Anda di halaman 1dari 3

Ekosistem laut

22 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat

Perkakas












Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/litoral, dan ekosistem pasang surut. [1]
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut. [2]

1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.


2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
Ekosistem laut juga berperan penting bagi lingkungan di daratan. 50% oksigen yang
dihisap organisme di daratan berasal dari fitoplankton di lautan. Habitat pantai
(estuari, hutan bakau, dan sebagainya) merupakan kawasan paling produktif di bumi.
Ekosistem terumbu karang menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi
berbagai jenis organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi di lautan.[3]
Ekosistem lautan pada umumnya memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
sehingga diperkirakan memiliki ketahanan yang baik terhadap spesies invasif. Namun
beberapa kasus yang melibatkan spesies invasif telah ditemukan dan mekanisme yang
menentukan kesuksesan spesies invasif ini belum dipahami secara pasti. [4]
Zonasi[sunting | sunting sumber]
Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari
permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya
Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga
ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat
ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut
daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remangremang cahaya yang disebut
daerah disfotik.[2]
Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan
menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan
menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.[2]
Zona litoral/ekosistem perairan dangkal[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Zona litoral dan Mintakat pasang surut
Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti.
Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga
mencapai perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan
yang ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain.
Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena
pada daerah ini cahaya Matahari dapa sampai ke permukaan. Makanan konsumen
berasal dari plankton yang melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Jadi, di
dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. karena gerakan air dalam pantai ke
tengah laut pada lapis atas. .[1]
Zona neritik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Zona neritik
Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air
pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai
besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya
umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau rerumputan.[1]
Jenis ekosistem pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut. [1]

 Ekosistem terumbu karang


 Ekosistem pantai batu
 Ekosistem pantai lumpur
Zona oseanik[sunting | sunting sumber]
Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat
ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap.
Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya,
karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin,
daerah ini banyak ikannya.[2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Biologi laut
 Habitat laut
 Peningkatan keasaman air laut
 Ekosistem perairan
 Ekosistem darat

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b c d Buku sekolah elektronik [Kistinnah, Endang Sri Lestari] (2009). Biologi 1 : Makhluk
Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-129-3 (no. jilid lengkap) / ISBN 978-979-068-131-6. Periksa
nilai |author-link1= (bantuan)
2. ^ Lompat ke:a b c d Buku sekolah elektronik [Anshori, Djoko Martono] (2009). Biologi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-129-3 ( no.jil.lengkap) / ISBN 978-979-068-130-9. Periksa
nilai |author-link1= (bantuan)
3. ^ "Marine Ecosystems | Biological Indicators of Watershed Health | US EPA".
4. ^ Stachowicz, Fried, Osman, Whitlatch ESA Online Journals - BIODIVERSITY, INVASION
RESISTANCE, AND MARINE ECOSYSTEM FUNCTION: RECONCILING PATTERN AND
PROCESS. http://www.esajournals.org/doi/abs/10.1890/0012-
9658%282002%29083%5B2575%3ABIRAME%5D2.0.CO%3B2?journalCode=ecol [pranala nonaktif permanen].

Bahan bacaan terkait[sunting | sunting sumber]


 Barange M, Field JG, Harris RP, Eileen E, Hofmann EE, Perry RI and Werner F
(2010) Marine Ecosystems and Global Change Oxford University Press. ISBN 978-
0-19-955802-5
 Boyd IL, Wanless S and Camphuysen CJ (2006) Top predators in marine
ecosystems: their role in monitoring and management Volume 12 of Conservation
biology series. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-84773-5
 Davenport J (2008) Challenges to Marine Ecosystems: Proceedings of the 41st
European Marine Biology Symposium Volume 202 of Developments in
hydrobiology. ISBN 978-1-4020-8807-0
 Levner E, Linkov I and Proth J (2005) Strategic management of marine
ecosystems Springer. Volume 50 of NATO Science Series IV. ISBN 978-1-4020-
3158-8
 Mann KH and Lazier JRN (2006) Dynamics of marine ecosystems: biological-
physical interactions in the oceans Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-1118-8
 Moustakas A and Karakassis I (2005) "How diverse is aquatic biodiversity
research?" Diarsipkan 2016-07-16 di Wayback Machine. Aquatic Ecology, 39: 367-
375.]

Anda mungkin juga menyukai