Anda di halaman 1dari 14

EKOSISTEM LAUT

MAKALAH PENGANTAR ILMU KELAUTAN


Dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah Pengantar
Ilmu Kelautan

Dibuat oleh :
Muhammad Kemal Pratama
NPM : 230210140045

Program Studi Ilmu Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan
menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan
bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumi. Indonesia sebagai Negara
kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai tatanan
geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa
tempat, terutama di kawasan barat menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang
hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk
yang lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.
Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi
kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik
secara mendatar maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah-ubah atau dinamis.
Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan
waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan
air tawar dan mengalirkan endapan lumpur dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya
perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan
mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyusun makalah bertemakan ekosistem laut
untuk menambah pemahaman mengenai ekosistem laut, pembagian ekosistem laut, ciri-ciri
ekosistem, penyebab kerusakan ekosistem laut serta cara untuk menanggulanginya.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang ekosistem laut dan isi didalamnya yang kelak bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan
oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan
hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun
memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda
dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat
bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia
dapat

memperlebar

kisaran

toleransinya

karena

kemampuannya

untuk

berpikir,

mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

B. DEFINISI LAUT
Dari sisi Bahasa Indonesia, pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah
yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi
laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara
ke laut. Kandungan air laut biasanya adalah 96,5% air murni, dan 3,5% zat lainnya. 3/4 dari
bumi ini tertutup oleh laut, namun presentase wilayah laut pada belahan utara dan belahan
timur tidak sama. Pada belahan selatan presentase wilayah laut dapat mencapai 80%, namun

di belahan bumi utara hanya 60%. Selain itu kedalaman laut juga sangat bervariasi,ini
terbukti rata-rata kedalaman laut adalah 3800m, tidak seperti daratan yang hanya 840m.

Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.
Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di laut
sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus
dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar laut.

C. BIOTA LAUT
Dalam ekologi, biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah
geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan
waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu yang
panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya "biota laut di lepas pantai Teluk Jakarta
setelah pembuatan rumpon buatan". Biota planet bumi tinggal di dalam biosfer.
Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai
macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di
pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di
perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan
biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah
konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara
langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan
zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah
molekul organik menjadi lebih sederhana.
Penggolongan biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi plankton
merupakan semua biota yang hidup melayang di dalam air yang pergerakkannya ditentukan
oleh lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua biota yang dapat berenang bebas dan
mengatur sendiri arah pergerakkannya dan bentos merupakan semua biota yang hidup didasar
perairan baik membenamkan diri, menempel maupun merayap.
Perubahan kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah dengan
interaksi biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap daya
adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang berlanjut dalam jangka waktu

lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi menjadikan keanekaragaman biota laut menjadi
tinggi. Selain itu, laut dengan berbagai kondisi fisik, kimia dan topografi menjadikan biota
laut yang hidup didalamnya semakin beragam. Keragaman biota laut yang terdapat di
wilayah perairan laut Indonesia begitu tinggi. Mulai dari ikan, moluska, krustasea, alga
sampai dengan karang kesemuanya ditemukan di perairan laut Indonesia dengan jenis yang
sangat beragam.

BAB III
PEMBAHASAN

A. EKOSISTEM LAUT
Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri,
di mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang serupa
dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar, ekosistem laut
menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang
merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam,
ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

B. CIRI-CIRI EKOSISTEM AIR LAUT


Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.

Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup


rendah.

Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan iklim, perbedaan
temperatur, dan perputaran bumi.

Habitat di laut saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain

Variasi temperatur atau suhu tinggi

Penetrasi dari cahaya matahari tinggi

C. PEMBAGIAN DAERAH EKOSISTEM AIR LAUT


Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman.
1. Zona litoral/ekosistem perairan dalam
Zona litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi
matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti
untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di
daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut,
udang, kepiting, cacing laut.
2. Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal
Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut
disebut zona litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman lebih dari 200 meter dari
daerah pasang surut disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah ini
ialah

produsen,

pantai pasir

plankton,

konsumen

dan

pengurai.

Komunitas

ekosistem

dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas

wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau
terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya umumnya
didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang, dan rerumputan.
Jenis ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.
Ekosistem terumbu karang
Ekosistem pantai batu
Ekosistem pantai lumpur
3. Zona pelagik
Zona pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya
tidak dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya
paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air
dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut
daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
Zona pelagik terdiri atas :
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar
200 m.
Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 2001000 m. Hewan yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu.

Batiopelagik merupakan daerah dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang


hidup di daerah ini misalnya adalah gurita.
Abisalpelagik (Abisopelagik) merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000 m, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari
6.000 m.
4. Zona batial
Merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200 2.500 m.
5. Zona abisal
Merupakan daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 10.000 m.

Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi
menjadi tiga daerah, yaitu :

Daerah fotik yaitu daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari,
kedalaman maksimum 200 m.

Daerah twilight yaitu daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan


fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.

Daerah afotik yaitu daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap
sepanjang masa.

D. MANFAAT DARI HABITAT/EKOSISTEM LAUT BAGI KEHIDUPAN


MANUSIA
Laut sebagai sumber makanan
Dikatakan laut sebagai sumber makanan, karena makanan yang biasa kita
makan berasal dari laut,seperti ikan, rumput laut, garam, dsb. Ikan banyak dijumpai di
daerah pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat
Malaka, New Foundlandbank.

Untuk mengontrol iklim dunia


Tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi
terlalu dingin bagi manusia untuk hidup, karena laut memiliki peranan penting dalam
mengontrol iklim dunia dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju
daerah kutub. Hampir 60% penduduk hidup atau tinggal di daerah sekitar pantai. Bumi
ditutupi

oleh air yaitu sekitar 70% dikelilingi oleh air.


Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk

aliran yang sangat besar yang disebut dengan Global Conveyor Belt bergerak dari
permukaan ke dalam samudera dan kembali lagi ke permukaan. Angin, temperatur,
dan

salinitas(kadar garam air laut) air laut mengontrol sabuk aliran global. Sabuk aliran ini
yang kemudian memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan di
daratan ataupun lautan. Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim di daerahdaerah yang didatangi arus tersebut, sebab dengan datang nya arus panas ke arus

dingin akan menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus
baru.
Laut sebagai tempat rekreasi dan hiburan
Selain digunakan untuk iklim dunia dan sumber makanan, laut juga dapat
dijadikan salah satu pilihan untuk dijadikan tempat berwisata/rekreasi.
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak,Angin,Pasang Surut,dsb.
Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput Laut,dsb.

Laut juga berperan di dalam mata pencaharian manusia, laut dijadikan tempat
budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama bagi orang-orang yang
tinggal di daerah pantai atau laut.
Laut sebagai tempat barang tambang
Di laut dangkal sekitar Asia Tenggara telah terbukti banyak ditemukan barang
tambang serta minyak bumi. Saat ini kita tinggal menikmati hasil dari pengendapan
makhluk-makhluk laut yang telah mati jutaan tahun yang lalu yang kita kenal dengan
nama minyak bumi.
Di laut pinggiran daerah Continental Self, banyak terdapat endapan mineral
yang sangat berguna bagi industri, seperti yang terdapat di Bangka dan Belitung.
Sebagai Objek Riset Penelitian
Laut sering digunakan sebagai tempat dan alat bantu untuk penelitian yang
terkait tentang morfologi dasar laut, gerakan air laut, salinitas air laut, proses-proses
yang terjadi didalam laut, bagaimana kehidupan di dalam laut serta manfaat laut bagi
manusia, terutama penduduk sekitar.
Laut sebagai Sumber Air Minum
Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita bagaimana mungkin
air laut dapat diminum,sementara rasanya asin. Memang benar,air laut tidak bisa
diminum secara langsung. Air laut dapat diminum jika telah melalui sebuah proses
yang disebut dengan DESALINASI.
Laut sebagai Jalur Transportasi
Sebelum ada jalan darat dan udara,maka lautlah yang berperan penting dalam
proses transportasi. Laut merupakan jalur transportasi yang baik dan mudah sebab
tidak

perlu membuat jalan seperti jalur transportasi darat.

E. KOMUNITAS DI DALAM EKOSISTEM AIR LAUT


Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
1. Produsen
Terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2. Konsumen

Terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam
ekosistem laut.
3. Zooplankton
Terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.

F. KADAR GARAM AIR LAUT


Kadar air laut merupakan salah satu faktor penting dalam mempelajari air laut.
Air laut mengandung garam-garaman, gas terlarut, bahan organik dan partikel yang
tak

terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti

densitas,

kompresibilitas, titik beku dan temperatur dimana densitas menjadi

maksimum)

beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat lainnya seperti

viskositas,

daya serap cahaya tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.


Bagaimanakah awalnya air laut bisa menjadi asin (karena kandungan

garamnya

tinggi) padahal air laut juga berasal dari air di darat. Awalnya diperkirakan

bahwa zat-

zat kimia yang menyebabkan air laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh

sungai- sungai yang mengalir ke laut entah dari batuan-batuan darat, dari tanah longsor atau
gejala alam lainnya. Jika hal ini benar maka tentunya susunan kimiawi air sungai akan
sama dengan susunan kimiawi air laut. Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal
dari dalam dasar laut melalui proses outgrassing yakni perembesan dari kulit bumi di
dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersamaan dengan gas-gas ini
terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam ini merembes
pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut.
Kadar garam ini tetap tidak merubah sepanjang masa.
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan keadaan
lingkungannya seperti pola sirkulasi air, curah hujan, penguapan, musim, aliran
sungai,

serta interkasi antara laut dan daratan/gunung es. Secara umum, salinitas dapat

disebut

sebagai jumlah kandungan garam dari suatu perairan yang dinyatakan dalam

permil.

Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam

gram pada

setiap kilogram air laut.


Penentuan harga salinitas dilaut dilakukan dengan meninjau komponen yang

terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah
dalam ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida.

Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan


klorida.

G. ADAPTASI BIOTA LAUT TERHADAP LINGKUNGAN YANG BERKADAR


GARAM TINGGI
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih
sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan
untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang
mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut.
Cara

ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:

Banyak minum

Air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus

Sedikit mengeluarkan urine

Pengeluaran air terjadi secara osmosis

Garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar. Ekosistem laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai sumber makanan, sebagai
pengontrol iklim dunia, sebagai tempat rekreasi/hiburan dan lain sebagainya. Namun saat ini
laut semakin tercemar oleh limbah-limbah kimia, untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan penanggulangan pencemaran laut dengan cara membuat alat pengolah limbah,
penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain
itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara penanggulangan pencemaran di
laut adalah dengan upaya pencegahan.

DAFTAR PUSTAKA
http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/makalah-ekosistem-air-laut.html
http://ciahh.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut
http://id.wikipedia.org/wiki/Laut

Anda mungkin juga menyukai