Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No.

1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

PENGARUH KADAR NaCl TERHADAP KADAR LEMAK


BEBERAPA JENIS IKAN ASIN YANG DIJUAL
DI PASAR OEBA DAN PASAR OESAPA KOTA KUPANG

Riezka A. Sainnoin1, Rony S. Mauboy2, Vinsensius M. Ati2


1
Anggota Peneliti Prodi Biologi FST Undana Kupang
2
Staf Pengajar Prodi Biologi FST Undana Kupang

ABSTRAK

Ikan merupakan bahan makanan hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki
nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi. Namun ikan cepat mengalami proses
pembusukan. Untuk itu pengolahan ikan secara tradisional dengan menambahkan garam dan
dikeringkan menjadi ikan asin memegang peranan penting untuk menjaga ikan tetap awet dan
aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar NaCl dan
pengaruhnya terhadap kadar lemak ikan teri (Stelephorus spp), ikan belanak (Mugil spp), dan
ikan kakap (Lates calcarifar) yang dijual di Pasar Oesapa dan Pasar Oeba Kota Kupang.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan April 2017. Analisis kadar air, kadar
NaCl dan kadar lemak dilakukan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Undana
dan Laboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Undana. Pengulangan
dilakukan sebanyak tiga kali. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil analisis dari
kedua pasar di kota kupang tersebut diperoleh kadar air 7,06 % - 13,39 %, kadar NaCl 3,06 % -
10,37 %, dan kadar lemak 1,57% - 5,99%. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa kadar NaCl
dalam sampel ikan masih aman untuk dikonsumsi masyarakat dan kadar NaCl memberikan
pengaruh terhadap kadar lemak kedalam tubuh sampel, karena NaCl dapat berperan sebagai
katalis dalam proses oksidasi dari lemak ikan.

Kata kunci : Ikan Asin, Kadar air, NaCl, dan Lemak.

78
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Ikan merupakan bahan makanan Adanya perbedaan tingkat


hewani yang banyak dikonsumsi pengetahuan yang terjadi di kalangan
masyarakat. Ikan lebih unggul dari pada nelayan maupun petani ikan mengenai
daging ayam dan daging sapi karena proses penggaraman menyebabkan mutu
mudah dimasak dan harganya sangat ikan asin yang dihasilkan mempunyai
ekonomis bagi masyarakat. Ikan segar per kualitas berlainan.
100 gram mengandung air 76%, protein Pengolahan ikan segar menjadi ikan
17%, lemak 4,50%, mineral dan vitamin asin melalui proses penggaraman dan
2,52% - 4,50% (Afrianto dan Liviawaty, pengeringan dapat merubah kandungan
1989 dalam Widyastuti, 2016). Ikan gizi dalam ikan, salah satu kandungan
merupakan komoditi ekspor yang mudah gizinya yang mungkin berubah adalah
mengalami pembusukan dibandingkan lemak, karena proses pengeringan melalui
produk daging, buah dan sayuran. Proses pemanasan dengan sinar matahari langsung
pengolahan ikan secara tradisional dapat mengoksidasi lemak dalam bahan
memegang peranan penting di Indonesia pangan (Ketaren, 1986 dalam Fitriani,
khususnya bagi nelayan tradisional. Dalam 2006).
skala nasional, ikan asin merupakan Penambahan garam dapat membuat
salah satu produk perikanan yang ikan menjadi awet, tetapi juga dapat
mempunyai kedudukan penting, hampir membahayakan kesehatan tubuh.
65% produk perikanan masih diolah dan Kelebihan garam dapat menyebabkan
diawetkan dengan cara penggaraman. hipertensi, stroke, kegagalan ginjal, jantung
Dengan demikian, tidaklah koroner, kegemukan, kolesterol dan lemak
mengherankan apabila ikan asin yang tinggi dalam darah (Manalu, 2007).
termasuk dalam sembilan bahan pokok Kadar garam dalam tubuh ikan dan dapat
penting bagi kebutuhan masyarakat diukur menggunakan metode Mohr, karena
(Tuyu, dkk 2014). cukup akurat dan dapat digunakan pada
Pengasinan ikan adalah salah satu cara konsentrasi klorida yang rendah.
pengawetan ikan agar tidak mengalami Pasar Oeba dan pasar Oesapa
kebusukan oleh bakteri pembusuk dengan merupakan pasar di kota Kupang yang
menambahkan garam 15-20 % pada ikan membuat dan menjual ikan asin. Ikan yang
segar atau ikan setengah basah (Salosa, menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
2013). Ikan yang paling banyak dibuat ikan teri (Stelephorus spp), belanak (Mugil
ikan asin adalah ikan teri, ikan sardin, ikan spp), dan kakap (Lates calcarifar) yang
tembang, ikan belanak, ikan bandeng, ikan merupakan jenis ikan yang sering
dusu, dan ikan kerapu tergantung musim dikonsumsi oleh masyarakat dan sedang
kemelimpahan jenis-jenis ikan tersebut. dalam masa kemelimpahannya di pasar
tersebut.

