Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

4, Desember 2012: 171-175


ISSN : 2088-3137

KARAKTERISTIK BAKTERI CAVIAR NILEM DALAM PERENDAMAN


CAMPURAN LARUTAN ASAM ASETAT DENGAN LARUTAN GARAM
PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH (5-100C).

Nunik Purwa*, Junianto** dan Titin Herawati**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran


**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri caviar nilem yang
direndam dalam campuran larutan asam asetat dengan larutan garam pada penyimpanan
suhu rendah antara 5-100C. Metode penelitian dilakukan secara eksperimen terdiri atas
empat perlakuan perendaman. Perlakuan A, perendaman dalam campuran larutan asam
asetat 0,3% dengan larutan garam 0%. Perlakuan B, Perendaman dalam campuran larutan
asam asetat 0,3% dengan larutan garam 5%. Perlakuan C, perendaman dalam campuran
larutan asam asetat 0,3% dengan larutan garam 10%. Perlakuan D, perendaman dalam
campuran larutan asam asetat 0,3% dengan larutan garam 15%. Pengamatan dilakukan
pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Parameter yang diamati meliputi derajat keasaman (pH)
dan total jumlah bakteri pada caviar nilem. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa karakteristik
bakteri pada perendaman campuran dari 0,3% larutan asam asetat dengan 15% larutan
garam pada penyimpanan suhu rendah (5-100C) merupakan konsentari terbaik, dengan
lama masa simpan 21 hari masih layak untuk dikonsumsi, jumlah total bakteri yang tumbuh
berkisar 3x106 cfu/g.

Kata kunci : larutan garam, caviar nilem, pengawetan alami, penyimpanan suhu rendah

ABSTRACT

CHARACTERISTIC OF BACTERIA CAVIAR’S NILEM IN SUBMERSION WITH ACETATE


ACID AND SALT SOLUTION AT LOW TEMPERATURE STORAGE (5-10OC)

This study aimed to investigate the characteristics of bacteria Nilem caviar soaked in
a mixture of acetic acid solution with a salt solution at low temperature storage between 5-
100C. The research method consisted off our experimental treatments immersion. Treatment
A, soakingin a mixture of 0.3% acetic acid solution with a 0% salt solution. Treatment B,
soakingin a mixture of 0.3% acetic acid solution with a 5% salt solution. Treatment C,
soakingin a mixture of 0.3% acetic acid solution with a 10% salt solution. Treatment D,
soakingin a mixture of 0.3% acetic acid solution with a 15% salt solution. Observations were
made on days 0, 7, 14, 21 and 28. Parameters observed include the degree of acidity (pH)
and total number of bacteria on Nilem caviar. Based on this research, the characteristics of
the bacteriaon the soaking mixture of 0.3% acetic acid solution with a 15% salt solutiona tlow
temperature storage (5-100C) is the best concentrate, with a long shelf life of 21 days is
stillsuitable for consumption, the total number of bacteria growing range 3x106 cfu /g.

Keywords : saline solution, Nilem caviar, natural preservation, low temperature storage
172 Nunik Purwa, Junianto dan Titin Herawati

PENDAHULUAN pertumbu-han mikroorganismenya pun


Caviar adalah makanan yang akan terhambat. Pengaruh asam dalam
terbuat dari telur ikan yang direbus pe-ngolahan bahan makanan mem-punyai
dengan larutan garam. Caviar mempunyai peranan penting yang bersifat anti
nilai gizi yang sangat tinggi sehingga mikroba. Sifat tersebut karena
sangat baik untuk di-konsumsi.Makanan penambahan asam akan mempenga-ruhi
ini secara komersial dipasarkan sebagai pH disamping itu juga adanya sifat
makanan mewah. Umumnya caviar keracunan yang khas dari asam-asam
digunakan sebagai pengisi/pelengkap yang tidak terurai toksisitas asam yang
makanan atau ada juga yang langsung ditimbulkan sangat bervariasi tergantung
dimakan dengan saus cream. Menurut pada derajat diso-siasinya dan kondisi
para penikmat caviar, caviar yang segar keasamannya.
dan lezat adalah caviar yang terasa Penrendaman caviar nilem dalam
asinnya, tidak amis dan butiran telurnya campuran larutan garam deng-an larutan
terlihat mengkilat/berkilau. asam asetat dapat menghasilkan masa
Caviar merupakan produk simpan yang lebih lama. Sifat anti mikroba
perikanan yang mudah mengalami proses yang dimiliki oleh kedua bahan pengawet
pembusukkan. Proses pembusukkan pada tersebut men-jadikan pencampuran yang
caviar dapat disebabkan oleh bakteri. baik un-tuk menghambat pertumbuhan
Upaya yang dilakukan untuk dari bakteri dan ditambah lagi dengan
memperlambat proses pembusukkan pada penyimpanan pada suhu dingin akan
caviar nilem adalah memperlambat menjadikan penggabungan yang baik
pertumbuhan bakteri yang terdapat pada untuk menghambat pertumbuhan bakteri
caviar tersebut. pembusuk dibandingkan de-ngan caviar
Penghambatan pertumbuhan yang direndam dengan larutan garam saja
bakteri dapat dilakukan dengan berbagai atau larutan asam asetat saja yang
tindakan yaitu membuat lingkungannya disimpan pada suhu ruang.
tidak cocok untuk perkembang biakannya Penelitian ini bertujuan untuk
dan merusak atau meracuni sel bakteri. mengetahui karakteristik bakteri pa-da
Penyim-panan caviar nilem pada suhu caviar nilem yang direndam dalam
rendah merupakan tindakan untuk campuran larutan asam asetat dengan
memper-lambat laju denatursi, yaitu larutan garam pada penyim-panan suhu
hilang-nya sifat-sifat struktura protein oleh rendah (5 – 10oC).
karena rusaknya ikatan hidrogen dan
gaya-gaya sekunder lainnya yang
mengukuhkan molekul (Ilyas, 1983).
Pendinginan hingga 0oC dapat METODE PENELITIAN
mengurangi aktivitas enzim penyebab Analisis mikobiologis dilaku-kan
autolysis (Adawyah, 2007) proses dengan cara menghitung koloni bakteri
pengambilan panas dari suatu ruang-an yang tumbuh pada media kul-tur, yang
yang terbatas untuk menurunkan dan bertujuan untuk mengetahui jumlah
memperta-hankan suhu di ruang-an mikroba selama penyimpan-an.
tersebut bersama isinya agar selalu lebih Perhitungan jumlah bakteri dila-kukan
rendah dari pada suhu diruangan. Bakteri- dengan metode Total Plate Count (metode
bakteri yang da-pat tumbuh dengan hitung cawan) secara duplo. Prinsip dari
optimal dapat dihambat dengan metode ini adalah jika jasad renik yang
perendaman dalam larutan garam dan masih hidup ditumbuhkan pada medium
asam merupakan tindakan untuk merusak agar, maka sel tersebut akan berkembang
atau meracuni pada bakteri. Mekanisme biak dan membentuk koloni yang dapat
pengawetan garam adalah dengan dilihat langsung dan dihitung dengan mata
memecahkan (plasmolisis) membran sel tanpa menggunakan mikroskop (Aristianti,
mikroba, karena garam mempunyai 2007). Untuk mengkultur bakteri
tekanan osmotik yang tinggi. Disam-ping digunakan nutrien agar (NA).
itu garam bersifat hidroskopis sehingga Total koloni bakteri dianalisis
dapat menyerap air dari bahan yang berdasarkan standar total koloni bakteri
mengakibatkan menu-runnya kualitas air maksimum yang masih diperbolehkan
dari caviar menjadi rendah. Sehigga pada suatu bahan pangan. Menurut
Karakteristik Bakteri Caviar Nilem dalam Perendaman Campuran 173

Dewan Standarisasi Nasional (1992) batas sebelumnya merupakan batas terakhir


kandungan total bakteri maksimum pada masa simpan.
ikan segar yang layak dikonsumsi adalah Untuk penghitungan jumlah koloni
5 x 105 cfu/g dan jika melebihi maka mikroba digunakan rumus sebagai berikut:
bahan pangan tersebut dianggap tidak (Fardiaz 1992)
layak untuk dikonsumsi lagi dan hari

Koloni per ml/gram = Jumlah Koloni per Cawan x 1 Faktor Pengenceran

Pengukuran pH dilakukan dengan pH untuk pertumbuhan optimum bakteri


menggunakan pH meter dan dilakukan pembusuk adalah 6,5-7,5, sedangkan
secara duplo. Data penga-matan pH pertumbuhan bakteri pembusuk akan
dianalisis berdasarkan rata-rata pH per minimum pada pH dibawah 5,0. Buckle
gram ikan selama fermentasi dan dkk., 1987 menyatakan bahwa Nilai pH
dibandingkan dengan standar pH pada bahan pangan akan mempengaruhi
bekasam. pertumbuhan bakteri di dalamnya.
Pengujian derajat keasaman
dilakukan untuk mengetahui tingkat Hasil dan Pembahasan
keasaman atau kebasaan suatu produk Pengawetan yang dilakukan
dan mengetahuid inamika perubahand dengan perendaman campuran laru-tan
erajat keasaman khususnya pada caviar asam asetat 0,3% dengan larutan garam
nilem. Nilai pH dapat menjadi salah satu yang dikombinasikan pada su-hu rendah
indicator dari kualitas ikan menurut terbukti dapat mengham-bat pertumbuhan
Supardi dan Sukamto (1999). Kisaran nilai bakteri (Gambar 1).

Grafik Populasi Mikroba Caviar Nilem


Selama Penyimpanan
1.00E+10
jumlah mikroba

1.00E+08
0%
1.00E+06
5%
1.00E+04
10%
1.00E+02
15%
1.00E+00
0 7 14 21 28 batas penerimaan

lama penyimpanan

Gambar 1. Grafik populasi bakteri caviar nilem

Berdasarkan hasil pengamatan Aktivitas antimicrobial asam asetat


menunjukkan bahwa jumlah total bakteri ditentukan oleh besarnya persentase
mengalami peningkatan sejalan dengan molekul asam yang tidak terurai
lama masa simpan. Peningkatan (undissociated), yang ditetapkan dengan
kepadatan bakteri ini menunjukkan bahwa nilai pKa. Bahan makanan yang memiliki
penggunaan perendaman larutan asam pH rendah, banyaknya persentase
asetat 0,3% dengan larutan garam tidak molekul asam organik yang tidak terurai
membunuh bakteri melainkan hanya meningkat, sehingga kemampuan sebagai
menghambat pertumbuhan dari bakteri antimicrobial juga akan meningkat. Nilai
tersebut karena sifat antibakteri yang pKa adalah nilai dimana 50% total asam
dimiliki oleh kedua bahan pengawet merupakan bentuk yang tidak terurai
tersebut. (Setyadi, 2008).
174 Nunik Purwa, Junianto dan Titin Herawati

Berdasarkan grafik dapat diketahui hari ke-14 dengan jumlah total bakteri
bahwa penambahan kon-sentrasi larutan sebanyak 3x105 cfu/g dan untuk perlakuan
garam pada caviar nilem memberikan efek 15% merupakan perlakuan yang memiliki
positif ter-hadap masa simpan caviar. masa simpan yang lebih lama
Semakin tinggi konsentrasi larutan garam dibandingkan dengan perlakuan lainnya
yang ditambahkan maka semakin panjang yaitu sampai pada hari ke-21 dengan
masa simpannya, demikian juga jumlah total bakteri sebanyak 3x106 cfu/g.
sebaliknya semakin sedikit konsentrasi Berdasarkan batas penerimaan koloni
larutan garam yang di-berikan maka akan bakteri pada produk pangan untuk
semakin pendek masa simpan caviar dikonsumsi 5x106 cfu/g (Direktorat Jendral
nilem tersebut. Hal ini terlihat pada Pengawasan Obat dan Makanan, 1991).
perlakuan 0% masa simpan caviar nilem Jika jumlah koloni bakteri pada suatu
bertahan sampai hari ke-7 dengan jumlah pangan melebihi batas ini maka tidak
total bakteri sebanyak 2,8x106cfu/g, pada layak lagi untuk dikonsumsi karena akan
perlakuan 5 % caviar nilem mampu membahayakan kesehatan. Batas
bertahan sampai dengan hari ke-14 penerimaan ini mengacu pada SNI 7388-
dengan jumlah total bakteri sebanyak 2009. (Batasan Maksimum Cemaran
2,9x106cfu/g, pada perlakuan 10% caviar Bakteri dalam Pangan).
nilem mampu bertahan sampai dengan

Kadar pH
6

4
0%
pH

3
5%
2
10%
1
15%
0
0 7 14 21 28
Penyimpanan Hari Ke-

Gambar 2. Rata-rata DerajatKeasaman (pH) caviarnile

Berdasarkan Gambar 2, dapat tersebut disebabkan karena telah


diketahui bahwa nilai rata-rata pH pada terjadinya proses osmosis yaitu masuknya
hari pertama, pada semua caviar nilem molekul-molekul Na+, Cl-, H+ dan
berkisar antara 4,2 - 4,6. Nilai pH caviar CH3COO- sehingga molekul asam
nilem menunjukkan nilai rata-rata yang terakumulasi di dalam caviar nilem.
masih rendah, pada caviar nilem yang Nilai pH caviar nilem pada hari ke
diberi larutan garam pH-nya lebih tinggi 28 mengalami peningkatan yaitu pada
dibandingkan dengan pH yang tidak kisaran 4,1-4,4. Menurut Hadiwiyoto(
diberikan larutan garam (kontrol). 1993) meningkatnya nilai pH terjadi akibat
Perubahan nilai pH diduga diakibatkan terus berlangsungnya penguraian makro
oleh enzim, salah satunya adalah molekul yang disebabkan oleh aktivitas
perubahan glikogen menjadi asam laktat enzim, sehingga terjadi akumulasi
yang menyebabkan pH turun dan metabolit sederhana. Akumulasi metabolit
kehilangan daya mengikat air. sederhana mempercepat pertumbuhan
Penurunan nilai pH terjadi pada bakteri pembusuk yang akan mengurai
pengamatan hari ke-7 sampai hari ke-21 metabolit tersebut menjadi senyawa yang
pada seluruh perlakuan caviar nilem dan lebih sederhana lagi dan menghasilkan
berada pada kisaran 3,4-3,6. Penuruan pH senyawa yang bersifat basa, seperti
Karakteristik Bakteri Caviar Nilem dalam Perendaman Campuran 175

ammonia (NH3) yang menyebabkan nilai Dewan Standardisasi Nasional 1992. Ikan
pH caviar nilem naik selama Asap SNI 02-2725-1992. Jakarta.
penyimpanan. Departemen Perindustrian RI.
Penilaian terhadap derajat
keasaman (pH) didapatkan bahwa pada Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1.
semua perlakuan yang diberikan pada PT Gramedia Pustaka Utama.
caviar nilem nilai pH-nya masih dibawah Jakarta. 320 hlm.
nilai minimum untuk pertumbuhan bakteri
pembusuk baik yang tanpa diberi larutan Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi
garam maupun yang diberi larutan garam. Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid I.
Penentuan perlakuan terbaik dalam Liberty. Yogyakarta. 275 hlm.
memperpanjang masa simpan caviar
nilem dalam penelitian ini harus ditentukan Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigeresi Hasil
berdasarkan pertimbangan hasil dari Perikanan Jilid I. Jakarta: CV
semua parameter pengamatan. Hasil Paripurna
penelitian menunjukkan bahwa masa
simpan caviar nilem yang terbaik adalah Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam
caviar nilem dengan konsentrasi larutan Pengolahan dan Keamanan
garam 15% dengan total pertumbuhan pangan. Bandung: Alumni 1999.
bakteri berkisar antara 3x106 cfu/gdengan
nilai pH sebesar 4,4. Kisaran pH tersebut
dapat menghambat pertum-buhan bakteri
yang terdapat pada perendaman caviar
tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan
Buckle dkk., 1987 makin tinggi nilai pH
maka akan semakin optimum
pertumbuhan bakteri tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah lakukan didapatkan hasil, bahwa
karakteristik bakteri caviar nilem dengan
perendaman campuran 0,3% larutan asam
asetat dengan 15% larutan garam pada
penyim-panan suhu rendah (5-100C)
meru-pakan konsentari terbaik, dengan
lama masa simpan 21 hari dengan jumlah
total bakteri yaitu berkisar 3x106 hal ini
masih layak untuk dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, Rabiatul.2007. Pengolahandan


Pengawetan Ikan. Jakarta :Bumi

Aksara.Buckle, K. A., R. A. Edwards, G.H.


Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu
Pangan. Terjemahan: H. Purnomo
and Adiono. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai