Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN

“KEMARITIMAN PADA MASA PENJAJAHAN”

OLEH

KELOMPOK 2

1. ERIKA SAPUTRI 190384205003


2. KHAIRANI 190384205017
3. LASTRI FEBRIANTI 170384205054
4. NATHANIA CRESS DACHI 190384205008
5. NUR AISYAH 190384205032
6. NURSAKINAH HASTI 190384205042
7. PUTRI AZURA 190384205026
8. SITI NUR KUMALA SARI 190384205056
9. ZULFA SAFRINA 190384205047

DOSEN PEMBIMBING

TRI YULIANTO

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam proses
penyusunan makalah ini pasti ada hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung dan tidak langsung akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk
dukungan yang telah diberikan, kami mengucapkan terimakasih.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan
teman-teman mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji khususnya prodi Biologi. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritikan agar makalah ini jauh lebih baik.

Tanjung pinang, 08 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar isi
KATA PENGANTAR ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Manfaat Tulisan 2
D. Maksud dan Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Sejarah Maritim Indonesia 3
B. Pengertian Sosial Budaya Masyarakat Maritim 4
C. Fakta sejarah kemaritiman di Indonesia 4
D. Maritim Pada Masa Kolonial 5
E. Fase Pra-Sejarah dan Zaman Kerajaan (Sebelum Masehi hingga Abad 16) 5
F. Fase Masa Penjajahan (Abad 16 M hingga 1945) 8
BAB III 9
PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia seharusnya dapat menghargai dan mensyukuri suatu anugrah
yang sangat besar, yaitu hidup dalam suatu negara kepulauan yang merupakan
wilayah sepanjang 3000 mil laut berupa hamparan laut luas dari sabang sampai
Merauke. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 meliputi wilayah laut yurisdiski
nasional lebih kurang 5,8 juta km2, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar
didunia. Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis, yaitu pada persilangan
dua benua dan dua samudera, serta memiliki wilayah laut yang memiliki kekayaan
laut yang besar, sekaligus sebagai urat nadi perdagangan dunia. Posisi Indonesia
yang sangat strategis tersebut memberikan konsekuensi bagi bangsa I ndonesia
yaitu untuk menjalankan aturan sebagaimana yang termaktub dalam United Nation
Convention on the Law of the Sea 1982.
Indonesia telah meratifikasi UNCLOS 1982 dengan mengukuhkannya
kedalam UU RI No 17 Tahun 1985,sehingga telah resmi mempunyai hak dan
kewajiban mengatur,mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut untuk sebesar-
besarnya kepentingan rakyat. Geografi Indonesia bersifat kelautan, seharusnya
membuat bangsa Indonesia terus mengembangkan tradisi,budaya dan kesadaran
bahari serta menjadikan laut sebagai tali kehidupannya. Namun, Indonesia juga
wajib memperhatikan kepentingan dunia Internasional dalam wilayah kedaulatan
dan wilayah berdaulatnya. Kewajiban ini tersurat dalam pasal UNCLOS 1982,
serta tidak kalah pentingnya merupakan salah satu tujuan nasioanl seperti
termaktub dalam pembukaan UUD Tahun 1945 yang antara lain berbunyi :……
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social,…….
Sejarah menunjukan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki pengaruh
yang sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui kekuatan
kemaritim besar dibawah kerajaan Sriwijaya dan kemudian Majapahit. wilayah laut
Indonesia yang merupakan dua per tiga wilayah Nusantara mengakibatkan sejak
masa lampau, Nusantara di warnai dengan berbagai pengumpulan kehidupan
dilaut. dalam catatan sejarah terekam bukti bukti bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia menguasai lautan Nusantara, bahkan mampu mengarungi Samudra luas
hingga kepesisir managastar, Afrika Selatan.
penguasaan lautan oleh nenek moyang kita, baik dimasa kejayaan kerajaan
Sriwijaya, majapahit, maupun kerajaan-kerajaan bugis-makasar, lebih merupakan
penguasaan DE FACTO dari pada penguasaan atas suatu konsepsi kewilayahan
dan hukum.namun, sejarah telah menunjukan bahwa bangsa Indonesia yang
mencintai laut sejak dahulu merupakan masyarakat bahari. akan tetapi, oleh
penjajahan kolonia, bangsa Indonesia didesak kedarat, yang mengakibatkan
menurunnya jiwa bahari.

