Nama : ZULFITO
Nim : B1A122185
Kelas :E
2023
KAJIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMARITAMAN
Diantara berbagai masalah yang dihadapi pemerintah dalam mengembangkan wilayah pesisir
adalah masalah sumber daya manusia (human resources problem). Visi bangsa bahari, yang menjadi
milik bangsa Indonesia tidak terjawab dengan kemajuan ilmu pengeltahuan dan teknologi. Penduduk
wilayah pesisir ratarata berpendidikan rendah, apalagi yang namanya suku laut atau suku Bajo. Biaya
pendidikan kemaritiman yang mahal dan tidak Pengantar Wawasan Kemaritiman Dan Pengelolaan
Sumber Daya Kelautan, Wilayah Pesisir Negeri Nusantara 91 mempunyai lembaga pendidikan
kemaritiman memberi beasiswa kepada penduduk wilayah pesisir yang menengah kebawah telah
menjadi batu sandungan bagi masyarakat wilayah pesisir. Selain itu bagi sebagian generasi muda bekerja
disektor maritim, tidaklah menarik karena merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi, kotor dan tidak
bergengsi. Inilah masalah sumber daya manusia yang hidup diwilayah pesisir yang membutuhkan
perhatian serius dari berbagai lembaga pemerintah yang memiliki otoritas dalam pengembangan wilayah
pesisir. Berdasarkan data yang dirilis oleh masyarakat transportasi Indonesia saat ini Indonesia masih
memiliki kekuarangan tenaga kerja di industri pelayaran dimana yang terpenuhi baru sekitar 20-30
persen dari jumlah yang dibutuhakan. Masalah ini sangat berkaitan dengan rendahnya daya saing
sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Sehingga pengelolaan sebagian sumber daya perairan
lepas pantai (off shore) yang kita miliki masih dipenuhi oleh tenaga kerja asing. Dengan demikian secara
internal, masalah kelembagaan yang masih menggantung disektor kemaritiman dapat disimpulkan
sebagai berikut:
3) Masih rendahnya pengakuan Internasional terhadap lulusan lembaga pendidikan dan pelatihan
kemaritiman Indonesia
4) Belum adanya standarisasi infrastruktur pendidikan dan pelatihan pada biadang kemaritiman
6) Indonesia belum aktif secara optimal dalam moratifikasi peratuaran-peratuaran Internasional pada
bidang kemaritiman Pengantar Wawasan Kemaritiman Dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Wilayah
Pesisir Negeri Nusantara 92
7) Masih terdapatnya berbagai titik lemah dalam kordinasi antara lembaga-lembaga pendidikan dan
pelatihan baik internal kemaritiman maupun lintas kementrian sehingga tingkat sinergitas antar lembaga
cukup lemah
8) Masih rendahnya kualitas SDM, yang berkopetansi pada bidang kemaritiman, khususnya pada sektor
transportasi, kepelabuhan kelautan dan perikanan. Sementara itu ancaman global baik dalam skala
regional maupun dalam skala Internasional, semakin gencar dan dapat menggrogoti dunia kemaritiman
negeri ini, terutama dari aspek sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) milik bangsa
atau milik Negara kesatuan republik indonesia. Dalam pengembangan sumber daya manusia
kemaritiman, pemerintah menetapkan kebijakan yang tertuang dalam UU No. 32 tahun 2014 tentang
kelautan, bahwa pengembangan sumber daya manusia kelautan di tetapkan kebijakan pengembangan
sumber daya manusia dan kebijakan budaya bahari. Kebijakan pengembangan sumber daya dilakukan
agar tercapainya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang lebih optimal serta tenaga
kerja bidang kelautan dan perikanan yang profesional dan berstandar internasional. dilakukan melalui:
a. Peningkatan jasa di bidang Kelautan yang diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja;
c. Peningkatan dan penguatan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset, dan pengembangan
sistem informasi Kelautan;
a. Peningkatan pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang Kelautan yang diwujudkan melalui
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
b. Identifikasi dan inventarisasi nilai budaya dan sistem sosial Kelautan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai bagian dari sistem kebudayaan nasional; dan