Anda di halaman 1dari 8

Buat teman2 sekampus seperjuangan, link bagus untuk tahu sekedar seputar diesel marine.

Klik
aja disini. Cocok buat temen2 yang lagi ngerjain Perancangan Kamar Mesin dan mata kuliah
yang berkaitan semisal Sistem Permesinan, Reparasi Permesinan tapi males ke perpus. :)

Sistem Bahan Bakar


October 1, 2007 Marine Engineering No Comments

Sistem bahan bakar ini secara umum terdiri atas fuel oil transfer, filtery dan purifering; fuel oil
circulating, fuel oil supply, dan heater. Bahan bakar di kapal disimpan di storage tank. Koil
pemanas harus dipasang pada tangki bunker sehingga temperatur bahan bakar pada tangki
bunker dapat dipertahankan pada temperatur 40 - 500C. Dari bunker bahan bakar dipompakan ke
settling tank, dimana sebelum masuk pompa bahan bakar akan melalui strainer untuk menyaring
kotoran – kotoran. Di settling tank ini juga diberi pemanas dan suhu dipertahankan pada kisaran
50 – 700C. Kemudian dari settling tank dipompakan ke centrifuges untuk membersihkannya dari
kotoran dan air. Lalu setelah dari centrifuges masuk ke service tank

Dari service tank, bahan bakar dialirkan menuju ke supply pump yang mempunyai tekanan 4 bar.
Supply pump ini juga disebut bagian bertekanan rendah dari circulating system bahan bakar.
Untuk menghindari terbentuknya gas/udara pada bahan bakar, maka dipasang sebuah venting
box..

Venting box terhubung dengan service tank melalui automatic deaerating valve yang bertugas
untuk membebaskan gas/udara yang ada dan akan menampung cairan/liquid.

Dari bagian bertekanan rendah system bahan bakar tersebut (supply pump), bahan bakar
kemudian dialirkan ke circulating pump yang akan memompa bahan bakar melewati heater
(untuk dipanaskan sampai 150C) dan full flow filter (penyaringan) untuk kemudian masuk ke
motor induk.

Untuk memastikan pensuplaian bahan bakar cukup banyak, maka kapasitas dari circulating pump
dibuat lebih besar dari jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor induk. Dan kelebihan
bahan bakar tersebut akan disirkulasikan kembali dari motor melalui venting box yang kemudian
akan menuju ke circulating pump kembali.

Untuk memastikan tekanan konstan pada injection pump pada semua beban kerja motor induk,
maka Spring Loaded Overflow dipasang pada system bahan bakar engine. Tekanan bahan bakar
yang masuk pada engine harus 7-8 bar, setara dengan tekanan pada circulating pump yaitu
sebesar 10 bar.

Ketika engine berhenti, circulating pump akan terus bekerja untuk mensirkulasikan Heavy Fuel
yang telah dipanaskan dan tetap melewati fuel oil system engine dengan tujuan untuk menjaga
bahan bakar tetap panas dan katup bahan bakar tetap ter-deaerated
 

Pencemaran Suara di Laut


September 26, 2007 Marine Engineering No Comments

Dengan semakin berkembangnya teknologi kelautan, banyak manfaat yang dapat diambil dari
lautan. Namun disamping itu, teknologi itu juga membawa dampak negatip. Pencemaran laut
merupakan salah satu dampaknya. Telah banyak pembahasan mengenai masalah pencemaran
laut serta ada berbagai macam topik mengenai lingkungan laut serta pencemaran laut.

Pencemaran suara di darat telah cukup mempengaruhi manusia serta lingkungan di darat.
Sementara tanpa disadari bahwa di laut pun pencemaran suara ini membawa dampak yang cukup
berarti bagi kehidupan di laut.
Pencemaran suara di laut atau juga dapat disebut kebisingan laut merupakan salah satu issu yang
cukup menarik dalam beberapa tahun ini. Studi mengenai dampak pencemaran suara di laut atau
bising laut menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup menarik, diantaranya yaitu dampak
bising laut ini terutama terhadap mamalia laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata
pencemaran suara di laut juga memberikan dampak yang berarti terhadap mamalia laut serta
mahluk hidup lainnya di laut. Karena diketahui bahwa mamalia laut menggunakan suara sebagai
alat komunikasi serta untuk kewaspadaan dalam mengenali lingkungannya.