1
Nenek moyang bangsa indonesia telah memahami dan menghayati arti dan
kegunaan laut sebagai sarana untuk menjamin berbagai kepentingan antar bangsa,
seperti pedagagan dan komunikasi .
Dengan latar belakang demikian, cukup jelas terlihat bahwa aspek alamiah
geografi Indonesia ( bentuk dan posisinya), sejarahnya, kekayaan alamnya dan
demografinya sangat menentukan kebijakan pembangunan nasional Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas kemaritiman pada masa penjajahan, yang
mengulas tentang kemaritiman bangsa indonesia dan dinamikannya. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1) Bagaimana sejarah Maritim di Indonesia ?
2) Sosial Budaya Masyarakat Maritim yang ada di Indonesia?
3) Fakta sejarah kemaritiman Indonesia?
4) Bagaimana sejarah kemaritiman pada masa kolonial ?
5) Bagaimana sejarah kemaritiman pada masa pra-sejarah dan zaman
kerajaan ?
6) Bagaimana sejarah kemaritiman pada masa penjajahan ?
C. Manfaat Tulisan
Hasil dari penulisan ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai kemaritiman pada masa penjajahan. Penulis juga mengharapkan
penulisan makalah ini dapat dijadikan motivasi atau acuan dalam membangun
kembali jiwa kemaritiman indonesia yang dulu seperti dimaa jayanya.
D. Maksud dan Tujuan Penulisan
Makalah yang berjudul kemaritiman pada masa penjajahan dibuat dengan
maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu teknologi dan
kemaritima. Tujuan pembuatan makalah ini adalah menjelaskan atau mengulas
kembali tentang sejarah maritim diindonesia, sosial budaya masyarakat yang ada
diindonesia, fakta sejarah kemaritiman, serta sejarah kemaritiman pada masa
kolonial, masa prasejarah dan zaman kerajaan. Sehingga dapat menumbuhkan
kesadaran betapa pentingnya wilayah maritim untuk masyarakat indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Maritim Indonesia

Subjek sejarah maritim secara menyeluruh meliputi memancing, perburuan


paus, hukum maritim internasional, sejarah angkatan laut, sejarah perkapalan,
desain kapal, pembuatan kapal, sejarah navigasi, sejarah berbagai ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan maritim (oseanografi, kartografi, hidrografi,
dan lain-lain), eksplorasi laut, perdagangan dan ekonomi maritim, pelayaran, resor
pinggir laut, sejarah mercusuar, sastra bertemakan maritim, seni bertemakan
maritim, sejarah sosial para pelaut dan para penumpang dan komunitas yang
berkaitan dengan laut.

“Indonesia bukan pulau-pulau dikelilingi laut. Tetapi, laut yang ditaburi pulau-
pulau” – A.B lapian

Berpijak dari pernyataan A.B Lapian tersebut, Susanto Zuhdi memaparkan


pemikirannya tentang laut. Oleh sebab itu, kita perlu untuk kembali
mengonsepsikan Indonesia melalui perspektif kemaritiman. Apa yang diwacanakan
oleh pemerintahan Jokowi untuk mengutamakan laut bukan hal baru jika dilihat
dari perjalanan bangsa Indonesia.Sebab, pandangan bahwa laut merupakan
kehidupan, tempat banyak orang bergantung kiranya sulit dipungkiri.

