Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PROSES PANTAI

Disusun Oleh:

Muhammad Iqbal Febriansyah Putra

4314100091

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015
1. Persoalan Pantai yang ada di wilayah Indonesia
 Abrasi Pantai
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat
gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut
mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan
mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh
dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya
lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi
belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi
karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas
buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas
dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut
akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan
suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat
dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan
permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan
menggerus daerah yang permukaannya rendah.
Contoh pantai yang rusak akibat Abrasi : Pantai Indramayu,
Pantai Pamekasan, Pantai Kelan, Pantai Manggar dll

 Kerusakan Akibat Antropogenik


Perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh etika
antroposentrisme. Antroposentrisme ini merupakan simbol kerakusan
manusia yang tidak hanya bersifat individual tetapi dapat bersifat
kolektif. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka
muncul indutrialisasi yang kini marak dilakukan. Manusia tidak hanya
memanfaatkan alam sebatas keperluannya tetapi kini manusia telah
memanfaatkannya melebihi yang dibutuhkannya. Hal ini berarti manusia
mengeksploitasi alam dan lingkungan untuk mengeruk keuntungan
sebanyak-banyaknya tanpa berpikir panjang terhadap dampak yang
akan terjadi. Dampak akibat aktivitas tersebut dapat merusak sumber
daya alam khususnya dalam hal ini ekosistem pesisir.
Aktivitas manusia pun dapat menimbulkan pencemaran yang
mengancam ekosistem. Pencemaran-pencemaran tersebut dapat
menimbulkan kerusakan fisik yang fatal di daerah pesisir. Hal ini berarti,
pencemaran tidak hanya dapat merusak tatanan ekosistem pesisir tetapi
juga dapat membahayakan kesehatan manusia serta dapat mematikan
makhluk hidup yang memanfaatkan sumber daya pesisir yang telah
tercemar tersebut.

Berdasarkan sumbernya, kerusakan yang disebabkan oleh


antropogenik dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Darat
Daerah-daerah pesisir yang memiliki pencemaran tinggi adalah
daerah industri, daerah yang padat penduduk dan pertanian. Sumber
utama pencemaran pesisir dan lautan berasal dari daratan yang terdiri
dari tiga jenis, yaitu dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, dan
kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut telah menyumbangkan
limbah berupa limbah cair dan padat yang menimbulkan dampak serius
pada daerah pesisir dan makhluk hidup sekitarnya.
Kegiatan rumah tangga seringkali menimbulkan limbah domestik
berupa limbah cair dan padat. Limbah cair domestik dapat dibagi dibagi
dalam dua kategori, yaitu: (1) limbah cair yang berasal dari air cucian
seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisida; (2) limbah cair yang
berasal dari kakus seperti sabun, shampoo, tinja dan air seni. Limbah
cair mengandung bahan organik dan anorganik serta jutaan sel mikroba
dan bakteri. Kandungan yang terdapat dalam limbah cair dapat
mengancam kesehatan masyarakat yang menggunakan air yang telah
tercemar sehingga menimbulkan penyakit.
Pabrik-pabrik yang berada di sekitar pesisir pun menimbulkan
pencemaran berupa limbah industri. Limbah industri tersebut
mengandung unsur yang sangat beracun, seperti basa, logam berat dan
bahan organik yang beracun. Pencemaran oleh industri dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: perencanaan daerah industri
yang tidak teratur, perencanaan tata kota yang kurang baik, dan tidak
tersedianya fasilitas pengolah limbah pada daerah industri.
Limbah padat berupa sampah kebanyakan berasal dari rumah
tangga. Pembuangan sampah ke laut sering menjadi alternatif
penduduk karena pembuangan sampah di daratan dinilai tidak efektif
dan munculnya anggapan membuang sedikit sampah tidak akan
berpengaruh bagi lautan yang luas. Kebiasaan yang buruk tersebut
menimbulkan berbagai pengaruh terhadap kehidupan laut. Sampah-
sampah yang mengapung akan terdampar di pantai dan mengurangi
keindahan laut serta menghalangi penetrasi cahaya matahari.
Sedangkan sampah yang berat akan tenggelam ke dasar laut dan
berpengaruh terhadap komunitas bentos.
2. Laut
Aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem pesisir, yaitu:
pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan,
tumpahan minyak. Aktivitas tersebut menimbulkan pencemaran yang
dapat merusak. Sumber pencemaran yang sangat besar berasal dari
pengerukan sedimen yang terus menerus dan pembuangan material
hasil pengerukan. Material hasil kerukan biasanya dibuang beberapa
kilometer dari pantai sehingga menimbulkan efek pencemaran bagi
kehidupan perairan sekitar. Selain itu, juga dapat menimbulkan
turbiditas yang mengancam bentik. Hal ini berpengaruh bagi kehidupan
perairan karena kebanyakan bahan kerukan diambil dari daerah
pelabuhan yang biasanya telah tercemar.
Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari berbagai sumber.
Biasanya tumpahan minyak berasal dari tabrakan kapal tanker, atau dari
proses yang disengaja seperti pencucian tangki balas. Peristiwa
tumpahan minyak di perairan Indonesia pun sering terjadi. Tumpahan
minyak tersebut merupakan sumber pencemaran yang sangat
membahayakan karena dapat menurunkan kualitas air laut, baik karena
efek langsung maupun efek jangka panjang. Efek jangka panjang yang
ditimbulkan pada lingkungan laut berupa perubahan karakteristik
populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut. Selain itu,
tumpahan minyak dapat berdampak buruk terhadap kesejahteraan
masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya di sektor perikanan
dan budi daya.
2. Tipe-tipe Pantai yang berkembang di Indonesia

a) Gambar dan ciri-ciri Pantai yang berkembang di Pantai Indonesia

1. Wave Erosion Coast, Tipologi wave erosion coast terdapat pada Pantai
Sundak, Pantai Drini dan Pantai Krakal. Tipologi ini ditandai dengan
keberadaan stack berupa batuan-batuan dengan berbagai ukuran yang berasal
dari dinding pantai (cliff). Selain itu, tipologi ini nampak dengan ciri-ciri seperti
bentuk pantai yang berliku atau terjal tidak teratur, dan material pantai
didominasi material pasir. Dibawah ini morfologi Pantai Krakal:

2. Coast Built by Organism, Tipologi pantai ini terlihat seperti dataran


pantai yang relatif luas, berwarna keputihan, dan diselang-seling oleh
bongkahan organisme laut yang sudah membatu. Tanaman bakau relatif
banyak ditemui, hanya saja tutupannya masih tergolong rendah. Rumput laut
dan bintang-bintang karang dan atau binatang-binatang kecil pantai banyak
terdapat di pantai yang terbentuk oleh organisme laut ini. Tipe pantai ini dapat
dijumpai di pantai kukup dan pantai tritih cilacap
Dibawah ini morfologi Pantai Kukup:
3. Volcanic Coast, Tipe pantai seperti ini biasanya platformnya landai dan
memungkinkan tumbuhnya karang, sehingga lautnya cukup jernih seperti
dijumpai di Pantai Parangtritis (parang kusumo), Pantai Karang Bolong bagian
timur dan Pantai Pasir Putih di situbondo. Dibawah ini morfologi Pantai
Karang Bolong:

4. Marine Deposition Coast, Tipologi marine deposition coast terletak pada


Pantai Sempu, Pantai Ngrokoh, Pantai Sembukan dan Pantai Kloto. Tipologi
ini ditandai dengan adanya gisik pantai yang merupakan akumulasi material
sedimen marin oleh arus ataupun gelombang. Pesisir dengan tipologi ini
terletak pada suatu teluk sehingga disebut juga memiliki gisik kantong.
Dinamika pesisir yang terjadi pada tipologi ini adalah pengendapan material
sedimen marin. Material ini berupa pasir pantai kasar dan material bioklastis
yang terbentuk dari sisa dari hewan atau tumbuhan laut. Dibawah ini
morfologi Pantai Sempu:

5. Structurally shaped coast, tipologi structurally shaped coast, dapat


ditemukan di Pantai Baron dan Pantai Parangtritis. Tipologi ini ditandai dengan
adanya pantai yang banyak dijumpai cliff, terdapat kenampakkan struktural
berupa patahan yang nampak sebagai dinding yang tegak dan lurus
memanjang, dijumpai beberapa notch dan sea cave pada cliff dan tidak
dijumpai stack. Dinamika pesisir yang terbentuk pada tipologi ini adalah abrasi.
Sepertihalnya pada tipologi wave erosion coast, proses abrasi pada tipologi ini
tergolong tidak membahayakan. Dibawah ini morfologi Pantai Baron:
6. Sub-aerial depositon coast, Karakteristik fisik (abiotik) ditandai dengan
bentuk morofologi pantai yang datar dan lurus. Sesuai dengan tipologi pantai
tersebut, proses geomorfologi yang dominan adalah deposisi (pengendapan)
material-material yang berasal dari aktivitas sungai-sungai. Tipologi pantai
seperti ini dapat dijumpai di pantai Parangtritis (gumuk pasir) dan Pantai Ayah
(berlumpur). Dibawah ini adalah morfologi Pantai Parangtritis:
b) Proses yang mempengaruhi terbentuknya morfologi pantai
tersebut

1. Wave Erosion Coast, Pantai dengan tipologi Wave Erosion Coast


merupakan pantai yang umumnya terbentuk akibat aktivitas erosi
gelombang.

2. Coast Built by Organism Tipe pantai ini dibentuk oleh organisme laut
seperti perkembangan ekosistem, rusaknya ekosistem, hilangnya suatu
ekosistem dan munculnya suatu ekosistem baru akibat adanya perubahan
lingkungan atau disebut ekodinamik. Contohnya yaitu hilangnya ekosistem
mangrove, berkembangnya ekosistem mangrove, berkembangnya padang
lamun, berkembangnya hutan pantai dan sebagainya.

3. Volcanic Coast, Tipologi pantai Volcanic Coast merupakan pesisir yang


terbentuk sebagai akibat proses volkanik

4. Marine Deposition Coast, Tipologi pantai Marine Deposition Coast adalah


pantai atau pesisir yang dibentuk oleh proses deposisi material sedimen
marin.

5. Structurally shaped coast, Tipologi structurally shaped coast yaitu pesisir


yang terbentuk akibat proses patahan, lipatan, atau intrusi batuan sedimen,
seperti kubah garam atau kubah lumpur dangkal (salt domes atau mud
lumps).

6. Sub-aerial depositon coast, Pantai dengan tipologi sub-aerial depositon


coast, merupakan pantai yang umumnya terbentuk akibat akumulasi bahan-
bahan sedimen sungai yang mem-bentuk delta dengan rataan pasang surut
(tidal flat).

Anda mungkin juga menyukai