Anda di halaman 1dari 31

Teknologi OWS

[Oil Water Separator]


Disusun Oleh : Tim KKN PPM Batang 2015

Semarang, 24 Agustus 2015


Kata pengantar
Puji syukur terhadap tuhan yang maha esa yang senantiasa memperlancar penulis
dalam menyelesaikan modul ini. modul ini dibuat sebagai literatur teknologi OWS (Oil
Water Separator). OWS adalah suatu alat pencegah pencemaran laut yang dipasang di
kamar mesin pada kapal-kapal tertentu dengan cara memisahkan minyak yang tercampur
dengan air. Kami mengharapkan semoga nantinya modul ini dapat bermanfaat untuk
semua pembaca dan dapat dimengerti. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan demi sempurnanya modul ini.

Batang, 24 Agustus 2015

TIM KKN PPM BATANG 2015

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 1


PENGENALAN TEKNOLOGI
(OWS) OIL WATER SEPARATOR

A. PENDAHULUAN
Dengan perkembangan dunia maritime yang semakin maju dan bertambahnya
jumlah kapal maka akan sangat mempengaruhi tingkat pencemaran laut, akibat limbah-
limbah yang dibuang dari kapal, terutama limbah yang mengandung minyak. Tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap kapal pasti menghasilkan air got terutama di kamar mesin. Air
got pada akhirnya akan di buang ke laut namun harus diperhatikan agar tidak terjadi
pencemaran laut akibat dari pembuangan limbah tersebut.
Bertitik tolak pada masa-masa sebelumnya telah diadakan konvensi-konvensi
misalnya pada awal tahun 1970 di Paris yang dikenal dengan nama Paris Convention,
pada awal Oktober 1971 di Oslo diadakan persetujuan yang mengenai Prevention of
Marine Pollution By Dumping for Ship and Craft, dan tahun 1973 telah dikeluarkan
ketentuan mengenai minyak kotoran dan sampah yang diperbolehkan dibuang kelaut yang
yang lebih dikenal dengan nama MARPOL 1973 serta pada tanggal 15 Juli 1977 di New
York telah ditetapkan konferensi masalah lingkungan hidup.
Salah satu Organisasi di dunia yaitu IMO telah menetapkan peraturan-peraturan
yang berkenaan dengan prosedur dan tatacara pembuangan limbah kapal berikut sangsi-
sangsi bagi kapal yang melanggar sehingga untuk mendukung dan melaksanakan
peraturan yang telah ditetapkan tersebut dan mencegah sangsi yang dapat diberikan pada
kapal yang melanggar dimana akan membawa kerugian bagi kapal dan perusahaan
pelayaran, maka sekarang ini pada setiap kapal telah dilengkapi dengan peralatan atau
pesawat yang dapat membersihkan air got dari kandungan minyak oily water separator
(OWS) sehingga pada saat di buang ke laut tidak menimbulkan pencemaran.
Untuk meminimalisasi kandungan minyak dalam air limbah, dalam hal ini yang
berasal dari kamar mesin, MARPOL mengeluarkan peraturan yang di tuangkan dalam
ANNEX 1 yang berisi tentang batas ambang normal kandungan minyak yang bisa di
buang ke laut. Ketentuan ini mewajibkan semua kapal kapal yang beroperasi harus di

