Anda di halaman 1dari 16

Pemanfaatan Limbah Ikan Roa (Hemirhapus sp) Dalam Pengolahan Kecap Air

Kelapa
Utilization of Waste Fish Roa (Hemirhapus sp) In the Processing of Coconut Water
Ketchup

Sri Endang Aamala*), Purnama Ningsih S. Maspeke**) Suryani Une**)

**) Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri
Gorontalo, Gorontalo
*) Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri
Gorontalo, Gorontalo
Email : sri_125341_itp2015@mahasiswa.ung.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan dan sifat fisikokimia kecap air
kelapa dengan penambahan limbah ikan roa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan penambahan limbah ikan roa 0gr, 50gr, 75gr, 100gr,
125gr dengan 2 kali ulangan. Hasil Penambahan limbah ikan roa memberikan pengaruh nyata
terhadap karakteristik fisikokimia dan daya terima kecap air kelapa yang dihasilkan. Karakteristik
fisikokimia terbaik kecap air kelapa yakni dengan penambahan limbah ikan roa sebanyak 125 gr,
dengan kadar air 41,57%, kadar abu 2,63%, protein 11,21% (sesuai SNI 01-3543-1999), lemak,
1,79%, karbohidrat 42,37%, serat kasar 0,44%, gula total 44,7% (sesuai SNI 01-3543-1999), total
padatan terlarut 71,52% (sesuai SNI 01-3543-1999), viskositas 329,9 cP, rendemen 22,06%, serta
daya terima masyarakat melalui uji organoleptik dengan nilai terhadap warna agak suka, rasa
suka, aroma agak suka, serta tekstur suka.

Kata Kunci : Kecap Air Kelapa, Limbah Ikan roa, Organoleptik, Proksimat
PENDAHULUAN perdagangan, beberapa peneliti
Kelapa adalah salah satu tanaman melakukan penambahan sumber protein
perkebunan utama di Provinsi Gorontalo, pada pengolahan kecap air kelapa. Silfia
yang berperan penting dalam kehidupan (2011) menyebutkan bahwa penambahan
masyarakat. Tanaman kelapa tepung tempe 10% memberikan kadar
menghasilkan produk utama minyak protein optimal sebesar 6.24%. Irtasari
kelapa yang digunakan dalam kehidupan (2015) melakukan penambahan tepung
sehari hari dan untuk memenuhi belalang 10% dan sari buah nenas 75%
kebutuhan industri. Semua bagian buah dan memberikan hasil kandungan protein
kelapa dapat diolah dan dimanfaatkan kecap air kelapa sebesar 3.54%.
untuk kebutuhan manusia. Daging kelapa Berdasarkan hasil analisis produk kecap
untuk santan dan minyak, sabut untuk kedelai manis yang beredar di Indonesia,
sabut serat kelapa, tempurung untuk arang kadar protein dari kecap manis adalah 1%.
dan asap cair, dan air kelapa untuk Angka ini lebih kecil dibandingkan kadar
pengolahan nata de coco. Pemanfaatan air protein kecap manis pada SNI 3543:1999
kelapa sebagai bahan baku pengolahan yaitu sebesar minimal 2.5%. Pemanfaatan
nata de coco umumnya hanya dilakukan bahan lain dengan sumber protein tinggi
oleh pelaku industry kelapa. Sedangkan dapat menjadi peluang dalam
pada skala rumah tangga dan usaha pengembangan kecap air kelapa.
penjualan kelapa di pasar tradisional, air Selain kelapa, provinsi Gorontalo
kelapa hanya terbuang dan menjadi memiliki potensi hasil laut, perikanan
limbah bagi lingkungan. Selain nata de yang melimpah. Salah satu produk
coco, air kelapa juga dapat dimanfaatkan perikanan yang banyak dikenal dan
sebagai bahan baku pembuatan kecap. diperdagangkan antar pulau adalah ikan
Haerani dan Hamdana (2016) julung julung. Dalam bahasa lokal, ikan
menyebutkan bahwa pengembangan julung julung dikenal dengan nama ikan
kecap air kelapa dapat diterima oleh roa. Sambal olahan ikan roa disebut
panelis dengan tingkat kesukaan biasa sambal roa. Bahan baku pengolahan
sampai suka. sambal roa adalah daging ikan roa asap.
Masalah utama dalam pengolahan Kulit, tulang, ekor dan kepala roa tidak
kecap air kelapa adalah minimnya jumlah dimanfaatkan dengan optimal dan lebih
protein pada air kelapa. Untuk memenuhi banyak dibuang sebagai limbah. Limbah
standar kadar protein sesuai standar ikan roa yang meliputi kulit, ekor, tulang

