Anda di halaman 1dari 48

PENCEGAHAN POLUSI

DEFINISI
Pencemaran lingkungan laut berarti
dimasukkannya oleh manusia secara
langsung atau tidak langsung,bahan atau
energi kedalam lingkungan laut termasuk
kuala yang mengakibatkan atau mungkin
membawa akibat buruk sedemikian rupa
seperti kerusakan pada kekayaan hayati
laut dan kehidupan dilaut,bahaya bagi
kesehatan manusia ,gangguan terhadap
kegiatan kegiatan di laut termasuk
penangkapan ikan dan penggunaan laut
yang sah lainnya, penurunan kualitas
kegunaan air laut dan pengurangan
kenyamanan(UNCLOS 1982)

Pencemaran laut adalah masuknya atau


dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain kedalam laut oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas air laut turun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan laut
menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya.
(UU LINGKUNGAN HIDUP)
UNSUR UNSUR POKOK
PENCEMARAN
LINGKUNGAN LAUT

• KEGIATAN PELAYARAN
• KEGIATAN PENGEBORAN
• KEGIATAN PENYULINGAN
(REFINARY).
• KEGIATAN TERMINAL/
PELABUHAN
• KEGIATAN GALANGAN KAPAL
PENCEMARAN KARENA
KEGIATAN PELAYARAN

1. KAPAL TUBRUKAN .
2. KAPAL KANDAS.
3. KAPAL KEBAKARAN.
4. KAPAL TENGGELAM.
5. JATUHNYA MUATAN.
6. KEGIATAN PENUMPANG
DAN AWAK KAPAL.
7. PENGOPERASIAN NORMAL
KAPAL.
PENGOPERASIAN NORMAL
KAPAL
Dari ruang permesinan :
1. Kebocoran bahan bakar
2. Kebocoran minyak lumas.
3. Tumpahan bahan bakar
dan minyak pelumas’
4. Air laut dari poros
propeller dan installasi
pendingin mesin.

Dari ruang muat:


1.Sistim ballast
2.Pencucian tanki.
3.Muatan tumpah atau jatuh.

Dari ruang akomodasi:


1.Kotoran manusia
2.Sampah
3 D.L.L
PENCEGAHAN /PENGURANGAN
PENCEMARAN DARI KAPAL

a) KONSTRUKSI
1. Segregated ballast tank (SBT)
2. Dedicated ballast tank
3. Pembatasan ukuran tanki.
4. Subdivision and stability
5. Protective location of SBT(double hull)
6. Retention on board.

b) PERLENGKAPAN
1. Oily Water Separator
2. Oil Discharge Monitoring and Control systim
3. Interface Detector
4. In stalasi pembuangan kedarat
5. Oil record book
6. SOPEP

C) PENGAWASAN
1. Kadar buangan
2. Daerah buangan
3. Receiption facility
4. Penegakan hukum
KONVENSI INTERNATIONAL
MENGENAI PENCEGAHAN
POLUSI
 Tahun 1926 masalah pencemaran di
laut diterima dengan pengakuan
Internasional di Washington DC.
 Tema “The International Conference
on Pollution of Sea by oil.”
 Usul –usul yang diajukan dalam
kenprensi:
1. Meawajibkan pemasangan OWS
dikapal-kapal yang memakai BBM
dan yang mengangkut minyak
sebagai muatan.
2. Menetapkan zona-zona lautan
dimana tidak dperkenankan
membuang minyak:
Belgia,Belanda,Swedia,Inggeris,USA
menerima ketentuan 50 mil dari
daratan merupakan zona
pembuangan terlarang.
 Tahun 1934 The Interrnational Sea
Pollution Aggrement.
 Tahun 1954 Konvensi Internasional
tentang Pencegahan Pencemaran di
laut (Oil Pol 54) menetapkan zona
terlarang paling sedikit 50 mil dari
pantai dan kadar melebihi 100 ppm
dilarang serta persyaratan
pemakaian Oil Record Book
 Tahun 1959 berdiri IMCO.
 Tahun 1962 amendment deanan
memasukkan kapal- kapal
berukuran lebih kecil dan
memperluas zoana terlarang
diberlakukan 1969 .
 Tahun 1969 yang melarang
pembuangan dari operasi secara
normal,kecuali:total pembuangan on
ballast voyage tdk melebihi 1/15000
kapasitas muat,pembuangan lebih
dari 50 mil dari pantai.
 Tahun 197l amendment berisi: Great
Barrier Reef dianggap sebagai
daratan dan tata susunan tanki-tanki
serta batas ukuran tanki
MARPOL 73/78
• Konvensi ini terdiri dari 20 Artice dan 6
Annexs
1. ANNEX I Peraturan Peraturan
Pencegahan Pencemaran oleh minyak
2. ANNEX II Peraturan Pengawasan
Pencemaran oleh Zat Catr Beracun
diangkut dikapal dalam bentuk curah
3. ANNEX III Peraturan Pencegahan
Pencemaran oleh Zat Berbahaya yang
diangkut dalam kemasan
4. ANNEX IV Peraturan Pencegahan
Pencemaran oleh kotoran (Sewage)
dari kapal.
5. ANNEX V Peraturan Pencegahan
Pencemaran oleh sampah
6. ANNEX VI Peraturan Pencegahan
Pencemaran Udara dari kapal.
ANNEX I

Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan,3


Appendixes dan Penyamaan
Interpretasi yang berisi 8 Appendix.
Enter into force 2 Oktober 1983.
Diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia
dengan KEPPRES No.46 tahun
1986.Diberlakukan untuk kapal yang
berlayar ke Luar Negeri27 Oktober
1986 dan kapal domestik27 Oktober
1987.
Annex I berlaku untuk semua kapal
kecuali kapal perang dan kapal
Pemerintah.
Kapal kapal yang berukuran GT 150
atau lebih untuk tanker dan
berukuran GT 400 atau lebih untuk
non tanker harus memiliki
INTERNATIONAL OIL POLLUTION
PREVENTION CERTIFICATE (IOPP
CERTIFICATE)
Definisi-definisi
• Minyak berarti bahan bakar dalam bentuk apapun
termasuk minyak mentah,minyak bakar,minyak
bekas dan minyak hasil olahan.
• Campuran berminyak berarti suatu campuran
yang mengandung minyak.
• Minyak bakar berarti setiap minyak yang
digunakan untuk bahan bakar mesin induk dan
mesin bantu suatu kapal yang dibawa di kapal.
• Kapal tanker berarti suatu kapal yang
konstruksinya dibuat untuk mengangkut minyak
secara curah.
• Kapal kombinasi ialah kapal yang digunakan
untuk mengangkut muatan curah basah dan
kering.
• Kapal baru berarti:
a.Yang kontrak pembangunannya dimulai
sesudah 31 Des 1975
b.Dalam hal tidak ada kontrak pembangunan yang
peletakan luasnya 30 Juni 1976 atau
c.Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desmber
1979.
• Kapal lama berrarti yang bukan kapal baru.
• Jarak dari daratan terdekat berarti jarak dari garis
pangkal dimana laut teritorial diukur.
• Slop tank berarti tanki yang khusus
diperuntukkan untuk mengumpulkan air
pencucian atau pengeringan dari tanki lain atau
campuran berminyak lainnya
• Ballast bersih berarti balast dalam suatu
tanki dimana sejak minyak terakhir
diangkut telah dicuci sedemikian
sehingga air dari tanki itu apabila dibuang
ke laut tidak menampakkan tanda-tanda
minyak pada permuakaan air yang
tenang.
• Ballast terpisah adalah air ballast dari
tanki yang terpisah secara sempurna dari
sistim muatan minyak.
• Minyak mentah adalah setiap campuran
hidro karbon cair yang terbentuk secara
alamiah dalam perut bumi dan sudah
layak diangkut dikapal
• Kapal pengangkut minyak mentah berarti
kapal tanker yang melayani perdagangan
pengangkutan minyak mentah.
• Product carrier berarti kapal tanker yang
digunakan untuk pengangkutan minyak
selain dari minyak mentah.
• Load on top prosedur adalah sistim
pemuatan dimana muatan dimuat dalam
suatu tanki yang air pencucian tankinya
belum habis dibuang ke penampungan
didarat dan muatan dimuat diatas dari air
campuran tersebut.
SURVEY - SURVEY

IOPP Certificate diterbitkan oleh


Pemerintah atau Organisasi yang
diakui Pemerintah dan berlaku 5 tahun.
Untuk sertifikat ini dilakukan survei survei:
• Initial survey sebelum kapal
dioperasikan pertama kali.Survey
menyeluruh terhadap
konstruksi,perlengkapan,sistem tata
susunan dan material memenuhi
persyaratan.
• Renewal survey sesuai ketentuan
Pemerintah tapi tidak boleh lebih dari 5
tahun.
• Intermediate survey dalam waktu 3
bulan sebelum atau sesudah
anniversary date ke 2 atau ke 3.
• Annual survey dalam waktu 3 bulan
sebelum atau sesudah anniversary
date .
• Additional survey apabila dianggap
perlu kalau ada perbaikan.
PENGAWASAN PEMBUANGAN
MINYAK
• Setiap pembuangan minyak atau campuran
berminyak dilarang kecuali bila persyaratan beriku
dipenuhi:

A)Untuk kapal tanker kecuali yang berasal dari ruang


permesinan:
1.Tanker tidak dalam daerah khusus
2.Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan.
3.Tanker sedang berlayar
4.Kecepatan pembuangan tidak boleh lebihdari 30
ltr per mil
5.Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi
1/15000 dari total cargo untuk kapal lama dan
1/30000 untuk kapal baru.
6.Tanker dioperasikan dengan ODM dan CS dan
slop tank.

B) Untuk kapal Non tanker GT 400 atau lebih dan


untuk pembuangan dari ruang permesinan:
1. Kapal tidak berada dalam daerah khu sus.
2.Kapal sedang berlayar.
3. Kandungan minyak dalam aliran pembuangan
tidak melebihi 15 ppm
• Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM.
• Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas
dikenakan sanksi sesuai UU Negara setempat .
Pengecualian.

• Pembuangan kelaut dapat dilakukan


tanpa sesuai dengan aturan dalam
keadaan:
• 1. Pembuangan dilakukan untuk
keselamatan jiwa manusia.
• 2. Pembuangan kelaut disebabkan
kerusakan kapal dan peralatan dengan
ketentuan bahwa semua usaha telah
dilakukan untuk mencegan atau
meminimalkan tumpahan.
• 3. Telah diijijnkan
pemerintah,misalnya zat dispersant
untuk mengurangi dampak
pencemaran oleh minyak.
SPECIAL AREA

• Special area berarti suatu daerah


laut dimana untuk alasan alasan
tehnik sehubungan dengan
kondisi oceanografi dan
ecologynya dan sifat tertentu dari
kepadatan lalu
lintas,pemberlakuan metoda
khusus untuk mencegah
pencemaran diperlukan.
• Dalam Annex I ada beberapa
special area seperti :
1. Mediteranian Sea
2. Baltic Sea
3. Black Sea
4. Red Sea
5. Gulf Area
6. Antartic
7. Northwest European
PERSYARATAN KONSTRUKSI

A. Segregated Ballast Tank:


1. New Crude Oil tanker 20.000 DWT atau lebih.
2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih.
3.Existing crude oil tanker 40.000 DWT atau lebih
4. Existing Product tanker 40.000 DWT atau lebih.

