Kamar Mesin (Engine Room), suatu ruangan khusus dikapal yang didalamnya dipasang mesin-mesin yang
dibutuhkan untuk operasi kapal (menjalankan kapal/berlayar) serta muatannya (muat dan bongkar), termasuk untuk
penunjang kehidupan awak kapal dan orang-orang lain diatas kapal.
1. Ruang Kontrol Mesin (Engine Control Room), salah satu ruangan didalam kamar mesin dimana semua alat-
alat kontrol mesin-mesin yang beroperasi dipasang, termasuk sistem kontrol energi listrik, agar pengawasan
terhadap mesin-mesin lebih efektif dan efisien.
2. Mesin Induk (Main Propulsion Engine), suatu instalasi mesin yang terdiri dari berbagai unit/sistem
pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong terhadap kapal, sehingga kapal dapat berjalan
maju atau mundur.
3. Mesin-mesin Bantu (Auxiliary Engines), unit-unit dan instalasi-instalasi permesinan yang dibutuhkan untuk
membantu pengoperasian kapal, termasuk untuk mesin induk, operasi muatan, pengemudian, navigasi dll.,
tetapi tidak terbatas pada mesin-mesin dibawah ini.
4. Mesin Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak generator atau pembangkit
tenaga listrik, merupakan salah satu mesin bantu yang paling penting dikapal untuk menghasilkan tenaga /
energi listrik. Jenis mesin ini biasanya mesin Diesel, kecuali dikapal yang menggunakan uap sebagai energi
panasnya, mesin ini digerakkan dengan turbin uap. Commented [u1]:
5. Generator, bagian yang menjadi satu dengan mesin generator yang mampu membangkitkan energi atau Commented [u2]:
arus listrik yang dibutuhkan untuk operasi kapal seperti menjalankan motor-motor listrik untuk mesin
Commented [u3]:
kemudi, pompa, kompresor udara, dll., serta untuk penerangan, pemanas, dll.,
6. Pompa-pompa (Pumps), alat untuk memindahkan zat cair seperti air tawar, air laut, bahan bakar dan lain- Commented [u4]:
lain, yang biasanya dilengkapi dengan sistem perpipaan, termasuk katup isap, katup tekan dan katup-katup
lain, saringan, tangki-tangki, alat-alat pengaman dll. Jenis-jenis pompa a.l.:
7. Pompa Pendingin Air Tawar (Fresh Water Cooling Pump), untuk memindahkan sekaligus men-sirkulasikan
air tawar melalui berbagai sistem pipa-pipa, pendingin (cooler), tangki ekspansi, berbagai katup, saringan
dan lain-lain, berfungsi untuk mendinginkan blok silinder/badan mesin penggerak akibat terjadinya
pembakaran didalam silinder mesin.
8. Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling Pump), yang mengisap air laut diluar kapal dan
mensirkulasikannya untuk mendinginkan air tawar, minyak lumas dan lain-lain agar temperaturnya tetap
pada temperatur yang dikehendaki. Setelah digunakan, air laut ini kembali dibuang ke laut.
9. Pompa Servis Umum (General Service Pump), unit pemindah air laut yang mempunyai fungsi ganda,
artinya bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti pendingin air tawar, minyak lumas, juga untuk
mengalirkan air laut untuk pemadaman kebakaran, dan lain-lain.
10. Pompa Minyak Lumas (Lube Oil Pump), unit pemindah minyak lumas yang dibutuhkan untuk melumasi
bagian-bagian mesin yang saling bergesekan, sekaligus menyerap panas yang ditimbulkan akibat gesekan
tersebut. Minyak lumas ini disirkulasikan melalui unit pendingin agar temperatur tidak melebihi ketentuan.
11. Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump), terdiri dari berbagai unit, misalnya pompa transfer untuk
memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki lain, atau pompa booster untuk mengalirkan bahan
bakar ke unit-unit separator, dan/atau ke mesin-mesin dimana bahan bakar ini akan dibakar didalam
silinder.
12. Pompa Ballast (Ballast pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan mengosongkan air laut ke dan
dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kapal agar tegak
dan tidak miring, atau untuk memperbaiki stabilitas kapal agar nilai GM-nya tetap positif, terutama sewaktu
kapal dalam pelayaran tanpa muatan.
13. Pompa Got (Bilge Pump), salah satu pompa yang fungsinya untuk membuang air berminyak (oily water)
yang ada di got (bilge) kamar mesin. Pompa ini harus dilengkapi unit separator air berminyak (oily water
separator), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung minyak tidak lebih dari 15 ppm.
14. Pompa Sanitair (sanitary pump), baik untuk air tawar maupun air laut, yaitu pompa untuk menyalurkan air
tawar maupun air laut ke sistem sanitair kapal, yaitu ke kamar-kamar mandi dan WC.
15. Kompresor Udara (Air Compressor), unit yang berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tertentu,
biasanya antara 20 30 bar) untuk berbagai kebutuhan, terutama untuk start mesin induk.
16. Botol Udara (air bottle), unit penyimpan udara bertekanan tinggi
17. Mesin Pendingin (Refrigerator), suatu instalasi permesinan yang terdiri dari kompresor, pendingin media
pendingin, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan lainlain, yang ditujukan untuk mendinginkan satu
ruangan atau lebih ruangan untuk menyimpan bahan makanan diatas kapal.
18. Mesin Tata Udara, suatu instalasi permesinan seperti halnya mesin pendingin, tetapi tujuannya
mendinginkan ruangan-ruangan seperti salon, kabin-kabin awak kapal, dll., agar suhunya rendah dan
nyaman
19. Pemindah Panas (Heat Exchanger), terdiri dari:
20. Pendingin (Cooler) untuk Udara, Air Tawar, Minyak Lumas, dll., yaitu unit yang berfungsi menurunkan
temperatur suatu zat yang menjadi akibat operasi mesin, agar temperaturnya konstan dan tidak melebihi
ketentuan. Di unit ini selalu ada zat yang akan didinginkan dan zat atau media pendingin yang biasanya
terdiri dari air laut.
21. Pemanas (Heater) untuk Bahan Bakar, Minyak Lumas, Air Tawar, dll., yaitu peralatan untuk memanaskan
suatu zat, misalnya bahan bakar agar kekentalannya turun, atauk memanaskan ruangan dimusin dingin, dll.
22. Kondensor (Condenser), yang pada dasarnya berfungsi untuk merubah bentuk zat dari uap atau gas
menjadi bentuk cair. Unit ini biasanya terdapat pada turbin uap dan mesin pendingin.
23. Ketel Uap (Steam Boiler), instalasi yang berfungsi untuk merubah air (tawar) menjadi uap yang mem[unyai
tekanan lebih dari 1 bar. Uap ini digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti menjalankan mesin atau
turbin uap, media pemanas berbagai zat atau ruangan-ruangan akomodasi diwaktu musin dingin atau
didaerah dingin. Bahkan sering digunakan didapur untuk keperluan berbagai alat pemanas makanan /
minuman.
24. Ketel Gas Buang (Exhaust Gas Boiler), yang terdapat pada kapal-kapal yang menggunakan mesin Diesel
sebagai mesin induknya. Sewaktu mesin induk jalan, untuk menghemat bahan bakar, maka pemanasan air
untuk dijadikan uap dilakukan dengan memanfaatkan panas gas buang mesin induk yang tidak terpakai lagi.
25. Mesin-mesin Dek (Deck Machineries), unit-unit atau instalasi permesinan yang dibutuhkan untuk operasi
kapal, termasuk sewaktu berlayar dilaut, maupun selama operasi muatan di pelabuhan. Unit-unit ini
dioperasikan oleh awak kapal bagian dek, namun perawatan dan perbaikannya dibawah tanggung jawab
awak kapal mesin.
26. Mesin Kemudi (Steering Gear), instalasi penggerak daun kemudi untuk merubah arah / haluan kapal. Unit
mesinnya terletak diburitan, diatas batang kemudi, namun dapat dioperasikan dari anjungan melalui unit
telemotor.
27. Mesin Jangkar (Windlass), unit mesin yang berada dihaluan kapal, untuk menurunkan dan menaikkan
jangkar sewaktu berlabuh diluar pelabuhan.
28. Mesin Kapstan (Penarik tali tambat), unit yang dibutuhkan untuk menggulung dan/atau mengulur tali tambat,
sewaktu kapal akan sandar atau lepas dari dermaga.
29. Mesin Pengangkat Muatan (Crane), unit-unit mesin untuk mengangkat muatan keatas kapal dan
memasukkannya kedalam palka (ruang muat kapal) atau menaikkan muatan jika akan dibongkar ke
dermaga.
30. Pembangkit Air Tawar (Fresh Water Generator), suatu unit pembangkit air tawar, atau merubah air laut
menjadi air tawar dengan cara menguapkan air laut kemudian diembunkan sehingga menjadi air tawar.
31. Pemisah Zat Cair (Separator), terdiri dari:
32. Pemisah Bahan Bakar (Fuel Oil Separator), suatu unit permesinan yang gunanya untuk memisahkan bahan
bakar dengan zat-zat lain, terutama air dan endapan-endapan yang terkandung didalam bahan bakar
sehingga bahan bakar yang akan disuplai ke mesin tetap murni dan bersih.
33. Pemisah Minyak Pelumas (Lube Oil separator), unit pemisah minyak lumas, biasanya hanya untuk minyak
lumas mesin induk, agar terpisah dari air dan kotoran-kotoran lain, sehingga kualitas minyak lumas tetap
terjaga.
34. Pemurni Bahan Bakar (Purifier), hampir sama dengan separator bahan bakar, tetapi disini fungsinya untuk
memisahkan bahan bakar dengan air dan zat-zat lain yang tidak diinginkan.
35. Penjernih (Clarifier) untuk bahan bakar, yang fungsinya hampir sama dengan separator, hanya disini bahan
bakar akan dijernihkan dan dipisahkan dari endapan-endapan atau lumpur-lumpur yang belum dapat
dipisahkan oleh purifier. Biasanya unit ini dipasang seri dengan purifier untuk menghasilkan bahan bakar
yang benar-benar murni dan jernih.
36. Separator Air Berminyak (Oily Water Separator), untuk memisahkan air got kamar mesin dari kandungan
minyak akibat kebocoran minyak yang jatuh ke got kamar mesin. Sesuai peraturan MARPOL, air yang
dibuang ke laut tidak boleh mengandung minyak lebih dari 15 ppm.
37. Pembakar (Incinerator), suatu unit yang digunakan untuk membakar sampah-sampah dan minyak-minyak
kotor yang tidak boleh dibuang ke laut sesuai peraturan yang tercantum didalam MARPOL.
38. Instalasi Pembuang Kotoran (Sewage Plant), digunakan untuk menampung dan kemudian membuang ke
laut, kotoran-kotoran manusia setelah diberi bahan penetral.
39. Main Switch Board (Papan Penghubung Induk), suatu unit sistem listrik kapal yang biasanya dipasang di
ruang kontrol, dimana arus listrik dari setiap generator dikontrol dan didistribusikan keseluruh bagian kapal
yang perlu melalui papan-papan distribusi.
40. Distribution Board (Papan Distribusi), bagian sistem distribusi dari main switchboard yang ditempatkan
diberbagai lokasi untuk memudahkan kontrol pemakaian arus listrik. Dari sini arus listrik didistribusikan lagi
ke unit-unit yang memerlukan melalui kotak-kotak distributor.
41. Distribution Box (Kotak Distribusi), bagian dari papan distribusi, biasanya dilengkapi dengan switch-switch
untuk starter jika arus listriknya digunakan untuk menjalankan motor listrik.
42. Motor Listrik (Electric Motor), suatu unit penggerak dengan energi listrik untuk menggerakkan alat-alat
tertentu seperti pompa, kompresor, separator dan lain-lain.
43. Mesin-mesin Darurat (Emergency Engines)
44. Generator Darurat (Emergency Generator), yang digunakan jika tiba-tiba terjadi black-out) akibat tidak
berfungsinya generator. Generator ini bekerja secara otomatis atau manual atau dapat juga digantikan
dengan sistem baterei (accumulator) yang bekerja secara otomatis. Generator darurat dapat distart dengan
tangan atau dengan baterei.
45. Kompresor Udara Darurat (Emergency Air Compressor), yang akan difungsikan jika kompresor udara rusak
dan tidak dapat difungsikan karena tidak ada arus listrik yang menggerakkan motornya. Kompresor ini
dijalankan dengan mesin tersendiri dan dapat distart dengan tangan.
Berbicara tentang komponen mesin dieseil (bagian-bagian mesin diesel) merupakan suatu pemahaman dari operasi
atau kegunaan berbagai bagian berguna untuk pemahamam sepenuhnya dari seluruh mesin diesel. Setiap bagian atau
unit mempunyai fungsi khusus masing-masing yang harus dilakukan dan bekerja sama dengan bagian yang lain
membentuk mesin diesel. Orang yang ingin mengoperasikan, memperbaiki atau menservis mesin disel, harus
mampu mengenal bagian yang berbeda dengan pandangan dan mengetahui apa fungsi kusus masing-masing.
Pengetahuan tentang bagian-bagian mesin diesel akan diperoleh sedikit demi sedikit, pertama kali dengan membaca
secara penuh perhatian yang berikut, dan kemudian dengan melihat daftar istilah pada akhir buku ini setiap istilah
yang belum dapat anda mengerti.
Secara garis besar bagian mesin diesel ada 9, yaitu sebagai berikut :
Sistem Pendinginan Mesin Hampir semua mesin diesel mengandalkan sistem pendingin cair
untuk mentransfer panas keluar dari blok dan dari dalam mesin seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
Sistem pendingin terdiri dari loop tertutup yang hampir sama dengan mesin-mesin mobil dan
mengandung komponen-komponen utama seperti: pompa air (water pump), radiator (heat exchanger),
termostat, jaket air yang terdiri dari bagian-bagian pendingin di blok dan kepala silinder (cylinder head).
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah
menjadi tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian blok silinder yang membentuk ruang
pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk
piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pelumas itu kemudian
disalurkan melewati pendingin minyak.
Turbocharger
Turbocharging sebuah mesin terjadi ketika gas-gas buang mesin dipaksa melalui turbin atau impeller
yang berputar dan terhubung dengan impeller kedua yang terletak di sistem asupan udara segar. Impeler
di sistem asupan udara segar memampatkan udara segar.
Udara terkompresi melayani dua fungsi:
Fungsi Pertama, meningkatkan daya tersedia mesin dengan meningkatkan jumlah maksimum oksigen
yang dipaksa masuk ke dalam setiap silinder. Hal ini memungkinkan jika lebih banyak bahan bakar
diinjeksikan sehingga lebih besar tenaga yang diproduksi oleh mesin. Fungsi Kedua adalah untuk
meningkatkan tekanan asupan. Hal ini meningkatkan pembilasan terhadap gas buang keluar dari silinder.
Turbocharging umumnya ditemukan pada mesin empat langkah berdaya tinggi. Ini juga dapat digunakan
pada mesin dua tak di mana peningkatan tekanan asupan yang dihasilkan oleh turbocharger diperlukan
untuk memaksa muatan udara segar ke dalam silinder dan membantu menekan gas buang keluar dari
silinder.
Supercharger
Supercharging mesin melakukan fungsi yang sama dengan turbocharging mesin. Perbedaannya hanya
pada sumber daya yang digunakan untuk menggerakkan perangkat yang memampatkan udara segar
masuk. Dalam sebuah mesin supercharger, udara biasanya dikompresi di dalam alat yang disebut blower.
Blower digerakkan langsung melalui roda gigi dari crankshaft mesin. Jenis yang paling umum dari blower
menggunakan dua rotor berputar untuk menekan udara. Supercharging lebih umum ditemukan di mesin
dua langkah di mana tekanan yang lebih tinggi dari supercharger mampu menghasilkan sesuai dengan
yang diperlukan.
Sistem pembuangan mesin diesel melakukan tiga fungsi: Pertama, saluran sistem pembuangan yang
melewatkan gas-gas pembakaran dari mesin, di mana mereka ditipiskan oleh atmosfer setelah sebelumnya
dicampur dengan air. Hal ini dilakukan didaerah sekitar mesin ditempatkan. Kedua, batas sistem
pembuangan dan saluran gas-gas ke turbocharger, jika digunakan. Ketiga, sistem pembuangan yang
memberikan peredaman knalpot (muffler) digunakan untuk mengurangi kebisingan mesin.
Kamar mesin adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat inilah
terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama. Di
kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator
listrik kapal, pompa-pompa, dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang
pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban
tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin lainnya
Untuk poros antara yang melalui ruang muat, dibuat terowongan poros baling-baling di bagian
bawah ruang muat. Selain itu ada lagi tipe kapal yang mempunyai kamar mesin langsung di
belakang, maksudnya tanpa ruang palka di antara kamar mesin dengan ceruk buritan. Kamar
mesin di tengah jarang sekali digunakan.
Kamar mesin pada kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai. Pada lantai pertama atau
lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada lantai kedua terletak generator pembangkit
tenaga listrik. Jumlah generator lebih dari satu, dan umumnya dua atau tiga. Hal tersebut
dimaksudkan sebagai cadangan, jika salah satu generatornya rusak atau sedang dalam perbaikan.
Gambar pandangan atas kamar mesin dibuat berdasarkan pandangan atas dari lantai kamar mesin
dan dinamakan gambar rencana tata letak kamar mesin.
Gambar-gambar lain yang lebih detail dari kamar mesin berpedoman pada gambar rencana tata
letak kamar mesin, misalnya gambar fondasi mesin pompa-pompa, botol angin, keran-keran, dan
sistem pipa pada kamar mesin.
A. Wrang pada Kamar Mesin
Wrang pada kamar mesin pada umumnya dipasang secara melintang.Ada kalanya di kamar
mesin dipakai konstruksi dasar ganda. Hal tersebut mengingat ruang-ruang yang tersedia di
antara wrang dapat dimanfaatkan sebagai tangki-tangki, seperti tangki bahan bakar dan minyak
pelumas. Tetapi, dalam hal ini tidak berarti konstruksi alas tunggal sama sekali tidak dipakai. Di
antara penumpu bujur fondasi mesin, modulus penampang Wrang alas boleh diperkecil sampai
40%. Tinggi pelat bilah wrang alas di sekitar fondasi mesin sedapat mungkin diperbesar, artinya
tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan tinggi wrang. Tinggi wrang alas yang disambung ke
gading-gading sarang harus dibuat sama dengan tinggi penumpu bujur fondasi. Tebal pelat tegak
wrang alas tidak boleh kurang dari :
t = h/100 + 4 (mm)
di mana :
h = 55 B 45 (mm).
B = Lebar kapal (m).
h minimum = 180 mm.
Pada dasar ganda, lubang-lubang peringan di sekitar fondasi mesin dibuat sekecil mungkin. Bila
lubang peringan ini berfungsi pula sebagai jalan masuk orang, harus diperhitungkan dengan
besar badan orang rata-rata. Tepi lubang peringan sebaiknya diberi pelat hadap atau bidang
pelatnya diperlebar dengan penguat penguat, bila tinggi lubang peringan lebih besar dari kali
tinggi wrang. Dasar ganda dalam kamar mesin harus dipasang wrang alas penuh pada setiap
gading-gading. Tebal wrang di kamar mesin diperkuat sebesar (3,6 + N/500)% dari wrang di
ruang muat. minimal 5% maksimal 15% dan N adalah daya mesin (kW). Penumpu samping yang
membujur di bawah pelat hadap fondasi yang dimasukkan kedalam alas dalam harus setebal
penumpu bujur fondasi di atas alas dalam. Hal ini sesuai dengan Gambar 6.4 dan perhitungan
fondasi. Di dalam dasar ganda di bawah penumpu bujur fondasi, dipasang penumpu samping
setebal wrang alas yang diperkuat setinggi alas ganda sesuai denganperhitungan tebal pelat tegak
wrang alas. Jika pada setiap sisi mesin ada dua penumpu bujur fondasi untuk mesin sampai 3.000
kW, salah satu penumpunsamping boleh dibuat setengah tinggi bawah alas dalam. Penumpu
samping yang menjadi satu dengan penumpu bujur fondasi, pemasangannya harus diperpanjang
dua sampai empat kali jarak gading melewati sekat ujung kamar mesin. Perpanjangan dua
sampai empat kali tersebut dihubungkan dengan sistem konstruksi alas dari ruang yang
berhubungan. Di antara dua penumpu bujur fondasi, alas dalam harus dipertebal 3 mm dari yang
direncanakan. Ketebalan ini diteruskan tiga sampai lima kali jarak gading dari ujung-ujung
fondasi mesin.
B. Fondasi Kamar Mesin
Fondasi kamar mesin merupakan suatu sarana pengikat agar mesin tersebut tetap tegak dan tegar
pada posisi yang telah ditetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan kapalnya
sendiri. Pemasangan fondasi mesin dibuat sedemikian rupa sehingga kelurusan sumbu poros
mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin. Hubungan antara mesin utama, fondasi mesin,
dan wrang.
Kekakuan fondasi mesin dan konstruksi dasar ganda di bawahnya harus mencukupi persyaratan.
Hal ini dimaksudkan agar deformasi konstruksi masih dalam batas-batas yang diizinkan. Mulai
dari tahap perencanaan dan pembuatan fondasi mesin harus dipikirkan penyaluran gaya-gayanya,
baik kearah melintang maupun ke arah membujur kapal.
Ketebalan pelat penumpu bujur fondasi tidak boleh kurang dari :
t = N/15 + 6 (mm), untuk N < t = N/750 t = N/1.875 n = Kapal style=text-align:
justify;> Jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal penumpu bujur tersebut
dapat dikurangi 4 mm. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan
tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan kedudukan mesin dapat
dijamin sempurna. Tebal pelat hadap paling sedikit harus sama dengan diameter baut pas,
penampang pelat hadap tidak boleh kurang dari :
F1 = N/15 + (30 cm2), untuk N 750 kW.
F1 = N/75 + 70 (cm2) N > 750 kW.
Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk pengikatan dengan las, pelat
hadap dihubungkan dengan penumpu bujur dan penumpu lintang dengan kampuh K. Hal tersebut
jika penumpu bujur lebih besar dari 15 mm.
C. Gading dan Senta di Kamar Mesin
Perencanaan dan pemasangan gading-gading di kamar mesin pada pokoknya sama dengan
pemasangan pada bagian-bagian kapal lainnya. Jadi, untuk perhitungan gading-gading di kamar
mesin masih menggunakan peraturan untuk gading-gading di ruang muat. Oleh karena kamar
mesin merupakan tempat khusus yang mendapat beban tambahan, antara lain bangunan atas atau
rumah konstruksi khusus yang dapat menyalurkan beban beban tersebut. Konstruksi tersebut
berupa perbanyakan gading-gading besar atau sarang dan senta lambung. Gading-gading besar
dipasang di kamar mesin dan ruang ketel, bila ada ruang ketel. Adapun pemasangannya ke atas
sampai ke geladak menerus teratas. Jika tinggi sisi 4 m, jarak rata-rata gading besar adalah 3,5 m
dan jika tinggi sisi 14 m, jarak rata-rata gading besar adalah 4,5 m. Gading-gading besar
dipasang pada ujung depan dan ujung belakang mesin motor bakar, jika motor bakar mempunyai
daya mesin sampai kira-kira 400 kW. Dan jika motor bakar berdaya kuda antara 400 1.500
kW, dipasang sebuah gading besar tambahan pada pertengahan panjang motor. Untuk tenaga
yang lebih besar lagi dayanya, minimal ditambah 2 buah gading besar lagi.
Jika motor bakar dipasang di buritan kapal, harus dipasang senta di dalam kamar mesin, sejarak
2,6 m. Letak senta diusahakan segaris dengan senta di dalam ceruk buritan, jika ada, atau gading-
gading besar tersebut harus diperkuat. Jika tinggi sampai geladak yang terendah kurang dari 4 m,
minimum dipasang sebuah senta. Ukuran senta tersebut sama dengan ukuran gading besar.
Untuk menentukan modulus penampang gading-gading besar, ukuran penampangnya tidak boleh
kurang dari :
W = K 0,8 e I Ps (cm3),
Di mana :
e = Jarak antara gading besar (m).
I = Panjang yang tidak ditumpu (m).
Ps = beban pada sisi kapal (kN/m2).
Momen kelembaman atau momen inersia gading-gading besar tidak boleh kurang dari :
J = H (4,5 H 3,75) c 102 (cm4), untuk 3 m H 10 m.
J = H (7,25 H 31) c 102 (cm4), untuk H > 10 m.
c = 1 + (Hu 4) 0,07
di mana :
Hu = Tinggi sampai geladak terbawah (m)
Adapun Pelat bila Gading Gading besar dihitung dengan rumus sebagai berikut :
h = 50 H (mm), dengan h minimum = 250 mm.
t = h (mm), dengan t minimum = 8,0 mm.
Kapal-kapal dengan tinggi kurang dari 3 m harus mempunyai gading-gading besar dengan
ukuran tidak boleh kurang dari 250 kali 8 mm dan luas penampang pelat hadapnya minimum 12
cm2.
D. Selubung Kamar Mesin
Dengan proses pembangunan kapal, sewaktu bangunan atas dan rumah geladak belum dipasang,
mesin utama sudah harus dimasukkan. Untuk memasukkan mesin ke dalam kamar mesin, dibuat
lubang khusus di atas kamar mesin yang berupa bukaan dan dinamakan selubung kamar mesin.
Bukaan di atas kamar mesin dan kamar ketel tidak boleh lebih besar dari kebutuhan yang ada.
Dan, kebutuhan di sekitar selubung tersebut harus diperhatikan cukup tidaknya komponen
konstruksi melintang yang dipasang. Pada ujung-ujung harus dibundarkan dan jika perlu diberi
penguatanpenguatan khusus. Potongan melintang kamar mesin dengan selubung.
Pada Gambar 4 dapat dilihat pandangan samping keseluruan kamar mesin, mulai dari dasar
ganda sampai ke cerobong asap.
Menurut BKI, tinggi selubung diatas geladak / tidak boleh kurang dari 1,8 m, dengan catatan L
tidak melebihi 75 m dan tidak kurang dari 2,3 m. Jika L sama dengan 125 m atau lebih, harga-
harga diantaranya diperoleh interpolasi. Ukuran-ukuran penegar, tebal pelat dan penutup
selubung yang terbuka sama dengan untuk sekat ujung bangunan atas dan untuk rumah geladak.
