Anda di halaman 1dari 3

Nama: Salsabila A’Zahra

NPM: 230310220024

Prodi: Perikanan Laut Tropis

Resume Oil Spill

Salah satu bentuk pencemaran laut adalah tumpahan minyak (oil spill) yang bisa berasal
dari kesalahan aktivitas kapal tanker saat kapal beroperasi. Minyak bumi berasal dari fosil
tumbuhan dan hewan yang sudah mati berjuta-juta tahun lamanya yang menjadikannya menjadi
sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Keberadaan minyak bumi dihasilkan pada dua
area yang biasa disebut dengan offshore serta onshore. Untuk area offshore, minyak bumi yang
telah diproduksikan ke permukaan akan disalurkan melalui kapal tanker atau barge atau juga
pipa yang ditanam didasar laut (subsea).

spesifik pada area offshore, pekerjaan yang dilakukan akan lebih rumit dibandingkan
menggunakan area onshore. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor internal mirip daerah yg
terbatas sehingga fasilitas pun sebagai terbatas, teknisi yg tak leluasa bekerja sebab hanya pada
satu rig juga barge, serta dibutuhkannya alat khusus terutama di alat-alat bawah laut. Sebab
masalah inilah yang rawan terjadi terutama untuk insiden oil spill diakibatkan kurangnya
supervisi pada jalur pipa di dasar laut.

Akibat asal peristiwa ini timbul berbagai macam jenis permasalahan lingkungan mulai
dari pencemaran laut hingga ke daratan. Pencemaran laut menjadi salah satu fenomena
merugikan yang seringkali dijumpai di perairan Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika lingkungan
laut dinilai bisa mengancam atau membahayakan keberlangsungan hayati manusia maupun
ekosistem laut di sekitarnya. Daerah pesisir atau laut Indonesia begitu rentan terhadap
pencemaran laut, yang jika tidak ditangani dengan benar akan semakin memberikan akibat buruk
bagi kehidupan manusia serta ekosistem laut.

Tumpahan minyak di laut akan memberikan akibat yg sangat buruk bagi ekosistem laut
tersebut. Minyak ini memiliki kandungan kimia yang berbahaya sehingga dapat merusak
kehidupan makhluk hidup di laut. Ikan-ikan serta makhluk hidup laut lainnya akan mengandung
zat kimia beracun dalam tubuhnya, sebagai akibatnya dapat mengakibatkan kematian yang akan
mengurangi populasi makhluk hidup laut. Ikan-ikan yang tidak mati pula tidak bisa dimakan oleh
manusia karena mereka telah mengandung racun dari minyak tersebut. Selain itu, tumpahan
minyak ini juga dapat mengakibatkan iritasi pada mata, kulit, serta saluran pernapasan manusia
yang bisa berakibat fatal pada kematian. Selain itu juga, minyak ini sulit dibersihkan dari air laut
karena minyak berat ini tidak mudah menguap. Hal ini kentara akan mengakibatkan penurunan
kualitas air laut.

Dapat disimpulkan bahwa tumpahan minyak ini dapat disebut pula sebagai bentuk
pencemaran air. Hal ini sinkron dengan definisi pencemaran lingkungan hidup berdasarkan UU
No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pasal 1 ayat 14 yang
menyatakan bahwa “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”. Hal ini juga didukung
oleh definisi pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2011 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 1 ayat 11 yang menyatakan
bahwa “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya”.
Tumpahan minyak ini pula berdampak pada aktivitas ekonomi warga pesisir pantai. Nelayan-
nelayan akan kesulitan mencari ikan karena banyak ikan yg mati. Selain itu, ikan yg tidak mati
pun akan beracun dan tidak bisa dikonsumsi. Nelayan-nelayan pula mampu terkena iritasi yg
bisa menjadikan fatal pada kematian. Padahal nelayan-nelayan tadi menjadi tulang punggung
ekonomi bagi keluarganya dan bagi warga sekitar. Sumber kehidupan warga pesisir lainnya yg
mayoritas berasal dari laut akan mati pula. Hal ini juga bisa berdampak bagi rakyat yang bukan
tinggal pada pesisir pantai. Orang tak bisa makan ikan hasil tangkapan nelayan-nelayan tersebut.
Hal ini mengakibatkan restoran yang terletak di kota kehilangan salah satu hidangan-nya, yg bisa
berdampak pada penurunan pendapatan. Dengan demikian, tumpahan minyak tadi tidak hanya
berdampak bagi ekosistem laut, tetapi di kehidupan masyarakat sekitar kurang juga.
Daftar Pustaka

(Ahyadi et al., 2021)Ahyadi, M. Y., Syarifudin, A. P., Khairunnisa, A. Z., Ximenes, J. D., &
Hamdi, M. H. (2021). Analisis Dampak Oil Spill Di Teluk Balikpapan Terhadap Kehidupan
Masyarakat Dalam Perspektif Hukum Dan Lingkungan. Bumi Lestari Journal of
Environment, 21(1), 18. https://doi.org/10.24843/blje.2021.v21.i01.p03

Anda mungkin juga menyukai