B.Dedicated Ballast Tank:


1. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih
sebelum dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh
dioperasikan dengan DBT + COW

C. Crude Oil Washing:


1.New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.
2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih.

D. Slop Tank:
1. 3% kapasitas cargo.
2. 2% yang air pecuci tanki dapat digunakan
untuk mencuci tanki lain tanpa menambah air.
3. 2% bila tanker dlengkapi dengan SBT atau
DBT.

E. Sludge tank
• Kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi
sludge tank dgn kapasitas cukup
SLOP TANK DAN SLUDGE
TANK
• Setiap kapal harus dilengkapi demngan
Slop tank untuk menampung balat kotor
dengan kapasitas minimum 3% dari
kapasitas muat kapal,kecuali pemerintah
dapat menyetujui:
• 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya
dapat digunakan lagi untuk mencuci tanki
lain atau yang dilengkapi COW dan SBT.
• 1% tanker kombinasi .

Sludge tank
Gunanya untuk menampung minyak
kotor. ,yang kapasitasnya
V1 =K1 x c xD M3 dimana:
K1 =0.01 untuk mesin dgn BBM heavy oil
0.005 untuk mesin dgn BBM diesel
oil.
c = pemakaian FO per hari.
D = waktu pelayaran antara pelabuhan
dimana sludge tank dapat dipompa kedarat
(rata rata diambil 30 hari)
Lokasi perlidungan dari SBT

• Tanker pengangkut crude oil ukuran


DWT 20000 ton atau lebih dan tanker
product oil ukuran 30000 DWT atau lebih
penempatan SBT harus sedemikian
sehingga melindungi tanki muatan dari
kerusakan akibat kandas dan tubrukan1
• Pematasan ukuran tanki
• Diberlakukan terhadap tanker yang
peletakan lunasnya sesedah 1 Januari
1974
Panjang tanki maximium 10 meter atau:
a. (0,5 b1/B +0,1 ) L bila tdk mempunyse
kat membujur
b. (0,25 b1/B + o,15 ) L bila mumpunyai
sekat membujur.
L = panjang kapal, b1=lebar wing
tank,B= lebar kapal.
Receiption facility dan
discharge connection
• Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan
dilengkapi dengan sarana penampungan minyak
kotor atau balast kotor.
• Untuk memungkunkan pipa dan penampungan
didarat dapat dihubungkan dengan pipa
pembuangan dikapal harus disediakan sambungan
standar dengan ukuran

• Penjelasan Ukuran
• Diameter luar 215 mm
• Diameter dalam sesuai tbl pipa
• Baut dalam flens 6 lobang O/ 22 mm
• Tebal flens 20 mm
• Baut 6 buah diameter 20 mm
OIL RECORD BOOK
• Setiap tanker GT 150 atau lebih
dilengkapi dengan Oil Record Book
Part I dan Part II.
• Stiap kapal non tanker GT 400 atau
lebih harus dilengkapi Oil Record
Book Part I.
• Part I untuk mencatat dari ruang
permesinan dan Part II untuk mencatat
dari ruang muat.
• Setiap kegiatan dicatat dan ditanda
tangani oleh Perwira yang bertugas
dan setiap halaman ditanda tangani
oleh Nakhoda’
• Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk
kapal yang dilengkapi IOPP cert
dicatat dalam bahasa Inggeris atau
Perancis.
• Disimpan ditempat yang mudah
dicapai untuk pemeriksaan.
• Disimpan selama 3 tahun terhitung
pengisian terakhir.
• PSC Officer berhak minta copy bila
diperlukan.
PENGISIAN OIL RECORD BOOK

A) Oil record Book Part I (dari ruang


permesinan):

1. Pengisian ballast atau pencucian


tanki bahan bakar.
2. Pembuangan ballast kotor atau
ballast yang disimpan di tanki bahan
bakar.
3. Pengumpulan atau pembuangan oil
residu (sludge).
4. Pembuangan air got kamar mesin.
5. Kondisi dari OWS dan ODM
6. Pembuangan karena kecelakaan.
7. Pengisian bahan bakar dan lub oil.
B) Oil Record Book Part II ( dari ruang
muat kapal tanker )

1. Pemuatan minyak.
2. Permindahan internal muatan.
3. Pembongkaran muatan.
4. Pengoperasian COW.
5. Pengisian ballast ditanki muatan.
6. Pengisian Dedicated Ballast tank.
7. Pencucian tanki muatan.
8. Pembuangan ballast kotor.
9. Pembuangan dari slop tank kelaut.
10. Pembuangan ballast bersih dari
tanki muat.
11. Pembuangan residu (sludge).
12. Pembuangan ballast dari DBT.
13. Kondisi dari OWS dan ODM.
14. Pembuangan karena kecelakaan.
SHIPBOARD OIL POLLUTION
EMRGENCY PLAN(SOPEP)
• Setiap tanker GT150 atau lebih dan non
tanker GT400 atau lebih harus
dilengkapi dengan SOPEP yang telah
disyah oleh Pemerintah.Isi dari SOPEP
minimum adalah:
1. Prosedur yang diikuti oleh Nakhoda
atau orang lain yang bertugas untuk
melaporkan kejadian pencemaran.
2. Daftar Pejabat atau orang yang akan
dihubungi bila terjadi pencemaran.
3. Perincian tindakan yang akan diambil
segera oleh orang orang dikapal untuk
mengurangi atau mengontrol tumpahan
minyak sesudah kecelakaan.
4. Prosedur dan titik penghubung dikapal
untuk koordinasi dengan Penjabat
Local dalam rangka penanggulangan
pencemaran.

