A.
Gambar Sea Chest dan Letaknya pada Sisi Lambung dan Bagian Bawah
Pada kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan sistem instalasi
permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak di dalam kamar mesin, pada badan kapal bawah
air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut
sea chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air laut dalam kapal dapat dipenuhi.
Antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan
perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan penggunaannya. Pada pipapipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran air laut.
Katup tersebut dibuka bila sistem perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem sudah tidak perlu
lagi. Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup air laut yang
menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih memerlukan suplai arus listrik untuk
bongkar muat dari mesin bantu, maka katup air laut yang menuju mesin bantu tetap
dibuka. Dengan kata lain bahwa pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa perantara
tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan diharapkan bahwa
sea chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan oleh kapal untuk suplai sistem air laut
dari kapal diam sampai kapal bergerak dan beroperasi.
1.
adalah sistem pendingin motor bakar pada kapal dimana air laut dipakai langsung untuk
mendinginkan silinder motor bakar dan komponen lainnya setelah itu dibuang kembali ke laut.
Hal ini cocok untuk motor-motor kapal kecil, dimana pompa pendingin mengisap air laut dari
luar kapal dan memompakan air laut tersebut keluar kapal setelah mendinginkan mesin, cara ini
disebut pendinginan terbuka karena selalu air laut yang beredar.
adalah sistem pendingin motor di kapal dimana silinder motor bakar dan komponen lainnya
didinginkan dengan air tawar dan kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut dan
selanjutnya air tawar tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan motor, jadi yang selalu
bergantian adalah air laut, sedangkan air tawar selalu beredar tetap, demikian daur ini berjalan
terus.
Pendingin air tawar (fresh water cooler) yaitu alat pemindah panas berbentuk bejana yang
dipergunakan untuk mendinginkan air tawar pendingin motor penggerak utama dan motor bantu
kapal dengan mengalirkan air laut ke dalam bejana tersebut. Pada motor-motor ukuran besar
lebih cenderung menggunakan sistem pendingin tertutup.
Hal ini dengan suatu alasan bahwa untuk pendinginan di bawah temperatur 60 o C bagi
motor-motor yang bertenaga besar lebih sulit. Sedangkan air laut pada temperatur yang tinggi
akan menyebabkan endapan-endapan pada tempat yang didinginkan, yang akibatnya bisa
mengganggu proses pendinginan. Sedangkan untuk motor-motor yang baru yang menggunakan
pendingin air tawar, masih ada yang diijinkan untuk temperatur air pendingin mencapai diatas
80o C .
2. Sistem Ballast
Pada kapal-kapal laut bila kapal sedang bongkar-muat barang atau penumpang, kapal akan
mengalami kemiringan atau trim, maka dipergunakan lah sistem ballast. Pada kapal dalam
keadaan trim ke depan, agar propeller bisa bekerja dengan baik dalam arti propeller tetap
didalam air biasanya dipergunakan ballast air. Pada kapal barang dan kapal penumpang ballast
air bisa mencapai 20 % sampai 30 % dari displacement kapal. Dan untuk tanker dalam keadaan
kosong muatan, pemberian ballast dapat mencapai 50 % atau lebih dari displacement kapal.
Sistem ballast untuk dapat melakukan tugasnya dilengkapi dengan pipa-pipa, katup,
pompa-pompa dan peralatan lainnya. Fungsi pompa ballast untuk mengalirkan air dan
mengosongkan air atau mengisi tangki ballast. Pompa tersebut juga untuk mengambil air ballast
dari lubang pengisapan atau sea chest, mengisi tangki-tangki ballast, fore peak dan after peak
tank atau sebaliknya.
Sistem ballast berguna untuk mengatur posisi kapal baik trim maupun oleng ataupun even
keel. Untuk itu ballast ditempatkan di dalam buritan, haluan, tangki-tangki dasar ganda, tangki
tegak dan tangki samping. Ballast yang diletakkan di haluan maupun buritan berguna untuk
mengubah trim dari kapal.