Ada beberapa kejadian menarik mengenai pengaruh kebisingan laut ini terhadap mamalia laut
atau cetacean. Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun 2000, dimana
ditemukan paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat pengaruh suara dari sonar yang
digunakan oleh angkatan laut Amerika.

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang kebisingan di laut, sumbernya, penggunaan suara oleh
mamalia laut serta bagaimana dampaknya terhadap mamalia laut dan lingkungan laut
lainnya.Sehingga diharapkan akan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai salah satu
bentuk pencemaran yang ada di laut yaitu pencemaran suara atau kebisingan di laut.

Sumber Suara di Laut

Sumber alami

Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses
biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin,
gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.

Lalu Lintas Kapal

Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh
pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar
yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau
sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan
gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual
yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi
komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil.

Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas
memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak

Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei seismik,
pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik
saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang
memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air.
Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel.
Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat
dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga
berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat
menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan
beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah.

Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam
operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang
beresiko bagi mamalia laut.

Penelitian Oseanografi dan Perikanan

Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean Climate


(ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem
ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-
hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun
selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker yang
dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil
jauhnya.

Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini, salah satunya
adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang
tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu
sendiri.

Kegiatan Militer

Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang
menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik
US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan
Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency
Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa
terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap
ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan
ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui
beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat
sistem tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta
gangguan di daerah perut dan dada.

Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and
Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian
(1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah
menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus
jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.
Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2
spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika
yang menggunakan sonar.

Penggunaan Suara oleh mamalia Laut

Pemahaman mengenai pendengaran mamalia laut dan mekanisme aural penting diketahui untuk
mengenal potensial efek suara terhadap mereka. Mamalia laut tinggal di lingkungan dimana
tidak terdapat cahaya yaitu di kedalaman yang jauh dari permukaan.

Pada kedalaman lebih dari 200 meter cahaya tidak lagi menembus laut, dengan keadaan ini maka
mamalia laut mengandalkan suara di bandingkan cahaya sebagai alat utama dalam
berkomunikasi serta untuk lebih berhati-hati dari keadaan lingkungan sekitarnya.

Selain itu banyak juga mamalia laut yang tinggal di lingkungan yang membatasi penglihatannya,
seperti di daerah turbiditas. Maka mamalia laut ini mengandalkan kemampuannya dalam suara.
Misalnya lumba-lumba sungai dimana kemampuan penglihatannya terbatas hanya pada
membedakan yang gelap dan terang.

- Echolocation

Echolocation adalah kemampuan binatang dalam memproduksi frekuensi yang sedang atau
tinggi serta mendeteksi echos dari suara ini untuk menentukan jarak dari suatu objek, dan untuk
mengenali keadaan fisik di sekitarnya. Echolocation ini memberikan informasi yang detail dan
akurat tentang keadaan sekeliling. Echolocation ini memproduksi frekuensi tinggi. Contohnya
lumba-lumba laut yang menghasilkan frekuensi dari 50 kHz hingga 13 kHz.

Frekuensi tinggi yang digunakan mamalia laut ini memberikan resolusi yang tinggi, meskipun
bagaimanapun suara frekuensi tinggi memiliki banyak keterbatasan di dalam air. Echolocation
ini penting tidak hanya untuk mendeteksi dan menangkap mangsa tetapi juga melihat lingkungan
sekitar.

- Navigasi

Mamalia laut mysticete diketahui memproduksi frekuensi rendah. Pada frekuensi rendah ini
penjalaran suara di lingkungan laut lebih cepat. Suara dengan frekuensi rendah dimana bisa
menjalar ke tempat yang jauh dengan cepat. Karena itu mamalia laut menghasilkan suara dengan
frekuensi rendah ini untuk bermigrasi seperti misalnya Paus. Gangguan atau kebisingan dengan
frekuensi suara yang rendah tentunya menjadi gangguan serius terutama untuk pertahanan
mamalia laut.

- Komunikasi

Dalam berkomunikasi mamalia laut menggunakan suara dengan sinyal akustik tertentu, dimana
sinyal ini bervariasi tergantung kebutuhan serta keadaan lingkungan. ada berbagai macam fungsi
komunikasi mamalia laut seperti : seleksi intraseksual, seleksi interseksual, memandu anak,
memandu kelompok, pengenalan individu, dan menghindari bahaya.

- Menarik perhatian mangsa

Kegunaan lain dari suara oleh mamalia laut kemungkinan untuk melemahkan atau menarik
perhatian mangsa. Hasil riset memperlihatkan bahwa mamalia laut memproduksi sumber suara
intens ketika mencari makanan. Informasi mengenai penggunaan suara dalam hal ini sangat
terbatas, namun dapat dipahami bahwa mamalia laut menggunakan suara untuk proses biologis
yang cukup vital.

- Vokalisasi mamalia Laut

Ada berbagai macam tipe mamalia laut serta masing-masing menghasilkan frekuensi yang
berbeda dari yang frekuensi tinggi (130-150 kHz) hingga frekuensi rendah seperti paus biru (10-
15 Hz

Kebisingan Laut Sebagai Gangguan Bagi Mamalia Laut

Keterbatasan ilmu pengetahuan mengenai perkiraan resiko terhadap mamalia laut berdasarkan
banyak asumsi. Contohnya mamalia laut dengan pendengaran berdasarkan range tertentu akan
sangat dipengaruhi oleh suara. Mamalia laut yang tidak berkelompok memiliki resiko lebih
mudah diserang misalnya pasangan ibu dan anak. Selain itu paus jenis beaked dan sperm dapat
mudah diserang dalam perjalanan ke zona dimana kebisingan terkonsentrasi.

Dapat diasumsikan bahwa tidak ada konsekuensi biologi dari akibat suara yang keras ketika
tidak ada respon kelakuan ditemukan. Bagaimanapun dalam penelitian ini perlu diperhatikan
perubahan kelakuan mamalia laut sebagai informasi dari pengaruh kebisingan laut tersebut.

Hasil dari data yang telah dikumpulkan di mana kebisingan suara di laut telah menimbulkan efek
jangka pendek termasuk dalam memangsa makanan, bersosialisasi, dan vokalisasi serta
perubahan perilaku dalam cara menyelam. Akibatnya suara dapat menyebabkan mamalia laut
berpindah dari habitatnya sendiri. Jika ini hanya berdampak dalam jangka pendek, maka tidak
akan terlalu berpengaruh secara signifikan. Namun jika pengaruh dari gangguan ini terus
menerus berulang maka dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan stress, melemahkan dan
pada akhirnya terhadap kelahiran.

Penjauhan dari sumber suara harus dikenal sebagai akibat, karena hewan ini mengubah perilaku
alaminya. Bagi mamalia laut yang tidak berkelompok sumber suara dapat menjadi sangat
berbahaya bagi mereka. Aktivitas lalu lintas kapal disinyalir dapat memisahkan populasi mereka.

Hasil observasi ternyata menunjukan sumber suara selain mengakibatkan mamalia menjauh dari
sumbernya serta perubahan perilaku ternyata juga berpengaruh terhadap beberapa ikan dan
invertabrata. Spesies lain di laut menunjukan reaksi terhadap suara yang masuk ke laut (airgun)
dalam level yang sama seperti terhadap mamalia laut yaitu beberapa jenis kura-kura.
Dampak Sonar Pada Ikan Paus

Tiap tahun, ratusan hewan laut, kebanyakan dari mereka ikan paus dan lumba-lumba, terdampar
atau mendamparkan diri ke pantai dan mati. Kata sebagian pakar lingkungan, itu disebabkan oleh
penggunaan gelombang sonar oleh angkatan laut Amerika. Sonar adalah gelombang suara
berfrekuensi tinggi yang dipancarkan di dalam laut untuk mencari kapal selam atau benda-benda
lain yang tidak kelihatan.