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 2


lengkapi dengan alat yang di sebut Oil Discharge Monitori ( ODM ), dan suatu sistem
pengendalian penyaringan/pemisahan minyak dan air dimana alat ini di kenal dengan
nama Oily Water Separator (OWS).
Menurut konvensi MARPOL 73/78 Annex I untuk kapal tanker berukuran >150
GRT (selain dari kapal tanker berukuran >400 GRT) kamar mesin harus dilengkapi
dengan sarana Oil Water Separator sebagai media pemisah antara air dan minyak. Dalam
menunjang kelancaran operasi kapal serta menjaga dan mencegah timbulnya suatu
masalah pencemaran laut peran serta pesawat Oily Water Separator sangat dominan.
Sesuai dengan namanya, oil water separator berfungsi untuk memisahkan jumlah
partikel yang terkandung dalam air hal ini minyak sebelum air tersebut di buang kelaut.
Sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan, jumlah kandungan minyak dari proses
pemisahan pada Oily Water Separator haruslah kurang dari 15 ppm ( Part per million ),
yang artinya dalam satu juta bagian dari air terdapat 15 bagian minyak yang terkandung di
dalamnya.
Para operator dalam pengoperasian dan perawatan Oily water separator kurang
memahami arti pentingnya perawatan berdasarkan instruction manual book / buku
petunjuk dari pabrik pembuat (maker) pesawat Oily Water Separator.
Limbah minyak bercampur air dari tangki air got (bilge tank) di pompa dengan
pompa got / bilge pump terlebih dahulu melewati saringan isap sebelum pompa dan
saringan tekan sesudah pompa mengalir melalui pipa Oil water inlet masuk ke dalam
ruang pemisah pertama (First separating column) kemudian mengalir ke ruang pemisah
kedua (Emulsion breaker) maka di sini kotoran limbah minyak dan air telah disaring.
Dalam proses ini minyak akan mengapung pada dinding bagian atas First column, minyak
dan air sudah terpisah. Cara pemisahan seperti di atas disebut gravitasi, menggunakan
sistem perbedaan S.G minyak dan air, dimana ;
Berat Jenis Air : 1 dan
Berat Jenis Oil : 0,8
Tetapi dengan cara ini sukar untuk menghilangkan minyak baik atau menunda
pemadatan yang S.G-nya serupa dengan air sebagai pemisahan gaya berat (gravity
separation) sangat efisien tetapi masih ada minyak atau benda padat di dalam aliran.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 3


Sesudah pemisahan ini, air melewati lubang-lubang kecil pada supporting plate dan
mengalir ke ruang pemisah kedua (secondary separating column). Pada bagian ini minyak
yang masih lolos melewati Emulsion breaker filter. Dari hasil penyaringan kotoran
kotoran di ruang pemisah pertama dimana di column kedua melanjutkan penyaringan air
got yang masih kotor. Selanjunya column kedua melakukan penyaringan dengan
menggunakan emulsion breaker. Dan hasil penyaringan di column kedua selanjunya air di
lanjutkan ke saringan berikutnya dimana air dari hasil penyaringan di column kedua
menuju ke Third Column (Coalescer). Hasil penyaringan dari column ketiga akan di
lanjutkan ke column keempat dimana saringan di dalam column tersebut menggunakan
Fine coalescer. Selanjutnya air hasil penyaringan di column keempat langsung menuju ke
laut. Dari hasil hasil penyaringan tersebut diatas air yang terbuang ke laut sudah melalui
monitor yang mendeteksi dan menunjukkan dimana air got yang sudah di proses di dalam
column separator layak untuk dibuang ke laut yaitu kurang dari 15 ppm.
Dan sangat perlu diperhatikan perawatan filter-filter pada tiap tiap column serta
komponen bagian-bagian lainnya sehingga betapa pentingnya perawatan Oil water
separator agar dapat bekerja maksimal sebagai sarana penunjang pada pengoperasian
kapal dalam mencegah pencemaran laut. Peran penting Anak Buah Kapal dalam hal ini
sangatlah penting, dengan tetap mengikuti standar perawatan dan pengoperasian yang
nantinya di dapatkan hasil kerja Oily Water Separator yang maksimal.
Sebagai komponen pelengkap pada Oily Water Separator, maka oil discharge
monitoring mempunyai peran yang sangat penting dalam memonitor kondisi air yang
akan di buang kelaut. Jika tingkat kadar kandungan minyak masih tinggi maka sudah
tentu akan terjadi pencemaran di laut akibat pembuangan limbah dari kamar mesin. Untuk
itu seorang masinis haruslah ahli dan paham betul tentang pengoperasian Oil Water
Separator dan bagaimana cara mengatasi masalah yang di sebabkan oleh tidak
berfungsinya Oil Discharge Monitor di kapal.
Kendala kendala yang sering terjadi pada saat pengoperasian Oily Water Separator
adalah tidak dibilasnya Oil Discharge Monitori yang di dalamnya terdapat sensor
sehingga terjadi banyaknya minyak yang lengket pada sensor. Hal ini menyebabkan kerja
Oil Water Separator terganggu karena pada panel display dari Oil Discharge Monitori

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 4


akan terus menunjukkan kadar minyak tinggi sehingga unit pengontrol dari Oil Discharge
Monitor akan secara terus menerus memberikan input data yang salah sehingga outlet dari
three way valve yang menuju ke overboard akan tertutup dan sebaliknya bagian outlet
yang lain akan membuka sehingga air terbuang kembali ke got kama mesin. Jika hal ini
terjadi maka hanya akan terjadi sirkulasi air limbah kamar mesin dari got kamar mesin,
Oily Water Separator dan kembali lagi ke got kamar mesin.
Masalah lain yang juga terjadi adalah ketidaktahuan masinis dalam mengoperasikan
Oily Water Separator dan mengatur menu pilihan pada display Oil Discharge Monitor.

B. PENCEMARAN AIR LAUT


Seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah no 19 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Pencemaran laut adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau
fungsinya.
Adapun beberapa sumber pencemaran minyak antara lain : dari ladang minyak
dibawah dasar laut baik melalui rembesan maupun kesalahan pengeboran pada operasi
minyak lepas pantai, kecelakaan pelayaran seperti misalnya kandas, tenggelam dan
tabrakan kapal-kapal tanker atau barang yang mengangkut minyak / bahan bakar, operasi
kapal dimana minyak terbuang kelaut sebagai akibat dari pembersihan tangki atau
pembuangan air ballast dan lain lain, kapal-kapal selain tanker melalui pembuangan air
bilga ( got ), operasi terminal pelabuhan minyak dimana minyak dapat timpah pada waktu
memuat / membongkar muatan atau pengisian bahan bakar ke kapal, limbah pembuangan
refinery, dan sumber-sumber darat misalnya minyak lumas bekas atau cairan yang
mengandung hidrokarbon (Adi, 2008). Tumpahan minyak kelaut dari kapal tanker / kapal
lainnya dibagi dalam 4 kelompok yaitu pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat
dari pengoperasian kapal selama menyelenggarakan pencucian tangki, pembuangan air
bilga ( got ) yang mengandung minyak, tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran
antara lain kandas, tenggelam, tabrakan dan lain-lain dan tumpahan minyak selama proses

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 5


pemuatan, pengeluaran dan penyimpanan (Adi, 2008). Penyebab terjadinya tumpahan
minyak dari kapal antara lain adanya kerusakan mekanis : kerusakan dari sistem peralatan
kapal, kebocoran badan kapal, kerusakan katup-katup hisap atau katup pembuangan
kelaut, kerusakan selang-selang muatan. Adapun kesalahan yang disebabkan oleh
manusia yaitu kurang pengetahuan / pengalaman, kurang perhatian dari personil, kurang
ditaatinya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan kurang pengawasan (Adi,2008).

Beberapa Cara Penjegahan Pencemaran Air Laut Oleh Kapal


 Pada setiap kapal yang memiliki GRT melebihi atau sama dengan 400 ton
dipersyaratkan untuk dilengkapi dengan Peralatan Pencegah Pencemaran dilaut
akibat Minyak. Peraturan ini dituangkan dalam konvensi IMO yang dikenal
dengan MARPOL 73/78
 Penempatan peralatan ini terbagi dalam beberapa katagori disesuaikan dengan
jenis kapal, yaitu untuk pencegahan tumpahan polusi minyak dari dalam ruang
mesin dan polusi dari dalam ruamg muat (untuk kapal jenis tanker)
 Peralatan yang dipasang antara lain terdiri dari : Oily water Separator, oil filtering
unit, monitoring dan control system, sludge tank dan discharging piping yang
keseluruhannya harus memenuhi persyaratan MARPOL

Alat Pemisah Air Yang Mengandung Minyak / Oily Water Separator


 Sesuai dengan persyaratan seluruh kapal dengan GRT diatas atau sama dengan
400 ton harus dipasang peralatan Oily Water Separator (OWS)
 OWS ini harus dapat memisahkan kandungan minyak yang tercampur dalam air
dengan menghasilkan air yang memiliki kadar minyak maksimum 15 ppm
(sebelum adanya peraturan tambahan, kandungan minyak ada yang mencapai 100
 OWS ditempatkan dikamar mesin pada setiap kapal dengan dilengkapi instalasi
pipa untuk penghisapan dari bilga kamar mesin dan pipa pembuangan keluar kapal
atau kedalam tanki sludge.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 6


 OWS merupakan rangkaian unit pompa dan alat pemisang minyak yang bekerja
dengan sistim centrifugal dan sistim filter yang mempunyai kerapatan tidak lebih
dari 15 ppm
 Jenis lain dari peralatan pemisah kandungan minyak ini adalah sistim filter (oil
filtering unit) . Peralatan ini juga ditempatkan dikamar mesin, yang terdiri dari
rangkaian beberapa tingkatan filter, umumnya terdiri dari tiga unit filter.
 Cara kerjanya adalah air yang mengandung minyak sebelum dibuang keluar kapal
akan dilewatkan melalui rangkaian filter tersebut dan pada penyaringa yang
terakhir kandungan minyak tidak akan lebih dari 15 ppm. Untuk menjaga bahwa
kandungan minyak tidak melebihi 15 ppm maka secara berkala filter harus
dibersihkan atau harus diganti.
 Pada sistim instalasi terdapat kran untuk memeriksa contoh air sebelum dibuan
kelaut, dan contoh ini secara berkala dapat diperiksa melalui laboratorium.
Instalasi OWS ataupun sistim filter dikapal harus dilengkapi dengan buku
petunjuk dan gambar instalasi pipa.

C. OIL WATER SEPARATOR


Oil Water Separator atau sering disebut sebagai OWS adalah sebuah alat yang
berfungsi memisahkan cairan, dalam hal ini cairan yang dimaksud adalah air dan minyak,
yang mana berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis minyak sehingga saat proses
pemisahan terjadi, air akan berada di bagian bawah dan minyak akan berada dibagian
atas. Prinsip kerja pemisahan oil water separator dilakukan dengan cara mengubah
kecepatan dan arah cairan dari sumur (well), sehingga cairan tersebut dapat terpisah.
Adapun fungsi dari Oil Water Separator adalah digunakan untuk penanganan air yang
berasal dari bilga dimana air tersebut masih bercampur dengan minyak dan harus
dipisahkan sebelum dibuang kelaut. Selai itu Oil Water Separator menggunakan Hukum
Stokes untuk mendefinisikan kecepatan terapungnya sebuah benda/partikel berdasarkan
berat jenis dan ukurannya. Dalam hal ini. minyak akan terakumulasi keatas permukaan
air.Diatas kapal Oil Water Separator digunakan supaya air yang keluar dari kapal tidak
bercampur minyak sehingga tidak mencemari lingkungan.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 7


Gambar 1. Oil Water Separator

C.1 Bagian-bagian dan fungsi OWS yaitu :


 Blige Pump, berfungsi sebagai penghisap air got
 Bilge Separator ( Stage I ), berfungsi sebagai tabung pemisah air got dengan
minyak.
 Coaliser ( Stage II ), berfungsi sebagai penampungan air got yang di pisah oleh
bilge separator dari endapan minyak.
 Disk ( Lempengan-lempengan ), berfungssi sebagai alat pemisah air got dengan
minyak karena perbedaan berat jenis
 Piston valve, berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air isap yang terpisah
yang dimana minyak air kotor masuk ke Sludge tank.
 Selenoide Valve, berfungsi sebgai pengatur aliranair got, bekerja atas dasar
kiriman sinyal dari minyak air kotor ( centra unit )

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 8


 Sludge Oil Tank ( tangki minyak air kotor ), berfungsi sebagai penampungan
minyak air kotor.
 Filter, berfungsi sebagai penyaringan yang berada di coaliser ( stage II ).

