Pompa yang mendukung system ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga
mendukung sistem lain, yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini
terdiri dari pompa bilga-ballast dan pompa general service.
Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem
Ballast. Jadi, pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari
kapasitas pompa Ballast agar dapat menghandle sistem Ballast tersebut,
yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
5. Outboard
Sebagai contoh, tumpahan minyak dari kapal tanker, tumpahan muatan dari
kapal pembawa bahan kimia (chemical tanker), pelepasan SO2, NO2, dan CO2
ke atmosper dari gas buang mesin kapal, dan penyebaran biota laut yang
invasif (invasive marine species) dari tanki balas. Bahan pencemar (polutan)
tersebut secara akumulatif akan merusak ekosistem alam semesta.
Seperti terlihat pada Gambar 1, bahwa ketika kapal-kapal barang seperti kapal
kontainer atau tanker membongkar muatan, air laut dipompa ke dalam
kompartemen di lambung kapal, sedang ketika mengangkut muatan, air laut di
lambung kapal tadi dibuang ke laut. Air laut yang dipompakan ke lambung atau
dibuang ke laut tadi berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan dan
menyeimbangkan kapal.
Gambar 2 mengilustrasikan lebih jelas tentang bagaimana pertukaran air balas terjadi.
Sebuah kapal dari Lautan India berlayar melalui Terusan Suez, membongkar muatan di Mediterania
sehingga kapal tersebut perlu mengisi tanki balas sebelum mengarungi Lautan Atlantic.
Pertukaran air balas (ballast water exchange) terjadi di Lautan Atlantik sehubungan dengan akan masuk
ke kawasan Great Lakes. Sehubungan dengan kapal mengangkut muatan terigu/gandum, maka air
balas dibuang ke laut. Dari aktifitas yang digambarkan di atas, di seluruh dunia ada kurang lebih 10
milyar ton meter kubik air balas yang ditransfer kapal setiap tahunnya.
Akibat lain dari datangnya spesies asing kedalam lingkungan baru, air balas yang dibuang ke laut
dapat menyebarkan penyakit menular dan penyakit yang mematikan, dan racun yang secara
potensial dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia dan kehidupan biota laut. air
balas ke lingkungan perairan pantai berpotensi menyebabkan keracunan bagi biota laut dan
mikroorganisme. Hal ini menyebabkan berbagai masalah, seperti perubahan pola pertumbuhan,
kerusakan siklus hormonal, kecacatan dalam kelahiran, penurunan sistem kekebalan, dan
menyebabkan kanker, tumor, dan kelainan genetik atau bahkan kematian.
Spesies asing tersebut juga bisa merangsang pertumbuhan biota laut dan sebagai sumber
makanan. Seafood menjadi terkontaminasi dan tidak sehat untuk dikonsumsi manusia. Tidak
mengherankan, penyebaran penyakit Cholera adalah penyakit yang disebabkan polusi laut dari
pengoperasian kapal.
Penelitian terakhir para ahli menyatakan bahwa bakteri penyebab Cholera, Vibrio Cholerae, dapat
menyebar melalui organisme laut yang hidup di air balas. Seafood sebangsa kerang-kerangan
dan air minum juga terkontaminasi ketika kapal membuang air balasnya.