PENAMBAHAN KARAGENAN
TERHADAP TINGKAT KESUKAAN
PEMPEK LELE
Nawang Nila Ririsanti, Evi Liviawaty, Yudi Nurul Ihsan, dan Rusky Intan Pratama
Universitas Padjadjaran
E-mail: ririsantinawang@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan
panelis pada produk pempek lele. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan
Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret 2017. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimental, dengan 15 panelis semi terlatih dan lima perlakuan penambahan tepung karagenan
sebesar 0%, 0,25%, 0,50%, 0,75%, dan 1,00% dari berat surimi ikan lele. Uji yang diamati dalam penelitian
yaitu uji hedonik dengan parameter karakteristik organoleptik meliputi kenampakan, aroma, tekstur, dan rasa
pempek lele, uji lipat (Folding test), dan kadar air pada perlakuan penambahan tepung karagenan sebesar 0% dan
0,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan penambahan tepung karagenan masih disukai
penelis, namun perlakuan penambahan tepung karagenan sebesar 0,5% menghasilkan pempek lele dengan
tingkat kesukaan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dengan nilai median karakteristik
kenampakan, aroma dan tektur yaitu 7 (disukai) dan rasa yaitu 9 (sangat disukai), nilai rata-rata kekenyalan 5
(sangat kenyal) serta kadar air 48,22%.
Kata Kunci: pempek lele, tepung karagenan, tingkat kesukaan, uji hedonik
Abstract
The purpose of this research was to utilize carrageenan flour in producing Catfish Pempek and to
determine the effects of additional carrageenan towards the preference level of the panelists on Catfish Pempek.
This research was conducted at the Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Ilmu Kelautan and at the
Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas
Padjadjaran in March 2017. Methods of the research was the experimental method with 15 semi-trained panelists
and 5 additional carrageenan flour treatments which were 0%, 0,25%, 0,50%, 0,75%, and 1,00% of the weight of
surimi catfish. Observed parameters were the organoleptic characteristic with the hedonic test which includes
appearance, aroma, texture, and taste of the Catfish Pempek; folding test; and water content of the Catfish
Pempek. The result of the research showed that all of the additional carrageenan flour treatments were liked by
the panelists but the 0,5% treatment had the highest preference level of Catfish Pempek compared with other
treatments. This result were proved by the median score of the organoleptic characteristic of appearance, aroma
and texture is 7 (preferred) and taste is 9 (most preferred), the folding test score 5 (most elastic), and water
content 48,22%.
165
Nawang Nila: Penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan.....
166
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 1 /Juni 2017 (165-173)
167
Nawang Nila: Penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan.....
Tabel 1. Rata-rata Kenampakan Pempek Lele diterima oleh hidung dan otak lebih banyak
Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung merupakan perpaduan empat bau utama yaitu
Karagenan harum, asam, tengik, dan hangus (Winarno
Penambahan Rata- 1997). Nilai rata-rata uji hedonik terhadap
Median
Karagenan (%) rata aroma pempek lele disajikan pada Tabel 2:
0 7 7,00 a
Tabel 2. Rata-rata Aroma Pempek Lele
0,25 7 6,73 a Berdasarkan Perlakuan Penambahan
0,5 7 7,67 a Tepung Karagenan
0,75 7 6,60 a Penambahan Rata-
Median
Karagenan (%) rata
1,00 7 6,60 a
0 7 6,87 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji 0,25 7 6,07 a
Perbandingan Berganda pada taraf kesalahan 5%
0,5 7 7,27 a
Berdasarkan penilaian panelis terhadap
kenampakan pempek lele diketahui bahwa 0,75 7 6,47 a
seluruh perlakuan disukai oleh panelis dengan
1,00 7 7,13 a
kisaran rata-rata 6,60 hingga 7,67. Nilai rata-
rata tertinggi tingkat kesukaan panelis terhadap Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama
kenampakan pempek lele yaitu pada menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji
penambahan tepung karagenan sebesar 0,5% Perbandingan Berganda pada taraf kesalahan 5%
dengan kenampakan warna putih tulang dan
permukaan yang lebih halus dan rata, Berdasarkan penilaian panelis
sedangkan rata-rata terendah yaitu pada terhadap aroma pempek lele dengan
penambahan tepung karagenan sebesar 0,75% penambahan tepung karagenan diketahui
dan 1,00% dengan kenampakan warna coklat bahwa seluruh perlakuan disukai oleh panelis
muda dan permukaan yang kurang merata dan dengan kisaran rata-rata 6,07 hingga 7,27.
berpori. Warna yang dihasilkan pempek lele Nilai rata-rata aroma tertinggi yaitu pada
cenderung putih dikarenakan penggunaan penambahan tepung karagenan sebanyak
daging lele yang telah disurimi. Surimi dapat 0,50% dengan aroma daging ikan lele agak
memperbaiki warna dan penampakan daging tercium, sedangkan nilai rata-rata terendah
lumat menjadi lebih putih karena proses yaitu pada penambahan tepung karagenan
pencucian yang dapat mengurangi kadar darah 0,25% dengan aroma ikan yang lebih tercium
dalam daging. dibandingkan dengan perlakuan 0,50%.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Penambahan tepung karagenan pada
semua perlakuan tidak berbeda nyata, artinya pempek lele tidak mempengaruhi aroma
penambahan tepung karagenan pada pempek pempek lele karena aroma daging lele lebih
tidak memberikan pengaruh terhadap dominan tercium dibandingkan dengan aroma
kenampakan pempek lele terutama dari segi tepung karagenan yang mempunyai aroma
warna, karena warna tepung karagenan yang netral atau tidak berbau. Menurut Aruan
putih sehingga bersifat netral, namun dari segi (2009) aroma pempek lele dipengaruhi juga
penampakan permukaan berdasarkan hasil oleh penambahan bumbu lainnya seperti
penelitian Santoso (2007), perlakuan bawang putih dan penyedap rasa yang
penambahan konsentrasi karagenan berkompetisi dengan aroma ikan. Menurut
memberikan pengaruh terhadap penampakan Yamaguchi et al (1988) dalam Pratama (2011)
sosis ikan. Hal ini karena karagenan dapat kandungan asam amino yang berperan dalam
meningkatkan kekuatan gel sehingga aroma adalah fenilalanin, tirosina, dan
penampakan sosis lebih kompak dan berisi. triptophan, namun yang terkandung dalam ikan
Aroma lele yaitu hanya asam amino fenilalanin dan
Aroma pada produk pangan sebagian triptophan. Selain itu surimi yang digunakan
besar berasal dari bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pempek juga berpengaruh
dan bumbu yang ditambahkan pada saat terhadap aroma, menurut Caharley (1992)
membuat adonan (Soekarto 1985). Bau yang dalam Machmud (2012) surimi mengandung
asam lemak dan asam amino esensial yang
168
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 1 /Juni 2017 (165-173)
bersifat volatil sehingga jika komponen artinya tekstur dari seluruh perlakuan pada
tersebut bercampur maka akan memberikan pempek lele yaitu netral dan disukai panelis.
aroma gurih. Nilai rata-rata tekstur pempek lele cenderung
meningkat seiring semakin bertambahnya
Hasil uji statistik Friedman konsentrasi tepung karagenan, namun pada
menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak perlakuan penambahan tepung karagenan
berbeda nyata, artinya penambahan tepung 0,75% dan 1,00% tekstur pempek lele menurut
karagenan tidak memberikan pengaruh kembali. Nilai rata-rata tekstur pempek lele
terhadap aroma pempek lele. Hasil ini sesuai yang tertinggi yaitu pada penambahan
dengan hasil penelitian Febiando (2014) dalam konsentrasi sebesar 0,5% yang memiliki
Nurhuda (2016) yang menambahkan tekstur kenyal, padat dan kompak, sedangkan
karagenan pada bakso ikan nila merah juga rata-rata terendah memiliki tekstur agak kenyal
dengan hasil penelitian Yakhin (2015) dan padat yaitu pada penambahan tepung
mengenai penabahan karagenan pada sosis karagenan sebesar 0%.
ikan lele, hasil aroma dari penelitian keduanya Penambahan tepung karagenan pada
menunjukan hasil yang tidak signifikan atau pempek lele memberikan perbedaan yang
tidak berbeda nyata dalam kriteria aroma. nyata terhadap tekstur pempek lele, yaitu pada
Penambahan tepung karagenan tidak perlakuan penambahan tepung karagenan
mempengaruhi aroma karena karagenan sebesar 0% dan 0,5%. Hasil ini sama dengan
cenderung memiliki aroma yang netral, selain hasil penelitian yang diperoleh Dijayantie
itu penambahanya juga dalam skala kecil. (2012) mengenai penambahan tepung
Tekstur karagenan pada nugget udang yang
Tekstur merupakan sensasi tekanan menunjukan hasil berbeda nyata pada kriteria
yang dapat diamati dengan mulut yaitu pada tekstur. Hal ini dikarenakan karagenan
saat digigit, dikunyah dan ditelan, ataupun memiliki sifat sebagai pembentuk gel. Menurut
perabaan dengan jari (Kartika dkk 1988 dalam Winarno (1996) karagenan dapat digunakan
Surawan (2007). Tekstur dari produk fish jelly sebagai pembentuk gel karena mengandung
pada umumnya memiliki tekstur yang lebih ester sulfat yang lebih kuat, yaitu 25-30 %.
kenyal dan mudah dikunyah. Rata-rata uji Dengan ester yang tinggi, karagenan dapat
hedonik terhadap tekstur pempek lele disajikan membentuk gel dengan baik, namun menurut
pada Tabel 3: Fardiaz (1989) dalam Nurhuda (2016)
pembentukan gel oleh karagenan adalah
Tabel 3. Rata-rata Tekstur Pempek Lele fenomena penggabungan atau persilangan
Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung rantai polimer yang membentuk jala tiga
Karagenan dimensi yang kuat dan kaku, sehingga
penambahan karagenan dengan skala besar
Penambahan Rata- diduga dapat menyebabkan pembentukan gel
Median terlalu keras. Seperti yang terjadi pada pempek
Karagenan (%) rata
lele dengan perlakuan 0,75% dan 1,00%
0 5 5,53 a
mempunyai nilai lebih rendah dibandingan
6,60 perlakuan penambahan tepung karagenan
0,25 7
ab dengan jumlah yang lebih rendah.
0,5 7 7,40 b Selain penambahan karagenan,
6,47 penggunaan bahan pengisi yaitu tepung
0,75 7 tapioka juga ikut andil dalam pembentukan
ab
6,60 gel. Granula-granula pati yang terkandung
1,00 7 dalam tapioka akan mengembang saat proses
ab
perebusan, hingga mencapai suhu gelatinisasi
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang yang membuat tekstur menjadi kenyal dan
berbeda menunjukkan berbeda nyata menurut uji kompak, ada pula pencucian daging lumat atau
Perbandingan Berganda pada taraf kesalahan 5% surimi pada penelitian ini untuk
mengoptimalkan tekstur pempek lele. Surimi
Berdasarkan penilaian panelis terhadap memiliki sifat yang salah satunya yaitu dapat
tekstur pempek lele diketahui bahwa nilai rata- membentuk gel yang elastis dan kuat dengan
rata tekstur berkisar antara 5,53 hingga 7,40 perlakuan panas (Ramirez et al 2002). Menurut
169
Nawang Nila: Penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan.....
170
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 1 /Juni 2017 (165-173)
Tabel 6. Rata- rata Kekenyalan Pempek Lele Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Karagenan
Perlakuan
Penambahan Tingkat
Rata-rata Nilai Peringkat
Tepung Karagenan Kekenyalan
(%)
0 4,67 5 AA Sangat Kenyal
0,25 4,67 5 AA Sangat Kenyal
0,50 5,00 5 AA Sangat Kenyal
0,75 5,00 5 AA Sangat Kenyal
1,00 5,00 5 AA Sangat Kenyal
Berdasarkan nilai rata-rata kekenyalan meningkatkan bakso ikan patin dilihat dari
pempek lele yang ditambahkan karagenan meningkatnya daya ikat air dan kekuatan gel.
memiliki nilai rata-rata dengan kisaran antara Surimi lele yang digunakan juga berpengaruh
4,67 hingga 5. Penambahan tepung karagenan dalam pengoptimalan pembentukkan gel,
pada semua perlakuan masuk ke dalam kriteria menurut Ramirez et al (2002) salah satu sifat
sangat kenyal dengan nilai 5 dan masuk ke surimi yaitu membentuk gel yang elastis dan
dalam peringkat AA. Hal ini disebabkan oleh kuat pada proses pemanasan.
penambahan tepung karagenan juga Kadar Air
penggunaan tepung tapioka pada adonan Kadar air dalam bahan pangan ikut
pempek yang dapat menimbulkan terjadinya menentukan kesegaran dan daya awet bahan
proses gelatinisasi. Berdasarkan hasil pangan tersebut, kadar air yang tinggi
penelitian Stefany (2013) penambahan tepung mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan
karagenan pada bakso ikan patin terbukti dapat khamir untuk berkembang biak, sehingga akan
171
Nawang Nila: Penambahan karagenan terhadap tingkat kesukaan.....
172
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 1 /Juni 2017 (165-173)
173