Gambar 2. Bagian Bagian OWS

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 9


C.2 Spesifikasi Teknis OWS

C.3 Komponen dalam Pembuatan OWS


Perancangan komponen ows terdiri dari:
(a) Komponen unit pompa
(b) Komponen unit separasi
(c) Filter
(d) Kerangka
Pembuatan komponen OWS dilakukan sesuai gambar kerja dengan menggunakan
bahan yang banyak dijual di pasar. Perakitan komponen dilakukan agar menjadi alat yang
kompak dan dapat digunakan sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Pengujian yang
dilakukan berupa uji fungsional yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil rancang
bangun dapat berfungsi sesuai dengan disain yang diharapkan. Jika tidak sesuai harus
dilakukan modifikasi sampai menghasilkan unjuk kerja yang baik.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 10


A. Peralatan
1. Merencanakan Kebutuhan Peralatan
Tabel 1. Kebutuhan Peralatan

No. Nama Fungsi


1 Gergaji besi memotong besi
palu besi berfungsi untuk memukul benda dari bahan
2 Palu besi
logam yang keras dibantu dengan alat perantara
menyambung logam dengan cara mencairkan sebagian
3 Mesin las
logam induk dan logam pengisi
4 Mesin bubut memotong besi yang diputar
5 Mesin bor membuat lubang, alur dan peluasan suatu lubang
palu plastik untuk membuka atau memasang suku cadang
6 Palu plastic
dengan cara pemukulan/dipukul
7 Mistar mengukur benda kerja
mencengkram atau memegang komponen yang akan di
8 Tang
buka dengan cara diputarkan bagiannya.
9 Obeng melepas sekrup dari komponen komponen
menghalusan benda kerja atau untuk penajaman perkakas
10 Mesin gerinda
seperti pisau, golok dan lain lain.
memotong benda kerja tipis yang berupa kertas, plat,seng
11 Gunting
dll.
peralatan cekam yang paling sering digunakan pada
12 Ragum
proses pengefraisan
13 Jangka sorong alat ukur dengan tingkat ketelitian seperseratus milimeter
14 Mistar gulung alat ukur besaran panjang yang bisa digulung
pembuat rata dan siku antara bidang satu dengan bidang
15 Kikir gepeng (plat)
lainnya
pembuat rata dan siku antara bidang satu dengan bidang
16 Kikir blok
lainnya

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 11


17 Kikir setengah bulat menghaluskan, meratkan, dan membuat bidang cekung
18 Mistar baja memeriksa rata dan tidaknya suatu benda
19 Obeng (-) membuka sekerup beralur min ( - )
20 Obeng (+) membuka sekerup beralur positif (+)
21 Jangka alat untuk membuat lingkaran
melubangi pelat logam, mengencangkan baut atau
22 Mesin bor tangan
melepas baut
23 Garis penyiku mengukur benda dalam keadaan siki-siku (90o)
24 Gunting pelat menggunting atau memotong pelat logam
25 Tap membuat ulir dengan tangan
melepas atau mengencangkan mur atau bautdimana
26 Kunci inggris
ukuran kunci pas dan ring tidak ada yang sesuai
27 Kunci socket jenis kunci yang paling baik untuk melepas kunci
mata sock terdiri dari sock segi duabelas, segi delapan
dan segi enam, sedangkan variasi bentuknya, ada yang
28 Mata sock
panjang maupun pendek. biasanya mata sock memiliki
ukuran 10-33 mm atau 7/16w1/4w dan 3/16w- 3/4w
29 Kunci pipa membuka dan mengencangkan pipa

2. Menyiapkan Kebutuhan Peralatan


Peralatan yang perlu dipersiapkan antara lain :
Tabel 2. Peralatan Kerja

No. Nama Gambar

1. gergaji besi

2 palu besi

3 mesin las

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 12


4 mesin bubut

5 mesin bor

6 Palu plastik

7 tang

8 obeng

9 mesin gerinda

10 gunting

11 ragum

12 jangka sorong

13 mistar gulung

14 kikir gepeng (plat)