79
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

MATERI DAN METODE a. Mengeringkan cawan kosong dalam


oven selama 15 menit pada suhu
Waktu Dan Tempat Penelitian 105oC, kemudian didinginkan dalam
Penelitian ini dilaksanakan di desikator.
Laboratorium Kimia Pakan, Fakultas b. Menimbang berat cawan sampai
Peternakan dan Laboratorium Kimia, didapat berat konstan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan c. Menimbang sampel ikan asin
(FKIP), Universitas Nusa Cendana selama sebanyak 1 gram dan
bulan Maret sampai bulan April 2017. memasukkannya ke dalam cawan
Alat dan Bahan kosong yang telah diketahui
1. Alat beratnya.
Labu erlenmeyer 300 ml, labu ukur, d. Memasukan cawan berisi sampel
labu lemak, gelas kimia, pipet berskala, ikan asin kedalam oven dan
buret, klem, statif, timbangan analitik, dipanaskan pada suhu 105oC selama
batang pengaduk, oven, blender, alat 3 jam.
soxhlet, dan desikator. e. Setelah kering, didinginkan dalam
2. Bahan desikator.
Beberapa jenis sampel ikan asin, f. Menimbang kembali cawan yang
K2CrO4 5%, AgNO3 0,1 N, NaCl, berisi sampel hingga didapat berat
pelarut hexane, kertas saring, dan konstan.
akuades. Kadar air dihitung berdasarkan persamaan
Prosedur Kerja berikut:
1. Persiapan Sampel Kadar Air = 100 - BK
Sampel yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah beberapa jenis ikan
asin yang diperoleh dari beberapa BK = (W2-W) X 100%
produsen dan pedagang ikan asin di W1
pasar Oeba dan pasar Oesapa. Keterangan :
Pengambilan sampel dengan purposive BK : berat kering (%)
sampling method, yaitu dengan melihat W : berat sampel (gram)
jenis-jenis ikan berdasarkan ukurannya W1 : berat cawan kosong (gram)
melalui observasi dan survey di pasar W2 : berat cawan + sampel setelah di oven
Oeba dan pasar Oesapa. Sampel yang (gram)
digunakan dalam penelitian ini adalah 3. Uji Kandungan Garam (NaCl) dalam
ikan teri (Stelephorus spp), ikan Ikan Asin metode Mohr
belanak (Mugil spp), dan ikan kakap a. Menghaluskan sampel ikan
(Lates calcarifar). menggunakan blender.
b. Menimbang lebih kurang 5 gram
2. Uji kadar air (SNI 01-2721-1992)
Prosedur kerja uji kadar air menjurus sampel ikan asin yang telah
pada SNI 01-2721-1992 adalah sebagai dihaluskan lalu diekstrak dengan
berikut : menggunakan 15 ml aquades panas
(100OC).

80
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

c. Membiarkan sampel selama 15


menit hingga semua garam NaCl
larut dan terpisah dengan sampel.
d. Menampung cairan hasil ekstraksi
dalam wadah lalu tambahkan dengan
3 ml kalium khromat 5% dan
dititrasi dengan AgNO3 0,1 N secara
perlahan-lahan sampai warnanya
menjadi merah bata (Salosa, 2013).

Persentase NaCl dihitung menggunakan persamaan:

[(ml AgNO3 x N AgNO3 x 58,46)]


NaCl = X 100%
(gram bahan x 1000)

4. Kadar Lemak (SNI 01-2354.3-2006) Heksan secukupnya dituang ke dalam


Prosedur kerja uji lemak adalah sebagai labu lemak dan kemudian alat
berikut : dirangkai.
a. Mengeringkan labu lemak yang d. Melakukan refluks selama 5 jam.
digunakan dalam oven bersuhu 100 e. Labu lemak yang berisi lemak hasil
ºC selama sekitar 1 jam, kemudian ekstraksi dan sisa pelarut heksan
mendinginkannya dalam desikator diangkat dan kemudian
dan ditimbang. memanaskannya dalam oven dengan
b. Menimbang sebanyak 5gr sampel suhu 40 ºC sampai pelarut menguap
kering langsung dalam kertas saring semua dan berat konstan.
kemudian ditutup dengan kapas yang f. Mendinginkan labu yang berisi
bebas lemak. lemak dalam desikator dan kemudian
c. Memasukan kertas saring berisi ditimbang.
sampel ke dalam labu soxhlet.

Kadar lemak dihitung berdasarkan persamaan berikut:


(W3 + W2)
Kadar Lemak = X 100%
W1

Keterangan:
W1 = Berat sampel serbuk ikan (gram)
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)

81
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Analisis Data
Pengolahan Data yang diperoleh dari ikan asin. Kemudian dibandingkan dengan
hasil analisis laboratorium akan ditabulasi nilai dalam tabel interpretasi koefisien
dan dianalisa secara deskriptif kuantitatif korelasi, sehingga diperoleh tingkat
dengan membandingkan data yang telah hubungan kadar NaCl dan kadar lemak
diperoleh dari data standar yang ada (SNI). dalam sampel.
Persentase garam (NaCl) yang diperoleh
dari hasil analisis Laboratorium kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan dengan Persentase NaCl
yang telah ditetapkan oleh Standar Berdasarkan hasil penelitian yang
Nasional Indonesia tentang standar telah dilakukan untuk menentukan uji
presentasi garam dalam bahan pangan kadar air, NaCl dan lemak pada tiga (3)
yaitu kadar garam pada ikan asin tidak sampel ikan asin yang dijual di pasar Oeba
lebih dari 20%. Apabila konsentrasi yang dan Oesapa kota Kupang dan dipilih
didapatkan tidak sesuai dengan SNI maka menggunakan purposive sampling methode
garam tersebut tidak memenuhi syarat atau yaitu dengan melihat kemelimpahannya
tidak layak untuk dikonsumsi (Anonim, berdasarkan musim dan ukuran yang
2009). Sedangkan, analisis korelasi mewakili sampel, didapatkan rata-rata
Pearson dilakukan untuk mengetahui ada- kadar air, NaCl dan lemak dari tiga kali
tidaknya hubungan antara dalam sampel ulangan adalah sebagai berikut,

Tabel 1. Rata-rata hasil uji kuantitatif terhadap kadar air, NaCl dan lemak sampel
ikan asin di pasar Oeba.
Pasar Oeba
No Kadar Kadar Kadar
Sampel ikan
air (%) NaCl (%) lemak (%)
1 Ikan teri (Stelephorus spp) 7,33 3,06 1,57
2 Ikan belanak (Mugil spp) 7,83 9,07 5,44
3 Ikan kakap (Lates calcarifar) 13,39 6,66 5,99

Tabel 2. Rata-rata hasil uji kuantitatif terhadap kadar air, lemak dan NaCl sampel
ikan asin di pasar Oesapa.
Pasar Oesapa
No Kadar Kadar Kadar
Sampel ikan
air (%) NaCl (%) lemak (%)
1 Ikan teri (Stelephorus spp) 7,06 5,35 1,81
2 Ikan belanak (Mugil spp) 7,90 10,37 4,83
3 Ikan kakap (Lates calcarifar) 7,55 10,35 4,10

82
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Pasar Oeba
14
12
10
8 Kadar air (%)
6
4 Kadar NaCl (%)
2
0
Kadar lemak (%)
Ikan
ikan teri Ikanbelanak
ikan belanak ikan kakap
(Stelephorus (Mugil
(Mugilspp)
spp) (Lates
spp) calcarifar)

Gambar 1. Perbandingan kadar air dan NaCl dan lemak sampel ikan yang diambil dari
pasar Oeba.

Pasar Oesapa
12
10
8
6 Kadar air (%)
4 Kadar NaCl (%)
2 Kadar lemak (%)
0
ikanteri
Ikan teri ikan belanak
Ikan belanak ikan kakap
(Stelephorus
(Stelephorus (Mugil spp)
(Mugil spp) (Lates
spp)
spp) calcarifar)

Gambar 2. Perbandingan kadar air dan NaCl dan lemak sampel ikan yang diambil dari
pasar Oesapa.

Kadar air
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dan masih sesuai dengan SNI
dilakukan, terlihat dari tabel 1 dan 2, 2721.01.2009, standar umum kandungan
bahwa rata-rata kadar air dari ketiga air dalam ikan asin adalah 40% b/b. namun
sampel yang diambil dari dua pasar yang menurut Suseno, (1985) dalam Tuyu, dkk
berbeda berkisar antara 7,06 % - 13,39 %. (2014), kadar air yang ideal untuk semua
Artinya, kadar air dari jenis ikan asin yang jenis ikan asin adalah 35% b/b.
menjadi sampel penelitian cukup rendah

83
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Sampel yang diambil oleh peneliti Namun proses osmosis yang terjadi
dipilih berdasarkan ukuran ikan yang akan terhenti jika mencapai titik
dijual di pasar Oeba dan Oesapa yaitu ikan kesetimbangan (isotonik). Sehingga jumlah
teri mewakili ikan berukuran kecil, ikan NaCl yang diberikan selama proses
belanak mewakili ukuran ikan sedang dan pembuatan ikan asin sangat berpengaruh
ikan kakap mewakili ukuran ikan yang terhadap kadar air ikan.
besar. Hal ini tentu saja juga Perlakuan terhadap ikan selama proses
dipertimbangkan oleh peneliti dari segi pengeringan juga tidak luput dari perhatian
peminatnya dan kemelimpahannya peneliti. Ikan asin yang dibelah terlebih
dipasar. Jenis dan ukuran ikan yang dahulu sebelum dijemur akan lebih cepat
dijadikan sampel dalam penelitian ini juga kering, karna permukaannya yang lebih
mempengaruhi kadar air selama proses luas untuk menyerap panas. Hal tersebut
pengeringan. Sampel ikan yang berasal sesuai dengan pernyataan Earle, (1979)
dari pasar Oesapa cenderung memiliki dalam Tuyu, dkk. (2014), bahwa faktor
kadar air yang sama, namum berbeda yang mengakibatkan produk kehilangan
dengan sampel yang berasal dari pasar berat dalam hal ini terjadi pengurangan
Oeba. Sampel ikan Kakap (Lates kadar air selama proses pengeringan adalah
calcarifar) asal pasar Oeba memiliki kadar lama pengeringan, suhu pengeringan, luas
air yang sedikit lebih tinggi dari pada permukaan produk, jenis dan ukuran ikan,
sampel lainnya walaupun masih dapat serta jumlah NaCl yang diberikan. Lebih
dianggap aman yaitu 13,39 %. Kadar air lanjut, Tuyu, dkk. (2014) juga menjelaskan
yang tinggi dalam ikan Kakap (Lates bahwa semakin lama waktu pengeringan
calcarifar) pasar Oeba dikarenakan yang dilakukan terhadap produk ikan asin
ukurannya yang besar dan dagingnya yang maka akan semakin rendah nilai kadar
tebal. Ikan yang berukuran besar akan airnya.
lebih lama mengalami proses pengeringan Kadar NaCl
jika dibandingkan dengan ikan yang Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2,
berukuran sedang dan kecil, sehingga terlihat bahwa rata-rata kadar NaCl pada
proses pengeringan akan berlangsung tiga sampel ikan yang beredar di pasar
lebih lama. Oeba dan Oesapa kota Kupang berkisar
Pemberian garam dalam proses antara 3,06 % - 10,37 %. Persentase ini
pembuatan ikan asin juga berpengaruh memenuhi Standar Nasional Indonesia
dalam proses pengeringan ikan asin. (SNI) sehingga masih aman dikonsumsi.
Penambahan garam yang oleh produsen Standar Nasional Indonesia (SNI)
ikan asin berpengaruh terhadap kadar mensyaratkan kadar NaCl pada ikan asin
airnya. Air dalam tubuh ikan akan tidak lebih dari 20%, karena kadar NaCl
mengalami proses osmosis karena adanya yang tinggi dapat memicu timbulnya
perbedaan konsentrasi zat pelarut. hipertensi (Anonim, 2009). Namun hal ini
Kandungan air yang tinggi pada daging tidak menjamin bahwa garam yang dipakai
ikan akan tertarik keluar oleh larutan NaCl oleh produsen untuk membuat ikan asin
yang lebih pekat atau yang memiliki adalah garam dengan kualitas baik. Para
pelarut (air) yang lebih rendah. produsen pasti akan memilih modal yang

84
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

kecil untuk mendatangkan keuntungan Berdasarkan pengamatan di lapangan


yang besar, dengan menggunakan garam menunjukan bahwa produsen ikan asin
rakyat dari hasil pengeringan air laut, masih menggunakan metode tradisional
karena jika garam yang digunakan tanpa kontrol yang memadai, yaitu dengan
mempunyai kualitas yang baik akan melakukan penggaraman basah
menyerap air dalam tubuh ikan dengan menggunakan garam kasar tanpa adanya
cepat dan menghasilkan ikan asin yang takaran jumlah garam dan lamanya waktu
memiliki daging berwarna putih kekuning- perendaman. Bahkan pada jenis ikan
kuningan dan lunak. Jika dimasak, rasa tertentu dan ukuran besar, produsen ikan
asin ini seperti ikan segar (Tumbelaka, dkk asin tidak melakukan penggaraman seperti
2013). umumnya. Ikan hanya dibelah dan dicuci
Kadar NaCl yang cukup bervariasi ini dengan air laut kemudian dijemur.
diduga karena produsen ikan asin di kedua Akibatnya penyerapan NaCl ke dalam
pasar ini melakukan penggaraman dengan daging ikan yang di produksi kedua pasar
jumlah yang berbeda serta tidak memiliki ini sangatlah bervariasi.
takaran yang khusus. Pemberian garam Berikut adalah gambar perbandingan kadar
oleh produsen hanya berdasarkan pada air dan NaCl sampel yang diuji dari dua
perkiraan dan pengalaman yang didapat pasar yang berbeda,
selama membuat ikan asin.

14
12
10
8
6 Kadar air (%)
4
Kadar NaCl (%)
2
0
Ikan teri Ikan
Ikan belanak
belanak Ikan kakap
(Stelephorus
(Stelephorus (Mugil spp)
(Mugil spp) (Lates calcarifar)
spp)

Gambar 3. Perbandingan kadar air dan NaCl sampel ikan yang diambil
dari pasar Oeba

85
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

12
10
8
6
Kadar air (%)
4
2 Kadar NaCl (%)
0
ikanteri
Ikan teri ikan belanak
Ikan ikan kakap
(Stelephorus
(Stelephorus (Mugil spp) (Lates calcarifar)
spp)
spp)

Gambar 4. Perbandingan kadar air dan NaCl sampel ikan yang diambil
dari pasar Oesapa.

Berdasarkan gambar perbandingan 3 Kemudian selama proses pengeringan


dan 4, kadar air menunjukkan jumlah air dibawah sinar matahari, kadar air dalam
yang masih berada dalam tubuh ikan, dan tubuh ikan akan menguap dan yang tersisa
kadar NaCl menunjukkan jumlah solut hanya NaCl yang terjebak dalam tubuh
yang berdifusi ke dalam tubuh ikan. Kadar ikan. Itulah mengapa kadar air dalam tubuh
NaCl dihitung menggunakan metode sampel Ikan belanak (Mugil spp) dari
titrasi Mhor. Pengukuran kadar air dan kedua pasar dan Ikan kakap (Lates
NaCl dilakukan sampai kondisi calcarifar) dari pasar oeba memiliki kadar
kesetimbangan tercapai. Terlihat dari air yang lebih sedikit dibandingkan kadar
grafik bahwa, ikan yang menjadi sampel garam. Jika konsentrasi NaCl makin besar,
memiliki kadar air yang hampir sama maka makin banyak molekul air terjerat,
dengan kadar NaCl yaitu berkisar antara sehingga menyebabkan kadar air bahan
7,06 % - 13,39 % dengan kadar NaCl pangan akan menurun dan begitu juga
antara 3,06 % - 10,37. sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan
Kadar NaCl mempengaruhi kadar air pendapat Adawyah (2007) dalam
didalamnya. NaCl bertindak sebagai Riansyah, dkk (2013), yang menyatakan
humektan karena sifatnya yang mudah bahwa aktivitas NaCl dalam menarik air ini
larut dalam air dan menyerap air erat kaitannya dengan peristiwa
(higroskopis) dalam tubuh sampel ikan plasmolisis, dimana air akan bergerak dari
yang diuji. Dari grafik perbandingan konsentrasi NaCl rendah ke konsentrasi
tersebut, kadar NaCl memiliki kadar yang NaCl tinggi karena adanya perbedaan
hampir sama apabila dibandingkan dengan tekanan osmosis. Selanjutnya Moeljanto
kadar air dalam sampel. NaCl yang (1892) dalam Rochima (2005) menyatakan
diberikan selama proses pembuatan ikan bahwa karena konsentrasi NaCl diluar
asin akan masuk kedalam tubuh ikan tubuh ikan lebih pekat dari pada cairan
karena adanya perbedaan konsentrasi. didalam tubuh ikan, maka NaCl akan

86
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

merembes masuk kedalam tubuh ikan, dapat menimbulkan kerusakan


sedangkan air akan merembes keluar. (Magnesium dan Calsium), seperti yang
Tetapi hal tersebut tidak akan terjadi sering dijumpai pada garam rakyat
ataupun lambat terjadi jika konsentrasi (Assadad, dkk. 2011).
didalam dan luar tubuh ikan sama akibat Kadar lemak
tidak adanya standar khusus untuk takaran Dalam hasil penelitian yang tertera
pemberian NaCl dalam produksi ikan asin. dalam tabel 1 dan 2, terlihat bahwa lemak
Kecepatan penetrasi NaCl ke dalam dalam sampel memiliki kisaran antara
tubuh ikan juga dipengaruhi oleh tingkat 1,57% - 5,99 %. Kadar lemak dalam ikan
kemurnian NaCl. NaCl yang digunakan asin yang rendah dikarenakan kandungan
dalam proses pembuatan ikan asin tidak air dalam ikan asin yang sangat tinggi,
memiliki kualitas yang baik, terlihat dari sehingga presentase kadar lemak akan
ikan asin yang hasilkan ada yang menurun. Hubungan tersebut
berwarnah putih, berwarna kuning atau mengakibatkan semakin rendahnya kadar
coklat kotor kaku dan agak pahit. lemak apabila kadar air yang terkandung
Penentuan jenis dan kualitas garam oleh dalam bahan jumlahnya cukup tinggi.
para produsen ikan asin hanya berdasarkan Kadar lemak semakin menurun karena
modal bukan kualitas sehingga produsen reaksi oksidasi lemak. Reaksi oksidasi
lebih diuntungkan lagi. Kecepatan lemak salah satunya dipengaruhi oleh
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan kadar air dalam bahan makanan. Air
dipengaruhi oleh tingkat kemurnian mempunyai peranan yang sangat besar
garam. Melihat pada penelitian Assadad, dalam struktur bahan pangan dan juga
dkk (2011), garam yang baik adalah merupakan faktor utama dalam oksidasi
garam yang mengandung NaCl cukup lemak. Peningkatan kadar air akan
tinggi (95%) dan sedikit mengandung meningkatkan konsentrasi dari radikal
magnesium (Mg) maupun kalsium (Ca). inisiasi dan tingkatan kontak dengan
Elemen tersebut akan mempengaruhi oksigen dan lemak yang mengakibatkan
mutu ikan asin yang dihasilkan karena lemak menjadi rusak dan secara proporsi
dapat memperlambat penetrasi garam ke akan menurunkan kandungan lemak dalam
dalam tubuh ikan sehingga terjadi bahan. Hal ini didukung oleh penelitian,
proses pembusukan sebelum proses Do Carmo (2017), yang menyatakan
penggaraman berakhir. bahwa kadar air umumnya berhubungan
Kualitas seharusnya menjadi terbalik dengan kadar lemak.
pertimbangan dalam proses pembuatan Kadar lemak dalam sampel sendiri
ikan asin sehingga ikan asin lokal asal mempengaruhi penetrasi garam kedalam
Kota Kupang tidak kalah bersaing dengan tubuh ikan sehingga proses penarikan air
ikan asin yang dikirim dari luar kota. oleh NaCl tidak banyak. Jika diperhatikan
Untuk mendapatkan ikan asin yang tubuh ikan yang menjadi sampel penelitian,
bermutu baik harus digunakan garam didapati bahwa kelebihan garam yang
murni, yaitu garam dengan kandungan diberikan melalui penggaraman basah
NaCl cukup tinggi (95%) dan sedikit dalam proses pembuatan ikan asin masih
sekali mengandung elemen-elemen yang tertinggal diluar tubuh ikan tepatnya pada

87
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

permukaan kulit ikan, sehingga pada


beberapa ikan yang dijual di kedua pasar
di Kota Kupang memiliki penampakan
berwarna putih.
Berikut adalah gambar perbandingan
kadar garam dan lemak sampel yang diuji
dari dua pasar yang berbeda di Kota
Kupang.

10
8
6
4 Kadar lemak (%)
2 Kadar NaCl (%)
0
Ikan teri Ikan
Ikanbelanak
belanak Ikan kakap
(Stelephorus (Mugil
(Mugilspp)
spp) (Lates
spp) calcarifar)

Gambar 5. Perbandingan kadar garam dan lemak sampel ikan yang diambil
dari pasar Oeba

12
10
8
6
Kadar lemak (%)
4
2 Kadar NaCl (%)
0
Ikan
Ikanteri
teri Ikanbelanak
Ikan belanak Ikan kakap
(Stelephorus
(Stelephorus (Mugil
(Mugilspp)
spp) (Lates
spp)
spp) calcarifar)

Gambar 6. Perbandingan kadar garam dan lemak sampel ikan yang diambil
dari pasar Oesapa

88
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Sampel ikan dari kedua pasar tempat Pengeringan yang dilakukan oleh produsen
pengambilan sampel memiliki kadar ikan asin dari kedua pasar ini tergantung
lemak yang berbeda hal ini dipengaruhi kepada alam sehingga suhunya tidak dapat
kadar air dalam sampel. Air akan dikontrol serta tidak memiliki lama waktu
mempercepat oksidasi lemak sehingga pengeringan yang tetap. Semakin tinggi
lemak cepat rusak selain itu, umur dan suhu yang digunakan, maka kerusakan
kematangan gonad dari ikan juga lemak akan semakin meningkat. Asam
berpengaruh terhadap kadar lemaknya. lemak esensial terisomerisasi ketika
Pengambilan ikan yang random atau acak dipanaskan dalam larutan alkali dan
oleh para nelayan tidaklah memberi sensitif terhadap sinar, suhu dan oksigen.
kepastian ikan tersebut memiliki umur dan Proses oksidasi lemak dapat menyebabkan
kematangan gonad yang sama. Selain itu, inaktivasi fungsi biologisnya dan bahkan
lamanya proses pengeringan atau dapat bersifat toksik. Selain lemak rusak
penjemuran ikan asin dibawah matahari karena oksidasi, lemak juga dapat rusak
juga mempengaruhi kadar lemak dalam karena terhidrolisis.
tubuh ikan. Tingkat kerusakan lemak Berikut adalah tabel hubungan antara kadar
bervariasi tergantung suhu yang digunakan NaCl dan lemak sampel dari dua pasar
dan waktu pengolahan. yang berbeda.

Tabel 3. Hubungan antara kadar garam dan lemak sampel ikan yang diambil daripasar Oeba
Kadar garam (Y) Kadar Lemak (X)
Kadar Lemak (X) 1
Kadar Garam (Y) 0,865731303 1

Tabel 4. Hubungan antara kadar garam dan lemak sampel ikan yang diambil dari pasar Oesapa
Kadar garam (Y) Kadar Lemak (X)
Kadar Lemak (X) 1
Kadar Garam (Y) 0,973596621 1

Hal ini didasarkan oleh pedoman interpretasi koefisien korelasi yang menunjukan
tingkat hubungan keduanya dalam tabel berikut,

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 - 0,199 0,80 – 1,000
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Suryantoro, 2008)

89
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Koefisien korelasi yang dihasilkan 1. Kadar NaCl dalam ikan teri


dari analisis yang dilakukan (Stelephorus spp), ikan belanak (Mugil
mengindikasikan tingkat atau derajat spp) dan ikan kakap (Lates calcarifar)
hubungan antara dan kadar lemak kadar yang dijual di pasar Oeba dan pasar
NaCl dalam sampel dari kedua pasar Oesapa Kota Kupang berkisar antara
berbeda. Berdasarkan hasil tabel di atas 3,06 % - 10,37 % dinyatakan masih
diperoleh koefisien korelasi sebesar dapat diterima karena sesuai dengan
0,8657 dan 0,9735, hal ini menunjukan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
bahwa terjadi hubungan yang positif yang mensyaratkan kadar NaCl pada ikan
sangat kuat antara kadar NaCl dan lemak asin tidak lebih dari 20%.
dalam sampel. Hal ini didasarkan oleh 2. kadar NaCl memberikan pengaruh
pedoman Tingkat Hubungan interpretasi terhadap kadar lemak ke dalam tubuh
koefisien korelasi yang menunjukan sampel, karena NaCl dapat berperan
tingkat hubungan keduanya dalam tabel di sebagai katalis dalam proses oksidasi
atas. Adanya hubungan yang positif yang dari lemak ikan.
sangat kuat antara kadar NaCl dan lemak Saran
dalam sampel artinya setiap terjadi Saran yang dapat diberikan dari penelitian
kenaikan dan penurunan kadar NaCl ini adalah,
memberikan pengaruh terhadap kadar 1. Berdasarkan penelitian ini disarankan
lemak ke dalam tubuh sampel, karena untuk melakukan penelitian lebih lanjut
NaCl dapat berperan sebagai katalis mengenai jumlah takaran NaCl yang
dalam proses oksidasi dari lemak ikan. Hal tepat per berat daging ikan.
tersebut sejalan dengan pendapat Winarno 2. Dilakukan uji lebih lanjut terhadap
(1982) dan Kataren (1986) juga mikroorgnisme yang berperan dalam
menyatakan bahwa lemak dapat mudah kerusakan daging ikan, sehinga ikan
rusak akibat adanya kandungan air dalam dapat bertahan lebih lama.
bahan pangan, sehingga lemak
terhidrolisis menjadi gliserol dan lemak DAFTAR PUSTAKA
bebas. Selanjutnya, Menurut Muchtadi et
al., (2007), tinggi rendahnya kadar lemak Anonim. 2006. SNI.2006. Pengujian
dapat ditentukan oleh keadaan umur ikan, Kadar Lemak pada Produk Perikanan.
panjang berat ikan dan matang gonad. SNI No.01-2354.3-2006. Badan
Semakin besar ukuran, berat, umur dan Standarisasi Nasional. http://websisni.
kematangan gonad yang tinggi akan bsn.go.id/ index.php/sni_main/sni/
mengakibatkan kadar lemak menjadi index_simple. Diakses pada tanggal
tinggi. 27 Desember 2016
Anonim. 2009. Daftar SNI 2721.1.
PENUTUP http://websisni.bsn.go.id/
index.php/sni_main/sni/
Simpulan index_simple. Diakses pada tanggal
Adapun kesimpulan yang didapat dari 10 Juni 2016
penelitian ini adalah,

90
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Anonim. 2011. Kandungan Gizi Ikan. http: Skripsi jurusan Gizi Fakultas
//www.RisTek.go.id (Diakses 26 Kesehatan Masyarakat, Universitas
April 2016) Sumatera Utara. Medan
Assadad, L., dan Bagus Sediadi Bandol Paparang, R W. 2013. Studi Pengaruh
Utomo. 2011. Pemanfaatan Garam Variasi Konsentrasi Garam Terhadap
Dalam Industri Pengolahan Produk Cita Rasa Peda Ikan Layang
Perikanan. Jurnal Penelitian Balai (Decapterus russelli). Universitas Sam
Besar Riset Pengolahan Produk dan Ratulangi, Manado. Jurnal Penelitian
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Media Teknologi Hasil Perikanan
Squalen Vol. 6 No.1 Mei 2011 Universitas Sam ratulangi, Manado
Do Carmo D. Maria. 2017. Analisis volume I(1). Februari 2013
Kandungan Gizi Kerang Lokan ( Rahmani., Yunianta., dan Erryana Martati.
Geloina erosa sp) dari Cagar Alam 2007. Pengaruh Metode Penggaraman
Hutan Bakau Maubesi. Skripsi Basah Terhadap Karakteristik Produk
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Ikan Asin Gabus (Ophiocephalus
Teknik Undana. Kupang striatus). Jurnal penelitian Teknologi
Fitriani, A. 2006. Profil Asam Lemak Hasil Pertanian Universitas Brawijaya
Omega-3 dalam Hati Ikan Manyung Vol 8 No.3. Desember 2007 (142-
(Arius thalassinus) yang Mengalami 152)
Pemanasan Pendauluan (Blanching). Reo, A. R. 2013. Mutu Ikan Kakap Merah
Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu yang diolah dengan perbedaan
Pengetahuan Alam, Universitas konsentrasi garam dan lama
Negeri Semarang, Semarang pengeringan. Jurnal Penelitian
Imbir, E., Hens Onibala., dan Jenki Perikanan dan Kelautan Tropis,
Pongoh. 2015. Studi Pengeringan Ikan Universitas Sam ratulangi, Manado
Layang (Decapterus sp) Asin dengan vol.9-1, April 2013
Penggunaan Alat Pengering Surya. Riana. 2015. Kandungan Formalin dan
Jurnal Penelitian Media Teknologi Kadar Garam pada Ikan Sunu Asin
Hasil Perikanan Universitas Sam dari Pasar Tradisional Makassar,
ratulangi, Manado vol. III No:1. Sulawesi Selatan. Skripsi Fakultas
Februari 2015 Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Ira. 2008. Kajian Pengaruh Berbagai Riansyah A., Agus Supriadi, dan Rodiana
Kadar Garam Terhadap Kandungan Nopianti. 2013. Pengaruh Perbedaan
Asam Lemak Esensial Omega-3 Ikan Suhu dan Waktu Pengeringan
Kembung (Rastrelliger kanagurta) Terhadap Karakteristik Ikan Asin
Asin Kering. Skripsi Teknologi Hasil Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
Pertanian, Fakultas Pertanian dengan Menggunakan Oven. Jurnal
Universitas Sebelas Maret, Surakarta penelitian Fakultas Pertanian
Manalu, L. 2007. Pemeriksaan Kadar Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan
Kalium Iodat KIO3 dalam Garam dan Ilir. Volume II No.1. November 2013
Air yang Dikonsumsi Masyarakat
Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

91
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 78 – 92)

Hasil Penelitian

Rochima, E. 2005. Pengaruh Fermentasi Ukat, F. 2013. Analisis Kandungan Gizi


Garam Terhadap Karakteristik Jambal Biji Lengkeng (Euphoria longana
Roti. Buletin Teknologi Hasil Lamk) Yang Mendapat Perlakuan
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Rebusan dan Sangrai. Skripsi Jurusan
Ilmu Kelautan Universitas Biologi Fakultas Sains dan Teknik
Padjadjaran. Vol.VIII No. 2 Undana. Kupang
Salosa, Y. 2013. Uji Kadar Formalin, Widyastuti, K. 2016. Pengaruh Jenis Ikan
Kadar Garam dan Total Bakteri Dan Konsentrasi Garam Pada Rebung
Ikan Asin Tenggiri Asal Kabupaten Ikan Terfermentasi. Skripsi Fakultas
Sarmi Provinsi Papua. Jurnal Depik, Pertanian Universitas Lampung
Program Studi Biologi, Fakultas Bandar Lampung
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Papua. vol.
2. No.1 , 10-15 April 2013. ISSN
2089-7790
Purawisastra, S., dan Herman Sudiman.
1987. Kandungan Garam (NaCl)
dalam Beberapa Makanan Jajan.
Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan.
Balai Penelitian dan Pengembangan.
Departemen Kesehatan. Jilid 10:82-86
ISSN: 2338-8358
Tumbelaka, A. R., Asri S. Naiu., dan Faiza
A. Dali. 2013. Pengaruh Konsentrasi
Garam dan Lama Penggaraman
terhadap Nilai Hedonik Ikan Bandeng
(Chanos chanos) Asin Kering. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Jurusan Teknologi Perikanan,
Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian,
Universitas Negeri Gorontalo Volume
1, Nomor 1, Juni 2013
Tuyu, A., Hans Onibala., dan Daisy M.
Makapedua. 2014. Studi lama
pngeringan ikan Selar (selaroides sp)
asin dihubungkan dengan kadar air
dan nilai organoleptik. Jurnal
Penelitian Media Teknologi Hasil
Perikanan Universitas Sam Ratulangi,
Manado volume 2(2). Agustus 2014

92

Anda mungkin juga menyukai