OLEH :
NIM : C031221024
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI
KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti yang sudah dibahas tadi pengertian demografi adalah sebagai cerminan
penduduk yang mencakup jumlah, perkawinan, kelahiran, kematian, serta migrasi.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan pembangunan kemaritiman berwawasan
kependudukan adalah pembangunan kemaritiman yang disesuaikan dengan potensi dan
kondisi penduduk lokal yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses
pembangunan kemaritiman dan juga dijadikan subjek dan objek pembangunan
kemaritiman tersebut. Di negara-negara kepulauan di dunia, termasuk Indonesia yang
sebagian besar penduduknya (ditaksir minimal 40 juta jiwa) bermukim di daerah
pedesaan pantai dan pulau-pulau. Mereka menggantungkan sumber pendapatan
ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada sektor ekonomi kemaritiman,
terutama perikanan dan pelayaran. Kebanyakan penduduk desa-desa pesisir pantai dan
pulau-pulau masih dalam kondisi miskin (ekonomi, kesehatan, pendidikan dan
keterampilan, teknologi, dan kualitas harkat hidup manusia). Kondisi seperti ini
mendorong perlunya digalakkan pengembangan atau pemberdayaan dengan berbagai
model dan pendekatan.
Ada beberapa aspek yang dapat modal utama dalam menopang penguatan
pembangunan negara maritim modern di Indonesia. Yang pertama, Upaya membangun
kembali kesadaran wawasan maritim ini dilakukan melalui penyempurnaan kurikulum
pendidikan nasional, pendidikan dan latihan bagi aparatur, dan sosialisasi melalui
multimedia. Selain itu, langkah taktis dengan sosialisasi wawasan lingkungan hidup dan
sistem nilai kosmopolitan serta proses kelembagaan masyarakat maritim yang self
regulating akan sangat membantu.Pilar selanjutnya adalah dengan penegakan kedaulatan
yang nyata di laut. Pilar ini dapat dibangundengan sistem pertahanan (defense),keamanan
(constabulary), dan pengendalian (civilian monitoring, control, and surveillance), beserta
penegakannya (enforcement ) yang utuh dan berkesinambungan. Aspek-aspek yang
dikembangkan dari pilar ini meliputi kejelasan fungsi, integrasi, kecukupan perangkat
(keras, lunak, sumber daya manusia/SDM), dan sistem serta prosedur yang memadai.
Setelah itu pembangunan industry maritime, meletakkan pentingnya penataan ruang
wilayah maritim, dan yang terakhir penegakan system hukum maritime.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Seperti yang sudah dibahas tadi pengertian demografi adalah sebagai cerminan
penduduk yang mencakup jumlah, perkawinan, kelahiran, kematian, serta migrasi.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan pembangunan kemaritiman berwawasan
kependudukan adalah pembangunan kemaritiman yang disesuaikan dengan potensi dan
kondisi penduduk lokal yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses
pembangunan kemaritiman dan juga dijadikan subjek dan objek pembangunan
kemaritiman tersebut. Di Indonesia, ditaksir mencapai minimal 50 juta penduduk yang
menggantungkan sumber pendapatan ekonominya secara langsung atau tidak langsung
pada sector ekonomi kemaritiman, terutama perikanan dan pelayaran. Ada beberapa
sector ekonomi yang dapat dikembangkan.
3.2. SARAN
Adapun saran saya sebagai penulis kepada pembaca adalah agar lebih
meningkatkan pengetahuannya mengenai demografi kemaritiman di Indonesia serta
mengetahui sector – sector ekonomi maritim apa saja yang dapat dikembagkan di
Indonesia, agar menjadi Indonesia yang kaya dan sejahterah.
DAFTAR PUSTAKA