ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal,
sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa
ballast dipasang di tangki ceruk depan dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank),
double bottom tank, deep tank dan tangki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di
tangki ceruk depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki.
Double bottom ballast tank dan deep tank diisi ballast untuk memperoleh sarat air yang layak,
tangki ballast samping untuk memperoleh penyesuaian sarat air dalam daftar.
Tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang
pada system ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20%
dari displacement kapal. Keperluan system ballast dari kapal muatan kering (dry cargo ship)
adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa ballast harus dapat / bisa memenuhi sarat
untuk menyediakan pengisian air ballast dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan.
Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballast harus dengan katup tolak balik (non
return valve).
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun saat kapal
melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong,
sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan
kapal.
b. pipa ballast
c. katup dan fitting
d. pompa
Pompa yang mendukung system ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga mendukung sistem lain,
yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini terdiri dari pompa bilga-ballast dan pompa general
service.
Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast. Jadi, pompa general
service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar dapat menghandle sistem
Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
e. overboard
Fungsi outboard adalah untuk mengeluarkan air yang sudah tidak terpakai. Peletakan Outboard
ini haruslah diatas garis air atau WL dan harus diberi satu katup jenis SDNRV
f. Seachest
terdiri dari High Seachest dan Low Seachest
g. pipa
terdiri dari pipa cabang dan pipa utama
MARITIME WORLD
Home
Download
Marine Engineer
Nautical Science
Cek Sertifikat
Daftar Isi
Sebagai contoh, tumpahan minyak dari kapal tanker, tumpahan muatan dari
kapal pembawa bahan kimia (chemical tanker), pelepasan SO2, NO2, dan
CO2 ke atmosper dari gas buang mesin kapal, dan penyebaran biota laut
yang invasif (invasive marine species) dari tanki balas. Bahan pencemar
(polutan) tersebut secara akumulatif akan merusak ekosistem alam
semesta.
Sebuah kapal dari Lautan India berlayar melalui Terusan Suez, membongkar
muatan di Mediterania sehingga kapal tersebut perlu mengisi tanki balas
sebelum mengarungi Lautan Atlantic.
Dari aktifitas yang digambarkan di atas, di seluruh dunia ada kurang lebih
10 milyar ton meter kubik air balas yang ditransfer kapal setiap tahunnya.
Mnemiopsis leidy, spesies sejenis comb jellyfish yang menghuni estuari dari
Amerika Serikat sampai ke Tanjung Valdés di Argentina sepanjang pantai
Lautan Atlantik telah menyebabkan kerusakan di Laut Hitam.
ekali invasive marine species seperti ubur-ubur ini menempati suatu area
baru, dia bisa menguasai daerah tersebut, menyebarkan jenis penyakit baru,
menciptakan material gen baru, merubah landscape dan menurunkan
kemampuan spesies lokal dalam mencari makanan.
Akibat lain dari datangnya spesies asing kedalam lingkungan baru, air balas
yang dibuang ke laut dapat menyebarkan penyakit menular dan penyakit
yang mematikan, dan racun yang secara potensial dapat menyebabkan
masalah kesehatan bagi manusia dan kehidupan biota laut.
Spesies asing tersebut juga bisa merangsang pertumbuhan biota laut dan
sebagai sumber makanan. Seafood menjadi terkontaminasi dan tidak sehat
untuk dikonsumsi manusia. Tidak mengherankan, penyebaran penyakit
Cholera adalah penyakit yang disebabkan polusi laut dari pengoperasian
kapal.
Standard D-1 (Ballast Water Exchange) yang masih berlaku sampai saat ini
dilaksanakan dengan membilas air balas sebanyak tiga kali di laut yang
berjarak lebih dari 200 nautical mile dari pantai dengan kedalaman lebih dari
200 meter.
Metode ini sangat efektif sebab organisma dari perairan pantai sepertinya
tidak bisa survive di lautan lepas atau sebaliknya, organisma dari lautan
lepas tidak akan bisa bertahan di perairan pantai.
Tetapi metoda ini mengandung beberapa kelemahan, yaitu (1) sedimen dan
residu dari dasar tanki balas sangat sulit untuk dihilangkan secara
keseluruhan, (2) organisma yang menempel pada sisi-sisi tangki balas atau
penyangga struktur kapal dalam tangki balas tidak bisa dikeluarkan, dan (3)
tidak bisa melakukan pembilasan jika badai atau ombak besar terjadi selama
dalam pelayaran.
Standar yang lain adalah Standard D-2 (ballast water treatment). Standar
ini mensyaratkan adanya treatment bagi air balas yang ditemukan adanya
kandungan lebih dari 10 mikroorganisme per meter kubik yang berukuran
lebih dari atau sama dengan 50 mikron.
Dengan adanya pengolahan (water treatment) ini maka tidak akan ada lagi
mikroorganisma yang lolos ke lingkungan baru, sehingga kerusakan
lingkungan dapat dicegah.
Teknologi pada pengolahan air balas yang disyaratkan oleh IMO harus bebas
bahan aditif, bahan kimia dan racun.
Gambar 3. Prinsip Kerja Pengolahan Air Balas
Salah satu teknologi terkini yang digunakan dalam pengolahan air balas
adalah menggunakan AOT (Advanced Oxidation Technology).
Teknologi AOT ini menggunakan Titanium Dioxide Catalyst yang akan
menghasilkan radikal ketika disinari. Radikal yang bertahan hidup hanya
beberapa mili detik ini akan berfungsi sebagai pembunuh membran sel dari
mikroorganisme.
Ketika membuang air balas ke laut (deballasting), air dari tangki balas
dialirkan melalui Wallenius AOT untuk yang kedua kalinya, sehingga
menetralkan air balas dari mikroorganisme yang berbahaya.
PENUTUP
Spesies laut yang invasif (invasive marine species) adalah salah satu
ancaman terhebat bagi perusakan lingkungan.
Tidak seperti sumber pencemar yang lain seperti tumpahan minyak yang
masih bisa dilakukan upaya penanggulangannya, sekali tercemar oleh
spesies invasif maka sangat sulit untuk ditanggulangi.
Daftar Acuan:
1. GloBallast Partnerships,
http://globallast.imo.org/index.asp?page=ballastw_%20treatm.%1fht
m&menu=true, diakses tanggal 26 Juni 2008.
2. Guidelines for The Control and Management of Ship’s Ballast Water to
Minimize The Transfer of Harmful Aquatic Organisms and Pathogens,
International Maritime Organisation (IMO),
Resolutionhttp://globallast.imo.org/., diakses tanggal 26 Juni 2008.
3. Marine Bioinvasions Fact Sheet: Ballast Water Treatment
Options,http://massbay.mit.edu/resources/pdf/ballast-treat.pdf,
diakses tanggal 30 Juni 2008.
4. PureBallast Technical Data, http://www.alfalaval.com/pureballast.
diakses tanggal 26 Juni 2008.
5. http://nihlawati.blogspot.com/2009/03/artikel-lingkungan.html
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Enter your em
Tags : Nautik
Kapal – Kapal Tangki Minyak | Oil Tankers | Kapal – Kapal tangki minyak (
oil Tankers ) Kapal – kapal tangki minyak mengangkut muatannya dalam sejumlah
tangki – tangki atau kompartemen – kompartemen dalam badan ...
0 komentarmu:
Post a Comment
Search..
Popular Posts
ATT III Company Profile Elektronika Listrik Motor Diesel MPU Nautik NAVIGASI
Permesinan Bantu Permesinan Kapal Stabilitas Kapal TEKNIKA
About / Sitemap / Contact / Privacy / Disclaimer Powered by blogger