Untuk kapal kapal NLS SOPEP


mungkin dikombinasikan dengan
SOPEP untuk NLS.
• Peralatan penanggulangan
pencemaran

• Disetiap kapal harus tersedia alat-alat untuk


penanggulangan pencemaran antara lain:
a. Bak atau bejana untuk menampung tetesan
minyak
b. Pasir atau serbuk gergaji
c. Sekop
d. Majun
e. Karet busa untuk absorber
f. Diepersant
g. Spray applicator

Sedangkan untuk tumpahan dalam jumlah


banyak digunakan peralatan sebagai berikut:
a.Oil boom yang berfungsi untuk melokalisir
tumpaha supaya tidak menyebar’
b.Oiul skimmer untuk menyedot minyak yang
ada di permukaan air
c.Absorber.
d.Dispersant
• Saksi-sanksi hukum

• Terhadap pencemaran dapat dikenakan dua


macam sanksi yaitu:
a.Sanksi pidana dikenakan terhadap
“barangsiapa” yang berbuat.
Menurut U.U. No.21 tentang Pelayaran
pasal 119,120 barangsiapa yang melakukan
pembuangan limbah tidak sesuai dengan aturan
diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun
atau denda 120 juta rupiah,dan apabila
pembuangan tersebut mengakibatkan rusaknya
lingkungan diancam hukuman 10 tahun penjara
atau dena 240 juta rupiah.
b.Saksi perdata berupa tuntutan ganti rugi
ditujukan kepada pemilik kapal.
Karena tuntutan ganti rugi tsb.kadang-kadang
jumlahnya sangat besar sehingga tidak sanggup
ditanggung sendiri oleh pemilik kapal,maka diatur
dalam Konvensi Internasional yang disebut
International Convention on Civil Liability for Oil
Pollution Damage 1969 yqng kemudian diperbarui
tahun 1992 sehingga sekarang dikenal dengan
nama CLC 1992. Kapal-kapal tanker ukuran DWT
2000 ton atau lebih harus menjadi anggota dan
mengasuransikan tanggung jawabnya.
• Sesuai CLC 1992 batas maximum tanggung
jawab CLCl untuk membayar kompensasi
dihitung sbb:
a.Untuk kapal kurang dari 5000 ton sebesar 3 juta
unit account.
b.untuk kapal lebih dari 5000 ton ditambah 420 unit
tiap ton kelebihan dari 5000 ton dengan
maksimum 59.7 juta unit account.
Besarnya nilai 1 unit account ditentukan
berdasarkan Special Drawing Right yang bagi
Negara-Negara anggota IMF ditetapkan oleh IMF
.Bagi Negara yang bukan Anggota IMF besarnya
1unit account ditetapkan oleh Negara dimana
dipakai sebagai patokan adalah 1 unit account
sama dengan 15 gold franc.
Selain bantuan dari CLC ada satu Convensi lagi
yang menyediakan dana untuk membantu korban
pencemaran yaitu International Convention on
The Establishment of An International Fund for
Compensation 1971 yang kemudian diperbarui
tahun 1992,yang disebut dengan FUND.Anggota
dari konvensi ini adalah Negara-negara
pengimpor minyak.Perusahaan minyak yang
mengimpor lebih dari 150.000 ton setahun wajib
menjadi anggota.Batas bantuan yang dapat
diberikan oleh Fund adala 135 juta unit account
dan bisa dinaikkan sampai 200 juta kepada
anggota yang mengimpor lebih dari 600 juta ton
setahun.Fund.Fund akan membantu dalam
kondisi tidak mendapat bantuan dari CLC,bila
pemilik kapal gagal mendapat bantuan dari CLC
atau bila bantuan CLC tidak mencukupi klaim.
• Hal-hal yang dikecualikan dari tanggung
jawab pemilik kapal menurut CLC:
a. akibat perang,kerusuhan,perang
saudara,pemberontakan.
b.perbuatan dengan maksud
menimbulkan kerusakan oleh pihak ke
tiga.
c. kelalaian atau kesalahan dari
Pemerintah yang bertanggung jawab
untuk memelihara lampu-lampu dan
sarana bantu navigasi lainnya.
Sedangkan yang dikecualikan dari
bantuan Fund adalah:
a. Apabila kerusakan diakibatkan
perang,kerusuhan,perang
saudara,pemberontakan atau kerusakan
lingkungan akibat minyak yang tumpah
dari kapal perang,kapal pemerintah yang
tidak komersil.
b.Apalbila yang mengajukan klaim gagal
menunjukkan bukti bahwa pencemaran
disebabkan kecelakaan dari satu atau
lebih kapal
ANNEX II
Peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh
zat cair beracun(Noxious Liquid Substances)

