Anda di halaman 1dari 32

Bahan kuliah: PENGANTAR

KEMARITIMAN

POKOK BAHASAN:
MENGIDENTIFIKASI SUMBER PENYEBAB POLUTAN,
PENANGANAN DAN REGULASI
PENCEMARAN LAUT
SEMESTER V
PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA
PERIKANAN
DOSEN PENGAMPU: MOH. ZAINAL ARIFIN, MP.

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO


Sub Pokok Bahasan:

 Kondisi lingkungan perairan lndonesia


 Pencemaran lingkungan (pencemaran pesisir dan laut,
jenis dan sumber polutan, parameter lingkungan)
 Dinamika dan transportasi polutan di laut
 Faktor-faktor yang mempenagruhi distribusi polutan
 Dampak pencemaran laut
 Masalah terkini pencemaran pesisir dan laut (marine debris,
mikroplastik, oil spil eutrofikasi)
 Pengelolaan pencemaran (manaiemen dan teknologi)
Kondisi lingkungan perairan lndonesia
keadaan laut adalah kondisi umum
permukaan bebas di wilayah perairan besar
yang dipengaruhi gelombang angin dan
arus air di lokasi dan momen tertentu.

Melansir dari laman Badan Meteorologi dan


Geofisika (BMKG) ,disebutkan bahwa
keadaan laut atau sea state adalah efek yang
diakibatkan oleh angin lokal terhadap
kondisi laut di area tertentu, dimana tidak
dipengaruhi oleh kondisi
penjalaran swell (alun) dari area sekitarnya.
 Keadaan laut sendiri biasanya
dikarakteristikan berdasarkan
statistik. Termasuk tingkat arus,
periode, dan spektrum kekuatan.
 Keadaan laut beragam sepanjang
waktu, karena kondisi angin dan arus
air yang berubah. Keadaan laut
sendiri bisa diamati menggunakan
alat-alat seperti pemantau cuaca,
radar gelombang atau satelit.
 Keadaan laut adalah kondisi laut berdasarkan
gelombang dan arus air. Berikut contoh tabel
keadaan laut (sea state code) dengan tinggi
gelombang yang terjadi, melansir dari laman BMKG:
 Kategori : Tinggi Gelombang (m)
• Tenang : kurang dari 0.5 m
• Rendah : 0.5 - 1.25 m
• Sedang : 1.25 - 2.5 m
• Tinggi : 2.5 - 4.0 m
• Sangat Tinggi : 4.0 - 6.0 m
• Ekstrem : 6.0 - 9.0 m
• Sangat Ekstrem : 9.0 - 14.0 m
Keadaan Laut Berbeda dengan Ekosistem Laut

Keadaan laut merupakan kondisi di laut yang


dipengaruhi gelombang dan arus, ekosistem
laut merupakan tatanan unsur lingkungan
hidup yang ada di laut.
Ekosistem air laut terjadi karena interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya di
wilayah lautan.

Ekosistem ini memiliki banyak sekali manfaat,


seperti sebagai tempat penelitian, objek
wisata, sumber bahan makanan dan
minuman, pengendali banjir, tempat budidaya
makhluk laut, dan masih banyak lagi.
Ekosistem Air Laut Berdasarkan Kedalaman

 Berdasarkan kedalaman air laut ekosistem air sendiri dibedakan


menjadi empat, yakni:

1. Daerah Litoral
Daerah ini berbatasan langsung dengan daratan. Radiasi matahari,
variasi temperatur dan salinitas berpengaruh pada daerah litoral
dibandingkan daerah laut lainnya. Contoh biota laut yang hidup di sini
adalah teripang, bintang laut, udang, kepiting, dan cacing laut.

2. Daerah Neritik
Daerah neritik adalah wilayah laut dangkal karena masih bisa
ditembus cahaya sampai dasar dan kedalamannya sampai 200 meter.
Biota di daerah ini adalah plankton, nekton, neston, dan bentos.