Sejak zaman pra sejarah, manusia yang mendiami kepuluan Nusantara sudah
mampu berlayar hingga Barat Afrika. Secara geografis Nusantara yang menjadi
cikal bakal Republik Indonesia lebih tepat disebut negara kelautan.Hal tersebut
sudah dibuktikan oleh Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Dua emporium kekuatan
kerajaan Nusantara tersebut bisa menjadi besar karena bisa menguasai laut.Dengan
menguasai laut dan tentu dengan militer yang kuat, dua kerajaan tersebut berhasil
mengontrol seluruh perniagaan di seluruh Asia Tenggara.Keadaan tersebut
berlansung cukup lama, hingga datangnya pedagang Eropa pada abad 16. Dunia
kemaritiman Nusantara sejak saat itu dihadapkan pada
dunia kapitalisme dan imperialisme semakin membatasi gerak
kehidupannya.Keberlanjutan jaringan pelayaran orang Nusantara dengan dunia
maritimnya kini goyah termasuk kerajaan yang ada di dalamnya, setelah itu
Nusantara masuk dalam fase kolonialisme.

Kolonialisme menyebabkan perubahan cara pandang manusia nusantara dalam


kehidupan sehari-hari. Laut tak lagi menjadi prioritas, kalau pun melaut, laut sudah
dikuasai pihak kolonial.Tak cukup sampai di situ, Belanda juga menerapkan
pemahaman konsep darat seperti yang ada di Eropa. Sejak saat itu, semua
kehidupan termasuk laut menghadap ke utara (Eropa).Contohnya Selatan Jawa
yang pada masa kerajaan Majapahit menjadi pelabuhan tersibuk, saat itu ditinggal

3
dan menjadi daerah miskin hingga saat ini. Proses meninggalkan laut berlangsung
hingga menjelang kemerdekaan. Menjelang kemerdekaan, para Founding
Fathers punya rasa ingin mengembalikan masa-masa keemasan Sriwijaya dan
Majapahit, salah satunya dengan kembali ke laut.Dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 31 Mei 1945,
Muhammad Yamin dengan tegas memperjuangkan perwujudan Tanah Air ke
dalam wilayah negara Indonesia. ia menegaskan bahwa pemahaman Tanah Air
adalah konsep tunggal.Dengan demikian, Tanah Air merupakan konsep yang satu.
“..membicarakan daerah Negara Indonesia dengan menumpahkan perhatian kepada
pulau dan daratan sesungguhnya adalah berlawanan dengan realitas. Tanah Air
ialah terutama daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang.”Yamin
meyakini laut Indonesia namun kala itu mendapat hambatan dari dunia
Internasional yang menyebut laut merupakan zona bebas.

Perjuangan Indonesia mengintegrasikan laut ke dalam wilayahnya dimulai


kembali oleh Perdana Menteri Djuanda pada 1957.Untuk menguasai kembali
lautan, pemerintah Soekarno memperkuat pasukan angkatan laut baik dari jumlah
prajurit hingga alat utama sistem persenjataan. Namun, pengembalian laut sebagai
sumber kehidupan gagal setelah pemerintahan berpindah tangan ke Soeharto yang
berorientasi ke darat.

B. Pengertian Sosial Budaya Masyarakat Maritim


Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan
jumlah pulau mencapai kurang lebih 17.500 buah. Sebagai konsekuensinya,
indonesia secara komparatif memiliki keunggulan di bandingkan negara lain.
pertama keunggulan sumber daya alam, sebagai negara yang lebih kurang dua
pertiga dari luas keseluruhan territorial negaranya merupakan perairan, dan negara
yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, secara alami
Indonesia mewarisi kekayaaan sumber daya alam melimpah.
Kedua adalah keunggulan sumber daya manusia secara kuantitas, jumlah
penduduk Indonesia merupakan yang terbesar ke lima di dunia, yaitu lebih kurang
220 juta jiwa. Dan lebih kurang 60% diantaranya hidup dan bermukim di sekitar
wilayah pesisir, yang menggantungkan kehidupannya kepada keberadaan sumber
daya alam pesisir dan lautan. Masyarakat pesisir ini kemudian membentuk dan
memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya
pesisir tersebut. masyarakat pesisir pada umunya tidak saja nelayan, melainkan
juga pembudidaya ikan, pengolah ikan bahkan pendagang ikan.
Namun, masyarakat maritime yang mendiami pulau-pulau kecil dan pantai-
pantai terpencil hampir tidak dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal
tersebut menyebabkan mereka terpinggirkan dari berbagai bidang pembangunan
bangsa, oleh karna itu perlu adanya upaya untuk mengenalkan kebudayaan mereka.

C. Fakta sejarah kemaritiman di Indonesia

4
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. negri ini
memiliki bentang laut wilayah 70% di bandingkan dengan luas daratan yang hanya
30%. Indonesia sebagia negara maritime terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti
dengan pengakuan dunia dan tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention
on the Law of Sea) yang di ratifikasi oleh negara negara sedunia, serta melalui
Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan indonesia
sebagia sebuah negara kepulauan adanya temuan temuan situs pra sejarah di
beberapa belahan pulau. Penemuan situs pra sejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram
dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan
bahwa nenek moynag bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut.
D. Maritim Pada Masa Kolonial

Sejarah maritime Indonesia (Masa Kolonial Hindia-Belanda) perdagangan


di Asia sudah berawal di masa Portugis dan VOC, bahkan telah ada berabad-abad
sebelumnya,baik perdagangan melalui darat ( jalan sutra ) maupun melalui laut
dalam masa modern awal itu terjadi interaksi dagang antara para penguasa dan para
penjajahnya di Nusantara dan organisasi-organisasi dagang besar dari eropa seperti
Estado Da India dan East India Company EIC dan dari Inggris serta VOC dan dari
Belanda. Banyak bangsa-bangsa yang memasuki Indonesia seperti Portugis,inggris
dan belanda motivasi bangsa eropa ke wilayah nusantara disebabkan oleh factor
seperti jatuhnya konstatinopel ketangan Turki Ottoman yang merupakan pusat
rempah-rempah dengan itu mereka mencari sumber rempah-rempah terbaru, lalu
semangat 3G ( Gold,Glory,Gospel), dan perkembangan teknologi dan system
angina seiring berjalannya waktu Belanda berhasil berkuasa tinggal di Indonesia
dengan itu VOC pun berkuasa di Nusantara.

Seiring berjalannya waktu karena terus merugi VOC tidak sanggup


membayar dividen dari saham yang dibeli rakyat. Oleh sebab itu,dari tahun ke
tahun perusahaan itu harus berhutang kepada negara untuk membayar
kewajibannya. Namun tahun 1795 negara mengambil ahli seluruh kekayaan VOC
sebagai pelunasan hutang-hutang tersebut. Tahun 1799 VOC dinyatakan failite dan
bubar. Harta kekayaan VOC yang tidak bergerak seperti benteng-benteng atau
daerah-daerah produksi rempah di Nusantara, diambil ahli oleh negara. Itu lah asset
kerajaan Belada yang menjadi cikal bakal dari negara colonial Hindia-Belanda
yang berdiri sejak tahun 1817. Wilayah yang dimiliki oleh Belanda kurang
strategis karena wilayah daratannya kecil dan wilayah daratnya lebih rendah
daripada laut maka mereka pun bekerja keras dan menjadi cikal bakal semangat
kerja dan tuntutan hidup bagi bangsa Belanda khususnya para pelaut Belanda itu
sendiri untuk mengembangkan jiwa bahari karena lewat laut mereka dapat
mengembangkan perekonomian negeri mereka sebagai contoh dari semangat kerja
mereka yaitu bangsa Belanda pandai membuat kapal-kapal laut yang kokoh dan
kuat dalam menjelajahi perairan laut maupun Samudra tidak ketinggalan para
pelautnya yang sangat Tangguh di lautan.
E. Fase Pra-Sejarah dan Zaman Kerajaan (Sebelum Masehi hingga Abad 16)

5
Sejak jaman pra sejarah manusia yang mendiami kepulauan Nusantara
sudah mampu berlayar hingga Barat Afrika. Secara geografis, Nusantara yang
menjadi cikal bakal Republik Indonesia lebih tepat disebut negara kelautan.
Sebutan itu merupakan archipelago state yang berasal dari bahasa Yunani. Istilah
tersebut terdiri dari dua suku kata, Arche berarti utama dan Pelago yang artinya
laut, jadi laut yang utama.