• Kapal kapal pengangkut NLS sesudah


disurvei diberikan Sertifikat :International
Pollution Prevention Certificate For The
Carriage of Noxious Liquid Substances in
Bulk.
• Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan
persyaratan harus diendors tiap tahun.
• Survei survei yang dlaksanakan sehubungan
dengan sertifikat tersebut adalah:
1. Initial survey sebelum kapal dioperasikan
untuk partama kali.
2. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum
atau sesudah Anniversary date dari
sertifikat.
3. Intermediate survey dalam 3 bulan sebelum
atau sesudah Anniversary date ke 2 atau ke
3.
4. Renewal survey setiap 5 tahun atau sesuai
masa laku sertifikat.
5. Additional survey apabila dibutuhkan.
Bagi kapal kapal yang sudah disurvei dan
diberikan sertifikat berdasarkan International
Bulk Carrier Chemical Code(IBC Code) atau
Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak perlu
disurvei lagi untuk mendapatkan NLS
Cert.Disamping itu kapal ini juga harus
dilengkapi dengan IOPP Certificate.
PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

• Zat cair beracun dibagi dalam 4 kategori


yaitu:
1. Kategori A yaitu zat cair beracun yang apabila
dibuang kelaut dari pencucian tanki muatan
atau dari ballast yang dimuat ditanki muatan
akan menimbulkan bahaya yang besar
(major hazard) baik terhadap sumber hayati
laut atau kesehatan manusia atau
menimbulkan ancamah serius terhadap
penggunaan laut secara sah lainnya
sehingga mengharuskan penggunaan alat
alat penanggulangan yang lebih kuat untuk
membersihkan.
2. Kategori B yaitu zat cair beracun yang
apabila dibuang ke laut akan menimbulkan
bahaya (hazard) baik terhadap sumber
hayati laut atau kesehatan manusia atau
menimbulkan ancaman terhadap
penggunaan laut secara sah sehingga
mengharuskan penggunaan alat anti pollusi
khusus.
3. Kategori C yaitu zat cair yang apabila
dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya
kecil (minor hazard) sehingga
membutuhkan operasi khusus untuk
penanggulangan.
4. Kategori D yaitu zat cair beracun yang
apabila dibuang ke laut memperlihatkan
bahaya yang dapat diketahui (recognized
hazard) sehingga memerlukan perhatian.
Contoh Zat Cair Beracun
• Kategori A:
Aceton Cyanohydrin,Acrolein,Dicio ro
Benzenes,Carbon
disulphide,Cresols,Phosphorus dll
Kategori B
Allyl Alcohol,Ammonia,Benziene
chloride,Carbon Tetra
chloride,Chloroform,dll
Kategori C:
Acetic Aceid,Iso Amyl
Acetate,Amiline,Ethyl Acetate,Silicon
Tetrachloride,dd
Kategori D:
Acetone,Benzyl Alcohol,Calcium
Hydroxide,Ethyl Acetate,Silicon
Tetrachloride. dll
PENGAWASAN
1. Pemerintah tiap Negara harus menunjuk Surveyor
surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dari Aturan
ini dan mengawasi sesuai guideline dari IMO.
2. Nakhoda nakhoda kapal yang mengangkut zat cair
beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-
ketentuan telah dipenuhi dan Cargo Record Book diisi
sesuai ketentuan.
Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori A:
1) Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal
berangkat tanki harus diadakan pencucian
pendahuluan (pre wash) dan air pencucian dibuang ke
Receiption Facility sampai konsentrasi zat cair beracun
dalam aliran kurang dari 0,1% dalam berat kemudian
dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor
konsentrasi dalam aliran kurang dari 0,01% dalam
berat.
2) Bila kemudian air ditambahkan kedalam tanki, air
pencucian dapat dibuang kelautsesuai dengan
persyaratan:
a)Kapal berada diluar daerah khusus.
b) Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots
untuk yang digerakkan mesin dan 4 knots untuk yang
ditunda.
c)Lubang pembuangan berada dibawah garis air.
d) Pembuangan pada pada jarak tidak kurang dari 12 mil
dari daratan dengan kedalaman tidak kurang dari 25
meter.
Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori B:
1. Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci (pre wash)
sampai sisa muatan dalam tanki tidak lebih darrl 1 M3
atau 1/3000 kapasitas tanki dan dibuang ke Receiotion
Facility.Kemudian apabila ditambahkan air dapat
dibuang ke laut dengan persyaratan:
a)Kapal sedang berada diluar daerah khusus
b)Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knots untuk
yang bermesin dan 4 knots untuk yang digandeng.
c)Konsentrasi zat beracun diar baling baling tidak
melebihi 1 ppm.
d)Pembuangan dilaksanakan tidakl kurang dari 12 mil
dari daratan pada kedalaman lebih dari 25 mtr.
Pengawasan terhadap kapal pengangkut kategori C

1. Selesai bongkar sebelum meninggalkan


pelabuhan tanki harus dicuci (pre wash) sampai
sisa muatan tidak lebih dari 3 M3 atau 1/1000
kapasitas tanki
2. Kemudian apabila ditambahkan air dapat
dibuang ke laut dengan persyaratan :
a)Kapal berada diluar daerah
diluar daerah khusus.
b)Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knot
untuk yang bermesin dan 4 knot untuk yang
digandeng.
c)Pembuangan dibawah garis air’
d)Kapal berada lebuh dari 12 mil dari daratan pada
kedalaman 25 mtr atau lebih

