Dapat juga digantikan oleh sarana akses alternatif yang tersedia pada penegar permanent
(untuk platform kabel atau sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini
dipertimbangkan sebagai opsi di masa depan saat sarana akses yang efissien sudah tersedia.
Sarana alternatif tersebut harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk
pensurveyan tanpa harus memasukkan di tangki ruang muat)
* PMA pada tangki yang luas
Jalur masuk ke PMA dari geladak terbuka atau antar PMA disediakan tangga dengan jarak
pisah antar platform lebih dari 6 m .
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1
Jalur akses permanent pada hubungan geladak dengan sekat diatur antara 1,6 m dan 3 m di
bawah geladak pada sisi geladak yang berpenegar.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3
Pengaturan untuk jalur akses antara PMA memanjang dan melintang pada sekat harus
disediakan.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.5
Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker. Kapal tangki
jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki pangangkut minyak dan bahan
kimia untuk mengakomodasi peningkatan konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusuna n
tangki pada umumnya 2 baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat,
penyusunan tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.C.1 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.
Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada umumnya kapal tangki
ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan memanjang dilengkapi dengan lower
dan upper stools, pelintang geladak serta pembujur geladak sebagai penegar pada geladak,
gading besar serta pembujur sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.2.
Semua penegar pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahka n
proses cleaningsehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki ruang muat. Oleh
karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan inspeksi pada bagian atas tangki ruang
muat sesuai dengan IACS UI SC 191 (gambar 2.C.3).
Gambar 2.C.2 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Gambar 2.C.3 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan penempatan PMA
karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi. Akan tetapi, jarak vertikal antara
geladak dengan senta dan jarak antar senta pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter
(Gambar 2.C.2). Jadi, Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang
dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi pada tangki air
balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang terletak di bagian buritan, jarak
vertikal antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu
dipasang Partial Stringer pada area ini (Gambar 2.C.4).
Gambar 2.C.4 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT.
Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang pada ruang
muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan tidak memakai sekat
bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur di bagian sekat melintang yang ada
penegarnya, pada jarak minimal 1,6 – maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA
memanjang. Perlu dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukka n
pada gambar 2.C.6.
Gambar 2.C.6 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT.
Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada bagian bawah
geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertical web section dipasang menyatu
dengan penumpu yang memanjang di bagian sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki
air balas sisi, jarak vertikal antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m.
Karena itu hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.C.8).
Gambar 2.C.7 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT
Gambar 2.C.8 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT
Gambar 2.C.10 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tankerpada bagian midship.
Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara pelat geladak dan senta
sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas. Jadi, memperbesar jarak
pembujur untuk memasang PMA memanjang pada jarak 2,5 – 3 m dibawah geladak dapat
dipertimbangkan.
Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertical antar senta kurang
dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak diperlukan. Selain itu terdapat sebuah
PMA pada bagian atas dari sekat melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.10.
Gambar 2.C.10 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker
Gambar 2.C.11 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi dari struktur-
struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua PMA memanjang lainnya
dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan susunan yang menyatu pada senta sekat
melintang di ruang muat.
Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertical antara senta adalah kurang dari 6 m seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.C.12. Untuk hopper section tangki air balas nomor 6 yang
berlokasi di buritan, jarak vertical antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih.
Oleh karena itu, Partial Stringer ditambahkan pada bagian tersebut.
Gambar 2.C.12 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker
Menurut gambar 2.C.14, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta horizonta l
pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak vertical di antara pelat
geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk daerah tangki bilga miring sehingga
tidak perlu tambahan PMA pada tangki tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak
vertical antara knuckle point dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangka n
untuk memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di bawah titik
terendah pelat senta.
Gambar 2.C.14 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker
Terlihat dari gambar 2.C.15 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan inspeksi
dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya dipasang menembus
pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat memanjang di runag muat.. Pada tangki air
ballast sayap, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6
meter. Tetapi untuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar
tangki adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar pembujur yang
berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertical 1,6 sampai 3 m di bawah senta
terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.16
Gambar 2.C.18 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat saat ini. Tiga
senta sisi dengan jarak vertical antar senta sebesar 6,6 m, kecuali untuk senta paling atas, pada
umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS
bahwa deviasi sebesar 10% dari jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA
dapat diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada bagian
tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih, pembesaran ukuran pembujur
atau sebuah senta tambahan dapat digunakan sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap
tersebut. Sebagai contoh, pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah
mengadopsi empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta pada
ruang muat dan tangki balas sisi.
Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA memanjang pada
sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat melintang yang ada penegarnya.
Pada tangki muatan yang di tengah, dilengkapi dengan PMA melintang pada setiapcrosstie dan
PMA memanjang yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar
2.C.19.
Gambar 2.C.20 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat horizontal senta
dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan deviasi yang sesuai sebesar 10%.
Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke
bagian atas knuckle point sebesar 6 m atau lebih.
Gambar 2.C.20 Tangki air balas pada VLCC
Bagian 1.1
Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di sekitar
centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari geladak utama.
Sarana alternative dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di atas
alas dalam.
Bagian 1.6
PMA harus dipasang pada jarak minimal 25% dari gading di ruang muat. Paling tidak PMA
harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat di kedua sisi. Sarana akses
alternatif dapat dipakai pada pemasangan gading selanjutnya
Bagian 2.1
Untuk tangki balas bagian atas dengan tinggi lebih besar 6 meter pembujur disambung dengan
PMA sepanjang kulit sisi penegar pada jarak antara 1,6-3 meter di bawah geladak.
Akses ke PMA memanjang disediakan di sekitar akses ke dalam tangki
Bagian 2.3
PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang penegar
dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang sestruktur memanja ng
yang diatur di dalam tangki.
Bagian 2.5
Untuk bagian tangki bilga mirirng dengan tinggi yang lebih besar dari 6 m, PMA harus
dipasang sepanjang flange penegar dengan jarak minimal 1,2 m dibawah dari sisi teratas lubang
pada web ring. Akses ke tangki bagian alas harus disediakan pada tiap ujung tangki