3. Daerah Batial
Daerah batial disebut juga dengan daerah remang-remang.
Kedalaman daerah batial antara 200-2000 meter, dan sudah tidak ada
produsen. Hewan yang hidup di sana hanya ada nekton.

4. Daerah Abisal
Daerah ini kedalamannya sudah lebih dari 2000 meter dengan ciri
gelap sepanjang masa, dan tidak ada produsen.
Pencemaran lingkungan
(pencemaran pesisir dan laut, jenis dan sumber polutan, parameter lingkungan)

 Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi. Pencemaran


berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan
kota-kota besar. Tingkat pencemaran laut ini telah menjadi ancaman
serius bagi laut Indonesia dengan segala potensinya.
 Pencemaran laut menurut PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut adalah mempunyai pengertian atau
definisi sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya.
 Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut seperti
partikel kimia, limbah industri, limbah pertambangan, limbah
pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme
invasif (asing) di dalam laut yang berpotensi memberi efek
berbahaya.
 Beberapa contoh pencemaran laut yang terjadi di Indonesia seperti:
 penangkapan ikan dengan cara pengeboman dan trawl,
 peluruhan potasium yang dilakukan nelayan asal dalam maupun luar
negeri yang selalu meninggalkan kerusakan dan pencemaran di lautan
Indonesia.
 pencemaran minyak dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya.
 Pencemaran laut ini terjadi hampir di seluruh pesisir
lautan di Indonesia. Teluk Jakarta salah satu kawasan
dengan pencemaran laut terparah.
 Warna air laut di teluk ini semakin menghitam dan sampah
yang rapat mengambang di permukaan air. Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan pencemaran itu
berasal dari limbah domestik dan industri yang dibawa 13
sungai bermuara di sana. Pencemaran juga terjadi di 
Taman Nasional Pulau Seribu. LSM Jaringan Advokasi
Tambang (Jatam) bahkan menyebutkan telah menemukan
gumpalan minyak di 78 pulau sejak 2003
 Akibat Pencemaran Laut.
Pencemaran laut telah mengakibatkan degradasi lingkungan dan kehidupan bawah
laut. Apalagi mengingat Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan
luas perairan mencapai 93 ribu km2, 17.480 pulau, dan garis pantai sepanjang 95.000
km.
Indonesia juga merupakan negara dengan terumbu karang terbaik dan paling kaya
keanekaragaman hayatinya di dunia dengan luas terumbu karang mencapai 284,300
km2 atau setara dengan 18% total terumbu karang dunia. Kekayaan alam dan
keanekaragaman hayati laut tersebut terancam oleh pencemaran laut yang terus
meningkat di Indonesia.
Selain berakibat pada degradasi lingkungan, pencemaran laut juga memberi akibat
penurunan perekonomian nelayan. Dampak dari pencemaran laut dan limbah telah
mengakibatkan penurunan hasil tangkapan nelayan di sejumlah kawasan di Indonesia.
Sektor pariwisata pesisir dan laut Indonesia juga menerima dampak dari pencemaran
laut ini. Sayangnya banyak diantara kita yang masih tidak peduli dengan pencemaran
yang mengancam salah satu harta kita, laut Indonesia. Ketika PBB (1992)
menetapkan 8 Juni sebagai Hari Kelautan, banyak negara melakukan peringatan
masing-masing.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
(PENCEMARAN PESISIR DAN LAUT,
JENIS DAN SUMBER POLUTAN,
PARAMETER LINGKUNGAN)
Pencemaran di Lingkungan Laut
 Pencemaran di Lingkungan Laut (Pollution of the marine environment) yaitu
dimasukanya oleh manusia, secara langsung atau tidak langsung ke dalam
lingkungan laut yang mengakibatkan dampak buruk sedemikian rupa seperti
kerusakan pada  keberlangsungan kehidupan laut sehingga berbahaya bagi
kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk penangkapan
ikan. (UNCLOS. 1982).
 Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem, habitat,
biota laut dan penurunan kualitas lingkungan pesisir. Ancaman pencemaran
tersebut apabila tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan semakin
meluasnya dampak negatif terhadap kehidupan manusia dan biota.
 Pemerintah telah menerbitkan PP No.19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut. Pemerintah mengatur terkait mekanisme
pengurangan pencemaran laut, termasuk pembentukan Tim Koordinasi Nasional
terhadap penanganan sampah di laut.
 Wilayah pesisir dan laut Indonesia juga sangat rentan terhadap
berbagai ancaman pencemaran baik yang berasal dari aktivitas
domestik manusia (marine debris), industri (pengolahan perikanan),
perhubungan laut seperti tumpahan minyak (oil spill), maupun aktivitas
lainnya.

 Terdapat beberapa Jenis Pencemaran Laut diantaranya:


1. Tumpahan Minyak (Oil Spil)
2. Sampah Laut (Marine Debris)
3. Dumping
4. Pencemaran Limbah Industri
5. Kecelakaan Kapal Bermuatan Tambang non Minyak di Laut
 Berbagai pihak/sektor telah melakukan upaya dalam
penanggulangan dan pengendalian pencemaran, namun masih
bersifat sektoral dan belum terintegrasi.
 Pengendalian pencemaran di wilayah pesisir dan laut tersebut tidak
dapat dilakukan secara parsial dan harus melibatkan banyak
pihak/sektor didalamnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan cq.
Direktorat Pendayagunaan Pesisi dan Pulau-Pulau Kecil ikut aktif
dalam penanganan pencemaran laut ini yang berkoordinasi dengan
K/L terkait, para pakar, praktisi, stakeholder dan para pengambil
kebijakan untuk saling bertukar informasi, data, dan upaya-upaya
pengendalian pencemaran yang telah dan akan dilakukan kedepan.
KKP juga berperan aktif dalam kerjasama regional/bilateral dengan
negara lain dalam rangka bersama-sama menjaga kesehatan laut.
Diharapkan seluruh stakeholder tersebut dapat merumuskan strategi
serta memberikan rekomendasi kebijakan terkait upaya penanganan
pencemaran di wilayah pesisir dan laut.
Dinamika dan transportasi polutan di laut

 Karena posisinya paling rendah


di bumi,  LAUT sebagai tempat
bermuara bagi limbah dunia, baik
yang berasal dari atmosfer
maupun dari daratan.
 Limbah masuk bersama air
hujan, jatuh dari atmosfer atau
mengalir bersama air sungai dan
aliran permukaan tanah.
Interaksi air laut dengan limbah
yang masuk menghasilkan
berbagai jenis proses perubahan,
perilaku atau pergerakan limbah.
 Interaksi limbah dengan air laut
Sifat Fisika dan kimia merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap prilaku limbah di
laut. Dinamika air laut menyebabkan terjadinya
transportasi unsur-unsur kimia yang penting bagi
kehidupan di laut.

 Cotohnya: pergerakan atau distribusi zat hara di


pesisir yang dibantu oleh dinamika arus dan
turbulensi. Sirkulasi air laut juga menyebabkan
berpindahnya limbah dari satu lokasi ke lokasi
yang lain.
  (respons terhadap lingkungan) Perilaku (terencerkan,
terurai, dll)
Polutan (materi/energi) Dampak (respons terhadap
lingkungan) Perilaku (terencerkan, terurai, dll). Keadaan
air laut (sifat fisika-kimia dan dinamika air)
 Beberapa proses penting interaksi polutan dengan
lingkungan

 Difusi molekuler
 Difusi turbulen
 Adveksi
 Shear/geser
 Dispersi  .
 Penguapan
 Pelarutan
 Oksidasi foto kimia
 1. Difusi molekuler: Penyebaran partikel karena gerak random
molekul yang sering di deskripsikan dengan hukum fick atau
persamaan difusi klasik, dimana laju penyebaran partikel diasumsikan
sebanding dengan perbedaan konsentrasi partikel pada arah gerakan
penyebaran. Ex : pembuatan teh dengan teh celup.

 2. Difusi turbulen: Penyebaran partikel secara acak karena gerakan


turbulensi, sering juga dianalogikan dengan difusi molekuler.Nilai
koefisien difusi turbulen jauh lebih besar daripada keoefisien difusi
molekuler. Koefisien difusi turbulen seringkali disebut juga dengan
istilah koefisien “eddy”.
  3.Adveksi: Penyebaran partikel atau polutan yang disebabkan
oleh adanya gerakan massa medium fluida oleh karena arus.
Adveksi menyebabkan transportasi/perpindahan polutan dari
satu lokasi ke lokasi lain sesuai dengan sirkulasi air laut.

 14. Shear/geser: Adveksi partikel fluida dengan kecepatan


berbeda pada lokasi yang berbeda.Misalnya perbedaan
kecepatan antara air dipermukaan laut dengan air pada
kedalaman tertentu

 15. Dispersi: Penyebaran partikel atau sekumpulan polutan


(cloud of contaminants) oleh karena kombinasi efek shear dan
difusi molekuler/turbulen.
 6. Penguapan Proses transportasi/ perpindahan uap air dari
permukaan air laut atau padatan ke atmosfer karena adanya
kontribusi dari energi panas.

 7. Pelarutan Proses terikutnya massa polutan/ partikel dari


gerakan antar muka (interface)dua massa yang kontak dalam
situasi aliran turbulen.Salah satu massa bisa terikut dan terlarut
ke dalam massa lainnya.

 18. Oksidasi foto kimia: Proses perubahan atau perpindahan


massa yang dipicu oleh reaksi kimia yang terjadi akibat radiasi
matahari dan oksigen yang ada di atmosfer.
INTERAKSI LIMBAH DENGAN
ORGANISME PESISIR DAN LAUT
Pada prinsipnya terdapat 3 proses dasar yang menyusun struktur
fungsional ini, yaitu :
 Proses produksi (sintesa materi organik) dengan memanfaatkan
energi dan nutrien (komponen abiotik)
 Proses konsumsi (memakan materi organik)
 Proses dekomposisi atau mineralisasi (pendaur ulangan materi)

Bioakumulasi Adalah pengambilan dan penyimpanan bahan-bahan


kimia (polutan) dari sumber eksternal seperti makanan, air, substrat
dan udara. Bioakumulasi dapat terjadi bila jumlah polutan yang
diserap lebih besar dari jumlah yang hilang di lingkungan perairan.
 Bioakumulasi Adalah pengambilan dan penyimpanan bahan-
bahan kimia (polutan) dari sumber eksternal seperti makanan,
air, substrat dan udara. Bioakumulasi dapat terjadi bila jumlah
polutan yang diserap lebih besar dari jumlah yang hilang di
lingkungan perairan.

 Biokonsentrasi Adalah bagian dari proses bioakumulasi.


Polutan yang masuk ke dalam perairan akan mengalami interaksi
dengan sedimen dan partikel partikel yang tersuspesi dalam
air.Dalam keadaan terlarut, polutan dapat diserap oleh
organisme dan akan mengalami proses biokonsentrasi.
 Besaran dari biokonsentrasi dinyatakan dengan BCF (bioconcentration factor).
Faktor konsentrasi adalah kemampuan organisme mengakumulasi bahan kimia
(polutan) dalam tubuhnya yang didefinisikan sebagai perbandingan antara
konsentrasi polutan pada lapisan tubuh organisme, Ct, dan konsentrasi bahan kimia
pada air dimana organisme tersebut ter-expose Cw.BCF= Ct/Cw

 faktor konsentrasi tsb dipengaruhi oleh :


Faktor konsentrasi logam berat yang dipengaruhi oleh jenis logam beratJenis
organismeLama pemaparan serta kondisi lingkungan perairan seperti, pH, suhu dan
salinitas.