Atas permintaan Nakhoda pre wash dapat ditiadakan


dengan syarat :
a)Tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci
karena akan dimuat jenis yang sama atau yang
dapat digabungkan.
b)Tanki bekas pembongkaran tdk akan dicuci
dilaut dan akan dcuci dipelabuhan lain asal ada
jaminan tertulis dari pelabuhan tersebut.
c)Sisa muatan dihilangkan dengan sistm ventilasi
yang disetujui Pemerintah berdasarkan standar
IMO
Untuk kategori D tidak perlu diadakan prewash’ dan
dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :
a)Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus.
b)Kecpatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang
bermesin dan 4 knot bagi yang digandeng.
c)konsentrasi tidak lebih dari 1/10 .
d)pembuangan pada jarak 12 mil dengan
kedalaman tidak kurang dari 25 meter.
CARGO RECORD BOOK
1. Setiap kapal yang mengangkut zat cair
beracun harus dilengkapi dengan Cargo
Record Book
2. Cargo record Book harus diisi tanki per
tanki bilamana operasi berikut
dilaksanakan:
 Pemuatan cargo
 Pemindahan internal cargo
 Pembongkaran cargo
 Pencucian tanki muatan
 Pengisian ballast ke tanki muatan
 Pembuangan ballast dari ruang muat
 Pembuangan residu ke sarana
penampungan
 Pembuangan ke laut atau penghilangan
dengan ventilasi.
3. Setiap pembuangan apakah operasional
atau kecelakaan harus dicatat.
4. Bila operasi diawasi oleh surveyor ,surveyor
harus membuat catatan dalam Cargo
Record Book
5. Cargo Record Book diisi dalam bahasa
Inggeris atau Perancis kecuali yang tidak
punya NLS cert
6. Cargo Record Book harus disimpan
ditempat yang mudah dicapai untuk
pemeriksaan kecuali ditongkang tak
berawak disimpan di kapal tunda.Cargo
Record Book disimpan dikapal sampai 3 thn
sesudah pengisian terakhir
Prqcedures and Arrangement Manual(PA
Manual)
• Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk
curah harus dilengkapi dengan PA Manual.
• Tujuan utama dari Manual adalah untuk mengenalkan
kepada Perwira kapal tata susunan fisik dan semua
prosedur operasi sehubungan bengan penanganan
muatan,pencucian tanki .penanganan slop dan
pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai
persyaratan Annex II.
• PA Manual minimum harus berisi informasi dan petu
njuk operasi berikut:
• 1.Perincian gambaran utama dari Annex II.
• 2.Daftar dari NLS yang diijinkan untuk diangkut kapal
tersebut.
• 3.Tanki-tanki yang diijinkan untuk mengangkut masing
masing NLS
• 4..Perincian dari seluruh tata susunan da peralatan
termasuk pemanasan muatan dan sistim pengawasan
suhu,skema sistim stripping dan pompa-pompa.(check
list)
• 5. Prosedur mendetil sesuai standar yang diteraokan
pada masing-masing kapal.tarmasuk instruksi instruksi
seperti metoda pengeringen,prewash tanki-
tanki,pengisian ballast ruang muat.pembuangan residu
dll.
• 6.Tanggung jawab Nakhoda sehubungan prosedor
operasi yang harus diikuti untuk meyakinkan bahwa
tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut.
ANNEX III Peraturan peraturan
untuk pencegahan pencemaran
oleh zat berbahaya yang diangkut
dikapal dalam kemasan

• Hal-hal yang harus diperhatikan:


1. Packing harus meminimalkan
bahaya terhadap lingkungan sesuai
kekhususan isinya.
2. Marking dan Labelling.Diberi merk
nama tekhnik dilengkapi UN
number.Merk harus tidak hilang
walau terbenam dilaut selama 3
bulan.
3. Dokumentasi.Semua dokumen
harus menggunakan nama tehnik
dan dicantumkan kata-kata MARINE
POLLUTAN.
4. Stowage .Barang berbahaya harus
ditempatkan dengan aman dan
dilashing sehingga mengurangi
ancaman terhadap lingkungan
ANNEX IV
Peraturan untuk mencegah pencemaran
oleh kotoran (Sewage) dari kapal

1. Peraturan ini berlaku untuk :


a)Kapal baru GT 200 atau lebih.
b)Kapal baru kurang dari GT200 yang membawa
lebih dari 10 orang.
c)Kapal yang tidak ada surat ukur tapi membawa
lebih dai 10 orang.
d) Kapal lama dibrlakukan 10 tahun setelah aturan
ini enter inforce.
2. Yang dimaksud sewage adalah:
a)Pembuangan dari toilet.urinoir dan wc.
b)Pembuangan dari tempat pengobatan seperti
hopital,dispensary yang dibuang ke westafel
atau scupper
c)Pembuangan dari ruangan tempat binatang hidup
d)Buangan lain yang bercampur dengan buangan
diatas.
3. Kapal kapal yang memnuhi persyaratan
diberikan sertifikat International Sewage
Pollution PreventioCertificate.
4. .Sehubungan dengan sertifikat ini dilaksanakan
survei:
a)Initial Survey
b)Periodical Survey
Persyaratan pembuangan
sewage
• Pembuangan sewage kelaut
dilarang kecuali:
 Sewage yang sudah dihancurkan
dan dimati hamakan dapat dibuang
pada jarak 4mil atau lebih dari
pantai
 Sewage yang belum dihancurkan
dan dimati hamakan dibuang pada
jarak 12 mil atau lebih dari pantai.
 Pembuangan tdak dilakukan sekali
gus tetapidialirkan pada waktu
berlayar dengan kecepatan
minimum 4 knots
 Selama dipelabuhan dibuang ke
Receiption Facility
ANNEX V
Peraturan - Peraturan Pencegahan
Pencemaran Oleh Sampah

• Berlaku untuk semua kapal.