15 kikir blok

16 kikir setengah bulat

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 13


17 obeng (-)

18 mesin bor tangan

19 garis penyiku

20 gunting pelat

21 tap

22 kunci inggris

23 kunci socket

24 mata sock

25 Kunci pipa

3. Bahan Prototipe
Pada perancangan konsep produk, dicari/dicoba ditemukan sebanyak mungkin
(alternatif) konsep produk, yang semuanya memenuhi semua spesifikasi teknis produk.
Pada evaluasi produk, dipilih satu atau beberapa konsep produk terbaik saja untuk
dikembangkan lebih lanjut menjadi produk, berdasarkan kriteria pemilihan yang disusun
berdasarkan spesifikasi teknis produk. Konsep produk dapat dinyatakan dengan skets,
atau dapat pula dinyatakan dengan keterangan yang merupakan abstraksi dari produk
yang akan dirancang.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 14


4. Merencanakan Kebutuhan Bahan Prototipe
Rencana kebutuhan bahan bahan prototipe tiap komponen berbeda – beda yaitu
antara lain : unit pompa, unit separasi, kerangka dan perpipaan.

5. Merencanakan Kebutuhan Bahan Unit Pompa


Merencanakan bahan unit pompa

Unit Pompa

Rumah Pompa

Plunyer

Gland Packing

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 15


Roda Gigi

As Gigi

Katup Bola

Pondasi Samping Pompa

Pondasi Bawah Pompa

Gambar 4. Desain Rencana Unit Pompa

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 16


Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan pompa antara lain :
Tabel 3. Rencana Bahan Unit Pompa.

Bahan
Nama Barang Keterangan Jumlah
Besi cor 15 kg
Seal tape 2 buah
Valve ball ½ “ 2 buah
Puley kecil Ø = 5,6 cm 1 buah
Motor Listrik 125 watt 1 buah
V-belt 3L240 1 buah
Bearing 2 buah
Grease 1 kg
Kawat elektroda 1 pak
Cat 2 kg
Thinner 2 liter
Rames packing 1 paket
Dempul 1 kg
Baut 12 4 buah
Baut 14 4 buah
Puley besar 13,6 1 buah
Nut grease 3 buah
Kabel listrik NYMHY 2x2.5 mm2 1 buah

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 17


6. Merencanakan Kebutuhan Bahan Unit Separasi
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan unit separasi antara lain:
Tabel 4. Kebutuhan Unit Separasi

Bahan
Nama Barang Keterangan Jml
Pelat besi Tebal = 3 mm, 2 x 3 m 1 lembar
Pelat besi polkadot Tebal = 3 mm, 1 x 1 m 1 buah
Kaca akrilik Tebal 5 mm, 10 x 10 cm 1 buah
Waring 1x3m 1 buah
Wol akuarium 2 dus
Pipa galvanis ½ in 1 buah
Baut 16 mm 20 buah
Baut 4 mm 8 buah
Kawat elektroda 1pak
Cat avian 2 kg
Mani Kansai paint anti korosif 3 kg
Thinner 2 liter
Dempul 1 kg

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 18


7. Merencanakan Kebutuhan Kerangka

Gambar 3. Kerangka
Bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan unit kerangka antara lain
Tabel 5. Kebutuhan Kerangka

Bahan
Nama Barang Keterangan Jumlah
Besi Kanal “U” Tebal = 5 mm 4 meter
Kawat elektroda 15 biji
Cat avian 1 kg
Mani Kansai paint anti korosif 2 kg
Thinner 2 liter
Dempul 1 kg

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 19


8. Merencanakan Kebutuhan Bahan Perpipaan

Gambar 4. Perpipaan
Bahan-bahan perpipaan yang akan digunakan antara lain :
Tabel 6. Kebutuhan Perpipaan
Bahan
Nama Keterangan Jumlah
Selang spiral Ø = ¾ in 4 meter
Ball valve Ø = 1/2 in 2 meter
Klem 1 in 4 buah
Foot valve ½ in 2 buah
Lem paralon 4 buah
Pipa galvanis ½ in 4 meter
Seal tape 6 buah