2
dan kepala diduga memiliki kandungan reaksi, kertas saring, wadah, pengayak,
protein yang tinggi sehingga dapat kompor, oven, Blender, gelas ukur,
dimanfaatkna sebagai sumber protein desikator, destilasi dan pisau.
dalam pengolahan kecap air kelapa. Bahan yang digunakan dalam
Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini adalah air kelapa, limbah
penelitian ini akan dikaji pemanfaatan ikan roa, serta bumbu- bumbu dalam
limbah pengolahan ikan roa untuk pembuatan kecap yang mengacu pada
peningkatan protein dan nilai gizi sebagai Haerani, Hamdani (2016) antara lain gula
bahan baku kecap air kelapa dengan merah, lengkuas, bawang putih, sereh,
alasan untuk memanfaatkan limbah ikan daun jeruk purut, daun salam, garam dan
roa yang menjadi limbah masyarakat, wijen. Bahan kimia yang digunakan
dengan dimanfaatkannya limbah ikan roa adalah selenium, H2SO4 pekat, aquadest,
menjadi suatu produk dapat pula HBO3 2%, NaOH 30%, H2BO4 0,02 N,
menambah nilai jual terhadap ikan roa. HgO, K2SO4, H3BO3, HCL 0,1 N,
kloroform, pelarut heksana.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Proses pengolahan limbah ikan roa
bulan Mei - Juli 2019 bertempat di hingga menjadi kecap air kelapa, yaitu
Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas limbah roa yang dikeringkan pada oven
Teknologi Pertanian Universitas Gadjah dengan suhu 150°C selama 40 menit,
Mada dan Laboratorium Organoleptik selanjutnya dihancurkan menggunakan
Fakultas Pertanian, Jurusan Ilmu dan grinder setelah itu diayak menggunakan
Teknologi Pangan Universitas Negeri ayakan 80 mesh jadilah bubuk limbah
Gorontalo. ikan roa. Setelah itu limbah ikan roa
dicampurkan dengan bumbu- bumbu
Alat dan Bahan dalam pembuatan kecap air kelapa yaitu
Alat yang digunakan pada proses gula merah, air kelapa tua, lengkuas,
pembuatan kecap air kelapa terdiri dari bawang putih, sereh, daun jeruk purut,
timbangan analitik, cawan petri, labu daun salam, garam serta wijen dan
kjedahl, soxhlet, lemari asam, labu ukur dilakukan pemasakan pada suhu 100°C
100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Erlenmeyer selama 45 menit, kemudian disaring.
500 ml, Erlenmeyer 250 ml, pipet, tabung

3
Pengujian Analisis Fisikokimia 01-3546- 2004 yang dimodifikasi),
Kecap air kelapa yang dihasilkan rendemen (AOAC, 1990), serta analisis
dilakukan analisis kimianya meliputi organoleptik (Soewarno dan Soekarto,
kadar air (AOAC, 2005), kadar abu 1981) untuk mengetahui daya terima
(AOAC, 2005), lemak (AOAC, 2005), panelis terhadap produk.
protein (AOAC, 2005), serat kasar (SNI-
01-2891- 1992), karbohidrat (By HASIL DAN PEMBAHASAN
Difference), dan analisis fisik meliputi Proksimat kecap air kelapa dengan
gula total (AOAC, 1995), viskositas penambahan limbah ikan roa meliputi
(Jacobs, 1958), total padatan terlarut (SNI kadar air, kadar abu, protein, lemak

Tabel 1 Hasil analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, karbohidrat dan serat
kasar kecap air kelapa dengan penambahan limbah ikan roa.

Kadar Air Kadar Abu


Protein Lemak
Serat Kasar Karbohidrat
80

40

20

0g 50 g 75 g 100 g 125 g
Penambahan limbah ikan roa

Kadar Air terhadap kadar air kecap air kelapa dengan


Kadar air kecap air kelapa paling penambahan limbah ikan roa yang
tinggi pada perlakuan tanpa penambahan dihasilkan.
limbah ikan roa 0 gr yakni sebesar 41,57%, Penurunan kadar air pada kecap air
sedangkan kadar air terendah pada kelapa dengan penambahan limbah roa
perlakuan 125 gr penambahan limbah ikan disebabkan oleh adanya penambahan
roa yakni sebesar 28,48%. Berdasarkan limbah roa disetiap perlakuanya. Semakin
hasil analisis statistik menggunakan One banyak penambahan limbah ikan roa,
Way Anova dengan signifikan 0,05 atau menghasilkan kadar air yang rendah pula.
5% dapat diketahui bahwa penambahan Berdasarkan hasil analisis terhadap
limbah ikan roa berpengaruh signifikan kandungan kadar air pada limbah ikan roa

4
menujukkan kadar air sebesar 5,91%. meningkatnya penambahan limbah ikan
Tinggi rendah kandungan air pada ikan roa roa. Adanya peningkatan presentase kadar
disebabkan oleh proses pengolahan ikan abu berbanding terbalik dengan
roa itu sendiri dimana makin meningkat peningkatan presentase kadar air kecap air
penambahan limbah ikan roa pada kecap kelapa dengan penambahan limbah ikan
air kelapa maka kadar air akan menurun, roa. Semakin menurun kadar air maka,
karena semakin banyak penambahan semakin tinggi pula kadar abu pada kecap
limbah roa maka semakin kental kecap air air kelapa dengan penambahan limbah
kelapa semakin banyak penambahan ikan roa. Hal ini sesuai dengan pendapat
semakin banyak padatan sehingga kadar Tambunan et al., (2017) yang menyatakan
air menurun. Hal ini sesuai dengan bahwa semakin tinggi suhu pada proses
pendapat maharaja (2008) yang pengolahan, maka presentase kadar abu
menyatakan bahwa kandungan air yang akan semakin meningkat.
ada pada limbah ikan roa yang Fathurahman et al. (2012)
ditambahkan dan adanya kandungan menyatakan bahwa besarnya kadar abu
protein ikan yang mempunyai sifat pada suatu produk pangan mempengaruhi
fungsional dapat mengikat air dan mutu yang dihasilkan karena dapat
menahan air. memperkecil media untuk tumbuhnya
mikroba yang dapat menurunkan mutu
Kadar Abu pada produk kecap. Winarno (2008), yang
Kadar abu paling tinggi yakni pada menyatakan bahwa kandungan kadar abu
perlakuan penambahan limbah ikan roa dalam suatu produk akan dipengaruhi oleh
125 gr yakni sebesar 2,69%, sedangkan kandungan mineral dari bahan yang
kadar abu terendah pada perlakuan tanpa digunakan.
penambahan limbah ikan roa yakni sebesar
1,62%. Berdasarkan hasil analisis statistik Kadar Lemak
menggunakan One Way Anova dengan Kadar lemak paling tinggi pada
signifikan 0,05 atau 5 % dapat diketahui perlakuan penambahan limbah ikan roa
bahwa penambahan limbah ikan roa 125gr yakni sebesar 1,79%, sedangkan
berpengaruh signifikan terhadap kadar abu kadar lemak terendah pada perlakuan
kecap air kelapa dengan penambahan tanpa penambahan limbah ikan roa yakni
limbah ikan roa. Kadar abu kecap air sebesar 0,68%. Berdasarkan hasil analisis
kelapa mengalami kenaikan seiring statistik menggunakan One Way Anova

5
dengan signifikan 0,05 atau 5% dapat kadar protein terendah pada perlakuan
diketahui bahwa penambahan limbah ikan tanpa penambahan limbah ikan roa yakni
roa berpengaruh signifikan terhadap lemak sebesar 2,05%. Berdasarkan hasil analisis
kecap air kelapa dengan penambahan statistik menggunakan One Way Anova
limbah ikan roa yang dihasilkan. Hasil dengan signifikan 0,05 atau 5 % dapat
penelitian menunjukkan semakin banyak diketahui bahwa penambahan limbah ikan
penambahan limbah ikan roa maka akan roa berpengaruh signifikan terhadap
menyebabkan peningkatan kadar lemak protein kecap air kelapa dengan
pada kecap air kelapa. Berdasarkan hasil penambahan limbah ikan roa yang
analisis yang dilakukan pada limbah ikan dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan
roa menunjukkan persentase kandungan kadar protein mengalami peningkatan
lemak sebesar 10,79%. Namun, seiring tingginya penambahan limbah ikan
kandungan lemak pada kecap air kelapa roa. Hal ini terlihat pada perlakuan
dengan penambahan limbah ikan roa penambahan limbah ikan roa 125%
hanya berkisar 0,68 – 1,79%. Rendahnya menghasilkan kandungan protein sebesar
persentase kadar lemak antar perlakuan 11,21%. Mengacu pada syarat mutu kecap
namun terjadi peningkat seiring manis (SNI 01-2543-1990) yang
banyaknya penambahan limbah ikan roa dikeluarkan oleh Badan Standarisasi
disebabkan lemak pada limbah ikan roa Nasional dimana kandungan protein yang
hanya sedikit yang terhidrolisis menjadi tertera minimal 2,5%. Hal ini
asam lemak dan gliserol. Menurut menunjukkan nilai protein kecap air
Botutihe dan Rasyid (2018) yang kelapa dengan penambahan limbah ikan
menyatakan perbedaan kadar lemak pada roa telah memenuhi syarat berdasarkan
setiap perlakuan dipengaruhi oleh limbah acuan tersebut. Sumber protein utama
ikan roa. Kandungan lemak tertinggi pada pada limbah ikan roa terdapat pada bagian
ikan roa yakni terdapat pada masing- kulit ikan roa. Tingginya kandungan
masing bagian kepala, tulang, kulit, serta protein pada bagian kulit karena pada
bagian ekor roa. bagian kulit ikan roa masih tersisa bagian
daging ikan yang masih menempel. Hal ini
Kadar Protein tentunya akan meningkatkan nilai gizi
Kadar protein paling tinggi pada kecap air kelapa dari segi kandungan
perlakuan penambahan limbah ikan roa protein. Pernyataan ini didukung oleh
125 gr yakni sebesar 11,21%, sedangkan Botutihe dan Rasyid (2018) yang

6
menyatakan semakin banyak penambahan rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian
limbah ikan roa akan meningkatkan (Haerani dan Hamdana, 2016) menyatakan
kandungan protein pada produk pangan. bahwa, air kelapa tua mengandung minyak
Umumnya kadar protein dalam bahan dan airnya berkurang sehingga kandungan
pangan menentukan mutu bahan itu karbohidratnya juga berkurang.
sendiri, semakin tinggi kandungan protein
suatu bahan pangan maka semakin tinggi Serat Kasar
mutu bahan pangan tersebut (Suryanti, Kandungan serat kasar paling tinggi
2009). pada perlakuan penambahan limbah ikan
roa 125 gr yakni sebesar 0,44%,
Kadar Karbohidrat sedangkan serat kasar terendah pada
Kadar karbohidrat paling tinggi pada perlakuan tanpa penambahana limbah ikan
perlakuan tanpa penambahan limbah ikan roa yakni sebesar 0,08%. Berdasarkan
roa yakni sebesar 67,04%, sedangkan hasil analisis statistik menggunakan One
kadar karbohidrat terendah pada perlakuan Way Anova dengan signifikan 0,05 atau
tanpa penambahan limbah ikan roa yakni 5% dapat diketahui bahwa penambahan
sebesar 43,2%. Berdasarkan hasil analisis limbah ikan roa berpengaruh signifikan
statistik menggunakan One Way Anova terhadap serat kasar kecap air kelapa
dengan signifikan 0,05 atau 5% dapat dengan penambahan limbah ikan roa yang
diketahui bahwa penambahan limbah ikan dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan
roa berpengaruh signifikan terhadap jumlah serat kasar pada kecap air kelapa
karbohidrat kecap air kelapa dengan mengalami peningkatan sesuai perlakuan
penambahan limbah ikan roa yang penambahan limbah ikan roa. Rentang
dihasilkan. Kandungan karbohidrat pada nilai serat kasar yang terdapat pada kecap
kecap air kelapa dengan penambahan air kelapa penambahan limbah ikan roa
limbah ikan roa juga dipengaruhi oleh air tidak berbeda jauh dan juga persentasenya
kelapa tua yang digunakan. Air kelapa tua yang sangat rendah.
memiliki kandungan karbohidrat lebih Menurut Putra (2011) yang
rendah karena semakin tua umur buah berpendapat kandungan serat kasar yang
kelapa maka semakin berkurang airnya tinggi dalam bahan pangan akan
dan kandungan karbohidratnya juga menyebabkan berkurangnya nilai
semakin rendah sehingga pada pembuatan kecernaan. Komponen serat kasar yang
kecap air kelapa kandungan karbohidrat sulit dicerna dibentuk dari selulosa,

7
hemiselulosa, lignin, dan silika. limbah ikan roa yang dihasilkan. Salah
Kandungan serat kasar pada penelitian satu syarat mutu kecap manis yakni
tergolong rendah dengan persentase rata- kandungan gula total yang terkandung
rata 0,08 – 0,44%. Hal ini berarti tingkat didalam produk kecap tersebut. Mengacu
kecernaan produk kecap air kelapa dengan pada syarat mutu kecap manis (SNI SNI-
penambahan limbah ikan roa cukup baik 01-3543-1999) yang dikeluarkan oleh
dikarenakan kandungan serat kasar yang Badan Standarisasi Indonesia dimana
rendah. kandungan gula total minimal 40%.
Produk kecap air kelapa dengan
Gula Total penambahan limbah ikan roa pada
Kandungan gula total paling tinggi pada penelitian menunjukkan kandungan gula
perlakuan penambahan limbah ikan roa total berdasarkan syarat mutu tersebut
125 gr yakni sebesar 44,7%, sedangkan yakni pada perlakuan penambahan limbah
gula total terendah pada perlakuan tanpa ikan roa 75 gr (40,16%), perlakuan 100 gr
penambahan limbah ikan roa yakni sebesar (43,2%), serta pada perlakuan 125 gr
38,48%. Berdasarkan hasil analisis (44,7%) sudah sesuai dengan persyaratan
statistik menggunakan One Way Anova mutu kecap manis. Hasil Analisa total
dengan signifikan 0,05 atau 5 % dapat gula pada kecap air kelapa dengan
diketahui bahwa penambahan limbah ikan penambahan limbah ikan roa disajikan
roa berpengaruh signifikan terhadap gula pada Tabel 2.
total kecap air kelapa dengan penambahan

Tabel 2 Hasil analisa gula total pada kecap air kelapa dengan penambahan limbah ikan roa.

45

43

41

39

37

35

0 gr 50 gr 75 gr 100 gr 125 gr
Konsentrasi Limbah Ikan Roa

8
Pratama dkk., (2011) menuturkan sebesar 64 cP. Berdasarkan hasil analisis
penambahan konsentrasi gula berpengaruh statistik menggunakan One Way Anova
terhadap nilai total gula yang dihasilkan. dengan signifikan 0,05 atau 5 % dapat
Semakin banyak konsentrasi gula yang diketahui bahwa penambahan limbah ikan
ditambahkan maka akan meningkatkan roa berpengaruh signifikan terhadap
total gula yang ada, karena kelarutan gula viskositas kecap air kelapa dengan
yang ada merupakan larutan gula yang penambahan limbah ikan roa yang
terdiri dari sebagian besar sukrosa dan dihasilkan. Kekentalan kecap air kelapa
beberapa komponen non sukrosa, sehingga dengan penambahan limbah ikan roa dapat
dengan penambahan gula dari luar maka dilihat dari nilai viskositasnya. Jika nilai
dengan sendirinya akan bertambah bagian viskositanya semakin tinggi menunjukkan
sukrosanya. bahwa semakin kental kecap yang
dihasilkan. Peningkatan vikositas kecap
Viskositas air kelapa seiring penambahan limbah ikan
Hasil viskositas paling tinggi pada roa yang semakin banyak. Hasil analisa
perlakuan penambahan limbah ikan roa viskositas pada kecap air kelapa dengan
125 gr yakni sebesar 329,9 cP, sedangkan penambahan limbah ikan roa disajikan
viskositas paling rendah pada perlakuan pada Tabel 3.
tanpa penambahan limbah ikan roa yakni

Tabel 3 Hasil analisa viskositas pada kecap air kelapa dengan penambahan limbah ikan roa.

350
300
250
200
150
100
50
0

0 gr 50 gr 75 gr 100 gr 125 gr
Konsentrasi Limbah Ikan Roa

Peningkatan viskositas kecap air dipengaruhi oleh adanya penambahan gula


kelapa pada penelitian ini selain merah pada proses pemasakan. Adanya
penambahan limbah ikan roa, juga penambahan gula menyebabkan terjadinya

9
reaksi Maillard antara gula turunan protein menggunakan One Way Anova dengan
yang dihasilkan selama proses pemasakan signifikan 0,05 atau 5% dapat diketahui
akibat terjadinya hidrolisis protein oleh bahwa penambahan limbah ikan roa
panas. Merujuk pada paremeter berpengaruh signifikan terhadap total
kandungan protein kecap air kelapa padatan terlarut kecap air kelapa dengan
dengan penambahan limbah ikan roa penambahan limbah ikan roa yang
dimana semakin banyak perlakuan dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang
penambahan limbah ikan roa telah dilakukan, nilai total padata terlarut
menyebabkan peningkatan kandungan pada produk kecap air kelapa semakin
protein. Sehingga meningkatkan meningkat seiring banyak penambahan
ketersediaan gugus amino bebas yang limbah ikan roa. Namun terdapat beberapa
mampu bereaksi, selain akibat faktor yang mempengaruhi peningkatan
meningkatnya jumlah gugus karbonil total padatan terlarut pada produk kecap
bebas yang tersedia dengan adanya air kelapa dengan penambahan limbah
penambahan gula dalam kecap air kelapa. ikan roa. Ranken dkk., 1997 menuturkan
makin tingginya kadar komponen yang komponen-komponen yang terukur
memiliki banyak sisi aktif yang bersifat sebagai total padatan terlarut adalah asam-
polar (gula, reduksi, dan sukrosa) asam organik, sukrosa, gula reduksi,
menyebabkan larutan tersebut mempunyai garam, serta protein. Pada penelitian ini,
sifat hidrofil yang banyak berpengaruh kandungan protein dan total gula
terhadap peningkatan derajat viskositas. mengalami peningkatan seiring banyaknya
penambahan limbah ikan roa. Hal ini jelas
Total Padatan Terlarut memberikan pengaruh terhadap total
Hasil total padatan terlarut paling padatan terlarut, dimana terjadi
tinggi pada perlakuan penambahan limbah peningkatan pada masing-masing
ikan roa 125 gr yakni sebesar 71,52%, perlakuan. Hasil analisa total padatan
sedangkan total padatan terlarut terendah terlarut (TPT) pada kecap air kelapa
pada perlakuan tanpa penambahan limbah dengan penambahan limbah ikan roa.
ikan roa yakni sebesar 58,51%.
Berdasarkan hasil analisis statistik

Tabel 4 Hasil analisa total padatan terlarut (TPT) pada kecap air kelapa dengan penambahan
limbah ikan roa

10
75

70

65

60

55

50

0 gr 50 gr 75 gr 100 gr 125 gr
Konsentrasi Limbah Ikan Roa

Nilai total padatan terlarut kecap air Volume Cairan (Rendemen)


kelapa dengan penambahan limbah ikan Tabel 5 Rendemen pada kecap air kelapa
roa berkisar 60,31–71,52%. Salah satu dengan penambahan limbah ikan roa.
persyaratan mutu kecap berdasarkan SNI-
01-3543-1999 yang dikeluarkan oleh
Badan Standarisasi Indonesia dimana
kandungan padatan terlarut pada kecap
yang dipersyaratkan minimal 10%. Hal ini
menunjukkan nilai padatan terlarut pada
penelitian ini sudah sesuai syarat mutu
kecap berdasarkan SNI-01-3543-1999. Hasil rendemen paling tinggi pada
Total padatan terlarut termasuk salah satu perlakuan penambahan limbah ikan roa
faktor yang menetukan kualitas dari kecap. 125 g yakni sebesar 22,06%, sedangkan
Peningkatan kosentrasi limbah ikan roa hasil rendemen terendah pada perlakuan
dapat meningkatkan total padatan terlarut tanpa penambahan limbah ikan roa yakni
kacap manis air kelapa. Peningkatan nilai sebesar 18,14%. Berdasarkan hasil analisis
total padatan terlarut tersebut dikarenakan statistik menggunakan One Way Anova
adanya peningkatan komponen dengan signifikan 0,05 atau 5 % dapat
karbohidrat yang merupakan komponen diketahui bahwa penambahan limbah ikan
terbesar yang terdiri dari gula sederhana roa berpengaruh signifikan terhadap
yaitu glukosa, rhamnosa, dan galaktosa rendemen kecap air kelapa dengan
(Amien et al., 2007). penambahan limbah ikan roa yang
dihasilkan. Semakin banyak penambahan

11
limbah ikan roa menyebabkan rendemen kadar air sebesar 5,91%, kadar abu
kecap air kelapa mengalami peningkatan. 28,34%, kadar lemak 10,79%, serta kadar
Menurut Widodo (2001) menyatakan protein 52,45%. Semakin tinggi
bahwa peningkatan rendemen disebabkan kandungan protein suatu bahan maka akan
oleh kandungan air dan bahan padatan menghasilkan rendemen yang tinggi pula.
dalam bahan pangan yang terdapat pada
limbah ikan roa. Berdasarkan analisis Organoleptik Kecap Air Kelapa dengan
terhadap komposisi kimia limbah ikan roa, Penambahan Limbah Ikan Roa
dimana limbah ikan roa mengandung

Tabel 6 Hasil penilaian organoleptik rasa, aroma, tekstur dan warna kecap air kelapa dengan
penambahan limbah ikan roa.
7
6 warna
5
4 rasa
3
2
1
0
0 gr 50 gr 75 gr 100 gr 125 gr
Penambahan Limbah Ikan Roa

Warna Warna merupakan salah satu faktor


Daya terima panelis tertinggi pada penentu mutu dari kecap manis air kelapa,
perlakuan penambahan limbah ikan roa karena yang memberikan kesan pertama
100 gr, sedangkan daya terima panelis pada kenampakan. Berdasarkan daya
terendah pada perlakuan tanpa terima panelis terhadap warna kecap air
penambahan limbah ikan roa. Berdasarkan kelapa, menunjukan bahwa kecap manis
hasil analisis statistik menggunakan One air kelapa yang disukai panelis pada
Way Anova dengan signifikan 0,05 atau perlakuan penambahan limbah ikan roa
5% dapat diketahui bahwa penambahan 100 gr yaitu yang memiliki skor 5,8. Hal
limbah ikan roa berpengaruh signifikan ini diduga karena perlakuan penambahan
terhadap warna kecap air kelapa dengan limbah ikan roa 100 gr memiliki intensitas
penambahan limbah ikan roa yang warna yang lebih kuat, sehingga banyak
dihasilkan. disukai. Pengaruh tingkat kesukaan warna

12
pada kecap air kelapa dengan penambahan yakni citarasa khas ikan roa. Menurut
limbah roa ini dipengaruhi oleh adanya Damongilala (2009) bahwa limbah ikan
senyawa yang terdapat pada ikan roa asap. roa yang sebelumnya berasal dari ikan roa
Menurut Kostyra dan Pikielna (2005), yang telah diasapi akan memberi aroma
senyawa karbonil dan fenol maupun dan cita rasa yang khas pada produk ikan
turunanya berkontribusi dalam yang dihasilkan. Semakin tingginya daya
menentukan warna ikan roa. terima terhadap perlakuan penambahan
limbah ikan roa dipengaruhi oleh adanya
Rasa senyawa aktif pembentuk rasa pada
Daya terima panelis terhadap rasa produk perikanan. Menurut Pratama dkk.,
paling tinggi pada perlakuan penambahan (2012) taste active components seperti
limbah ikan roa 125 g dengan skor 6,2, glutamat, inosin monofosfat dan glisin
sedangkan daya terima terendah pada berpengaruh tarhadap rasa gurih dan
perlakuan tanpa penambahan limbah ikan tingkat kemanisan produk hasil perikanan.
roa dengan skor 4,27. Berdasarkan hasil
analisis statistik menggunakan One Way Aroma
Anova dengan signifikan 0,05 atau 5% Daya terima panelis terhadap aroma
dapat diketahui bahwa penambahan paling tinggi pada perlakuan dengan
limbah ikan roa berpengaruh signifikan penambahan limbah ikan roa 125 gr
terhadap rasa kecap air kelapa dengan dengan skor 6,37, sedangkan daya terima
penambahan limbah ikan roa yang aroma terendah pada perlakuan tanpa
dihasilkan. penambahan limbah ikan roa dengan skor
Rendahnya daya terima panelis 4,4. Berdasarkan hasil analisis statistik
terhadap rasa kecap air kelapa pada menggunakan One Way Anova dengan
perlakuan tanpa penambahan limbah ikan signifikan 0,05 atau 5% dapat diketahui
roa jadi rasa yang dihasilkan masih netral. bahwa penambahan limbah ikan roa
Sementara itu, pengaruh daya terima berpengaruh signifikan terhadap aroma
panelis terhadap kecap air kelapa dengan kecap air kelapa dengan penambahan
penambahan limbah ikan roa semakin limbah ikan roa yang dihasilkan.
meningkat pada masing- masing perlakuan Penambahan limbah ikan roa diduga
penambahan ikan roa. Semakin banyak dapat memberikan aroma khas tertentu
penambahan limbah ikan roa, rasa yang pada kecap manis air kelapa. Berdasarkan
timbul pada kecap air kelapa semakin kuat data uji orgaoleptik, panelis memiliki

13
kecendrungan menyukai aroma kecap berpengaruh signifikan terhadap tekstur
manis air kelapa dengan kosentrasi kecap air kelapa dengan penambahan
penambahan limbah ikan roa yang limbah ikan roa yang dihasilkan.
semakin banyak. Daya terima panelis pada Penambahan limbah ikan roa
aroma yang ditimbulkan limbah ikan roa berpengaruh terhadap daya terima panelis
pada kecap kemungkinan dipengaruhi oleh terhadap tekstur kacap manis air kelapa
senyawa yang terdapat pada limbah ikan yang dihasilkan. Semakin tinggi kosentrasi
roa. Menurut Damongilala (2009) bahwa limbah ikan roa yang ditambahkan maka
limbah ikan roa yang sebelumnya berasal tekstur kecap manis air kelapa semakin
dari ikan roa yang telah diasapi akan tinggi, namun terjadi penurunan daya
memberi aroma dan cita rasa yang khas terima terhadap perlakuan penambahan
pada produk ikan yang diasapi. Selain itu limbah ikan roa 100 gr dan 125 gr.
aroma pada kecap air kelapa yang khas Penurunan daya terima oleh panelis
aroma roa yang juga dipengaruhi oleh disebabkan perlakuan penambahan limbah
rempah-rempah yang ditambahkan. ikan roa pada perlakuan tersebut karena
Menurut Yustina dkk., (2012) bahwa kecap yang dihasilkan memiliki
kandungan pada rempah-rempah kekentalan yang tinggi. Menurut panelis
mempunyai bau dan rasa (flavor) kuat tingkat kekentalan tekstur kecap berada
sehingga penggunaan dalam jumlah pada rentang tidak encer dan juga tidak
sedikit dapat memberikan efek rasa pada terlalu kental. Berdasarkan data sifat fisik
makanan. viskositas, tekstur kecap manis air kelapa
dengan penambahan limbah ikan roa yang
Tekstur semakin banyak akan meningkatkan nilai
Daya terima terhadap tekstur paling viskositas atau kekentalan kecap.
tinggi pada perlakuan dengan penambahan Sehingga kecap air kelapa dengan
limbah ikan roa 75 gr dengan skor 6,17, penambahan limbah ikan roa yang
sedangkan daya terima terhadap tekstur semakin banyak, kekentalannya semakin
terendah pada perlakuan tanpa tinggi.
penambahan limbah ikan roa dengan skor
4,67. Berdasarkan hasil analisis statistik Kesimpulan
menggunakan One Way Anova dengan Kesimpulan berdasarkan penelitian
signifikan 0,05 atau 5% dapat diketahui yang telah dilakukan yakni penambahan
bahwa penambahan limbah ikan roa limbah ikan roa memberikan pengaruh

14
terhadap karakteristik dan daya terima Indonesia (SNI) 3543: 2013. Kecap
Kedelai bagian 1: Manis. Jakarta.
kecap air kelapa yang dihasilkan.
Karakteristik terbaik kecap air kelapa Botutihe, F. dan Rasyid, N. P. 2018. Mutu
Kimia, Organoleptik, Dan
yakni dengan penambahan limbah ikan roa
Mikrobiologi Bumbu Bubuk
sebanyak 125 gr, dimana pada perlakuan Penyedap Berbahan Dasar Ikan Roa
Asap (Hermihamphus sp.) Fakultas
tersebut karakteristik yang dihasilkan
Pertanian. Universitas Ichsan
meliputi kadar air 41,57%, kadar abu Gorontalo. Vol.6 No.3
2,63%, protein 11,21% (sesuai SNI 01-
Damongilala LJ. 2009. Kadar air dan total
3543-1999), lemak, 1,79%, karbohidrat bakteri pada ikan roa (Hemirhampus
sp) asap dengan metode pencucian
42,37%, serat kasar 0,44%, gula total
bahan baku berbeda. Jurnal ilmiah
44,7% (sesuai SNI 01-3543-1999), total sains 9(2):190-198
padatan terlarut 71,52% (sesuai SNI 01-
Fathurrahman, R., Atmaka, W., dan
3543-1999), viskositas 329,9 cP, Basito. 2012. Karakteristik Sensori
dan Sifat Fisikokimia Cookies
rendemen 22,06%, serta daya terima
Dengan Substitusi Bekatul Beras
masyarakat melalui uji organoleptik Hitam (Oryza sativa L.) dan Tepung
Jagung (Zea mays L.). Jurnal
dengan nilai terhadap warna 5,13, rasa 6,2,
Teknosains Pangan
aroma 5,27, serta tekstur 6,17.
Haerani dan Hamdana. 2016.
Pengembangan Kecap dari air
Saran Kelapa. Seminar Nasional.
Makassar: Universitas Negri
Perlu dilakukan uji cemaran mikroba
Makassar
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
Irtasari, 2015. Kandungan Protein pada
(SNI) seperti: Angka Lempeng Total,
Kecap air Kelapa dengan
Bakteri coliform, E. Coli dan Penambahan Tepung Belalang Kayu
dan Sari buah Nenas. Surakarta:
Kapang/khamir.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Kostyra, E., Baryłko-Pikielna, N. 2005.
Amin, A.M., Ahmad, A.S., Yin, Y.Y., Volatiles composition and flavour
Yahya, N. dan Ibrahim, N. 2007. profile identity of smoke
Extraction, Purification, dan flavourings. Food Quality and
Characteriztic of Durian Seed Gum. Preference, 17:85–95.
Food hydrocolloids 21: 273-279.
Maharaja LM. 2008. Pengunaan campuran
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1999. Tepung Tapioka Dengan Tepung
Kecap Manis. SNI (01-2543-1999). Sagu Dan Natrium Nitrat Dalam
Jakarta. Pembuatan Bakso Daging Sapi.

--------. (2013). Standar Nasional Permana, S. B. 2010. Efektifitas

15
Konsentrasi dan Frekuensi Winarno 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
Pemberian Teh Kompos Limbah Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kulit Kopi dan Air Kelapa dalam
Meningkatkan Keberhasilan Bunga Widodo, S. 2001. Pengaruh Suhu dan
Kakao Menjadi Buah. (Jember: Lama Perkecambahan Biji Kedelai
Fakultas Peranian Universitas (Glycine max) terhadap Mutu Kimia
Jember), h.22. dan Nutrisi Tepung yang
Dihasilkan. Skripsi. Fakultas
Pratama, R.I., Sumaryanto, H., Santoso, J., Teknologi Pertanian Universitas
Zahirudin, W. 2012. Karakteristik Brawijaya. Malang.
Sensori Beberapa Produk Ikan Asap
Khas Daerah di Indonesia dengan Yustina, dkk. 2012. Pengaruh
Menggunakan Metode Quantitative Penambahan Aneka Rempah
Descriptive Analysis. Jurnal Terhadap Sifat Fisik, Organoleptik
Pascapanen dan Bioteknologi Serta Kesukaan Pada Kerupuk Dari
Kelautan dan Perikanan, 7(2) Susu Sapi Segar. Seminar Nasional:
Kedaulatan Pangan dan Energi,
Putra, A. R. 2011. “Pengaruh Waktu Balai Pengkajian Teknologi
Perendaman dengan Penambahan Pertanian (BPTP) Jawa Timur.
Ekstrak Ubi Ungu sebagai Inhibor Malang, Jawa Timur.
Organik pada Baja Karbon Rendah
di Lingkungan HCl 1 M”. Skripsi,
Program Sarjana Fakultas Teknik
UI, Depok, 2011.

Ranken M. D., C. Baker, R. C. Kill. 1997.


Food Industries Manual. Edisi ke
24. London: pringer-Verlag

Silfia, 2011. Pengaruh Penamabahan


Tepung Tempe terhadap Mutu
Kecap Air Kelapa. Balai Riset dan
Standardisasi Industri Padang

Suryanti. 2009. Kajian sifat fungsional


daging lumat dan surimi ikan patin
siam (Pangasius hypopthalamus)
serta aplikasinya menjadi dendeng
giling dan pendugaan umur
simpannya [thesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Instutut Pertanian
Bogor.

Tambunan, B. Y., Ginting, S., dan Lubis,


L. M. 2017. Pengaruh Suhu Dan
Lama Pengeringan Terhadap Mutu
Bubuk Bumbu Sate Padang. Jurnal
Rekayasa Pangan dan Pertanian.
Vol.5 (2)

16

Anda mungkin juga menyukai