Anda di halaman 1dari 21

Bahan kuliah: PENGANTAR

KEMARITIMAN

POKOK BAHASAN:
KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN
KUALIFIKASINYA YANG BEKERJA PADA SEKTOR
MARITIM

SEMESTER V
PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA
PERIKANAN
DOSEN PENGAMPU: MOH. ZAINAL ARIFIN, MP.

POLITEKNIK KELAUTAN DAN


PERIKANAN SIDOARJO
1. Profil tenaga kerja sektor maritim
2. Kondisi aktual sumberdaya manusia

3. Srategi pengembangan SDM maritime


Indonesia
1. Profil tenaga kerja sektor maritim

 sejak 6 Oktober 2016, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Maritime


Labour Convention (MLC) 2006 dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 15 tahun 2016.
Bentuk pelindungan tersebut diantaranya mengatur tentang standar
minimum bagi pelaut untuk bekerja di atas kapal seperti usia minimal,
sertifikasi keahlian, upah, jam kerja, kontrak kerja, dan sebagainya.
 Pelindungan tersebut juga mengatur fasilitas kapal, pelindungan
kesehatan, kesejahteraan, serta pelindungan sosial bagi pelaut.
 RI, = 17.504 pulau, jumlah penduduk = 278,2 juta jiwa. Namun,
dari jumlah penduduk yang sebanyak itu, hanya segelintir saja
yang bergerak dalam dunia maritim atau sektor kelautan. “Hanya
sedikit yang bergerak ke maritim sisanya banyak di daratan.
Hanya 1,68 juta atau 0,96 persen penduduk yang bergulat di
maritim,”
 Padahal, jauh sebelum penjajahan Belanda,
Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kuat. Namun,
setelah penjajahan sebagian besar masyarakat Indonesia bergerak
di bidang agraris.“Selama penjajahan  tidak hanya kekayaan alam
kita yang dikuras tapi jiwa, semangat dan karakter rakyat yang
sebagian besar bahari diubah menjadi agraris,”
 untuk mendukung kembalinya kedaulatan dan kemandirian maritim, diperlukan
upaya untuk membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola
sumber daya laut, prioritas pembangunan infrastruktur dan konektivitas
maritim, memperkuat diplomasi maritim, dan kewajiban untuk membangun
kekuatan maritim. Maritim itu bisa menjadi media pemersatu bangsa, media
perhubungan, media penyedia sumber daya alam, media membangun pengaruh
dan media pertahanan dan keamanan.
 perlunya penguatan kualitas sumber daya manusia dalam membangun
pengelolaan sistem keamanan nasional serta memiliki karakter dengan keuletan
dan ketangguhan yang tinggi dalam bekerja. “SDM kita harus juga ditanamkan
jiwa kemandirian untuk lebih bangga pada produk negeri sendiri, mampu
memperkuat demokrasi, meningkatkan persatuan nasional dan meningkatkan
martabat bangsa di tingkat internasional,”
Pembangunan sektor maritim/kelautan

 Pembangunan sektor maritim/kelautan


merupakan salah satu prioritas utama
Presiden Joko Widodo.
 KKP Perbarui Data Estimasi Potensi Ikan,
Totalnya 12,01 Juta Ton per Tahun (2022)
 “Angka-angka tersebut menggambarkan
melimpahnya potensi perikanan di
Indonesia yang tentu saja perlu juga
didukung dengan ketersedian SDM yang
memiliki kapasitas untuk dapat mengelola
potensi besar tersebut,”
 “Indonesia menempati urutan kedua
setelah Tiongkok dengan nilai
volume 6,48 juta ton atau
menyumbang 7,38% perikanan
tangkap di dunia,”
 Periode 2010-2040 diperkirakan
menjadi periode emas bagi
Indonesia. “Dalam periode ini
Indonesia memiliki jendela
kesempatan atau window of
opportunity dalam bidang
kependudukan,” 
Profil tenaga kerja sektor maritim diperlukan SDM terampil
dalam penguasaan teknologi agar mampu bersinergi
dengan pasar global, dengan mengoptimalkan
penggunaan teknologi ke pelosok nusantara.
 Formulasi desain kurikulum pendidikan yang
mengadopsi kebutuhan teknologi bagi industri harus
sesuai dengan dinamika industri teknologi kelautan
global 2030
 pendidikan dan pelatihan vokasi di sektor perikanan
perlu mengakomodasi kebutuhan global, nasional
dan lokal untuk menjawab berbagai tantangan
aktual.
 SDM berkualitas yang dibentuk melalui pendidikan
dan pelatihan vokasi sektor perikanan tersebut akan
mengisi pasar kerja perikanan baik di industri
perikanan maupun usaha perikanan skala kecil.
Pemanfaatan potensi perikanan

 saat ini masih memiliki hambatan dan tantangan yang besar terutama karena adanya
kompleksitas persoalan dalam berbagai aspek: sumberdaya manusia, kelembagaan, pendanaan,
teknologi dan kurikulum,”
 Ki Hadjar Dewantoro bahwa diperlukan sekolah khusus (valkschool) yang menguntungkan
masyarakat. “Ki Hadjar Dewantara menyarankan sekolah-sekolah tersebut harus disesuaikan
dengan kondisi alam masing-masing.
 Arus utama dalam penguatan pendidikan vokasi dalam ide Ki Hadjar Dewantara ialah produksi
lokal yang ada di wilayah masing-masing. Dengan semua potensi alam dan ekonomi lokal yang
dimiliki wilayah tersebut, bangunan pendidikan dan pelatihan vokasi dikokohkan untuk menunjang
kedua hal tersebut,” jelasnya.
 