• Yang dimaksud sampah adalah segala
macam makanan,buangan rumah tangga
dan operasional tapi tidak termasuk ikan
segar atau bagiannya,yang secara normal
dihasilkan selama pengoperasian kapal
secara normal dan harus dibuang secara
continue atau periodik .
• Daerah khusus yang dilarang membuang
sampah adalah:
1. Laut Tengah
2. Laut Baltic
3. Laut Hitam
4. Laut Merah
5. Teluk Persi
6. Laut Utara
7. Daerah Antartic
8. Daerah Caribia
Kapal ukuran GT 400 atau labuh dan kapal
yang membawa 15 org atau lebih harus
membawa Garbage Management Plan.
Kapal GT 400 atau lebih dan kapal yang
membawa 15 org atau lebih harus
dilengkapi Garbage Record Book
Persyaratan Pembuangan Sampah

• Semua jenis plastik termasuk tali plastik


,jaring,kantong plastik dan abu
permbakaran plastik dari incinerator
dilarang dibuang ke laut.
• Dunnage,pelapis dan pembungkus yang
terapung dapat dibuang pada jarak 25 mil
atau lebih dari pantai.
• Sisa makanan dan sampah kertas
.gelas,metal,botol dapat dibuang pada
jarak 12 mil dari pantai.
• Sampah sisa makanan apabila telah
dihancurkan dan dapat melewati
saringan 26 mm dapat dibuang 3 mil dari
pantai.
• Pembuangan dari platform dilarang
.untuk sisa makanan dapat dibuang pada
jarak 500 m dari platform dan 12 mil dai
daratan dengan sarat telah dihancurkan
• Dalam daerah khusus hanya sisa
makanan yang dapat dibuang pada jarak
12 mil dari pantai
Garbage Record Book
• Setiap pembuangan atau pembakaran
harus dicatat dalam garbage record
book
• Yang dicatat adalah waktu ,posisi
kapal keterangan dan jumlah sampah
• Garbage record Book disimpan
ditempa yang mudah dicapai untuk
pemeriksaan dan disimpan selama 2
tahun
• Diisi dalam bahasa Inggeris oleh
Perwira yang bertanggung jawab dan
tiap halaman ditanda tangani
Nakhoda
• Dalam hal dibuang karena kecelakaan
harus dicatat lingkungan tempat
pembuangan dan alasan
pembuangan
• PSCO dapat sewaktu waktu
memeriksa Garbage record book
ANNEX VI
Peraturan pencegahan pencemaran
udara dari kapal.

• Berlaku untuk kapal GT 400 atau


lebih.dan anjungan lepas pantai.
• Apabila dari hasil survei memenuhi
sarat diberi sertifikat
INTERNATIONAL AIR
POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE.
• Pengawasan emisi dilakukan
terhadap:
1. Zat perusak ozone
2. Nitrogen Oxide (Nox)
3. Sulphur Oxides (Sox)
4. Volatile Organuc Compounds

Sampai saat ini belum enter into force


SANKSI TERHADAP PENCEMARAN .

• Apabila terjadi pencemaran laut


dari kapal maka dapat dikenakan
sanksi:
• 1.Sanksi Pidana terhadap oarang
yang bersalah,sesuai pasal
119,pasal 120 dan pasal 121
Unadang No.21 tahun 1992
tentang Pelayaran.
• 2. Sanksi Perdat berupa tuntutan
ganti rugi akibat pencemaran
pencemaran yang dikenakan
terhadap Pemilik kapal. Untuk
pencemaran oleh minyak karena
tuntutannya besar dapat dibantu
oleh CLC dan FUND.
International Convention on Civil Liability for oil

