I. PENDAHULUAN
I.1 Latarbelakang
Bumi merupakan kumpulan dari berbagai macam ekosistem baik yang berasal
dari darat maupun dari laut. Dalam ekosistem terjadi berbagai macam
interaksi dari tumbuhan atau hewan yang berada dalam ekosistem tersebut
dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Laut adalah kumpulan air asin
dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan
atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi
permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.
Laut juga merupakan kumpulan berbagai macam ekosistem seperti ekosistem
mangrove, intertidal, estuarin, lamun, terumbu karang, dan laut dalam.
Ekositem laut dalam merupakan salah satu ekosistem yang membangun
ekosistem di lautan. Ekosistem laut dalam ini biasanya berada di zona paling
bawah dengan kedalaman yang sangat dalam sehingga sulit sekali untuk
cahaya matahari dapat menembusnya atau bahkan sama sekali tidak
tertembus oleh cahaya.
Dalam hal ini, kita akan membahas bagaimana karakteristik laut dalam, ciriciri laut dalam, serta adaptasi yang dilakukan oleh organisme yang ada di laut
dalam tersebut.
2.
3.
4.
5.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian laut dalam
2. Mengetahui ciri-ciri ekosistem laut dalam
3. Mengetahui zona-zona laut dalam
4. Mengetahui adaptasi yang dilakukan oleh organisme yang berada di laut
dalam
5. Mengetahui contoh-contoh organisme yang hidup di laut dalam
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Laut dalam adalah bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah
kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka, dan lebih
dalam dari paparan - paparan benua ( >200 m) . Laut dalam diliputi suasana
gelap gulita sepanjang tahun (Suhanto, 2011).
Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena
luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang
banyak, khususnya yang berkaitan dengan Revolusi Biru.
Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak terjangkau oleh
sinar matahari. Oleh sebab itu, pada ekosistem ini tidak mungkin hidup
produsen yang fotoautotraf. Komunitas yang ada pada ekosistem laut dalam
kemungkinan adalah hewan-hewan saprovora, karnivora, dan detritivora.
Karena terbatasnya sumber materi dan energi, maka keanekaragaman jenis
makhluk hidup pada ekosistem laut dalam paling rendah dibandingkan
ekosistem laut lainnya.
2.2 Ciri Ciri Lingkungan Hidup Laut Dalam
Ekosistem laut dalam memiliki perbedaan yang sangat besar dibandingkan
ekosistem laut dangkal. Keadaan tersebut juga mempengaruhi individu
individu biota laut dalam tersebut. Adapun ciri ciri lingkungan hidup laut
dalam tersebut yaitu:
1. Cahaya matahari hampir dikatakan tidak menembus laut dalam sehingga
kondisi laut dalam tersebut gelap gulita dan tidak terjadi proses
fotosintesis pada ekosistem ini
2. Tekanan hidrostatik yang tinggi karena semakin turun sejauh 10 meter dari
permukaan laut maka tekanan akan bertambah sebesar 1 atm.
3. Pengaruh salinitas yang tinggi. Salinitas juga di pengaruhi oleh
meningkatnya suhu karena semakin tinggi suhu maka semakin tinggi
prnguapan sehingga terjadi pemekatan yang mengakibatkan salinitas
meningkat. Curah hujan dan masuknya air tawar dari aliran sungai juga
Zona Pelagik
Kisaran
Zona Bentik
Kisaran
Kedalaman
Ada
Epipelagik
0 200 m
( fotik )
Tidak
ada
( afotik )
Kedalaman
Paparan
benua 0 200 m
atau sublitoral
Mesopelagik
200 1000 m
Batial
200 400 m
Batipelagik
1000 4000
m
Abisal
4000 6000
Pelagik
Hadal
6000 10.000
Pelagaik
Fauna bentik dapat dibagi menjadi dua yaitu penghuni zona batial di lereng
benua dan penghuni zona abisal yang merupakan zona terluas di dasar laut
dalam . Para penghuni palung palung yang sangat dalam menempati suatu
zona yang dinamakan zona hadal ( ultra abisal ).
Di bagian pelagic sebelah atas terdapat suatu zona yang terletak tepat di bawah
zona eufotik. Banyak sekali hewan penghuni zona di bawah zona eufotik ini
yang mengadakan migrasi ke zona eufotik pada malam hari . Zona ini
dinamakan zona mesopelagik yang dihuni oleh sejum lah besar spesies hewan
yang memiliki mata yang telah berkembang baik dan berbagai organ penghasil
cahaya. Kebanyakan spesies ikan penghuni zona mesopelagik berwarna
hitam,sedangkan spesies udang berwarna merah. Karena zona ini lebih mudah
dicapai dibandingkan dengan zona zona lainnya , pengetahuan tentang zona
ini juga lebih banyak diketahui . Jumlah organisme penghuni zona
mesopelagik rupanya terbanyak\ di antara zona zona laut dalam lainnya.
Zona ini membentang 700 sampai 1000 m dari batas bawah zona eufotik ke
arah dasar perairan. Batas bawah nya bergantung pada lokasi perairan,
kecerahan, dan factor factor lain ( Nybakken,1988 :129).
Masih sangat sulit untuk mengadakan zonasi kolom air di bawah zona
mesopelagik dan batas bawah palung palung ( di kedalaman sekitar 6000m )
di bagi menurut Hedgpeth menjadi 2 zona yaittu zona batipelagik di bagian
atas dan zona abisal pelagic di bawah zona patipelagik. Batas antara kedua
zona ini sangat tidak jelas dan terdapat bermacam macam pendapat tentang
batas kedua zona ini. Dibandingkan dengan zona mesopelagik jumlah individu
maupun spesies pada zona batipelagik dan zona abisal pelagic jauh lebih
kecil. Penghuni zona ini cenderung berwarna putih atau tidak berwarna serta
memiliki mata dan organ organ penghasil cahaya yang rendah tingkat
perkembangannnya.Kolom air yang ada di dalam suatu palung dinamakan zona
hadal pelagic (Suhanto, 2011).
2.4 Adaptasi Organisme Laut Dalam
Organisme ( fauna) laut dalam menyesuaikan diri dengan berbagai macam
adaptasi antara lain :
1. Adapatasi morfologis
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Secara morfologis,
senjata pembunuh seperti rahang, tengkorak dan dimensi mulut mengalami
perubahan pada organisme laut dalam. Ciri umum mereka adalah mulut
yang melebar, rahang yang kuat dan gigi-gigi tajam. Mereka harus
seoptimal mungkin mencari mangsa yang jarang di laut dalam.
Kanibalisme juga sering terjadi di beberapa spesies. Organisme yang
hidup pada zona abisal dan batial sering tidak berwarna atau berwarna
putih kotor , dan tampaknya tidak berpigmen ( khususnya hewan hewan
bentik ).
a. Mata yang besar
Mata yang besar akan memberikan kemampuan maksimum untuk
mendeteksi cahaya di dalam laut dalam yang intensitas cahaya nya
sangat rendah dan mungkin diperlukan pula untuk dapat mendeteksi
cahaya berintensitas rendah yang dihasilkan oleh organ organ
penghasil cahaya. Ikan ikan pada laut dalam juga memiliki
penglihatan senja yang sangat peka karena adanya pigmen rodopsin
dan tingginya kepadatan batang retina.
b. Tidak bermata
Pada zona laut dalam yang terdalam lebih dari 2000 m ( abisal pelagic
dan hadal pelagic ) ikan ikan yang hidup disitu memiliki mata yang
sangat kecil bahkan tidak bermata karena hidup di lingkungan yang
gelap gulita bahkan mata tidak ada guna nya.
c. Mata berbentuk pipa tubuler
Mata ikan ikan dari beberapa family berbentuk silinder pendek
berwarna hitam dengan sebuah lensa tembus cahaya berbentuk
setengah lingkaran di puncak silinder .tiap mata mempunyai 2 retina
( yang satu di pangkal silinder sedangkan yang lainnya di dinding
silinder ). Retina di pangkal silinder fungsinya untuk melihat obyek
obyek yang dekat sedang yang terdapat di dinding silinder untuk
melihat obyek obyek yang jauh.
d.
e.
Gigantisme abisal
Kelompok kelompoak invertebrate tertentu khususnya amfipoda ,
isopoda , ostrakoda, misid, dan kopepoda berukuran jauh lebih besar
daripada kerabat kerabat mereka yang hidup dalam perairan
perairan yang dangkal. Keadaan dimana ukuran membesar dengan
keperluan
reproduksi
dan
memperoleh
makanan..
yang memiliki tingkat agresifitas yang tinggi sehingga ketika ada mangsa
yang lewat didepannya ia langsung dapat dengan cepat memakannya,
karena memang tidak banyak hewan laut yang mampu hidup dalam
ekosistem ini. Kemudian contoh lainnya adalah Ikan Hairyangler yang
tubuhnya dipenuhi dengan atena sensitif, antena tersebut sangat sensitif
sekali terhadap setiap gerakan, fungsinya untuk mendeteksi mangsa yang
ada didekatnya. Di laut dalam sering terlihat cahaya yang berkedip-kedip,
cahaya tersebut adalah Bioluminescence.
Bioluminescence adalah cahaya yang dapat dihasilkan oleh beberapa
hewan laut, cahaya tersebut berasal dari bakteri yang hidup secara
permanen didalam sebuah perangkap. Asosiasi dari organisme dan bakteri
yang menghasilkan bioluminescence ini digunakan oleh hewan laut dalam
sebagai alat perangkap atau alat untuk menarik mangsa, kurang lebih
bioluminescence
berfungsi
sebagai
umpan.
Pada
umumnya
diantara
hewan
laut
dalam
tersebut
menggunakan
10
2. Fangtooth
memiliki
body
yang
pensek
dan
kepala
yang
11
3. Dragonfish
Ikan naga ( dragonfish ) atau Grammatostomias flagellibarba,adalah
predator buas meskipun berukuran kecil. Dragonfish memiliki kepala yang
besar , mulut yang dilengkapi dengan gigi yang menyerupai taring yang
tajam. Ikan ini mampu tumbuh hingga panjangnya 6 inchi.Ikan naga (n
dragonfish ) memiliki photophores di sepanjang sisi tubuhnya. Organ
penghasil cahaya inilah yng digunakan sebagai tanda kepada dragonfish
lainnya selama kawin selain itu digunakan pula untuk menarik perhatian
mengsanya . Dragonfish hidup pada kedalaman 5000 feet ( 1500 ) meter
dan ditemukan pada laut tropis.
12
13
6. Architeuthis dux
7.
Harriotta raleighana
Harriotta raleighana dapat mencapai 5 feet panjangnya . Ikan jenis
memiliki belati kecil seperti hidung yang mengingatkan pada salah satu
kontur hidung pesawat jet supersonik. Harriotta raleighana memiliki racun
pada bgaian pertama tulang belakang nya yang dapat membunuh manusia.
Ikan ini hidup pada kedalaman 8000 kaki.
14
8.
Coffinfish
B. melanostomus memiliki badan yang lembek dan ekor yang panjang
yang ditutupi oleh duri duri kecil. Spesies ini dapat tumbuh hingga
panjang minimal 10 cm. B.melanostomus hidup pada kedalaman 1320 m
sampai 1760 m. Nama B.melanostomus diambil dari bahasa yunani
melanos yang berarti hitam dan stoma yang berarti mulut.
9. Bathynomus giganteus
Isopoda raksasa atau yang di kenal dengan nama ilmiah Bathynomus
giganteus merupakan salah satu anggota dari family isopoda Hewan ini
dapat
mencapai
panjang
hingga
16
inchi
.Bathynomus
yang
jatuh
dasar
laut
selain
itu
ia
juga
memakan
15
(suhanto, 2011)
III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari ekosistem laut dalam ini yaitu :
1. Laut dalam adalah bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah
kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka, dan lebih
dalam dari paparan - paparan benua ( >200 m) .
2. Ada beberapa ciri dari laut dalam diantaranya yaitu cahaya matahari yang
minim, tekanan hidrostatik yang tinggi, pengaruh salinitas yang tinggi,
suhu yang rendah, kadar oksigen yang rendah, dan pakan yang sedikit.
16
3. Terdapat dua zona laut dalam yaitu zona pelagik dan zona bentik, dimana
pada masing-masing zona terbagi lagi ke beberapa zona.
4. Adaptasi morfologi organisme laut dalam diantaranya memiliki mata
yang besar atau tidak bermata, mata berbentuk pipa tubuler, memiliki
mulut yang besar, dan gigantisme abisal. Adaptasi fisiologi mereka bisa
dengan mendaur energinya sendiri dan menentukan seberapa banyak
energi yang akan terpakai dengan stok makanan yang didapat. Sedangkan
adaptasi tingkah dengan melakukan perilaku yang unik.
5. Ada beberapa organisme yang hidup di laut dalam seperti viperfish,
fangtooth, dragonfish, angler, gulper eel, Architeuthis dux, Harriotta
raleighana,
Coffinfish,
Bathynomus
giganteus,dan
Vampyroteuthis
infernalis.
III.2 Saran
Kita ketahui bahwa ekosistem laut dalam ini berada di kedalaman yang sulit
untuk ditembus cahaya matahari, meskipun seperti itu, banyak organisme
yang tinggal disana. Organisme tersebut harus terus dilestarikan dengan cara
menjaga ekosistem laut yang berada di atasnya sehingga kita masih dapat
melihat organisme tersebut sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem
lautan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Suhanto, Wulan Sari. 2011. Makalah Ekosistem Laut Dalam. Diunduh dari
http://bioinfo-wulansari.blogspot.com. Pada tanggal 8 September 2014
Irmmal, Aulia Novita. 2011. Makalah. Diunduh dari http://iirembun.blogspot.com.
Pada tanggal 8 september 2014
Heriyanto,
Teguh.
2011.
Ekosistem
Laut
Dalam.
Diunduh
dari