beberapa kesimpulan:
 bahwa sektor kemaritiman belum mendapatkan perhatian yang
memadai dalam proses pembanganan pendidikan dan pelatihan
vokasi di Indonesia, di mana proses yang ada berfokus pada
pendidikan formal dan berbasis pada industri.
 Selain itu juga terjadi ketidaksesuaian sistem, materi, dan praktik
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi sektor perikanan dengan
kebutuhan kualifikasi di dunia kerja,
 Dibutuhkan kebijakan tata kelola pelatihan vokasional sektor
perikanan untuk mengelola lembaga pendidikan dan
pelatihan vokasi non formal dalam suatu koordinasi dan
mendekatkan pada link and match,” 
Profil tenaga kerja sektor maritim
 Sektor Maritim Bisa Serap 45 Juta Tenaga Kerja
di 2025

"Industri perikanan dan kelautan mempunyai peran


strategis bagi perekonomian nasional. Pada tahun
2025, potensi 11 sektor kemaritiman Indonesia
diperkirakan mencapai US$ 1,3 triliun per tahun
dengan penyerapan tenaga kerja 45 juta orang," ujar
anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional
(KEIN) Mohammad Najikh dalam keterangan
tertulis, Selasa (23/5/2017).
Indonesia Butuh SDM Unggul untuk Dongkrak Sektor
Kemaritiman
 Indonesia memiliki potensi ekonomi di bidang kemaritiman yang sangat besar terutama di sektor
perikanan. “Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok dengan nilai volume 6,48 juta ton
atau menyumbang 7,38% perikanan tangkap di dunia,”
 Periode 2010-2040 diperkirakan menjadi periode emas bagi Indonesia. “Dalam periode ini Indonesia
memiliki jendela kesempatan atau window of opportunity dalam bidang kependudukan,”
 
 Pemanfaatan potensi perikanan belum optimal. “Pemanfaatan potensi perikanan pada saat ini
masih memiliki hambatan dan tantangan yang besar terutama karena adanya kompleksitas
persoalan dalam berbagai aspek: sumberdaya manusia, kelembagaan, pendanaan, teknologi dan
kurikulum,”
 Hal ini bisa dikaitkan dengan refleksi pemikiran Ki Hadjar Dewandono bahwa diperlukan sekolah
khusus (valkschool) yang menguntungkan masyarakat. “Ki Hadjar Dewantara menyarankan sekolah-
sekolah tersebut harus disesuaikan dengan kondisi alam masing-masing. Arus utama dalam
penguatan pendidikan vokasi dalam ide Ki Hadjar Dewantara ialah produksi lokal yang ada di
wilayah masing-masing.
STRATEGI PENDIDIKAN MARITIM DALAM
PENGEMBANGAN SDM UNGGUL PADA MASYARAKAT

  Sebagai Negara Kepulauan yang memiliki laut yang luas dan


garis pantai yang panjang, pengembangan SDM di bidang
pendidikan maritim dan kelautan menjadi sangat strategis bagi
Indonesia ditinjau dari aspek ekonomi dan lingkungan, sosial-
budaya, hukum dan keamanan.
 Selama ini pengembangan dan perhatian pada pendidikan
kelautan masih kurang mendapat perhatian serius bila
dibandingkan dengan pendidikan di sektor lain.
Upaya Pengembangan SDM
dengan Pendidikan Maritim
 Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja Ph.D. memaparkan berbagai inovasi dalam
mengembangkan ekonomi kemaritiman. Misalnya saja mahasiswa
jurusan Kimia di perguruan tinggi bisa mengembangkan inovasi
teknologi garam dan inovasi pengolahan produk dan bioteknologi.
 untuk membangun learning center di masyarakat, center of
excellent, desiminasi, scientific based, riset, inovasi dan
solusi, kolaborasi dan knowledge sharing, kemudian SDM dan generasi
milenial,”
 institusi pendidikan bisa memasuki wilayah formal dan nonformal dalam
memberdayakan masyarakat pesisir. Program pendidikan formalnya
menyasar anak-anak di wilayah pesisir, mereka harus diberikan muatan
lokal sehingga memiliki keterampilan pengetahuan kebaharian yang
cukup dan pengetahuan tentang teknologi kelautan.
 Para masyarakat di pesisir itu agak sulit masuk ke pendidikan formal. Jadi
mereka akan tertarik mengikuti suatu sistem pendidikan apabila mereka
bisa merasakan langsung manfaatnya. Ekonomi mereka bisa meningkat.
Jadi, semua serba praktis,
 Mengembangkan program Wisata Edukasi Bahari. Keunggulan dari program
ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM pesisir,
peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, pelestarian lingkungan dan
kearifan lokal, serta adanya pembentukan karakter cinta maritim melalui
peningkatan literasi maritim.
 berupaya memperbaiki masalah-masalah dalam kegiatan wisata eduikasi di
Kepulauan, di antaranya memperbaiki kerusakan lingkungan,
meningkatkan SDM dan tata kelola, dan bagaimana melakukan diversifikasi
produk wisata bahari.
 mindset baru, sikap atau perilaku baru, dan cara-cara baru untuk bekerja
sangatlah penting diterapkan di bidang kemaritiman.
Komponen Pendukung
Komponen Pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan
untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan, yang terdiri dari :
1. Sumber daya manusia (total 273 jutaan) penduduk , 138.303.472 jiwa
adalah laki-laki (50.5%), sedangkan 135.576.278 jiwa lainnya
perempuan (49.5%).
2. Sumber daya alam yang terdiri dari:
a. Sumber daya yang dapat diperbaharui, sepert: hutan, tanah ,air, hewan,
hasil perkebunan, hasil perikanan dan lain sebagainya.
b. Sumber daya yang tdak dapat diperbaharui, seperti: barang tambang
(minyak bumi, batu bara, gas alam, barang tambang mineral dan barang
tambang non mineral).
 3. Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya
alam untuk meningkatkan kualitas, kuanttas, dan/atau kemampuan daya
dukungnya, antara lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul, yang dalam
pemanfaatan dan pengelolaannya dapat menunjang tngkat perkembangan
wilayah dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah
tersebut. Sasaran pendayagunaan potensi sumber daya buatan digunakan
untuk Industri Pangan, Industri Energi, Industri Air, Industri Obat, Industri
Bahan Baku, Industri Alutsista dan Pembangunan Infrastruktur.
 4. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang
dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentngan pertahanan
negara dalam rangka mendukung kepentngan nasional, sepert: mobil,
motor, kereta api, kapal, pesawat terbang, bandara, stasiun, terminal, jalan,
jembatan, dermaga/ galangan dan lain sebagainya
Kebutuhan SDM Maritim
 Kebutuhan SDM Kemaritiman - Bеrdаѕаrkаn estimasi dаrі Kementerian
Kelautan dan Per­ikanan (2014) dibutuhkan rata-rata 200 ribu orang per
tahun sarjana уаng ahli dalam bidang perikanan dan kelautan gunа
eksplorasi dan pengolahan hasil laut Indonesia. 
 Kemam­pu­an perguruan tinggi perikanan dan ke­lautan hаnуа mengha­
silkan sekitar 10 ribu sarjana ѕеtіар tahun. Dеngаn de­mikian ter­jadi
ketimpangan уаng besar аntаrа ke­butuhan SDM kema­ritiman dеngаn
ke­mam­puan penyediaan tenaga terdidik se­cara nasional.
 Kebutuhan SDM kemaritiman sesung­guh­nya memiliki ca­kup­an уаng
cukup luas, уаknі tenaga ahli pelayaran (trans­portasi laut),
kepelabuhanan, perkapalan, permesinan, tekno­logi penangkapan ikan,
teknologi budidaya laut dan teknologi pengolahan produk kelautan. 
Peningkatan SDM Kemaritiman
Dalam upaya mengatasi kekurangan te­naga terdidik SDM
kemaritiman, maka bеbеrара langkah уаng harus dilakukan
pemerintah dalam skala nasional аdаlаh:
1. Pembukaan Fa­kultas Perikanan dan Ke­lautan dі
Perguruan Tinggi Negeri dі se­tiap propinsi уаng memiliki
potensi sum­berdaya kelautan уаng besar, 
2. Pem­bu­kaan pendidikan vokasi maritim pada Po­liteknik
Negeri, уаng secara geografis de­kat dеngаn sum­berdaya
laut,
3. Pe­ngem­bangan Balai Pendidikan dan Pela­tihan
Perikanan dan Kelautan atau Pusat Pelatihan Maritim
(PPM).
Peningkatan SDM Perikanan dan Kelautan

 Ada empat hal уаng perlu mendapatkan perhatian untuk membangun


kelautan dan perikanan kе depan, уаіtu keberlanjutan sumberdaya
alam уаng ada dі laut, khususnya sumberdaya ikan, dukungan SDM
andal, infrastruktur, dan sistem kelembagaan. 
 Dаrі keempat hal tersebut, keberadaan SDM unggul menjadi kunci
utama keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
 Indonesia аkаn lebih maju kаlаu didukung оlеh SDM уаng baik dan
bertanggungjawab. Sеlаіn іtu јugа perlu terus dikembangkan
wirausaha-wirausaha baru berbasis sumberdaya kelautan dan
perikanan. 
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai