OLEH
Email:Ridhop429@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan mutu ikan patin yang
diasap dengan pengasapan tradisional dan asap cair. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Comperative, yaitu
membandingkan mutu ikan patin asap yang diasapi dengan metode pengasapan
tradisional dengan pengasapan asap cair, dengan bahan asap dari tempurung
kelapa. Parameter mutu yang digunakan adalah organoleptik, analisa kadar air,
kadar lemak, bilangan peroksida, dan uji jamur. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pengasapan ikan patin dengan metode pengasapan yang
berbeda memberi pengaruh nyata terhadap organoleptik, analisa kadar air, kadar
lemak, bilangan peroksida, dan uji jamur. Perlakuan terbaik hasil penelitian adalah
pengasapan tradisional dengan nilai rata-rata organoleptik; rupa (8,71), bau (8,62),
rasa (7,85), dan tekstur (7,77), kadar air (32,52%), kadar lemak (4,35%), bilangan
peroksida (0,03 meq/g), dan uji jamur negatif.
By:
Email:Ridhop429@gmail.com
ABSTRACT
The aim of the research wasto determine the quality of smoke catfish
(Pangasius sp) with traditional and liquid smoke method. The method used was
comparative experimental, to compare the quality of smoked catfish with
traditional and liquid smoked method where as the coconut shell was used as a
fuel. The parameter analysis was organoleptic, moisture content, fat content,
peroxide number, and mold test. Based on this research, it can be concluded that
smoked catfish with different smoked method was significantly effect to moisture
content, peroxide number, fat content, mold test and organoleptic test. The result
showed that the traditional method was the best treatment with organoleptic value;
appearance (8.71); odor (8.62; taste (7.85); and texture (7.77), moisture content
(32.52%), fat content (4.35%),peroxide number (0.03 meg/kg), and mold test
negative.
pengujian organoleptik nilai rasa jenis bahan baku, jenis ikan, dan
pada ikan patin asap bahwa nilai rasa kadar lemak pada daging ikan. Ikan
yang disukai panelis yaitu ikan patin asap yang bermutu bagus memiliki
asap dengan pengasapan tradisional rasa yang lezat, enak, rasa asap
Berdasarkan analisis uji-t bahwa rasa pahit, dan tidak berasa tengik
tradisional (A) dengan nilai 7,77. Analisa jamur dan lendir sangat
Berdasarkan analisis uji-t bahwa menentukan dalam mutu ikan asap,
nilai tekstur pada perbandingan karena apabila ikan asap terdapat
antara ikan patin asap dengan metode jamur dan lendir itu menandakan
pengasapan tradisional A (7,77) ikan asap tersebut sudah tidak layak
dengan ikan patin asap dengan konsumsi.
metode pengasapan cair B (4,97), Berdasarkan penilaian
memberikan perbedaan nyata dimana organoleptik mengenai penilaian
thitung (60,62) > ttabel (2,920) pada jamur dan lendir pada ikan patin asap
tingkat kepercayaan 95% . dilakukan 25 panelis yang cukup
Tekstur adalah pengindraan terlatih. Penilaian jamur dan lendir
yang dihubungkan dengan rabaan pada ikan patin asap tidak dijumpai
atau sentuhan, kadang-kadang adanya jamur dan lendir. Jamur pada
tekstur lebih penting dibandingkan ikan asap sangat dipengaruhi oleh
dengan penampakan, aroma, dan rasa kadar air yang terdapat pada daging
karena mempengaruhi cita rasa ikan asap tersebut. Menurut Saleh
makanan. Ciri yang selalu dijadikan
(1992), kadar air tergantung pada pengasapan tradisional A (32,52)
lama pengasapan, suhu, dan cara dibanding perlakuan pengasapan cair
pengasapan. Kandungan kadar air B (36,54) thitung (15,2285) > ttabel
pada ikan asap akan berpengaruh (2,920) pada tingkat kepercayaan
pada pertumbuhan mikroorganisme 95%.
dan jamur pada ikan asap. Kadar air ikan asap menurut
Saleh (1992), tergantung pada lama,
Kadar air
suhu, dan cara pengasapan.
Pengukuran kadar air pada
Kandungan kadar air pada ikan asap
setiap bahan pangan sangat penting
akan berpengaruh pada pertumbuhan
karena tinggi rendahnya kandungan
mikroorganisme dan jamur pada ikan
air dalam bahan pangan akan
asap. Kadar air dalam bahan pangan
menentukan mutu akhir dari suatu
sangat besar peranannya terutama
produk, termasuk ikan patin asap
dalam menentukan tekstur dan
dengan metode yang berbeda. Hasil
kemampuan mikroba untuk tumbuh
pengamatan kadar air ikan patin asap
dan berkembang biak (Purnomo,
dapat dilihat di Tabel 5.
1995). Selanjutnya Afriantto dan
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar air (%)
ikan patin asap pada Liviawaty (1989), menambahkan
masing-masing perlakuan bahwa kadar air dalam pangan ikut
Perlakuan Ulangan Rata-
1 2 3 rata menentukan kesegaran dan daya
A 32,60 32,78 32,17 32,52
B 36,32 36,57 36,72 36,54 awet bahan pangan tersebut, kadar
air yang tinggi mengakibatkan
Berdasarkan Tabel 5, dapat mudahnya bakteri, kapang, dan
dilihat kadar air yang rendah yaitu khamir untuk berkembang biak,
perlakuan pengasapan tradisional (A) sehingga akan terjadi perubahan
dengan nilai rata-rata 32,52%. pada bahan pangan.
Hasil analisa uji-t dijelaskan
Batas maksimal kadar air dalam
bahwa perbedaan metode
ikan asap menurut Standar Nasional
pengasapan ikan patin memberikan
Indonesia tahun 2009 adalah 60%,
perbedaan nyata terhadap nilai kadar
ikan patin asap hasil penelitian yaitu
air ikan patin asap yang berarti H0
berkisar antara 32-37%, hal ini
ditolak, dimana perlakuan
bahwa ikan patin asap hasil
penelitian memiliki mutu air yang (12,6225) > ttabel (2,920) pada tingkat
baik. Adapun akibat dari kadar air kepercayaan 95%.
yang tinggi adalah penurunan Lemak merupakan bagian dari
kualitas ikan asap yang dihasilkan kandungan ikan yang memiliki nilai
oleh mikroorganisme yang tumbuh lebih sedikit dibandingkan dengan
dan berkembang biak. protein. Akan tetapi lemak
merupakan faktor pendukung dalam
Kadar lemak
menghasilkan rasa dan aroma pada
Pengukuran kadar lemak pada ikan asap.
setiap bahan sangat penting karena Berdasarkan hasil analisa kadar
tinggi atau rendahnya kadar lemak lemak pada ikan patin asap dengan
akan menentukan mutu suatu produk. menggunakan metode pengasapan
Hasil pengamatan kadar lemak dapat yang berbeda dapat dilihat bahwa
dilihat di Tabel 6. kadar lemak yang tertinggi adalah
Tabel 6. Nilai rata-rata kadar lemak ikan patin asap dengan menggunakan
(%) ikan patin asap pada
metode pengasapan cair. Rendahnya
masing-masing perlakuan
kadar lemak pada ikan patin asap
Perlakuan Ulangan Rata-
1 2 3 rata tradisional dipengaruhi oleh proses
A 4,46 4,20 4,38 4,35
B 11,57 13,55 12,47 12,53 pengasapan yang menggunakan
pengasapan panas, sehingga lemak
Berdasarkan Tabel 6, dapat pada ikan rusak. Swastawati (2011),
dilihat kadar lemak pada ikan patin menambahkan bahwa kadar lemak
asap yang rendah yaitu perlakuan pada ikan asap selain dipengaruhi
pengsapan tradisional (A) dengan oleh jenis ikan juga dipengaruhi oleh
nilai rata-rata 4,35%. Hasil analisa jenis pengasapan dan suhu.
uji-t dijelaskan bahwa perbedaan Winarno (2009), menyatakan
metode pengasapan ikan patin bahwa meningkatnya kadar air suatu
memberikan perbedaan nyata bahan pangan maka kadar lemak
terhadap nilai kadar lemak ikan patin suatu bahan akan rendah, namun
asap yang berarti H0 ditolak, dimana rendah nya kadar air suatu bahan
perlakuan pengasapan tradisional A maka meningkatnya kadar protein
(4,35) dibanding perlakuan suatu bahan pangan.
pengasapan cair B (12,53) thitung
Bilangan peroksida yang biasa digunakan untuk
Bilangan peroksida bertujuan menentukan degradasi minyak atau
untuk melihat suatu produk yang untuk menentukan derajat kerusakan
mengandung lemak apakah telah minyak. Bilangan peroksida
mengalami oksidasi. Hasil analisa didefinisikan sebagai mili equivalent
bilangan peroksida ikan patin asap peroksida per kilogram sampel
dengan metode pengasapan yang (Sudarmadji et al., 1997).
berbeda dapat dilihat di Tabel 7. Berdasarkan hasil analisis
Tabel 7. Nilai rata-rata bilangan bilangan peroksida pada ikan patin
peroksida (meq/g) ikan
asap dengan menggunakan metode
patin asap pada masing-
masing perlakuan pengasapan yang berbeda didapat
Perlakuan Ulangan Rata- bilangan peroksida yang tertinggi
1 2 3 rata
yaitu penggunaan metode
A 0,02 0,03 0,02 0,03
B 0,04 0,04 0,04 0,04 pengasapan cair. Tingginya bilangan
Berdasarkan Tabel 7, dapat peroksida ikan patin dengan metode
dilihat bilangan peroksida pada ikan pengasapan cair diduga karena
patin asap yang rendah yaitu lamanya kontak ikan dengan udara
perlakuan yang menggunakan pada saat proses pengasapan cair
metode pengasapan tradisional (A) selama 16 jam.
dengan nilai rata-rata 0,03meq/g. Menurut Ketaren (1986),
Hasil analisa uji-t dijelaskan bilangan peroksida menunjukkan
bahwa perbedaan metode terjadinya suatu reaksi oksidasi yang
pengasapan ikan patin memberikan terjadi pada minyak atau lemak yang
perbedaan nyata terhadap nilai dipanaskan dan adanya kontak
bilangan peroksida ikan patin asap minyak dengan udara. Bilangan
yang berarti H0 ditolak, dimana peroksida adalah nilai terpenting
perlakuan pengasapan tradisional A untuk menentukan derajat kerusakan
(0,03) dibanding perlakuan pada minyak atau lemak. Asam
pengasapan cair B (0,04) thitung lemak tidak jenuh dapat mengikat
(8,7021) > ttabel (2,920) pada tingkat oksigen pada ikatan rangkapnya
kepercayaan 95%. sehingga membentuk peroksida.
Angka peroksida atau bilangan
peroksida merupakan suatu metode
Menurut Aminah (2010), masih layak untuk konsumsi dan
peroksida merupakan suatu tanda mutunya bagus.
adanya pemecahan atau kerusakan
Uji jamur
pada minyak karena terjadi oksidasi
Berdasarkan hasil pengamatan
(kontak dengan udara) yang
yang dilakukan selama penelitian
disebabkan oleh proses pemanasan,
pada ikan patin asap dengan metode
yang menyebabkan bau/aroma tengik
pengasapan yang berbeda tidak
pada minyak.
ditemukannya jamur (negatif).
Ukuran dari ketengikan dapat
Terdapat berbagai cara
diketahui dengan menentukan
pengawetan ikan yaitu pendinginan,
bilangan peroksida. Semakin tinggi
pengasapan, pengalengan,
bilangan peroksida maka semakin
pengeringan, pemanisan dan
tinggi pula tingkat ketengikan suatu
pengasinan, namun inti dari
minyak. Selanjutnya Winarti (2010),
pengawetan adalah upaya untuk
menerangkan bahwa pembentukan
menahan laju pertumbuhan
peroksida terjadi karena oksigen
mikroorganisme pada makanan.
bebas di udara akan mengoksidasi
Pengawetan ikan secara tradisional
ikatan rangkap pada asam lemak
bertujuan untuk mengurangi kadar
yang tidak jenuh, kemudian radikal
air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
bebas yang terbentuk akan beraksi
memberikan kesempatan bagi
dengan oksigen sehingga akan
mikroorganisme untuk berkembang
menghasilkan peroksida aktif.
biak (Widiastuti, 2005).
Menurut Standarisasi Nasional
Hasil analisa pengujian jamur
Indonesia 01-2347-2003, batas
pada ikan patin asap yang dilakukan
maksimum untuk bilangan peroksida
dengan metode pengasapan yang
untuk bahan makanan yang
berbeda didapati hasil bahwa pada
mengandung lemak adalah 2 meg/kg.
hasil pengujian jamur negatif. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis bilangan
dipengaruhi oleh kandungan
peroksida ikan patin asap didapati
senyawa kimia yang terkandung
bahwa kadar bilangan peroksida
dalam asap seperti fenol,
dibawah standar yang ditetapkan dan
formaldehid, asam asetat, dan
kreosat yang menempel pada bagian
permukaan bahan akan menghambat standar yang ditentukan oleh Standar
pembentukan spora dan pertumbuhan Nasional Indonesia.
beberapa jenis jamur dan bakteri Berdasarkan pengujian kimia,
(Siskos et al., 2007). Kadar air yang hasil penelitian menunjukan
terdapat pada ikan patin asap juga perlakuan yang terbaik adalah
memperngaruhi aktifitas mikroba. metode pengasapan tradisional
Badan Standart Nasional (SNI) 2009, dengan nilai kadar air 32,52%,
menjelaskan bahwa kandungan kadar bilangan peroksida 0,03, dan kadar
air pada ikan asap yaitu maksimal lemak 4,35%.
sebesar 60%.
SARAN
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian didapati hasil yang terbaik adalah
dapat disimpulkan bahwa ikan patin asap dengan pengasapan
pengasapan ikan patin dengan tradisional. Disarankan pada
metode pengasapan yang berbeda penelitian lanjutan yaitu dengan
memberikan pengaruh nyata penggunaan kemasan.
terhadap organoleptik, analisa kadar
DAFTAR PUSTAKA
air, kadar lemak, bilangan peroksida,
Adawiyah, R. 2007. Pengolahan dan
dan uji jamur sehingga H0 ditolak Pengawetan Ikan. Edisi
dan H1 diterima. Pertama. Jakarta : PT. Bumi
Berdasarkan pengujian Aksara.