Pollution Damage .
• Convensi ini ditanda tangani pada 29
Nopember 1969 di Brussel.Leih dikenal
dengan sebutan CLC 69 ,kemudian
dimendment pada 1992.
• Tujuan Konvensi:
• 1.Menjamin kebutuhan kompensasi yang
memadai dapat tersedia untuk orang yang
menderita kerugian akibat pencemaran
minyak dari kapal.
• 2.Keinginan untuk mengesahkan aturan dan
prosedur internasional untuk menentukan
tanggung jawab dan menyediakan
kompensasi untuk kasus tersebut.
• Definisi-definisi:
• 1.Kapal berarti kapal laut dan pesawat dilaut
dari type apapun yang mengangkut minyak
dalam bentuk curah.
• 2. Owner berarti orang yang terdaftar segai
pemilik kapal atau bareboat charterer yang
mengoperasikan kapal.
• 3.. Oil berarti setiap bentuk dari hdrocarbon
mineral oil seperti minyak mentah,bahan
bakar dan minyak pelumas baik yang diangkut
sebagai muatan atau sebagai bunker.
• 4.Pollution damage bwrarti kehilangan atau
kerusakan yang disebabkan oleh minyak yang
tumpah dari kapal termasuk kerusakan akibat
tindakan penanggulangan.
Pemberlakuan
• Konvensii ini berlaku dilaut teritorial dan ZEE
sampai batas 200 mil dari pantai.
• Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila
dia dapat membuktikan bahwa kerusakan:
• 1.Disebabkan oleh perang atau kerusuhan,perang
saudara atau pemberontakan atau fenomena alam
yang khusus dan bersifat tidak bisa dielakkan dan
dihalangi.
• 2.Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau
kesengajaan pihak ketiga
• 5.Seluruhnya disebabkan kelalaian atau kesalahan
dari Pemerintah atau Penguasa yang bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan lampu-lampu dan
sarana bantu navigasi.
• Batas tanggunag jawab pemilik sebesar 200 juta
francs(1 franc sama dengan harga 65,5 mg emas
dengan millesimal fineness 900)
• Bila kejadian akibat kesalahan aktual atau dengan
setahu owner maka batas tanggung jawab tersebut
tidak bisa diginakan
• Kapal 2000 DWT atau lebih diharuskan
mengasuransikan atau financial security lain
seperti Bank garansi tersedia untuk dana
kompensasi tersebut.
• Kapal harus memiliki certifikat CLC yang diberikan
oleh Pemrintah.
• Hak kompensasi akan hilang kecuali diajukan
dalam 3 thn atau paling lambat 6 thn.
• Konvensi akan balaku apabila sdh diratifikasi oleh
8 Negara dimana 5 Neagara memiliki tanker lebih
dari 1 juta GT
TOVALOP(Tanker Owner
Voluntary Agreement concerning
Liability for Oil Pollution )
• Belajar dari kecelakaan Tanker Torrey Canyon
oada tahun 1967 dimana belum aada suatu
aturan Internasional yang efektif dalam
menyediakan bantuan menyeluruh terhadap
korban pencemaran atau kompensasi untuk
biaya pembersihan .
• Pemilik tanker membuat perjanjian sukarela
untu membentu Pemerintah dalam biaya
penanggulangan atau pembersihan pantai
mereka yang tercemar.
• Dlam istilah Owner termasuk juga Bareboat
Charterer.
• Tovalop diadministrasikan oleh Tankers
Owner Pollution Federation Ltd
• Hanya memberi bantua kepada Pemrintah
tiadak keoada Perorangan atau Private.
• Tovalop membatasi kewajibannya sampai US
$ 100 per Register ton per kapal per kejadian
atau 10 juta US $ per kapal mana yang lebih
kecil.
• Tovalop mulai berdiri pada akhir 1968 atau
awal 1969 dan berhenti pada tahun 1997
sesudah CLC berjalan dengan efektif.
International Convention on The
Establishment of An International
Fund for Compensation for Oil
Pollution Damage
• Biasa dipendekkan dengan sebutan. Fund
Convention
• Dibentuk untuk melengkapi bantuan apabila
bantuan yang diberikan CLC belum
mencukupi.
• Fund merupakan bantuan dari industri
perminyakan untuk membantu korban
pencemaran karena bantuan dari CLC
terbatas.
• Fund mulai berlaku 1978 .
• Anggota fund ialah tiap orang atau
perusahaan yang dalam 1 tahun kalender
menerima 150.000 ton harus menyumbang
• Fihak-fihak yang dibantu oleh Fund:
1. Bla tidak ada kewajiban dari CLC.
2. Bila pemilik tanker tidak mampu memperoleh
bantuan dari CLC atau bila asuransinya
tiadak mencukupi
3. Bila harga dari kerusakan melebihi tanggung
jawab owner dibawah CLC.
Pengecualian
1. Terbukti bahwa pencemaran disebabkan
oleh peperangan,kerusuhan,perang saudara
atau pemberontakan atau disebabkan
minyak yang tumpah atah dibuang dari
kapal perang ,kapal milik atau dioperasikan
oleh Pemerintah dan sedang menjalankan
tugas pemerintah.
• Fund tidak akan memberibantuan terhadap
hal berikut:
1. Yang mengklaim tidak dapat membuktikan
bahwa pencemaran disebabkan oleh satu
atau beberapa kapal.
Batas bantuan yang dapat diberikan Fund
sebesar 450 juta francs.
Fund dapat membatalkan seluruh atau sebagian
dari tanggung jawabnya bila dapat
dibuktikan bahwa pencemaran akibat
kesalahan dari owner yaitu:
1. Kapal yang menimbulkan pencemaran
tiadak memenuhi persyaratan yang diatur
dalam :
a)Marpol 73/78 serta amendmentnya.
b)Solas 1974 serta amendmentnya
c)International load line Convention l966
d)Colreg 1972 beserta amendmentnya.
2. Kecelakaan atau kerusakan diakibatkan
seluruhnya atau sebagian karena tdk
memenuhi persyaratan tersebut.
CRISTAL(Contract Regarding and
Interim Supplement to tanker
liability for Oil Pollution)
• Didirikan tgal 1 April 1971 sebagai
badan sementara sampai Fund berlaku
efektif.
• Anggota terdiri dari perusahaan
minyak yang terlibat dalam bisnis
minyak seperti penyulngan,pemasaran
dan distribusi minyak.
• Yang diberi bantuan hanya terhadap
anggota yang ikut dalam Cristal dan
kapal yang menyebabkan pencemaran
adalah anggota Tovalop atau CLC
• Bantuan yang diberikan $ 125 per
register ton atau $ 10 juta (mana yang
lebih kecil).Tapi bila klaim lebih besar
dan Tovalop atau CLC bantuannya
tidak mencukupi banruan dapat
ditambah sampai maksimum 30 juta
US Dollar.
• Seperti juga Tovalop ,Cristal sdah
berakhir sejak 1997 sesudah CLC and
Fund bekerja efektif.

Anda mungkin juga menyukai