Gelombang sonar itu, kata para pakar, mengakibatkan kerusakan pada otak dan sistem
pendengaran ikan paus dan ikan lumba-lumba dan memaksa mereka untuk keluar dari dalam air.
Tapi angkatan laut Amerika membantah sebagian besar tuduhan yang diarahkan padanya. Pada
bulan Januari yang lalu, 37 ikan paus dari tiga jenis yang berbeda mendamparkan diri ke pantai
di north Carolina, termasuk enam ekor yang sedang hamil. Beberapa minggu kemudian, enam-
puluh ekor lumba-lumba juga mendamparkan diri di pantai Florida.

Angkatan laut Amerika mengakui bahwa dalam kedua peristiwa itu, mereka sedang mengadakan
latihan dengan menggunakan sonar di laut yang dalam tidak jauh dari kedua tempat kejadian.

Gelombang sonar seperti itu bisa mengubah kebiasaan makan, dan bahkan mengganggu suara-
suara yang dikeluarkan oleh ikan paus untuk saling berhubungan antara mereka. Suara sonar itu
juga telah mengakibatkan beberapa jenis ikan paus dan lumba-lumba mendamparkan diri ke
pantai. Gelombang sonar yang kuat bisa mengakibatkan kerusakan pada alat pendengaran dan
otak jenis-jenis ikan paus tertentu.

Kata para pakar lainnya, pada beberapa peristiwa tampak adanya hubungan yang jelas antara
penggunaan gelombang sonar dan ikan-ikan paus yang terdampar atau mendamparkan diri ke
pantai. Teri Rowles adalah koordinator tentang kesehatan makhluk laut pada lembaga national
oceanic and atmospheric administration. Katanya dia bisa membuktikan adanya hubungan
langsung antara terdamparnya ikan paus dalam jumlah besar di pantai kepulauan Bahama tahun
2000 lalu.Ketika dilakukan otopsi, para pakar menemukan adanya pendarahan pada otak dan
sekitar telinga. Juga ada pendarahan dalam paru-paru dan ginjal, dan semua itu tidak disebabkan
karena adanya benturan fisik dari luar.

Angkatan laut Amerika mengakui bertanggung-jawab dalam peristiwa itu, tapi menambahkan
bahwa masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab tentang dampak sonar pada ikan paus dan
lumba-lumba. Kapal-kapal besar, dan anjungan minyak dan gas alam laut lepas pantai juga
merupakan sumber polusi suara di laut, tapi para pakar cenderung untuk melihat adanya
hubungan antara penggunaan sonar oleh angkatan laut dengan matinya hewan-hewan laut yang
besar itu.

Kendati kasus-kasus terdamparnya ikan paus telah terjadi sejak tahun 1,800, ketika belum ada
sonar, para pakar ilmiah dan kelompok lingkungan di seluruh dunia sangat prihatin atas
penggunaan sonar ini. Parlemen Eropa telah mendesak negara anggotanya untuk menghentikan
penggunaan sonar berkekuatan tinggi, sampai bisa diketahui dengan pasti apa dampaknya atas
kehidupan di laut.
Emisi Gas Buang
August 28, 2007 Marine Engineering 4 Comments

Betapa sekarang apa yang kita rasakan yang berhubungan dengan lingkungan tidak pernah akan
luput atau lepas dari pembahasan tentang pencemaran. Semakin menigkatnya era globalisasi dan
industrialisasi, bisa atau tidak bisa, sedikit banyak lingkungan akan terpengarh dengan adanya itu
semua. Entah itu polusiudara,polusi air bahkan suara.

Penggunaan Fuel Fosil adalah salah satu penyebab terjadinya polusi udara. Solar, bensin yang
biasanya menjadi bahan bakar kendaraan kita merupakan contoh dari fuel fosil. Meningkatnya
pertumbuhan akan penggunan alat transportasi berbahan bakar fuel fosil ini semakin
mempercepat laju dari buruknya kondisi udara.

Kenapa gas buang? Gas buang merupakan salah satu hasil dari proses pembakaran. zat-zat yang
ditimbulkan karena proses pembakaran sangat berbahaya bagi lingkungan dan akhirnya akan
berdampak pada manusia sekitarnya juga.

Anda mungkin juga menyukai