Anda di halaman 1dari 17

BENUA MARITIM INDONESIA (BMI)

OLEH:

FUAD AQLI ANAS (D61112003)

RESTI FATMALA QURAIS (D61112006)

IKHSAN CHALIK (D61112254)

MUH. ALI (D611112252)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam bagi

RasulullahMuhammad shallallahu alaihi wasallam.

Materi ini merupakan materi kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari yang

berjudul “Benua Maritim Indonesia (BMI)” . Pada dasarnya materi ini merupakan

materi pertama pada semester awal bagi mahasiswa baru. Oleh karena itu, kami

berharap pembaca dapat memahami materi ini dengan mudah.

Terakhir, kami berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khususnya bagi

para pembaca yang berminat dalam bidang ilmu pengetahuan kemaritiman.

Makassar, Februari 2013

KELOMPOK 5

DAFTAR
i ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………….1

B. Tujuan …………………………………………………………...2

C. Rumusan Masalah ……………………………………………...2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Benua Maritim Indonesia ………………………………….…..3

B. Dimensi Benua Maritim Indonesia ………………………….…9

C, Batas-Batas Yuridis Wilayah laut dan Udara Indonesia …………10

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………..…..12

B. Saran …………………………………………………………....12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…...13

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dahulu sampai

sekarang adalah sebuah “mukjizat‟ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena

bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak

bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul, bisa bertahan

dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa

yang ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah

tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan masyarakat yang relatif

homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu, Indonesia

adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini

dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan

bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh

lautan dan selat yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan

negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan sistem

sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.

Wujud wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia membentang

luas di cakrawala khatulistiwa yang merupakan negara kepulauan terbesar

di dunia terdiri dari zona pantai, landas benua, lereng benua, cekungan

samudera di bawahnya dan udara di atasnya

. 1
B. Tujuan Pembahasan Makalah.

Dalam makalah ini membahas mengenai Benua Maritim Indonesia

(BMI), yang mengulas sedikit tentang kemaritiman bangsa Indonesia dan

dinamikanya, nilai – nilai kemaritiman yang perlu dikiembangkan. Dengan

demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini

diberikan gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan

kepada mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai – nilai

sosial dalam menjaga dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk

Benua Maritim Indonesia.

C. Rumusan Permasalahan

Adpun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya Konsep

Benua Maritim Indonesia, Dimensi Benua Maritim Indonesia,dan Batas-

batas yuridiksi Wilayah Laut dan Udara Indonesia.

BAB2 II
PEMBAHASAN

A. Benua Maritim Indonesia.

Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa

Indonesia melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia

yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu

keutuhan geografis. Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya,

melancarkan gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dimulai dengan

menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak pihak yang

mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka. Di

antara mereka tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi

melihat Indonesia merdeka, tetapi juga pakar ilmu sosial yang melihat

persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orang Indonesia yang

terpengaruh oleh sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir serta

berbicara seperti pihak penjajah.

Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh

ridho Illahi dalam wujud kehidupan bangsa merdeka yang pada tahun

1945 telah berlangsung 50 tahun. Kenyataan itusemua menolak segala

kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun politik, bahwa Indonesia

hanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun bangsa

Indonesia berhasilmengatasi segala usaha pihak lain yang hendak

merontohkan Indonesia, dari luar maupun daridalam. Bangsa Indonesia

pun berhasil memperoleh pengakuan eksistensinya dari semua bangsadi


3
dunia, termasuk dari bekas penjajahnya. Selain itu bangsa Indonesia

berhasil memperolehpengakuan bahwa wilayah Republik Indonesia yang

meliputi Kepulauan Nusantara merupakansatu kesatuan geografi. Dunia

internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia. Namun

demikian bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa

Indonesiaterdiri dari sekian banyak suku dan golongan, masing-masing

dengan kebudayaannya sendiri.Demikian pula adanya kemungkinan

bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulau-pulau bukan

sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang

lain. Sebab itu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan

nasionalnya Bhinneka Tunggal Eka atau Nasional kalau tidak ada

pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat bangsa

Indonesia maju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian. Maka

untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa

Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu

konsepsi geopolitik dan geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan

Nusantara yang meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan ruang

angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu kesatuan

politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan.

Agar bangsa Indonesia mencapai tujuanperjuangannya, yaitu

terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan

Pancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal

sebagai semboyan atau potensi belaka.4


Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga

kendala utama, yaitu :

Satu, Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang

memungkinkanperkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu.

Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri Negara telah mewanti-wanti agar

Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikan otonomi luas

kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun

dalam kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan

pemerintahan sentralisme yang ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa

dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia,

mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat dibandingkan bagian

lain Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap

demikian tidak segera berubah maka tidak mustahil kerawanan nasional

seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat menjadi kenyataan yang

menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar Jawa kurang berkembang maju

dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat kondisi dunia

yang sedang bergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala

cara untuk unggul danmemenangkan persaingan itu.

Dua, meskipun segala perairan yang ada di Benua Maritim

Indonesia merupakan bagiantak terpisahkan dari kehidupan bangsa

Indonesia, namun dalam kenyataan mayoritas bangsaIndonesia lebih

berorientasi kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat
5
dilihat pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70 persen
penduduk Indonesia. Tidak adatitik di pulau Jawa yang melebihi 100

kilometer dari lautan. Dalam zaman dulu sampai masakerajaan Majapahit

dan Demak mayoritas rakyat Jawa adalah pelaut. Akan tetapi sejak

sirnanya kerajaan Majapahit dan Demak rakyat Jawa telah menjadi

manusia daratan belaka yang mengabaikan lautan yang ada di sekitar

pulaunya. Titik berat kehidupan adalah sebagai petani tanpa ada

perimbangan sebagai pelaut. Juga dalam konsumsi makanannya ikan dan

hasil laut lainnya tidak mempunyai peran penting. Gambaran rakyat Jawa

itu juga terlihat padak keseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi ke

daratan jauh lebih besar dibanding ke lautan.Untung sekali masih ada

perkecualian, yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan beberapa yang

lain, yang dapat memberikan perhatian sama besar kepada daratan dan

lautan. Menghasilkan petani dan juga pelaut yang tangguh.

Gambaran keadaan umum rakyat Indonesia amat bertentangan

dengan kenyataan bahwa luas daratan nasional adalah sekitar 1,9

jutakilometer persegi, sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta

kilometer persegi. Apalagikalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif

yang masuk wewenang Indonesia. Selama pandangan mayoritas rakyat

Indonesia terhadap lautan belum berubah, bagian amat besar dari potensi

nasional tidak terjamah dan karena itu kurang sekali berperan untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa. Malahan yang lebih banyak

memanfaatkan adalah bangsa lain yang memasuki wilayah lautan


6
Indonesia untuk mengambil kekayaannya.
Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah

Nusantara untuk kepentingan nasional, khususnya pemantapan

kebudayaan nasional.

Mayoritas rakyat Indonesia belum cukup menyadari perubahan

besar yang terjadi dalam umat manusia sebagai akibat perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar itu terutama menyangkut

teknologi angkutan dan komunikasi. Khususnya komunikasi elektronika

sekarang memungkinkan manusia berhubungan dengan cepat dan tepat

melalui telpon, televisi, komputer yang menghasilkan E-Mail dan Internet.

Letak kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat menguntungkan

untuk penempatan satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin

canggih dengan memanfaatkan ruang angkasa yang terbentang di atas

wilayah Nusantara.. Ini sangat penting untuk pembangunan dan

pemantapan kebudayaan nasional, khususnya melalui televisi. Namun

untuk itu diperlukan biaya yang memadai.

B. Dimensi Benua Maritim Indonesia

a). Dimensi Kewilayahan Karakteristik BMI,

Ditinjau dari segi konfigurasi geografisnya merupakan wilayah

perairan yang ditaburi pulau besar dan kecil. Topografi daratan wilayah

Indonesia merupakan pegunungan dengan gunung – gunung berapi,

memiliki garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000 km (kedua


7
terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan
ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat

keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan

nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital

dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita

terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau

the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke

perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar

pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar

pada iklim benua Australia. Wilayah daratan dan perairan Indonesia

mengandung kekayaan yang beraneka ragam, baik yang berada di dalam

maupun dipermukaan bumi. Wilayah Indonesia dihuni oleh penduduk

yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a tahun 2020 serta terdiri

dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola kehidupan yang

beraneka ragam. b) Dimensi Kehidupan Nasional BMI sebagai aktualisasi

Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan nasional mencakup

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aktualisasinya dalam

kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling

berinteraksi antara orang – orang dalam suatu kelompok, dimana setiap

orang atau pihak yang berkepentingan terhadap pihak lainnya saling

mempunyai kewajiban. Pendayagunaan BMI merupakan wahana untuk

menampung, menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan

aspirasi seluruh bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan

cerminan aspirasi bangsa, selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan

8
perwujudan cita – cita bersama, juga diarahkan untuk memperkuat

pendayagnaan BMI dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan

serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.

b) Dimensi Kehidupan Nasional

BMI sebagai aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi

kehidupan nasional mencakup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat adalah

kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang – orang dalam

suatu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan

terhadap pihak lainnya saling mempunyai kewajiban. Pendayagunaan BMI

merupakan wahana untuk menampung, menyalurkan, memproses, dan

mengaktualisasikan tuntutan aspirasi seluruh bangsa Indonesia.

Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa, selain

diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita – cita bersama,

juga diarahkan untuk memperkuat pendayagnaan BMI dalam rangka

memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan

nasional bangsa Indonesia.

C. Batas-Batas Yuridiksi Wilayah Laut dan Udara Indonesia


9
a. wilayah laut
Secara prinsip rejim laut memiliki empat bagian, yaitu (Dewan

maritim indonesia, 2007:49-51):

a. Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh bagi indonesia atau

dikenal sebagia wilayah kedaulatan Indonesia yang meliputi

(a) Laut Pedalaman,

(b) Laut Nusantara, dan

(c) Laut teritorial.

b. Wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang

terkandung sertamemiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal

tertentu yang meliputi wilayah perairan

(a) Zona Tambahan, (12 mil laut diluar laut teritorial)

(b) Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE),(≤ 200 mil laut dari garis

pangkal )

(c) Landas Kontinen.(>200 mil laut dari garis pangkal)

c. Wilayah laut dimana Indonesia memiliki kepentingan namun tidak

memiliki kedaulatan kewilayahan aatupun kewenangan dan hak

berdaulat atas laut tersebut, meliputi wilayah perairan laut lepas dan

dasar laut internasional di luar landas kontinen indonesia.

b. wilayah udara

Seperti halnya laut, wilayah dara indonesia memiliki ruang

dirgantara yang luas, apalgi berada di bawah khatulistiwa yang memiliki

jalur Geostationary Orbit (GOS) dan batas ruang udara dan ruang antariksa
10
ditetapkan 100/110 km.
Mengenai penentuan ketinggian wilayah udara suatu negara

mempunyai beberapa teori berikut:

1. Teori keamanan yang menyatakan bahwa suatu Negara mempunyai

kedaulatan atas wilayah yang diperlukan untuk menjaga keamanana.

2. Teori Cooper (cooper’s control theory) yang menyatakan bahwa

ketinggian wilayah udara suatu negara ditentukan oleh kemampuan

tkenologi negara itu menguasai wilayah udara yang ada di atas

wilayahnya.

3. Teori Schachter yang menyatakan bahwa batas ketinggian udara suatu

negara adalah 30 km atau sampai dengan balon dan pesawat terbang

dapat mangapung dan diterbangkan.

Adapun cara untuk mengukur batas luas wilayah udara secara vertikal

adalah dengan menarik garis lurus dari pusat bumi menyinggung garis batas

wilayah negara terus ke angkasa. Dengan cara ini menjadikan wilayah udara

semakin ke atas semakin luas berbentuk kerucut terbalik..

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan

alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik,

menampilkan cirri – cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut

pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman

biota, serta tatanan social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI yang secara

langsung maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap

mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure – unsure maritime

di semua aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ).

Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia

melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka

dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar

senantiasa menjaga budaya – budaya luhur yang Tuhan berikan kepada bangsa

kita yang tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa

menjaga BMI dari ancaman budaya – budaya asing.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://sayidiman.suryohadiprojo.com

http://wahyuancol.wordpress.com

Tim Pengajar Wsbm Universitas Hasanuddin. 2011. WAWASAN SOSIAL

BUDAYA MARITIM (WSBM) . Makassar: Unit Pelaksana Teknis

Mata Kuliah Umum.

13
BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah
antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri – cirri benua
dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan
kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI
yang secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap
mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure – unsure maritime di semua
aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ).
Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala
pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan
Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah
antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri – cirri benua
dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan
kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI
yang secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap
mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure – unsure maritime di semua
aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ).
Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala
pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan
Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

Anda mungkin juga menyukai