Tangki ballast dasar ganda dan tangki tegak diisi dengan air ballast untuk memperoleh
sarat yang tepat dan untuk menghilangkan keolengan. Tangki ballast samping berguna terutama
untuk meniadakan keolengan. Semua pengaturan air ballast ini diatur dengan sistem sentralisasi.
Ballast tank diisi dan dikosongkan melalui pipa yang sama sehingga katup-katup penutup
(stop sea chests) dipasang pada sistem ini . Sistem sentralisasi ini memungkinkan tangki ballast
untuk di isi dan dikosongkan dan air ballast dipindahkan dari tangki ke tangki melalui pompa
ballast.
Air laut di pompa ke dalam sistem ballast melalui katup kingstone yang dipasang pada pipa
saluran air laut pada sea chest kapal.
kapal dapat menyebabkan hal yang fatal, baik bagi keselamatan pelayaran maupun keselamatn
anak
Usaha-usaha
buah
untuk
memadamkan
kebakaran
kapal.
dapat
digolongkan
sebagai
berikut
Pencegahan
yang
bertujuan
mencegah
terjadinya
kebakaran
termasuk susunan dan penempatan peralatannya yang sudah ditentukan oleh Biro Klasifikasi.
Pemadam api secara aktif yaitu pemadaman api secara langsung dengan memakai peralatan
pemadam kebakaran dan sistem pipa pemadam kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan
dengan sea chest sebagai lubang pengisapan air laut. Yang termasuk peralatan pemadam
kebakaran adalah pengumpil, pengait, kapak api, goni, pasir, alat pemadam api tangan dan lainlain.
Tujuan dari sistem pemadam kebakaran di kapal adalah untuk mencegah timbulnya
kebakaran, karena air laut tersedia banyak dan hasilnya cukup memuaskan, oleh karena itu air
merupakan alat pemadam kebakaran utama di kapal. Sistem ini dipakai untuk memadamkan
kebakaran di kapal, kecuali yang terbakar adalah batu bara, minyak atau peralatan listrik.
Sistem yang dipakai adalah sistem pemadaman sentral dan dengan melalui pipa tembaga
atau pipa yang di galvanis dengan diameter 50 sampai 100 mm disalurkan ke tempat yang
ditentukan.
Agar dapat melaksanakan penghisapan air laut dengan baik, maka antara sea chest dengan
sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa,
katup-katup, katup pengaman untuk yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga dapat
mensuplai air laut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem air laut dalam kapal.
Untuk merencanakan bermacam-macam kelengkapan dari sistem sea chest diharuskan mengacu
pada peraturan Biro Klasifikasi, dan selanjutnya kelengkapan dari sistem sea chest secara garis
besar adalah sebagai berikut.
1.
dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengalirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan
udara dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja sesuai dengan tujuannya.
Oleh karena sea chest letaknya di sekitar kamar mesin, dan pada dinding sea chest harus
dipasang pipa-pipa hisap untuk mesin induk dan mesin bantu serta pipa-pipa yang lainnya, serta
timbulnya getaran dari mesin induk maupun mesin bantu, maka antara dinding sea chest dengan
flens sebagai penghubungnya dapat dimungkinkan terjadi kerenggangan pada baut-bautnya dan
mungkin juga akan terjadi keretakan pada sambungan lasnya.
Dari beberapa pertimbangan teknis tersebut, Biro Klasifikasi Indonesia 2001 membeikan
batansan bahwa ukuran ketebalan dinding atau pelat sea chest tidak boleh kurang dari :
T = (12 x a P. k) + tk
Keterangan :
P : tekanan semprot pada katup pengaman minimal 2 bar
a : jarak antara penegar kotak laut
k : faktor bahan = 1,0
tk : faktor korosi
tk : 1,5 mm, untuk t 10 mm
tk : 0,1 . t + 0,5 mm, maksimum 3,00 mm untuk t 10 mm.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran ketebalan pelat dinding sea chest
minimum = 11,682 mm.
Dalam usaha untuk memperpanjang umur pelat dinding sea chest, biasanya pada dinding
yang bersentuhan dengan air laut dipasang Zink Anode Protection (ZAP) secukupnya, dimana
fungsinya sama dengan pemasangan zink anode pada lambung kapal yang bertujuan untuk
menghambat proses korosi. Zink anode adalah berupa batang logam seng yang ditempelkan pada
pelat kulit kapal pada tempat-tempat tertentu yaitu dekat baling-baling, sea chest, dan
kelengkapan di bawah air lainnya yang terbuat dari bahan kuningan atau perunggu untuk
melindunginya terhadap korosi karena aksi galbani. Batang tersebut lama kelamaan akan habis
dan harus diganti setiap jangka waktu tertentu.
Mengingat tingkat kesulitan yang cukup tinggi, baik ditinjau dari segi tempat maupun dari
segi teknis konstruksi yang terlalu banyak kaitannya dengan perpipaan dari berbagai sistem yang
berada di kamar mesin, maka pemeliharaan sea chest merupakan hal yang penting saat kapal
menjalani docking.
2.
Kebutuhan air pendingin untuk mesin induk yang diambil melalui pipa hisap ini, yang
dihisap oleh pompa hisap khusus yang biasanya menyatu dengan mesin induk. Pipa hisap ini
harus mempunyai diameter yang cukup, agar debit air untuk kebutuhan pendinginan mesin induk
tercukupi. Apabila suplai air pendingin berkurang akan mengakibatkan temperatur mesin induk
menjadi panas dan apabila berkelanjutan akan berakibat kerusakan yang fatal. Maka untuk
mengantisipasi kemungkinan tersebut diupayakan agar suplai air pendingin tidak terganggu
debitnya dalam keadaan apapun. Biasanya antara sea chest bawah dan sea chest samping saling
berhubungan, sehingga apabila salah satu sea chest mengalami gangguan suplai airnya, maka
sea chest yang lain dapat mengatasinya.
Pada pipa hisap mesin induk dipasang beberapa kran (sea valve) yang berfungsi sebagai
penutup atau pembuka air pendingin air laut ke mesin induk. Diantara sea chest-sea chest
tersebut dipasang filter dan dilengkapi dengan strainer sebagai tempat pengumpul kotorankotoran yang ikut air laut.
3.
Pada prinsipnya penggunaan pipa hisap untuk mesin bantu adalah sama dengan pipa hisap
pada mesin induk, dilengkapi dengan sea chest dan ukuran pipa disesuaikan dengan debit pompa
yang dipasang pada mesin bantu, juga dilengkapi dengan filter dan strainer.
Jumlah mesin bantu dalam kapal tergantung dari besar kecilnya kebutuhan suplai arus
listrik dan jenis penggunaannya.
Bila jumlah mesin bantu lebih dari satu, maka saluran pipa isap selalu dihubungkan secara
paralel antar masing-masing mesin bantu dan juga hubungan saluran pipa antar sea chest. Hal ini
dimaksudkan agar dapat saling menunjang antar jaringan, apabila salah satu sistemnya
mengalami kesulitan dalam suplai air pendingin.
4.
5.
6.
sehingga mengurangi debit air yang dibutuhkan. Untuk meniup udara diatur oleh satu valve yang
dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat dikendalikan dari ruang kemudi.
7.
8.
Pipa-Pipa By Pass
Pipa by pass dipergunakan untuk saling menghubungkan antara sea chest yang satu dengan
sea chest yang lain, dengan tujuan dapat membantu suplai air laut ke tempat tertentu dari satu
sistem, bila salah satu sistem mengalami kesulitan atau hambatan dalam suplai air laut.
Diameter pipa by pass biasanya cukup besar, sebab harus dapat mengganti menyalurkan air
laut sebanyak jumlah pipa isap dalam sea chest tersebut. Atau digunakan saat pemindahan
penggunaan saat kapal berlayar dari perairan dalam masuk ke perairan yang dangkal, sehingga
harus menggunakan sea chest samping.
