Anda di halaman 1dari 1

Nama : Lily Rahmawati

Nim : 2220422012
Tugas : Biodiversitas Tropika
“Biomassa Invertebrata laut dan Tumbuhan Laut”
Biomassa Invertebrata Laut
Hewan laut dapat menyerap karbon melalui berbagai proses alami, mulai dari menyimpan karbon
dalam tubuh, mengeluarkan kotoran yang kaya dengan karbon ke lautan dalam, hingga
menyuburkan dan melindungi fauna laut. Para peneliti pun mulai menyadari bahwa hewan
bertulang belakang (vertebrata), contohnya ikan, burung laut, dan mamalia laut, memiliki potensi
untuk menahan lepasnya karbon ke atmosfer. Penyerapan unsur karbon oleh fitoplankton selama
fotosintesis menyebabkan adanya perpindahan karbon dari dalam air (hidrosfer) ke dalam tubuh
fitoplankton. Karbon tersebut disimpan dalam tubuh fitoplankton dalam bentuk biomassa
fitoplankton itu sendiri. Pada skala individu jumlah karbon yang diserap oleh fitoplankton dari
dalam air sangat kecil, tetapi jika diakumulasi dalam skala global jumlahnya sangatlah besar,
mencapai 40-50 Pg karbon bersih setiap tahunnya (Field et al., 1988).

Salah satu studi yang pertama dilakukan untuk mengukur potensi vertebrata laut sebagai penyerap
karbon diterbitkan pada tahun 2010. Studi tersebut menggambarkan proses whale pump di
Samudra Selatan yang memperkirakan bahwa populasi bisa mencapai puncaknya yaitu sekitar
120.0000 paus sperma sebelum era perburuan paus dimulai. Populasi tersebut dapat menangkap
sekitar 2,2 juta ton karbon per tahun melalui kotorannya. Studi lainnya di tahun yang sama
menghitung sekitar 2,5 juta paus menahan hampir 210.000 ton karbon mati (deadfall carbon) per
tahun ke lautan dalam. Jumlah tersebut setara dengan menarik sekitar 150.000 mobil dari jalanan
setiap tahunnya.

Biomassa Tumbuhan Laut


Lamun merupakan salah satu ekosistem penting di pesisir selain mangrove dan terumbu karang.
Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologi dan ekonomi yang tinggi. Fungsi ekologi ekosistem
lamun antara lain sebagai tempat pemijahan dan pendukung produktivitas ikan, feeding ground
bagi berbagai biota laut, menghubungkan habitat darat dan laut, serta menstabilkan sedimen untuk
mencegah erosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biomassa lebih tinggi di bagian bawah substrat
dibandingkan dengan atas substrat. Apabila bagian bawah substrat memiliki nilai biomassa yang
besar maka bagian atas substrat akan memiliki nilai biomassa yang kecil (Duarte, 1990). Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian bahwa biomassa bawah substrat lebih tinggi dibandingkan atas
substrat. Nilai biomassa di bawah substrat merupakan gabungan dari akar dan rhizome sementara
nilai biomassa di atas substrat hanya terdiri dari daun saja. Rhizome merupakan jaringan lamun
dengan morfologi besar sehingga mempunyai biomassa lebih tinggi dibandingkan jaringan
lainnya. Materi biomassa yang terbentuk di bagian bawah substrat berupa biomassa yang lebih
padat apabila dibandingkan dengan biomassa di atas substrat seperti daun

Anda mungkin juga menyukai