Anda di halaman 1dari 9

EKSTRAKSI KEPALA UDANG MENJADI

FI.,AVOR UDANG CAIR


Mohammad Saleh'), Astutl Ahyar$, Murdinah')
dan Nurul Haqa

ABSTRAK

Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mendapatkan cara ekstrakei kepala
udang menjadi llavor udeng cair dengan cara memanaskannya pada euhu 100' 1 15 dan
12loC gelama 60, 90 dan 120 menit. Filtrat yang dihasilkan dari perlakuan terbaik
dipekatkan hingga kadar padatan terlarut mencapai 5070, kemudian dikenae dalam
botol dan dipasteurieaei. Produk disimpan pada euhu kamar untuk diamati mutu dan
daya awetnya. Flavor udang juga dicoba pemanfaatannya pada pembuatan kerupuk.
Haeil pengamatan menunjukkan bahwa kepala udang yang dihancurkan
menghaeilkan filtrat yang inteneitas aroma udangnya lebih tajam dari pada yang tidaL
dihancurkan. Suhu dan lama ekstraksi tidak berpengaruh nyata terhadap intensitae
arotna, volume, total padatan terlarut, kadar protein dan V.R.S. filtrat. Mutu flavor
udang cair setelah penyimpanan selama dua bulan tidak mengalami perubahan
walaupun ada sedikit peningkatan pada pH, TVB dan NPN. Penambahan produk pada
pembuatan kerupuk selain meningkatkan rasa, juga meningkatkan kadar protein
kerupuk.

ABSTRACT: Extraction of Shrimp Head to Produce Liquid Shrimp Flavor.


By: Mohammad Saleh ActutiAhyar, Murdlnah and Nurul Haq.

To study the extraction technique of flavor from shrimp head an experiment on the
extraction of shrimp head to produce liquid shrimp flavor had been carried out.
Extraction was done by boiling at 100, 115 and 121'C for 60, 90 and 120 minutee. Ttre fil-
trate produced by best treatment was concentrated to obtain 50olo total eoluble aolid.
Product was packed in glass bottle, pasteurized and kept at ambient temperature for
shelf-life study. Test on the use of liquid shrimp flavor in processing of crackers hae also
been conducted.
The results showed that filtrate produced from macerated shrimp head had stronger
aroma than the unmacerated one. The effect of temperature and time of heating on the
aroma intensity, volume, total soluble solid, protein and VRS content of filtrate were not
significant. After two months storage time at ambient temperature there was no
signilicant changes in the organoleptic and chemical quality of shrimp flavor, eventhough
there was a slight increase in pH, TVB and NPN. The use of shrimp flavor in processing
of cracker improved craker's taste as well as its protein content.

KEYWORDS: Extractiotb ehrimp flavor, macerated shrimp head organoleptic


and chemical quality.

PENDAHULUAN pengembangan industri pembekuan udang


antara lain dengan menunjang progam
Udang beku merupakan salah satu pengembangan budidaya udang tambak yang
komoditas perikanan yang diandalkan untuk diharapkan dapat menjamin kesinambungan
menghasilkan devisa. Berbagai usaha telah pengadaan bahan baku udang segar yang
dilakukan pemerintah untuk menggalakkan diperlukan oleh industri pembekuan udang.
1 Peneliti pada Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, Jakarta
r') Mahasiswi pada Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor

60
Jurnal Penelitian Perihanan Indonesia Vot.II No.I Tohun 1996

Karena sebagian besar udang beku diekspor es hancuran secukupnya. Setelah dibongkar
dalam bentuk tanpa kepala atau tanpa dari drum, dilakukan sortasi untuk mem-
kepala dan kulit maka hal ini mengakibatkan buang kotoran dan kepala udang yang sudah
jumlah limbah (bagian yang terbuang) cukup mulai membusuk. Kepala udang kemudian
besar yang dapat mencapai sekitar 36-47 dicuci dan siap untuk diolah.
persen (Zaitsev et al., 1969; Wheaton dan
Lawson, 1985). Metode
Pemanfaatan limbah udang yang sudah
berkembang di masyarakat adalah dengan Penelitian dilakukan melalui beberapa
cara mengolah limbah tereebut menjadi tahap sebagai berikut:
tepung kepala udang yang selanjutnya di.
gunakan sebagai bahan campuran pada (l) Pengamatanpengaruh
pengolahan pakan udang atau ternak. Dalam pe nghancu t an (mac eratlonl
jumlah yang lebih kecil kepala udang diguna. terhadap karakterletlh fl ltrat
kan sebagai campuran pada pengolahan
beberapa produk olahan tradisional seperti Penghancuran bahan diperkirakan dapat
terasi, petis dan kerupuk (Saleh et al., lgg4). meningkatkan efektivitae ekstraksi karena
Namun cara-cara pemanfaatan tersebut kerusakan sel akan memudahkan keluarnya
hanya menghasilkan produk akhir yang di senyawa flavor. Namun demikian peng-
samping terbatas pemanfaatannya juga hancuran memerlukan waktu eehingga ki-
rendah nilai ekonomisnya. mungkinan terjadinya proses kemunduran
mutu akan lebih besar. Pada tahap ini kepala
Untuk mengembangkan cara-cara pe- udang yang sudah bersih dibagi menjadi dua
manfaatan kepala udang menjadi produk bagian, bagian pertama dicincang dengan
yang lebih luas pemanfataannya, khususnya mesin pencincang hingga didapat serpihan
dalam industri pangan, telah dilakukan yang relatifseragam ukurannya, dan bagian
penelitian pengolahannya menjadi flavor kedua tetap dalam keadaan utuh. Kepala
udang cair. Hal ini mengingat semakin udang yang sudah dicincang dan yang utuh
meningkatnya kebutuhan akan flavor sejalan kemudian masing-masing dimasukkan ke
dengan meningkatnya industri pengolahan dalam gelas piala berukuran dua liter dan
pangan di dalam negeri. Industri pengolahan ditambahkan air sebanyak dua kali berat
pangan jadi seperti mi instan, makanan kecil, bahan. Bahan lalu dipanaskan dalam otoklaf
kerupuk dan lain-lain banyak menggunakan pada suhu 100'C selama B0 menit. Selesai
flavor seperti flavor ayam, flavor daging sapi, pemanasan bahan dibiarkan beberapa saat,
flavor ikan, flavor udang dan lainnya. Bahan- kemudian setelah cukup dingin disaring
bahan pembentuk flavor tersebut sebagian dengan menggunakan kain penyaring. Filtrat
besar diimpor dari luar negeri seperti Jepang, yang didapat kemudian diamati secara orga_
Taiwan dan Amerika Serikat. pengembangan noleptik (aroma serta warnanya).
teknik pemanfaatan kepala udang menjadi
flavor diharapkan dapat meningkatkan nilai (2') Pengamatan pengaruh suhu dan
tambahnya. waktu pemanasan terhadap
karakteristik fi ltrat udang
BAHAN DAN METODE
Karena produk yang dihasilkan adalah
Bahan untuk campuran pangan, maka pemanasan
pada suhu tinggi diharapkan dapat mem-
__ Bahan baku yang digunakan dalam pene- f""",h bakteri yang banyak terdapat pada
Iitian adalah kepala udang windu (peiaeus kepala udang. Selain itu pemanasan pada
rnonodon) segar yang didapat dari pabrik suhu dan tekanan tinggi diperkirakan iebih
pembekuan udang di Muara Baru, Jakarta. baik daripada perebusan biasa, karena
Bahan baku diangkut dari pabrik ke Labora- senyawa flavor akan lebih banyak ter-
torium Pengolahan Inlitkanlut Slipi dalam ekstraksi. Namun demikian suhu tinggi juga
drum plastik berkapasitas 1b0 liter dan diberi dapat berpengaruh buruk terhadap *""rr"

61
futeh, M.; Ahyar, A.; Murdinah, dan Haq, N'

dan kualitas protein filtrat' Oleh karena itu, dengan HPLC (Hieh Performonce Liquid
pada tahap ini dipilih perlakuan berikut: Chromatogrophy) dan total padatan terlarut
dengan menggunakan alat refractometer.
Suhu pemanasan: 100, 115 dan 121"C.
Waktu pemanasan: 60, 90 dan 120 menit' (4) Uji pemanfaatan flavor udang
cair pada pengolahan herupuk
Setelah dingin, bahan lalu disaring seperti di
atas dan filtrat diamati secara organoleptik Pada tahapini akan dicari jumlah flavor
(aromanya) dengan menggunakan ekala udang cair yang diperlukan agar produk
hedonik 1 sampai 9, di mana nilai I me' produk yang dihasilkan mempunyai rasa dan
nunjukkan intensitas aroma yang paling aroma udang seperti yang diinginkan.
lemah (tidak terdeteksi) sedang nilai 9 untuk
intensitas aroma paling tajam. Sebagai pem- HASIL DAN PEMBAHASAT{
banding digunakan udang rebus. Selain itu
juga diamati kandungan total padatan Komposisi Proksimat Kepala Udang
terlarut, protein dan VRS (uolatile reducing Segar
substances). Kombinasi perkikuan suhu dan
waktu pemanasan yang memberikan karak- Kepala udang segar sebagai bahan baku
teristik terbaik akan dipilih untuk meng' mempunyai komposisi proksimat sebagai
hasilkan flavor udang cair. berikut: air 80,15%, protein 14,670/o,lemak
0,93% dan abu 2,640/o.
(3) Pengolahan filtrat menjadi flavor
udang cair Pengaruh tfkuran Bahan terhadap
Karakteristik Filtrat yang Dihaell-
Pengolahan filtrat menjadi flavor udang kan
cair dilakukan sebagai berikut:
Hasil pengamatan secara organoleptik
Filtrat yang dihasilkan dengan perlakuan (deskriptif) terhadap karakteriatik filtrat dari
yang terbaik ditampung dalam wadah bahan utuh dan yang dihancurkan terlihat
perebue, kemudian dipanaskan di atas nyala pada Tabel 1.
api hingga koneentrasi padatan terlarut
filtrat mencapai 50%. Selama pemanasan, Senyawa.senyawa pembontuk flavor
nyala api diatur sedemikian rupa sehingga biaeanya terdietribusi pada bahan yang
suhu filtrat eelalu berada sekitar 70-75"C. eebahagian terikat dalam bentuk ikatan
Konsentrat filtrat kemudian ditambahkan dengan lemak, protein atau air, eehingga
eodium benzoat sebanyak 0,0260/o, lalu di. memerlukan perlakuan awal seperti peng-
maeukkan ke dalam botol dan dipasteurisaei hancuran bahan dan cara lainnya. Dengan
pada suhu 75-80"C eelama 60 menit. Produk penghancuran maka permukaan bahan
kemudian dieimpan pada suhu ruang untuk menjadi eemakin luae eehingga raeio luas
diamati daya awet serta perubahan mutunya permukaan terhadap volume bahan eemakin
selama penyimpanan. Pengamatan yang tinggi. Dengan demikian kemampuan untuk
dilakukan mencakup komposisi proksimat melepas komponen flavornya semakin besar
dan asam amino (dilakukan hanya pada awal sehingga filtrat udang yang dihaeilkan dari
pengamatan) serta perubahan aroma udang kepala udang yang dihancurkan mempunyai
dan perubahan kimia yang mencakup kadar aroma yang lebih tajam.
NPN (non-protein nitrogen), pH, IVB (tolol Perubahan warna yang terjadi pada filhat
uolotile bose) dan VRS. Juga diamati ada dan ampas kepala udang disebabkan oleh
tidaknya pertumbuhan kapang secara visual. terjadinya perubahan warna pigmen xantho-
Komposisi proksimat, pH, TVB, VRS dan phyl aetaxanthin akibat proees pemanasan
NPN. ditentukan dengan metode yang biasa (Simpson, 1982). Filtrat yang dihaeilkan dari
digunakan di Instalasi Penelitian Perikanan kepala udang yang dihancurkan lebih coklat
Laut Slipi (Anonimous, 1974), asam amino dibandingkan dengan filtrat kepala udang

62
Jurnal Penelitian Perihonon Indonesia vor.Il No.I Tahun 1gg6

Tabel 1. Pengaruh penghancuran terhadap warna dan bau filtrat.


Table l. Effect of macerotion on the color and odor of filtrate.

Kondisi bahan baku Warna dan bau dari filtrat dan ampaE
Condltlon of raw materlal Color and odor flltratee and reelduee

Utuh(Whole) Filtrat: kecoklatan, bau udang kurang tajam


Filtrote: brownish, mild odor
Ampas: cemerlang, jingga kemerah.merahan
Reeidue: bright, reddieh orange

Dihancurka n (Mac e r ate dl Filtrat: coklat tua, bau udang


Filtrate: darh brown, strong odor
Ampas: pucat, jingga kemerahan-merahan
Residue: pale, reddish orange

yang tidak dihancurkan. Hal ini juga disebab- Pengaruh Suhu dan Waktu
kan karena semakin luas permukaan bahan Pemanasan terhadap Filtrat
terekstrak oleh panas maka semakin banyak
pigmen yang terlarut dalam air. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap intensitas flavor Hasil pengamatan pengaruh euhu dan
udang dalam filtrat yang dihasilkan maka waktu pemanasan terhadap karakteristik
untuk percobaan tahap selanjutnya diguna- filtrat yang dihasilkan terhimpun pada Tabel
kan kepala udang yang dihancurkan. 2.

Tabel 2.
Pengaruh euhu dan waktu pemanasan terhadap karateristik filtrat (rata.rata dari dua
ulangan)
Table 2. Effect of temperoture and time of heating on filtrate characteriatiee (mean of two
replication).

Suhu Waktu Volume Ampas Padatan Protein VRS Nilai


Temp. Time Residue terlarut sensori
Soluble eolid Sencory
e c) (min) (mt) (g) (o/u\ ('/o) (meg/g) ecore

100 60 1042^ 420" 3,35" 2,24" 16,85" 3,8"


90 1033" 370" 3,45" 2,69" 17,00" 4,0"
L20 rlo2' 380" 3,80" 2,74' L7,40', 3,8"

115 60 l0gg" 395" 4,30" 2,95', 17,6f 3,2"


90 rt22' 340" 4,35^ 3,73" 20,50" 4,2',
120 1042', 310" 4,600 3,63" 23,60" 4,2"
T2L 60 I 140" 340" 4,05" 2,76' 18,90" 4,3"
90 1066" 330" 4,15" 3,15" 21,60" 3,5"
120 101 7" 280^ 4,15', 3,04" 19,40" 4,2

Keterangan: Angka dalam kolom dengan notasi hurufyang sama tidak berbeda nyata (p>0,0S).
Notice: Mean ualues in colurnn with similar letter are not signifk'antly different
ffiO.Oi.

63
Saleh, M.; Ahyar, A.; Murdinah, dan Hq, N.

(1) Volume filtrat dan berat ampas (4) Pengaruh perlakuan terhadap
aroma udang rebus
Dari hasil analisis sidik ragam diketahui
bahwa suhu dan waktu pemanasan dan Dari hasil analisis sidik ragam diketahui
interakei keduanya tidak berpengaruh nyata bahwa perlakuan suhu dan waktu pemanas-
terhadap volume filtrat dan berat ampas yang an tidak berpengaruh nyata terhadap inten-
diperoleh. Dengan demikian kedua parameter sitas aroma filtrat udang rebus. Penilaian
ini tidak dapat digunakan sebagai patokan aroma udang rebus oleh panelis berkiear
untuk memilih metode eketraksi. Hal ini antara 3,2-4,3 (lemah-sedang). Hal ini me-
antara lain dieebabkan karena penyaringan nunjukkan bahwa aroma udang rebus pada
sampel dilakukan dengan menggunakan kain semua sampel tercium namun intensitaenya
earing dan diperas dengan tangan, sehingga lebih rendah dibandingkan dengan pem-
kadar air ampas tidak akan eama karena banding (udang rebus) yang diberi skor 5.
eangat tergantung pada kekuetan tenaga
yang memerasnya. Karakteristik Flavor Udang Calr
Pada Tabel 2 terlihat bahwa volume filtrat
berkisar antara 1017 ml dan 1140 mL volume
Karena euhu dan waktu pemanasan
ini lebih besar dari volume air yang di- ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap
tambahkan mula-mula yaitu eebanyak 1000
karakterietik filtrat yang dihasilkan, maka
pada percobaan selanjutnya filtrat dibuat
ml. Kelebihan volume ini terjadi karena
eelama pemanaoan, air yang terdapat pada
dengan cara yang paling mudah yakni
kepala udang terekstrak ke luar.
dengan mendidihkan (suhu sekitar 100"C)
kepala udang yang telah dihancurkan selama
I jam. Dalam percobaan menggunakan 5 kg.
(2, Totel padatan torlarut dan proteln bahan 10 liter air perebus. Selama pe-
filtrat manasan eekali-eekali dilakukan pengadukan
dan wadah dalam keadaan terbuka. Setelah
Dari hasil analieis sidik ragam diketahui disaring filtrat yang dihasilkan kemudian
bahwa suhu, waktu pemanasan dan interaksi diolah menjadi flavor udang cair seperti yang
keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap telah diuraikan dalam metodologi. Untuk
persentase total padatan terlarut filtrat. Nilai mencapai kandungan padatan terlarut 50%
rata-rata total padatan terlarut berkisar ternyata diperlukan pemanasan sekitar 20
antara 3,35-4,60%. Demikian juga ternyata jam pada suhu 70-75oC.
bahwa suhu, waktu pemanaean eerta inter'
aksi keduanya tidak mempunyai pengaruh (1) Sifat organoleptik
nyata terhadap kadar protein filtrat. Kadar
protein filtrat berkisar antara 2,24-3,730/o
Flavor udang cair yang dihasilkan mem'
(berat basah). Protein yang terdapat dalam
punyai karakteristik sebagai berikut:
filtrat merupakan asam-aaam amino yang
terlarut dalam air selama proses ekstraksi. Warna: Coklatkehitaman.
Aroma: Harum spesifik udang goreng.
(8) VRS Rasa: Gurih, sedikit manis.
Kadar padatan terlarut: 50%.
Dari hasil analisis sidik ragam diketahui Perubahan warna frltrat dari coklat muda
bahwa suhu dan waktu pemanasan serta menjadi kehitaman kemungkinan besar ada-
interaksi keduanya tidak memberikan lah akibat terjadinya reaksi Maillard yang
pengaruh yang nyata terhadap nilai VRS. berlangsung selama pemekatan, yakni reaksi
Kadar VRS dalam filtrat berkisar antara antara asam-asam amino bebas dengan gula
16,85-23,60 meq/ml. pereduksi yang mungkin terdapat dalam

64
Jurnal Penelitian Perihanan Indonesia Vol.II No.I Tahun 1gg6

filtrat(Peterson dan Arnold, 1978). Sedang- manusia. Asam amino yang dominan adalah
kan rasa gurih dan sedikit manis kemungkin- arginin dan glisin diikuti oleh asam amino
an disebabkan oleh relatif tingginya kadar glutamat dan alanin. Kadar asam amino
asam amino glutamat dan glisin yang me- arginin dan glisin yang relatif tinggi inilah
nurut Hujitu et al. (1972) dalam Konosu dan yang menyebabkan aroma udang yang
Katsumi (1982) memberikan rasa gurih. terdapat pada flavor yang dihasilkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Konosu dan Katsumi
(2, Sifat kimiawi (1982) yang menyatakan bahwa komponen
flavor daging udang adalah asam-asam amino
- Komposisi proheimat bebas yang antara lain terdiri dari glisin,
arginin, alanin, taurin dan prolin.
Flavor udang cair yang dihasilkan mem-
punyai komposisi proksimat sebagai berikut: (3) Perubahan mutu dan daya awet
air 54,73%o, protein 35,19o/o, lemak O,44yo, flavor udang cair selama pe-
abu 5,2lYo, dan pH 9,56. nyimpanan pada suhu kamar

- Komposisi asam amino flavor - Perubahan himiawi


udang cair
Beberapa perubahan kimiawi yang terjadi
Komposisi asam amino yang terdapat selama penyimpanan pada suhu kamar
dalam flavor udang cair dapat dilihat pada terlihat pada Tabel 4. Ternyata selama 8
Tabel 3. Dari hasil analisis terlihat bahwa minggu penyimpanan tidak terjadi perubah-
flavor udang cair mengandung semua asam an yang berarti pada nilai pH, kadar NPN
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh dan kadar TVB flavor udang cair.

label 3. Komposisi asam amino dari flavor udang cair.


Table 3. Amino acid composition of tiquid ahrimp-flauor.

Asam amino g asam mino / 100 g protein


Arnino acid g amino acld/100 g protein

Aspartat (Aspartic) 4,35


Treonin (Threonine) 1,11
Serin (Serdnel 4,22
Glutamat (Glutarnic) 6,40
Glisin (Glysine) t0,44
Alanin (Alanine) 6,40
Yalin (Valine) 1,09
Metionin (Methionine) 0,47
Isoleusin ( Isoleusine\ 1,10
Leusin (Leusine) 4,09
Tirosin (Tyrosine) 0,78
Fenilalanin (Phe ny lalanine ) 1,34
Amonia (Ammonia) 0,20
Lisin (Lysine) 4, l8
Argirin (Arginine) 26,96
Histidin (Histidine) 0,96

65
Saleh, M.; Ahyar, A.; Murdinah, dan Haq, N'

Tabel4. Perubahan kimiawi dari flavor udang cair selama penyimpanan pada suhu kamar.
Tabel 4. Chemical changes of liquid shrintp flauor during storage ot ambient temperature.

Waktu penyimPanan (minggu) pH TvB NPN


o/o
Storage time (weeh) mgN %

0 8,56 34,98 o,20


I 8,50 31,00 0,35
2 8,60 34,33 0,33
3 8,60 30,32 0,38
4 8,56 33,35 0,41
o 8,70 35,87 0,41
6 8,76 36,53 0,36
7 8,74 37,37 0,36
8 8,74 38.26 0,40

- Perubahan mutu organolePtih kerupuk yang dikembangkan oleh Irianto


(1988). Sebagai percobaan pendahuluan
Seperti halnya dengan hasil pengamatan dicari konsentrasi optimum flavor udang cair
kimiawi ternyata setelah 8 minggu penyim- yang dapat ditambahkan ke dalam adonan
panan, mutu (warna, bau dan rasa) flavor yang dapat menghasilkan kerupuk dengan
udang cair tidak berubah. Demikian juga karakteristik mutu yang disenangi panelis'
halnya dengan hasil pengamatan secara Jumlah flavor udang cair yang ditambahkan
visual terhadap kapang di mana sampai akhir ke dalam adonan adalah sebanyak 0, 20, 40,
penyimpanan tidak terlihat adanya per- 60, 80 dan 100 ml. Hasil pengujian terhadap
tumbuhan mikrorganisme tersebut. penampakan, daya kembang, aroma' rasa dan
kerenyahan produk ternyata menunjukkan
(4) Uji penggunaan flavor udang cair bahwa jumlah 8O ml. telah cukup untuk
sebagai pencampur kerupuk menimbulkan warna, rasa dan aroma
kerupuk tanpa mengganggu daya kembang
Flavor udang cair yang dihasilkan dicoba dan kerenyahannya. Berdasarkan percobaan
digunakan dalam pengolahan kerupuk pendahuluan tersebut dibuat kerupuk dengan
dengan menggunakan resep pembuatan resep berikut (Tabel 5)

Tabel 5. Resep keruPuk.


Table 5. Recipe of cracher.

Bahan Jumlah
Moterial Quontity

Tepung tapioka (Cassaua flourl 1000 g


Telur (Egg) 4
Garam (So/r) log
Gula (Sugor) log
Sodium bikarbonat (So diu. nt' b icar bonate) 8g
Flavor udang cair (Liqu'id shrirnp flauorl 8O ml

66
Ju,rnal Penelitian Perihanan IndoneaiaVol.II No.I Tahun lgg6

Penilaian mutu organoleptik dengan katkan nilai aroma dan rasa kerupuk yang
menggunakan skala hedonik l-9 terhadap dihasilkan tanpa menurunkan nilai ke-
kerupuk yang dihasilkan memberikan hasil renyahan yang merupakan faktor mutu yang
seperti dalam Tabel 6. sangat penting pada produk semacam
kerupuk. Selain itu penambahan flavor udang
Terlihat bahwa penambahan flavor udang juga meningkatkan kadar protein kerupul
cair sebanyak 80 ml dalam adonan mening- yang dihasilkan (Tabel Z).

Tabel 6' Skcr pengamatan kerupuk goreng tanpa dan dengan penambahan g0 ml flavor
udang
calr.
Table 6. Sensory scores of fried cracher without and with 80 mI liquid, shrimp flauor.

Kerupuk Penampakan Bau Rasa Kerenyahan


Cracher Appearance Aroma Taste Crie,pineee

Tanpa flavor udang;


Without shrirnp flauor

Dengan flavor udang;


With shrimp flauor

Tabel 7. Perkiraan komposisi bahan kerupuk (%bb).


Table 7. Proxirnate composition of raw cracher (%wb).

Contoh Kelembaban Karbohidrat Protein Abu Lemak


Sarnple Moisture Carbohydrate Aeh Lipid
Tanpa flavor udang; 9,58 72,t5 3,45 2,32 2,17
Without shrimp flauor

Dengan flavor udang; 9,70 70,40 6,93 2,92 2,38


With shrimp flauor

KESIMPULAN
(3) Flavor udang cair mengandung semua
(l) Filtrat yang dihasilkan dari kepala asam amino esensial dan didominasi
oleh asam amino arginin, glisin, alanin
udang yang dihancurkan mempunyai
aroma yang lebih tajam dari pada dan glutamat.
kepala udang yang tidak dihancurkan. (4) Selama 8 minggu penyimpanan pada
(2) Haeil pengamatan terhadap filtrat suhu kamar tidak dijumpai adanya
yang diperoleh dari ekstraksi pada perubahan mutu organoleptik dan
suhu 100, 1lb dan l2loC selama Ab. kimiawi flavor udang cair.
gO
dan 120 menit menunjukkan bahwa (5) Penggunaan flavor udang cair se-
suhu dan waktu pemanasan tidak ber- banyak 80 ml&g tepung pada pem-
pengaruh nyata terhadap karakteristik buatan kerupuk meningkatkan rasa
filtrat. dan aroma serta kadar protein produk.

67
DAFTAR PUSTAKA Saleh, M., Abdillah, J. Baemal. 1994. Pengaruh
Suhu. Waktu dan Konsentrasi Pelarut Pada
Anoniurous. 19?4. Metode dan Prosedur Pengujian Ekstraksi l(hitosan Dari Limbah Udang Beku
Kimiawi Haeil Perikanan. l.embaga Teknologi Terhadap Beberapa Parameter Khitoean.
Perikanan, Jakarta. Jurnal Penelitian Pascapanen Perikanan,
No.8l, hal.30-43.
Irianto, H.E. 1985. Pengolahan Kerupuk Ikan Mas
dan lkan Nila. Kumpulan Hasil Penelitian Simpson, K.L. 1982. Carotenoid Pigments in
Teknologi Pascapanen Perikanan. Balai Pene- Seafoods d.alam Chemistry and Biochemietry of
litian Teknologi Perikanan, hal. I 12. Marine Food Products. Edt.: Roy, E.M. AVI
Publishing Company, Westport-Connecticut.
Konosu, S. dan Katsumi, Y. 1982. The Flavor
Components in Fish and Shellfish dalam Wheaton, F.W. dan T.B. Laweon. 1985. Processing
Chemistry and Biochemistry of Marine Food of Aquatic Food Products. A Wiley Interecience
Products. Edt: Roy, E.M. AVI Publishing Publishers John Wiley & Sons, New York.
Company, Westport- Connecticcut. Zaitsev, V.P., I.Kizevetter, L.Luginov, T.Makorova,
Peterson, M.S. dan Arnold, J.H. 1978. D. Minder dan V. Podsevalov. 1969. Fieh
Encyclopedia of Food Science. The AVI Curing and Processing. MIR Published,
Publishing Company, Inc.,Connecticut. Moscow.

68

Anda mungkin juga menyukai