9.
Strainer
Strainer adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa
ke mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan
kotoran dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter. Kotoran tersebut bila tidak tersaring
dan diendapkan pada strainer akan masuk kedalam sistem air laut dalam kamar mesin dan lain-
lain. Pada periode waktu tertentu strainer harus dibuka untuk dibersihkan bersama dengan
filternya. Penampang strainer kurang lebih 1,5 sampai dengan 2 kali penampang pipanya.
10.
Sea Grating
Sea Grating adalah saringan atau kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk mencegah
masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari laut ke dalam sistem pipa dalam kapal.
Sea Valve
sea
chest
harus
disesuaikan
dengan
ukuran
pipanya.
dengan menggunakan flens kemudian di ikat dengan menggunakan mur baut. Agar pada
sambungan ini air laut tidak bocor, maka di antara flens dipasang packing. Untuk air laut
biasanya digunakan packing karet.
Mur baut pengikat biasanya digunakan mur baut baja atau dari stainless steel yang tahan
korosi, sehingga mudah untuk pelaksanaan bongkar pasang dan lama pemakaiannya.
D.
Pemasangan pada dua tempat yang berbeda ini dimaksudkan agar kinerja sea chest sebagai
lubang pengisapan berjalan dengan lancar. Bila kapal berlayar di laut yang dalam maka dipakai
sea chest yang terletak di dasar kapal, sebab kemungkinan terjadinya kotoran, lumpur yang
teraduk-aduk akibat gerakan kapal tidak akan terjadi dan pada keadaan ini sea chest samping
tidak dipergunakan. Jika kapal berlayar di perairan yang dangkal dan kemungkinan terjadinya
kotoran, lumpur atau pasir yang teraduk-aduk karena gerakan kapal yang mungkin dapat masuk
ke lubang sea chest dasar maka sea chest samping yang dipakai sedangkan sea chest bawah
ditutup.
Dalam penentuan peletakan sea chest harus dipertimbangkan bahwa sea chest masih
berfungsi sebagai lubang pengisapan air laut dengan baik, walaupun kondisi kapal miring sampai
22,5o dari keadaan vertikal sea chest masih tetap bekerja dengan baik dan tidak mengisap udara.
E.
1.
cepat dan menutup sebagian dari sea chest sehingga air laut yang disedot tidak maksimal dan
terdapat kotoran-kotoran (serpihan kerang, tanaman dan pasir) yang masuk kedalam sea chest
1.
2.
Korosi
Korosi merupakan hal yang tak terpisahkan dari kapal terutama bagian yang tercelup dalam
air. Korosi menyebabkan komposisi baja menjadi rapuh, hal ini juga terjadi pada sea chest.
Jika bagian saringan luar sea chest mengalami korosi mengakibatkan kerapuhan pada baja
dan terjadi patah, jika saringan patah maka kotoran-kotoran yang berukuran besar akan masuk
dan menghambat sistem pemasukan air laut.
3. Erosi pada Sea Chest (Erosion Problems)
Sea chest merupakan pintu air sehingga pada bagian ini dilewati aliran air laut yang terus
menerus. Aliran yang terus menerus inilah yang menyebabkan terjadinya erosi pada sea chest.
Akibat erosi ini, bahan pada sea chest mengalami penggerusan sedikit demi sedikit dan lama
kelamaan menjadi tipis.
F.
1.
2.
Penyekrapan
Setelah di water jet, saringan pada sea chest dibuka kemudian dilakukan penyekrapan untuk
membersihkan kotoran,kerang maupun tumbuhan laut yang ada di dalam kotak sea chest.
3.
Dimana : P = 2Mws
a = 0,6 m
tk= 1,5
Jadi :
T = 12 x 0,6 x (2 x 1) + 1,5
= 11,682 mm
4.