Kerajaan- kerajaan di nusantara telah mulai terbentuk sejak abad ke-2


masehi dan jumlahnya cukup banyak. Kerajaan-kerajaan ini baik kerajaan yang
besar maupun kerajaan kecil tersebar mulai dari tanah Jawa, Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, dan Maluku. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, kepulauan
nusantara memiliki budaya laut yang kuat.

Dari banyak kerajaan yang muncul tersebut sebagian besar membangun


kekuatan politik dan ekonominya dengan basis kegiatan maritime. Salah satu
sebabnya karena letak geografisnya yang sangat strategis sehingga kerajaan-
kerajaan itu terlibat aktif dalam pelayaran dan perdagangan dunia. Menurut Monoz
sumber sejarah awal kerajaan-kerajaan di nusantara adalah catatan-catatan Cina.
Berdasarkan catatan-catatan tersebut lokasi-lokasi yang dianggap sebagai pusat-
pusat pemerintahan di wilayah Nusantara adalah Barousai (Barus) di Sumatra
Utara, Ko-Ying yang lokasinya belum dapat dipastikan tapi diasumsikan di Jawa
Barat.

Pembentukan Negara maritime dimulai sejak sekitar abad 1 Masehi. Ketika


itu muncul pemimpin yang kuat dalam wilayah masing-masing, terutama wilayah
pesisir yang merupakan tempat perdagangan. Awal terbentuknya kerajaan adalah
tahap pesisir dimana mulai terbentuk pemukiman-pemukiman kecil di sekitar
sungai dengan kekuasaan terbatas yang kemudian sejalan dengan perkembangan
perdagangan menjadi besar. Sejarah perjalanan bangsa mencatat bahwa ada dua
kutub kekuasaan kerajaan maritim yang menjadi suku guru Negara maritim
nusantara. Keduanya adalah Kerajaan Sriwijaya yang didirikan pada abad ke-7
hingga abad ke-13 Masehi dan Kerjaan Majapahit pada abad ke-13 hingga abad ke-
16 Masehi. Bersamaan dengan itu, di Wilayah Timur Nusantara muncul pula
Kerajaan Gowa sebagai kerajaan maritime besar yang dibuktikan dengan adanya
ekspansi kekuasaan dari berbagai kerajaan di Sulawesi Selatan, bahkan di
Nusantara bagian Timur seperti Kerajaan Wollo di Buton, Bima di Sumbawa,
Banggai dan Gorontalo di Sulawesi bagian Timur dan Utara, dan lain-lainnya
ditambah dengan keperkasaan dan kepiawaian pelaut-pelaut Bugis Makassar dalam
mengarungi samudera yang terkenal dan dikagumi seantero nusantara.

Sejarah mencatat bahwa kekuatan ekonomi kerajaan Tarumanegara di Jawa


dan Sriwijaya di Sumatra terletak pada perkembangan system perdagangan
maritime yang telah mancapai puncaknya pada masa itu. Sehingganya tidak
mengherankan bahwa kerajaan-kerajaan ini terutama Sriwijaya dijuluki sebagai
“Kerajaan Kelautan” hal itu karena Sriwijaya mampu mengontrol lalulintas

6
perdagangan maritime di selat malaka dan selat sunda. Posisi itu membuat para
penguasanya lebih mudah menarik pajak perdagangan maritime antara India dan
China. Penguasa Sriwijaya terkenal sebagai raja-raja pelaut. Mereka berhasil
menaklukan pantai-pantai semenanjung malaka atau selat Malaka sebagai sumber
kekuatan dan kekayaan. Dengan status sebagai “kerajaan kelautan” Sriwijaya
mampu sejajar dengan Negara-negara tetangga di Nusantara. Karena dengan status
tersebut dapat memberikan gambaran pasti bahwa gerak utama ekonomi kerajaan
Sriwijaya selain di darat, yang paling utama terdapat pada pemanfaatan laut dan
pelabuhan yang telah didirikannya.

Selain Sriwijaya, pelayaran kerajaan Tarumanegara tidak usah disangsikan


lagi, karena walau bagaimanapun, keadaan lingkungan kerajaan tarumanegara juga
sudah melakukan usaha perniagaan dengan melakukan pelayaran sendiri kedaerah-
daerah luar wilayahnya. Hal ini dimungkinkan juga karena letak Tarumanegara
yang cukup strategis, di jalan niaga Nusantara, namun kekusaan ke-maritiman
kerajaan Tarumanegara tidak sebesar kekuasaan Sriwijaya.

Marwati Djoened Poesponegoro dkk mengatakan bahwa pada waktu kerajaan


Sriwijaya mengembangkan kekuasaannya pada sekitar abad ke-7 dan 8, selat
Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam pelayarannya
ke negeri Asia Tenggara dan Timur. Mengenai penyabaran Muslim di Indonesia
tidaklah lepas dari peran jalur maritime, karena dengan melakukan perdagangan di
laut maka kesempatan mereka untuk memperkenalkan agama islam pada penduduk
Indonesia. Daliman mengatakan pelayaran menyisir sisi barat selat malaka ini
bertahan sampai timbulnya kota pelabuhan malaka pada awal abad ke-15.
Sedangkan pada masa perkembangan islam kerajaan-kerajaan islam tumbuh di
bagian utara, di perlak dan samudra pasai ketika jalur pelayaran dan perdagangan
beralih melalui sisi timur selat malaka atau pantai barat semenanjung, maka
tumbuh pula di daerah perairan pantai barat semenanjung ini kerajaan islam yang
ketiga yaitu kerajaan Malaka.

Dengan melihat uraian mengenai kerajaan-kerajaan-kerajaan yang bergerak


di bidang maritim dapat disimpulkan bahwa antara kerajaan Sriwijaya dan
Tarumanegara masih mengintegrasikan budaya maritime sebagai dasar utama
untuk memajukan negaranya. Serta mampu dan dapat bersaing sejajar dengan
Negara-negara tetangga. Selain itu kerajaan-kerajaan ini mengembangkan potensi
laut mereka untuk perkembagan ekonomi negara kearah yang lebih maju dan lebih
baik, sehingganya masyarakat akan mengalami kesejahteraan dan serba
berkecukupan. Dalam hal itu juga seluruh rakyat telah ditekankan mengenai betapa
pentingnya kemaritiman dalam meningkatkan perdagangan yang lebih maju. Oleh
karena itu tidak mengherankan banyak masyarakat nusantara yang melakukan
perdagangan ke kota-kota pelabuhan dulura daerahnya. Seperti yang di gambarkan
oleh Reid pada tahun 1620-an terdapat ribuan pedagang dan enam ratus saudagar
melayu dikabarkan termasuk dalam armada yang berlayar ke Maluku untuk

7
mengumpulkan rempah-rempah hal itu merupakan bentuk ekspansi maritim yang
dilakukan oleh masyarakat Nusantara.

F. Fase Masa Penjajahan (Abad 16 M hingga 1945)

Mulai tahun 1602, Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa di


bumi Nusantara, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan kerajaan
kecil yang telah menggantikan Majapahit. Belanda mengembangkan wilayah
jajahan ini menjadi Hindia Belanda selama 350 tahun sebagai salah satu kekuasaan
kolonial terkaya di dunia. Sejak tenggelamnya masa kejayaan maritim Nusantara
pada awal abad 16 itu, dalam perjalanannya kemudian sejarah membawa bangsa
Indonesia ke masa kelam sebagai bangsa jajahan yang tertindas bangsa lain.