 Biomagnifikasi Didefinisikan sebagai konsentrasi polutan yang lebih tinggi pada


tubuh organisme yang mengkonsumsi dari pada organisme yang dikonsumsi.Faktor
biomagnifikasi adalah perbandingan antara konsentrasi kontaminan pada tubuh
organisme pengkonsumsi dengan konsentrasi kontaminan pada tubuh organisme
yang dikonsumsi (makanan)
Faktor-faktor yang mempenagruhi distribusi
polutan
 Lingkungan laut menjadi tercemar dan terkontaminasi melalui berbagai sumber
dan bentuk. Sumber utama pencemaran laut adalah masuknya bahan kimia,
limbah padat, pembuangan unsur radioaktif, limbah industri dan pertanian,
sedimentasi buatan, tumpahan minyak, dan banyak faktor seperti itu. Porsi
pencemaran laut sebagian besar berasal dari daratan yang menyumbang 80
persen pencemaran laut, pencemaran udara juga membawa pestisida dari
peternakan dan debu ke perairan laut. 

 Pencemaran udara dan tanah merupakan penyumbang utama pencemaran laut


yang semakin meningkat yang tidak hanya menghambat ekologi perairan tetapi
juga mempengaruhi kehidupan di darat. Sumber lain seperti puing-puing yang
tertiup angin, limpasan pertanian, dan debu menjadi sumber utama polusi. 
 Eutrofikasi. Ketika ada kelebihan nutrisi kimia terutama nitrat dan fosfat di dalam air, hal itu menyebabkan eutrofikasi
atau polusi nutrisi. Eutrofikasi menurunkan kadar oksigen, menurunkan kualitas air, menjadikan air layak huni bagi
ikan, mempengaruhi proses perkembangbiakan biota laut dan meningkatkan produktivitas primer ekosistem laut.

 Pengasaman. Lautan bertindak sebagai reservoir alami untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer
bumi. Namun, karena meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer, lautan di seluruh dunia menjadi bersifat
asam, sebagai akibatnya, menyebabkan pengasaman lautan. Para peneliti dan ilmuwan belum mampu mengungkap
potensi kerusakan pengasaman laut di atmosfer bumi. Namun, ada kekhawatiran kuat bahwa pengasaman dapat
menyebabkan pembubaran struktur kalsium karbonat, yang dapat mempengaruhi pembentukan cangkang pada
kerang dan juga karang.

 Racun. Ada racun persisten yang tidak larut atau hancur dengan ekosistem laut dengan cepat. Racun seperti
pestisida, DDT, PCB, furan, TBT, limbah radioaktif, fenol, dan dioksin terakumulasi dalam sel jaringan biota laut dan
menyebabkan bioakumulasi yang menghambat kehidupan di bawah air dan terkadang menyebabkan mutasi pada
bentuk kehidupan akuatik.

 Plastik. Ketergantungan populasi manusia pada plastik yang terus meningkat telah memenuhi lautan dan daratan,
terdiri dari 80 persen sampah yang ditemukan di lautan. Plastik yang dibuang dan ditemukan di lautan berbahaya
bagi bentuk kehidupan laut dan satwa liar, karena terkadang mencekik dan mencekik mereka sampai
mati. Meningkatnya jumlah sampah plastik yang ditemukan di lautan mencekik, menelan, dan menjerat kehidupan di
bawah air serta di atasnya.
Ukuran Limbah Laut

 Mega-debris merupakan ukuran sampah yang panjangnya lebih dari 1 m yang pada umumnya
didapatkan diperairan lepas.

 Macro-debris merupakan ukuran sampah yang panjangnya berkisar >2,5 cm sampai< 1 m.


pada umumnya sampah ini ditemukan di dasar maupun permukaan perairan.

 Meso-debris merupakan sampah laut yang berukuran >5 mm sampai < 2,5 cm. Sampah ini
pada umumnya terdapat di permukaan perairan maupun tercampur dengan sedimen.

 Micro-debris, merupakan jenis sampah yang sangat kecil dengan kisaran ukuran 0,33 sampai
5,0 mm. Sampah yang berukuran seperti ini sangat mudah terbawa oleh arus, selain itu
sangat berbahaya karena dapat dengan mudah masuk ke organ tubuh organisme laut seperti
ikan dan kura-kura.

 Nano-debris, merupakan jenis sampah laut yang ukurannya dibawah Micro-debris sampah
jenis ini sangat berbahaya karena dapat dengan mudah masuk kedalam organ tubuh
organisme.
Dampak pencemaran laut
 Pencemaran air oleh nutrisi yang berlebihan dikenal sebagai polusi nutrisi, jenis
polusi air yang mempengaruhi kehidupan di bawah air. Ketika kelebihan nutrisi
seperti nitrat atau fosfat larut dengan air menyebabkan eutrofikasi air permukaan,
karena merangsang pertumbuhan alga karena kelebihan nutrisi. 

 Sebagian besar hewan bentik dan plankton adalah filter feeder atau deposit feeder
yang mengambil partikel kecil yang menempel pada bahan kimia yang berpotensi
beracun. Dalam rantai makanan laut, racun semacam itu terkonsentrasi ke atas. 

 Hal ini membuat muara menjadi anoxic karena banyak partikel yang bergabung
secara kimiawi mengurangi oksigen.
 Ketika ekosistem laut menyerap pestisida, mereka dimasukkan ke dalam jaring
makanan ekosistem laut. Setelah larut dalam jaring makanan laut, pestisida
berbahaya ini menyebabkan mutasi, dan juga menyebabkan penyakit, yang dapat
merusak seluruh jaring makanan dan membahayakan manusia. 

 Ketika logam beracun dibuang atau diterbangkan ke lautan melalui saluran air,
logam tersebut akan tertelan dalam jaring makanan laut. Ini mempengaruhi
biokimia, proses reproduksi, dapat mempengaruhi materi jaringan. Ini dapat
menyebabkan perubahan materi jaringan, biokimia, perilaku, reproduksi, dan
menekan dan mengubah pertumbuhan biota laut. 

 Racun laut dapat ditransfer ke beberapa hewan yang memakan ikan atau hidrolisat
ikan sebagai makanan, racun kemudian ditransfer ke produk susu dan daging
hewan darat yang terkena dampak ini.
Langkah-Langkah Mencegah Polusi Laut

 Berhenti menggunakan plastik dan membuang sampah


sembarangan karena tidak hanya menyumbat saluran air,
tetapi juga membuangnya ke laut.
 Pastikan bahan kimia yang disebutkan di atas tidak
digunakan di dekat aliran air dan coba kurangi penggunaan
bahan kimia tersebut.
 Bagi petani, mereka perlu beralih dari pupuk kimia dan
pestisida dan beralih ke penggunaan metode pertanian
organik.
 Gunakan transportasi umum dan kurangi jejak karbon dengan
mengambil langkah-langkah kecil dan substansial yang tidak akan
membantu mengurangi polusi dari lingkungan tetapi akan memastikan
masa depan yang aman dan sehat untuk generasi mendatang.

 Cegah tumpahan minyak atau bahan kimia di lautan dan jika


seandainya ada tumpahan minyak atau bahan kimia di dekat Anda,
sukarelawan dan bantu membersihkan air laut.

 Menjadi sukarelawan atau memprakarsai kegiatan pembersihan pantai


dan menyebarkan kesadaran tentang hal yang sama di lingkungan
terdekat.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai