Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR 2

ZONASI DAN FAKTOR PEMBATAS DI LAUT

PENDAHULUAN

A. Garis Besar Materi Pokok Bahasan :


Materi pokok bahasan pada bahan ajar mencakup pengertian zonasi dan faktor pembatas di
lingkungan laut yang membatasi eksistensi biota di laut.

B. Sasaran Pembelajaran:
Mahasiswa mampu :
- Mendeskripsikan definisi zonasi atau mintakat di laut berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya secara
benar.
- Mendeskripsikan fator-faktor pembatas baik biotik amaupun abiotik yang mempengaruhi eksistensi
biota laut
- Menganalisis sebaran dan distribusi biota laut berdasarkan faktor pembatas yang ada.

C. Perilaku Awal:
Mahasiswa sudah memiliki buku / bahan bacaan dan membaca tentang Biologi Laut, sehingga
mereka telah memiliki dasar pengetahuan yang akan memperlancar dan proses pembelajaran yang berbasis
“student centered learning”.

D. Manfaat Pokok Bahasan:


Setelah mahasiswa mengikuti materi bahan ajar zonasi dan faktor pembatas, maka mahasiswa
mendapatkan wawasan dan pemahaman tentang zonasi di laut serta faktor-faktor pembatas yang
berpengaruh tentang eksistensi biota laut.

E. Urutan Materi Pembahasan:


Materi bahasan pada bahan ajar-2 ini secara berurutan meliputi:
- Pengertian zonasi atau mintakat
- Pembagian zonasi sercara vertikal ataupun horizontal berdasarkan faktor pembatas
- Faktor pembatas yang mempengaruhi eksistensi biota laut.

F. Petunjuk Kegiatan Belajar/instructional orientation:


- Pembukaan kelas dan pemaparan materi oleh dosen selaku fasilitator
- Uraian singkat yang menggambarkan kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Uraian singkat kegiatan riset dosen atau perkembangan ilmu pengetahuan terkait dengan pokok bahasan
- Aplikasi dan prospek penerapan pokok bahasan dalam kehidupan masyarakat.

Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 6-
URAIAN MATERI POKOK BAHASAN

A. ZONASI DI LAUT
Lingkungan laut meliputi kawasan yang luas dan majemuk olehnya kelompok
organisme tertentu tidak dapt hidup pada semua lingkungan tersebut. Lingkungan
laut terutama terdiri dari kolom air dan dasar laut olehnya pembagian zonasi
difokuskan pada kedua lingkungan tersebut. Pembagian mintakat atau zonasi pada
kolom air bersifat vertical sementara pewilayahan dasar laut bersifat horizontal.
Lingkungan pelagik di laut meliputi kawasan kolom air mulai dari permukaan sampai
pada paras laut, dimana biaota yang hidup pada kolom air ini dekenal sebagai biota
pelagic. Mintakat atau batas wilayah daerah pelagik ini cukup luas, secara horizontal
mulai dari garis pantai sampai ke wilayah laut terjeluk. Pembagian wilayah yang
kecil atau mintakat kecil atau kejelukan, sedangkan secara fisiografik terbagi dua
yakni mintakat neritik dan mintakat oseanik. Neritik adalah wilayah perairan yang
terletak di atas landas benua sedangkan mintakat Oseanik terletak di atas dasar laut
yang terletak di luar landas benua. Sulit untuk membuat batasan antara kedua mintakat,
namum secara geografi kedalaman 150-200 m dapat dipakai sebagai batas kedua
mintakat tersebut (Romimohtarto & Juwana, 2002).
Kolom air di mintakat oseanik cukup luas, namun dapat dibedakan atas 4
mintakat perairan berdasarkan kedalam yakni :
(i) Mintakat Epipelagik
Mintakat ini meliputi daerah dari permukaan laut sampai kedalaman 200m. Mintakat
ini dikenal juga sebagai mintakat fotik dimana penembusan cahaya efektif untuk
proses fotosintesis. Pada mintakat ini terdapat produktivitas primer yang tinggi.
(ii) Mintakat Mesopelagik
Mintakat ini terletak di bawah mintakat epipelagik dan berada atara kedalaman 200 –
1000 m. Pada lapisan ini terjadi perubahan suhu yang cukuo besar dan tempat
terdapatnya termoklin. Mintakat ini dihuni terutama oleh konsumen primer yang
memanfaatkandetritus yang turun dari lapisan yang lebih dangkal. Daerah
kompensasi adalah dimana produksi oksigen seimbang dengan pemanfaatannya, dapat
mencapai 100 m dan di perairan yang dangkal pantai dapat lebih dangkal lagi.

(iii) Mintakat Batipelagik


Mintakat ini terdapat pada kedalaman 1000 sampai 4000 m di bawah permukaan laut
dimana sifak fisik mintakat ini umumnya seragam

(iv) Mintakat Abisopelagik


Mintakat abisopelagik meluas kebagian laut yang dalam dan umumnya disebut
sebagai mintakat palung laut. Biota yang hidup di lingkungan ini telah beradaptasi
dengan lingkungan gelap karena tidak ada cahaya, suhu dingin dan tekanan air yang
tinggi. Di mintakat ini tidak terjadi fotosintesis, perubahan faktor fisik lingkungan
sangat kecil. Kandungan

Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 7-
karbondioksida (CO2) dalam air tinggi sehingga karbonat / kapur mudah larut
seperti terlihat pada pembentukan cangkang organisme atau kerangka kapur lemah di
mintakat ini. Di sisi lain, ketenangan lingkungan menguntungkan hewan yang hidup
karena tidak memerlukan kerangka yang kuat untuk menopang tubuhnya. Tekanan
air yang tinggi dikawasan ini menyebabkan organisme yang hidup mengalami
modifikasi morfologik untuk adapatasi lingkungan. Selain bertekanan tinggi, daerah
ini dicirikan juga dengan minimnya persediaan makanan. Sumber makanan sebagian
berasal dari lapisan atas yang berupa bangkai atau sisa-sisa berbagai biota laut yang mati
dan yang tenggelam ke dasar laut.

Wilayah dasar perairan (bentik) dapat dibedakan atas beberapa wilayah dimana
organisme yang hidup beradaoatsi dengan masing-masing mintakat:
(i) Intertidal (Litoral)
Kawasan dasar perairan antara daerah pasang surut. Organisme yang hidup pada
daerah ini beradaptasi terhadap pengaruh pasang surut.
(ii) Bawah Litoral
Dasar perairan dari batas air surut sampai kolom air diatasnay merupakan batas
antara mintakat neritik dan mintakat oseanik. Organisme yang mendiami kawsan ini
bervariasi dan meliputi flora dan fauna.
(ii) Batial
Dasar perairan dimana kolom air airnya merupakan daerak oseanik sampai
kedalaman 1000m
(iii) Abisal
Dasar perairan pada kedalam antara 1000 sampai 4000 m
(iv) Hadal
Dasar perairan yang dalam di bawah kedalam 4000 m

B. FAKTOR PEMBATAS DI LAUT


Laut merupakan kawasan yang masih dipengaruhi oleh air laut, mulai dari daerah pesisir sampai
pada kawasan laut dalam. Pada pembahasan di atas telah dijelaskan zonasi di laut secara horizontal dan
vertikal.
Faktor pembatas di lingkungan laut dapat dibedakan atas dua, yakni faktor pembatas biotik dan
abiotik. Faktor pembatas biotik meliputi predator, pemangsaan, penyakit dll. Sedangkan faktor pembatas
abiotik diantaranya: cahaya, suhu, pH, salinitas, kedalaman, gas-gas biogenik dll.

FAKTOR PEMBATAS BIOTIK


a. Predasi
Hal makan memakan merupakan hal yang lumrah dalam kesetimbangan ekologi di alam termasuk
di lingkungan laut. Predasi menjadi salah satu faktor pembatas di lingkungan laut baik di peariran
laut dangkal maupun laut dalam. Predasi melibatkan predator dan mangsa, terlihat jelas dalam suatu
rantai makanan atau posisi suatu organisme dalam suatu tingkatan tropik. Ketersediaan makanan
dan kehadiran predator pada suatu kawasan di lingkungan laut akan mentukan sampai sejauh mana
faktor pembatas ini berpengaruh terhadap eksistensi biota laut.
b. Penyakit
Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 8-
Penyakit bisa saja menyerang biota laut. Penyakit umumnya terjadi bila kualitas lingkungan kurang
baik yang memungkinkan agen penyebab penyakit mudah berkembang. Penyakit dapat
berpengaruh terhadap flora dan fauna laut. Penyakit di lingkungan laut diketahui disebabkan oleh
infeksi jamur dan bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh virus umumnya merupakan infeksi
sekunder.

FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK


a. Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber energy utama di muka bumi. Cahaya matahari merupakan
faktor pembatas utama bagi organisme yang berfotosintesis di laut yakni algae (mikro dan makro
lagae) dan lamun. Jika tidak tersedia cahaya yang cukup, proses fotosintesis dapat tergganggu yang
selanjutnya akan berdampak pada metabolisma tumbuhan hijau. Organisme autotroph merupakan
produsen primer di lingkungan laut, olehnya bila fotosintesis terganggu maka dapat berdampak
pada organisme heterotroph.
Cahaya juga penting bagi hewan terutama untuk membantu proses penglihatan. Objek dalam air
akan terlihat oleh hewan bila terdapat cahaya yang cukup. Fauna yang hidup pada laut yang dalam,
biasanya memanfaatkan bioluminesen untuk membantunya dalam menarik perhatian dan
memangsa mangsa.
b. Suhu
Suhu juga meruapakan faktor abiotic penting di lingkungan laut. Biota laut hidup pada lingkungan
dengan suhu tertentu. Suhu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh sinar
matahari dan pergerakan air. Sinar matahari yang masuk ke dalam air dapat menaikan suhu air laut.
Olehnya perairan dangkat akan lebih hangat dibandingkan dengan perairan yang dalam, dimana
penetrasi cahaya tidak dapat mencapai dasar perairan.
c. pH
pH merupakan salah satu faktor pembatas di lingkungan laut. pH air laut umumnya berkisar antara
7-8 atau umumnya air laut bersifat basa. Adanya kesetimbangan karbonat di laut memungkinkan
pH air laut berada di sekitar pH tersebut. Bila terjadi perubahan pH yang ekstrim, misalnya
perubahan pH menjadi asam, maka akan berdampak pada biota laut yang memiliki cangkang dari
bahan karbonat. Keasaman air laut dapat disebabkan karena saturasi CO2 yang disebabkan oleh
polusi. Asam dapat melarutkan bahan karbonat, sehingga penurunan kadar pH air laut menjadi
asam akan berdampak negatif pada biota yang memiliki cangkang yang terbuat dari materi tersebut.
d. Gelombang dan Arus
Gelombang dan arus dimungkinkan oleh adanya angin. Kecepatan arus dan tinggi rendahnya
gelombang dapat berdampak bagi biota baik yang hidup menetap di dasar (benthos) maupun yang
bergerak bebas (nekton).
e. Pasang Surut
Pasang surut air laut disebabkan oleh adanya daya tarik menarik antara bumi dan bulan. Pola pasang
surut berbeda pada lokasi yang berbeda. Durasi pasang surut dapat menjadi faktor pembatas pada
biota bentik yang hidup sesil.
f. Kedalaman dan tekanan
Kedalaman perairan dapat merupakan salah satu faktor pembatas bagi pesebaran biota laut terutama
bagi flora. Flora laut memerlukan cahaya untuk fotosintesis, olehnya mereka hanya dapat hidup
sampai pada kedalaman yang masih ditembusi oleh sinar matahari.

Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 9-
Tekanan atmosphere juga dapat membatasi biota di laut. Bertambahanya kedalaman akan sejalan
dengan bertambahnya tekanan. Setiap penambahan 10 meter kedalaman, tekanan naik 1 atm.
Tekanan juga berpengaruh pelarutan gas di lingkungan laut, misalnya pada tekanan yang tinggi gas
nitrogen lebih mudah larut dibandingkan gas lainnya.
g. Gas biogenik
Gas biogenik merupakan gas yang diperlukan oleh biota laut meliputi oksigen untuk fauna dan
karbondioksida bagi biota yang berfotosintesis. Oleh karena beda dalam media air, maka
keberadaan gas-gas ini dalam bentuk terlarut. Tersedianya gas biogenik terlarut dalam air laut
dipengaruhi faktor lain diantaranya oleh difusi gas dari atmosphere, suhu dan pergerakan air.

AKTIFITAS MAHASISWA

A. Diskusi
Lakukanlah diskusi kelompok dan antar kelompok terhadap terhadap materi diskusi. Masing-
masing kelompok diharuskan membuat rangkuman dari hasil pembelajaran dan diskusi tersebut dan
disetorkan pada fasilitator pokok bahasan ini.

Contoh Bahan Diskusi 1


Diskusikan dengan kelompok saudara, bagaimana zonasi di lingkungan laut dan apa yang
menjadi dasar pembagian zonasi tersebut. Mintalah tanggapan dari teman sekelas anda.

B. Latihan
- Sebutkan minimal lima faktor pembatas di lingkungan laut. Diskusikan dengan teman kelompok dan
uraikan secara singkat dalam bentuk tulisan essai.

C. Tugas mandiri
Setiap mahasiswa diharuskan mengerjakan tugas ini secara mandiri, dengan bersikap jujur dan tepat
waktu.

PENUTUP

A. Test formatif
Evaluasi dilakukan dengan memberikan ujian tulis pada waktu ujian tengah semester sesuai dengan
jadual kalender akademik.
B. Umpan balik / tindak lanjut
Kelompok mahasiswa yang melakukan presentasi harus menuliskan hasil pertanyaan, tanggapan dan
penjelasan kelompok diskusi dalam bentuk uraian Essay singkat dan membuat rangkuman terhadap
hasil diskusi.

Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 10
-
DAFTAR PUSTAKA

Untuk memudahkan mahasisw dalam mempelajari bahan ajar ini, diharapkan membaca terlebih dahulu
kepustakaan berikut ini :

Litaay, M., M. Asnadi, D. Priosambodo. 2018. Buku Ajar Biologi Laut. Jurusan Biologi
FMIPA Unhas.
Romimohtarto, K. dan Sri Juwana. 2002. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang biota laut.
Penerbit Djambatan. Jakarta.
Castro, P. and Michael E. Huber. 2003. Marine Biology. Fourth Edition. Mc. Graw-Hill.
USA.
Nontji, A. 2005, Laut Nusantara, Penerbit Djambatan, Jakarta. 372 pp

Bahan Ajar Biologi Laut 2020 – Lab ILK-Dep Biologi FMIPA Unhas - 11
-

Anda mungkin juga menyukai