Sejak masuknya penjajah Eropa, utamanya Belanda ke bumi Nusantara,


saat itulah dunia kemaritiman Nusantara mengalami masa suram. Dengan
kehadiran bangsa-bangsa barat di Nusantara dengan kekuatan armada niaga dan
militer yang lebih kuat menenggelamkan kekuatan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan Nusantara diperlemah kekuataan maritimnya dan dipaksakan
untuk menjadi imperium pedalaman yang penuh dengan mistik-mistik terutama
apriori terhadap laut. Seperti legenda Nyi Roro Kidul. Seperti yang dikatakan oleh
Raden Fatah yang ditulis kembali oleh Pramudia

Ananta Toer dalam bukunya Arus Balik: “Hancurnya kerajaan-


kerajaan di Nusantara karena singgasana rajanya dipalingkan dari laut.” Bahka
n, Belanda secara perlahan melalui rekayasa sosial dan militer berhasil merubah
paradigma jati diri rakyat Nusantara pada saat itu, dari yang semula merupakan
bangsa bahari menjadi bangsa agraris (land based oriented). Kolonialisme
menyebabkan perubahan cara pandang manusia Nusantara bahwa laut tak lagi
menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya proses meninggalkan
laut tersebut terus berlangsung hingga menjelang kemerdekaan.  Jadi pada fase ini
dapat dinyatakan bahwa visi kemaritiman mengalami kemunduran yang signifikan
di bumi Nusantara.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, tidak bisa dibantahkan lagi bahwa sesungguhnya Indonesia terlahir


sebagai Negara maritim. Hal ini terbukti dari berbagai fakta sejarah yang ada, serta
bukti kejayaan nenek moyang kita pada masa kerajaan – kerajaan, ditambah
dengan peninggalan – peninggalan sejarah yang makin menguatkan fakta tersebut.
Namun keadaan maritim Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang
signifikan, dikarenakan visi maritim tida lagi jelas dan tidak mampunya
masyarakat Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang dulu
seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia menyandang
predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan
mengoptimalkan letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari
yang melimpah, maka bukan mustahil jika Indonesia akan menjadi bangsa yang
disegani dan diperhitunkan di dunia dalam bidang maritim layaknya dimasa
jayanya dulu.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah bersama pemimpin – pemimpin lainnya menciptakan
persepsi kelautan yang tepat bagi bangsa Indonesia, yakni laut sebagai tali
kehidupan dan masa depan bangsa. Dengan persepsi demikian tersebut dapat
memacu kesadaran akan arti penting maritim dalam pembangunan nasional.
Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media
pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan
keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke
seluruh dunia, yang tujuan akhirnya tentulah penguasaan laut nasional yang dapat
menegakkan harga diri bangsa.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29014142/MAKALAH_SEJARAH_KEMARITIMAN_INDONESIA

https://maritimtours.com/dasar-pemikiran -lapian.html

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhwOH7i5D
oAhXYdCsKHekCBtcQFjAGegQICRAB&url=https%3A%2F%2Fhistori.id%2Fkilas-balik-
maritim-indonesia%2F&usg=AOvVaw2uDKfkuN1ZpqkVC6xSzzUi

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhwOH7i5D
oAhXYdCsKHekCBtcQFjAIegQIBxAB&url=https%3A%2F
%2Fdiasnatasasmita.wordpress.com%2F2017%2F07%2F27%2Fsejarah-indonesia-sebagai-
bangsa-maritim%2F&usg=AOvVaw3UrqBqVR6PiO6E3ZvH31xi

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhwOH7i5D
oAhXYdCsKHekCBtcQFjABegQIBBAB&url=https%3A%2F%2Fmaritimtours.com
%2Fblog%2Fsejarah&usg=AOvVaw3R21UvrZOXyC3xkxgJVjve

10

Anda mungkin juga menyukai