Resistansi listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik
yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:
atau
Hukum Ohm
, , dan
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.[1][2]
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak
bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.[1] Walaupun
pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.[1]
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:[3][4]
Dimana :
adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825
dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827. [5]
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff berbunyi : Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik () dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah penurunan
potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut,
atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchoff I berbunyi jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk
dengan arus yang meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang
sama dengan nol
Hal ini dapat digambarkan melalui Gambar 6 berikut ini.
Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
i=0
i1 + i2 + i3 - i4 - i5 = 0
dimana:
Sistem 3 Fasa
20:37 HaGe 13Komentar
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap
oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang
seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda
fase sebesar 120listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60, dan dapat
dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, , D).
mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.
Pfase = Vfase.Ifase.cos
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat
dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan
perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka
daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya,
VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73,
maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua
jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang
mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan
adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama
dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus
netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan
beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan
permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan
beban dengan sumber listrik yang seimbang.
Teori Superposisi
9:45 PM Rangkaian Listrik No comments
Teori superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier.
Rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul
akan memenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Pada
setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber
arus dapat dihitung dengan cara :
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber yang
bekerja sendiri-sendiri.
Pengertian dari teori diatas bahwa jika terdapat n buah sumber maka dengan
teori superposisi sama dengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis,
dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Ini berarti
bahwa bila terpasang dua atau lebih sumber tegangan/sumber arus, maka
setiap kali hanya satu sumber yang terpasang secara bergantian. Sumber
tegangan dihilangkan dengan cara menghubung singkatkan ujung-ujungnya
(short circuit), sedangkan sumber arus dihilangkan dengan cara membuka
hubungannya (open circuit).
Teorema norton merupakan salah satu hukum listrik yang menganalisa suatu
rangkaian elektronika arus searah pada rangkaian tertutup dan dianalisa
berdasarkan konsep pembagi arus (curent divider). Pada hukum norton atau
lebih dikenal sebagai teorema norton, suatu rangkaian elektronika arus
searah dengan sumber tegangan dan resistansi pada rangkaian loop tertutup
dapat dianalisa dengan membuat rangkaian sumber arus yang setara
dengan rangkaian tersebut. Rangkaian penggati ini dikenal dengan nama
rangkaian setara Norton kemudian sumber arus pengganti disebut sebagai
sumber arus Norton. Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa
rangkaian arus searah yang secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut.
Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan
dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan
dengan sebuah rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian
hubung singkat IN dan sebuah konduktansi GN Gambar Proses
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat
magnetis atom tersebut.
Definisi elektron adalah partikel yang bermuatan negative. elektron terletak dalam atom (terikat
pada inti atom) dan menyebabkan sifat kimia. Di dalam logam, elektron berifat ebas (tidak
terikat atom)sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Dalam semikonduktor, aliran elektron
dapat diatur sehingga dapat dibuat diode, transistor dan lain-lain.
Nama electron diusulkan oleh G.J Stoney. Penemuan electron dimulai dari percobaan yang
dilakukan oleh J.J Thomso (1897) dengan tabung sinar katode. Percobaan ini berhasil mengukur
perbandingan antara muatan listrik dengan massa sinar katode itu. Menurut Thomson, sinar
katode ini merupakan bagian dari atom yang disebut electron.
Dimulai dengan pengertian Arus Listrik,Secara teori Arus Listrik dapat di definiskan
sejumlah muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik.
Rumus :
I = Q/T
I = Arus Listrik
Q = Banyaknya Muatan Listrik
T= Waktu
Satuan Arus Listrik adalah Ampere (A)
Lalu pengertian dari Tegangan adalah Beda potensial diantara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik.
Rumus :
V= I .R
V = Tegangan
I = Arus Listrik
R = Hambatan
Satuan Tegangan adalah Volt (V)
Terdapat 2 Jenis Tegangan,
Adapun alat ukur yang digunakan untu mengukur Arus Listrik, Tegangan, Hambatan
umumnya tersedia dalam satu paket alat ukur yang bernama AVO Meter.
Prinsip Baterai, ketika baterai dipakai , terjadi reaksi antara elektrode positif dan
elektrode negatif.
Di elektrode negatif terjadi pelepasan elektron oleh seng. Akibatnya, terbentuk ion seng
yang bermuatan positif.
Elektron yang dilepaskan tersebut ditangkap oleh elektrode positif dalam hal ini,
dilakukan oleh mangan dioksida dan larutan amonium klorida . Peristiwa tersebut terjadi
terus menerus. Akibatnya, pada suatu saat perbedaan potensial kedua elektrode sama
dengan nol. Paad keadaan inilah baterai dikatakan mati.
Selama baterai digunakan, seng bereaksi dengan amonium klorida sehingga terbentuk
seng klorida dan gas hidrogen. Itulah sebabnya , jumlah amonium klorida berangsurangsur berkurang.
Aki ( Akumulator)
Aki tersusun atas pelat timbal sebagai elektrode negatif dan pelat timbal dioksida
sebagai elektrode positif, dan larutan elektrolit asam sulfat.
Di antara kedua elektrode , dibatasi dengan bahan isolator. Hal itu dimaksudkan, agar
aki tidak bersentuhan (kalau, terjadi sentuhan menyebabkan korsleting).
Prinsip kerja aki, pada saat aki dipakai , kedua elektrodenya perlahan-lahan aka
menjadi timbal sulfat. Hal itu disebabkan, kedual elektrode beraksi dengan larutan asam
sulfat. Pada reaksi tersebut, elektrode timbal melepaskan banyak elektron.
Akibatnya, terjadi aliran arus listrik dari pelat timbal dioksidanya. Setelah beberapa lama
dipakai, akhirnya kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat . Akibatnya diantara
keduanya tidak ada lagi beda potensial. Keadaan tersebut disebut , akinya soak / mati.
Pertanyaan :
1. Jelaskan prinsip kerja baterai
Jawab :
Prinsip Baterai, ketika baterai dipakai , terjadi reaksi antara elektrode positif dan
elektrode negatif. Di elektrode negatif terjadi pelepasan elektron oleh seng. Akibatnya,
terbentuk ion seng yang bermuatan positif. Elektron yang dilepaskan tersebut ditangkap
oleh elektrode positif dalam hal ini, dilakukan oleh mangan dioksida dan larutan
amonium klorida . Peristiwa tersebut terjadi terus menerus. Akibatnya, pada suatu saat
perbedaan potensial kedua elektrode sama dengan nol. Paad keadaan inilah baterai
dikatakan mati. Selama baterai digunakan, seng bereaksi dengan amonium klorida
sehingga terbentuk seng klorida dan gas hidrogen. Itulah sebabnya , jumlah amonium
klorida berangsur-angsur berkurang.
2. Perbedaan prinsip kerja Baterai dan Aki ?
Jawab :
Perbedaanya ialah , kalau baterai tidak dapat dipergunakan lagi ( sekali pakai ) dan
bersifat AC ( satu arah ), sedangan aki dapat digunakan kembali ( apabila telah di isi)
dan bersifat DC ( dua arah ).