9. Melakukan Pembuatan Prototipe


Berdasarkan gambar kerja yang telah dibuat, maka komponen-komponen dari alat
OWS dapat dibuat sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar dengan beberapa
proses permesinan seperti pembubutan, pengefreisan, pengeboran, penggerindaan, selain
itu juga dilakukan proses kerja bangku seperti penggergajian, pengikiran, pengetapan dan
penyeneyan. Untuk pembuatan rangka dan dudukan motor perlu dilakukan proses

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 20


pengelasan. Setelah proses pembuatan seluruh komponen selesai, maka baru dilakukan
proses pengecatan. Adapun beberapa komponen yang sudah ada di pasaran antara lain
puly, mur, baut, belt, bearing, motor listrik, kabel, saklar, snap ring dan batu gerinda.
Berikut ini proses pembuatan:
1. Melakukan Pembuatan Bagian Unit Pompa
Rumah pompa

Plunyer

Gland Packing

Roda Gigi

As Gigi

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 21


Katup Bola

Pondasi Samping Pompa

Pondasi Bawah Pompa

Gambar 5. Pembuatan bagian-bagian unit pompa

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 22


2. Melakukan Pembuatan Bagian Unit Separasi
Rumahan atas

filter

Rumahan bawah

Gambar 6. Pembuatan Bagian Separasi

3. Melakukan Pembuatan Bagian Kerangka


Kerangka

Gambar 7. Pembuatan bagian unit kerangka

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 23


4. Melakukan Pembuatan Bagian Perpipaan
Pipa Hisap

Filter Karbon Aktif

Gambar 8. Pembuatan Bagian Perpipaan

B. Menyusun Rangkaian Prototipe


.1. Menyusun Rangkaian Unit Pompa

Rangkaian Unit Pompa

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 24


Gambar 10. Merangkai Unit Pompa

2. Menyusun Rangkaian Unit Separasi

Gambar 11. Merangkai Unit Separasi

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 25


3. Menyusun Rangkaian Kerangka

Gambar 12. Merangkai Kerangka

4. Menyusun Rangkaian Perpipaan


Rangkaian Perpipaan

Gambar 13. Merangkai Perpipaan

5. Penyetelan dan Pengujian


1. Penyetelan
a) OWS dapat dipasang secara langsung di bagian dasar kapal motor
b) Sebaiknya posisi saluran pengeluaran lebih tinggi satu meter dari pada OWS dan
tidak terhubung dengan pipa yang lain.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 26


c) Pipa pemasukan utama yang ada didepan pompa harus dihubungkan ke tangki air
bersih dengan tujuan untuk mencuci OWS secara teratur dan sebagai persediaan air
bersih ketika OWS kekurangan air bersih.
d) Saluran masuk pada pompa harus dipasang filter untuk mencegah masuknya pasir
dan partikel kasar yang ada di dasar kapal ke dalam OWS.
e) Memasang perangkat secara vertikal (tegak) dengan posisi yang tepat pada saluran
pengeluaran OWS.

2. Pengujian OWS
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pengujian OWS antara lain yaitu :
a) Tahapan pengoperasian alat dimulai dengan pemeriksaan bahwa semua rangkaian
telah tersusun dengan benar
b) Rangkaian alat diperiksa kembali sebelum memulai proses pengolahan
c) Mengumpulkan ± 100 liter limbah cair berminyak dan dimasukan ke dalam drum
penampung, lalu ambil sampel awal sebanyak 3 botol, tiap botol berisi 1 liter.

Gambar 14. Pengambilan bahan uji pertama (1)

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 27


d.) Mengambil sampel hasil pemprosesan dengan OWS sebanyak 3 botol, tiap botol
berisi 1 liter.

Gambar 15. Pengambilan bahan uji kedua (2)

e.) Mengambil sampel hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif sebanyak 3
botol, tiap botol berisi 1 liter.

Gambar 16. Pengambilan bahan uji 3

Pengujian air sampel dilakukan di laboratorium Balai Pencegahan Pencemaran


Industri Semarang. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Pengujian OWS

Hasil analisa
No. Parameter Satuan
I.1 I.2 I.3 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3
Minyak
1. mg/L 19000 19000 23000 12,5 5 15 10 20 7,5
Total
Rata-rata 20333,3 10,8 12,5

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 28


I II III
Gambar 17. Air Sampel
Keterangan :
I.1 ; I.2 ; I.3 = Sampel awal limbah cair berminyak
II.1 ; II.2 ; II.3 = Sampel hasil pemprosesan dengan OWS
III.1 ; III.2 ; III.3 = Sampel hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif

C. Prosedur Pemasangan OWS


• OWS dapat dipasang secara langsung di bagian dasar kapal.
• Sebaiknya posisi saluran pengeluaran lebih tinggi satu meter dari pada OWS dan
tidak terhubung dengan pipa yang lain.
• Pipa pemasukan utama yang ada didepan pompa harus dihubungkan ke tangki air
bersih dengan tujuan untuk mencuci OWS secara teratur dan sebagai persediaan
air bersih ketika OWS kekurangan air bersih.
• Saluran masuk pada pompa harus dipasang filter untuk mencegah masuknya pasir
dan partikel kasar yang ada di dasar kapal ke dalam OWS.
• Memasang perangkat secara vertikal (tegak) dengan posisi yang tepat pada saluran
pengeluaran OWS.

D. Prinsip dan Kerja OWS :


Air got dihisap oleh Bilge pump diteruskan ke bilge separator ( stage II ) yang
bercampur dengan minyak. Gravity Disck dalam bilge separator yang berputar secara
sentrifuse oleh motor penggerak yang mengakibatkan memisahnya bagian-bagian berat
dengan lain-lainnya yang ringan. karena pengaruh berat jenis antara air got dengan
minyak kotor, maka minyak kotor terlempar bagian atas, sedangkan bagian air got

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 29


terlempar kebawah ( pengaruh sentrifugal ). minyak tersebut akan mengirim sinyal ke unit
control mengakibatkan selenoide valve bekerja, membuka membran piston valve, sehigga
minyak kotor masuk ke sludge tank,s sedangkan air got masuk ke coaliser ( stage II ) . ke
fillter naik keatas sisi kananmembalik menurun kebawah lewat filtter ke sisi kiri.
konsentrasi air got dapat di monitor menggunakan OPM ( Oil Pollution Monitor ) bila
konsentrasi menunjukan 15 ppm maka air got di buang kelaut namun bila konsentrasi
melebihi dari 15 ppm maka keadaan sistem coaliser secara flushing dengan harapan
menurunkan ppm tersebut normal dengan menurunkan overboard. minyak kotor akan
ditampung di sludge tank, selanjutnya di bakar menggunakan Insalator yang
mengakibatkan minyak terbakar menjadi gas dan dikarenakan pencemaran minyak tidak
diperbolehkan di buang ke laut.
Di Atas Dermaga Pelabuhan Perikanan, Kemungkinan adanya kendala pemasangan
pesawat OWS pada kapal 10 - 50 GT, maka dapat disiasati dengan penempatannya diatas
dermaga. Dimana, kapal-kapal berukuran 50 GT kebawah dapat membuang dan
mengumpulkan limbah air got tersebut kedalam tangki penampung dan selanjutnya akan
diproses oleh pesawat OWS yang telah tersedia di dermaga.

E. Perawatan Alat OWS


Dalam kondisi normal, OWS memiliki periode penggunaan yang relatif lama.
Bagaimanapun juga , mengingat dari pengaruh material tersuspensi begitu juga dengan
sampah lainnya, daya tahan menyaring pada komponen-komponen terus meningkat. Oleh
karena itu, perangkat ini perlu dibersihkan seminggu sekali secara normal dengan waktu
kurang lebih 30 menit.

TIM KKN PPM BATANG 2015 Page 30

Anda mungkin juga menyukai