Ketinggian selubung di atas geladak bangunan atas sedikitnya 760 mm, sedangkan ketebalan
pelatnya boleh 0,5 mm lebih tebal dan perhitungan di atas dengan jarak penegar satu sama lain,
yaitu 750 mm. Ketinggian bilah 75 mm dan ketebalan penegar harus sama dengan tebal pelat
selubung. Pada selubung kamar mesin dan ketel yang berada di bawah geladak lambung timbul
atau di dalam bangunan atas tertutup, tebal pelatnya harus 5 mm. Jika terletak di dalam ruang
muat, tebalnya 6,5 mm. Pemasangan pelat ambang tersebut harus diteruskan sampai ke pinggir
bawah balok geladak. Jika selubung kamar mesin diberi pintu, terutama di atas geladak terbuka
dan di dalam bangunan atas yang terbuka, bahan pintu tersebut harus dibuat dari baja. Pintu
tersebut harus diberi penguat dan engsel yang baik, dan dapat dibuka atau ditutup dari kedua sisi
dan kedap cuaca dengan pengedap karet atau pasak putar. Persyaratan lain untuk pintu ini
mempunyai tinggi ambang pintu 600 m di atas geladak posisi 1 (di atas geladak lambung timbul)
dan 380 mm di atas geladak posisi 2 (di atas geladak bangunan atas). Pintu tersebut harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan dinding selubung tempat pintu dipasang.
E. Terowongan Poros
Pada kapal kapal yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang, poros baling-baling
akan melewati ruangan di belakang kamar mesin tersebut. Untuk melindungi poros baling
baling diperlukan suatu ruangan yang disebut Terowongan Poros (Shaft Tunnel). Terowongan
poros dibuat kedap air dan membujur dari sekat belakang kamar mesin sampai sekat ceruk
buritan. Ukuran terowongan harus cukup untuk dilewati orang. Hal ini supaya orang masih dapat
memeriksa, memperbaiki, dan memeliharanya. Ada dua tipe terowongan poros yang sering
digunakan, yaitu terowongan yang berbentuk melengkung dan yang berbentuk datar sisi atasnya.
Dinding-dinding terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dengan penegar-penegar.
Sesuai dengan ketentuan dari BKI, tebal dinding terowongan dibuat sama dengan tebal pelat
kedap air dan ukuran penegar juga dibuat sama dengan prenegar sekat kedap air. Apabila dinding
terowongan digunakan sebagai tangki, ukuran pelat dan penegar harus memenuhi persyaratan
untuk dinding tangki. Tipe terowongan yang mempunyai atap melengkung mempunyai
konstruksi yang lebih kuat dibandingkan dengan tipe terowongan datar, sehingga tebal pelat
dapat dikurangi sampai 10% dari ketentuan. Penegar penegar atap dibuat mengikuti
kelelengkungan atap dan disambung lurus dengan penegar dinding terowongan. Pada tipe
terowongan poros atap datar, penegar-penegar dinding terowongan dengan pelat lutut. Jarak
penegarpenegar trowongan poros pada umunnya dibuat sama dengan jarak gading atau wrang.
Pada bagian atas terowongan poros dapat pula dipasang papanpapan pelindung yang berguna
untuk menahan kerusakan yang di akibatkan oleh muatan. Terowongan poros dapat juga
dimanfaatkan untuk penempatan instalasi pipa. Pipa-pipa tersebut diletakkan di bawah tempat
untuk berjalan di dalam terowongan poros. Di terowongan ini terdapat pula pintu kedap air, yaitu
untuk menghubungkan terowongan dengan kamar mesin.
F. UKURAN KAMAR MESIN
1. Panjang Kamar Mesin, Sebagai Dasar Pertimbangan Pemasangan Mesin Kapal Dan
Perlengkapan Kapal Satu hal penting pada tahap awal perancangan adalah menentukan
panjang kamar mesin, karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan,
yang selanjutnya juga mempengaruhi bentuk kapal, performance, struktur dan
sebagainya. Diluar pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin
sebaiknya sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat
konstruksi, dan makin kecil kapasitas / ruang muat.
2. Tinggi Kamar Mesin. Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan dan
overhaul mesin induk secara priodik diadakan perawatan dan penggantian sehingga perlu
untuk di keluarkan, untuk keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan ruang yang cukup
atau tinggi engine casing harus cukup menunjang pekerjaan ini.
Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan system harus ditentukan secara detail. Di
dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya Meminimumkan volume ruang
mesin atau panjang kamar mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational
untuk mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk
pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.
1. PLATFROM
Di dalam merancang platform mesin, beberapa pertimbangan perlu diambil antara lain adalah
sebagai berikut :
Kerugian tekanan yang di ijinkan untuk seluruh panjang pipa adalah 300 mm.
Instalasi kamar mesin dirancang sesuai dengan peraturan BKI, persyaratan keselamatan dari Direktorat
Jendral Perhubungan Laut dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku. Susunan dan penempatan
instalasi mesin, perlengkapan mesin dan alat bantu lainnya telah direncanakan sehingga tersedia ruang
gerak yang cukup untuk pengoperasian dan perawatan dari bagian-bagian mesin dan sistem pipa.
Kapal yang digerakkan oleh 1 (satu) buah mesin induk yang dihubungkan ke baling-baling dengan
perantara sistem reduction reversing gear dan dilengkapi dengan sistem pengendalian dari jarak jauh yang
digerakkan secara mekanis dari rumah kemudi (wheel house). Kapal dilengkapi 4 (dua) buah mesin bantu
yang masing-masing menggerakkan generator listrik arus bolak-balik untuk keperluan pemakaian tenaga
listrik dan penerangan di atas kapal.
Untuk keperluan di pelabuhan dipasang 1 (satu) unit generator set kecil dan fasilitas untuk hubungan
dengan tenaga listrik di darat (shore connection). Untuk penerangan dalam keadaan darurat, disediakan
instalasi listrik sistem DC-24 Volt.
Mesin induk dan mesin-mesin bantu menggunakan bahan bakar dan minyak pelumas yang sama, serta
dilengkapi control gauge yang terpasang di mesin. Alat-alat ukur, petunjuk dan instrumen yang dipasang
diatas kapal menggunakan unit metrik. Di sekitar bagian-bagian mesin yang berputar diberi perlengkapan
pelindung untuk menghindari kecelakaan-kecelakaan bagi ABK.
Mesin induk, mesin bantu dan komponen-komponen instalasi mesin lainnya yang dikenakan persyaratan
kelas dilengkapi sertifikat kelas dari BKI. Seluruh gambar-gambar instalasi mesin mendapat pengesahan
dari BKI sebelum pekerjaan dimulai.
Mesin Induk
Instalasi penggerak terdiri dari 1 (satu) buah mesin induk yang dilengkapi dengan reversing reduction gear, sistem
poros baling-baling dan baling-baling.
Pengoperasian setempat dari mesin-mesin induk dapat dilaksanakan dalam hal terjadinya kerusakan pada sistem
pengendalian jarak jauh (remote control) dari rumah kemudi.
Olah Gerak Kendali Mesin Induk
Olah gerak kendali mesin-mesin induk tersebut dilakukan melalui sistem jarak jauh dari ruang kemudi. Mesin induk
juga dapat dioperasikan setempat di kamar mesin dalam keadaan darurat dan perintah-perintah untuk olah gerak
diteruskan melalui electronic engine telegraph, tabung suara (voice tube) dan intercom, yang kesemuanya diletakkan
dalam ruang kontrol. Mesin induk dan bantu di kamar mesin dilengkapi dengan instrumen pengontrol dan sistem
alarm termasuk alat penunjuk putaran (indicator rpm).
Instrumen-instrumen pengontrol dan indikator di kamar mesin dihubungkan dengan pusat kendali olah gerak di
ruang kemudi.
Gearbox
Propeller digerakkan dengan sistim roda gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-
baling. Sistem roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa
minyak pelumas, termometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu dengan rumah roda gigi.
Propeller
Kapal memiliki satu buah baling-baling. Baling-baling direncanakan agar dapat menghasilkan gaya dorong yang
efisien untuk mencapai kecepatan yang diinginkan. Penting untuk diingatkan peranan pemilihan mesin induk dan
rasio roda gigi yang sangat vital bagi perancangan baling-baling, sehingga setiap perubahan pemilihan mesin induk
dan rasio roda gigi akan mengakibatkan perubahan desain baling-baling.
Sistem Poros Baling-Baling
Sistem poros baling-baling yang terdiri dari 1 poros baling-baling dan 1 poros antara untuk masing-masing mesin
induk dari bahan S-50-C yang dilapisi oleh bahan FRP, sedangkan pada bagian-bagian yang berada pada daerah
bantalan seperti ; tabung poros, penyangga dan kopling dilapisi oleh sleeve dari bahan bronze yang memenuhi
peraturan BKI. Poros antara dan poros baling-baling dihubungkan dengan kopling dari tipe kopling flens yang
dilengkapi dengan mur pengunci. Satu tabung poros baling-baling terdiri dari tabung poros yang terbuat dari baja
tuang, pipa tabung poros yang terbuat dari carbon steel, bantalan yang terbuat dari karet dan rumah bantalan dari
bahan bronze dipasang menembus lambung pada bagian buritan. Poros baling-baling berputar pada bantalan dengan
pelumasan minyak dan sesuai dengan peraturan BKI.