NAMA :
KELAS : XI A3
A. LATAR BELAKANG
Sistem koordinasi adalah sistem pergerakan yang seimbang sesuai dengan
perintah otak. Contohnya : mengingat posisi anggota tubuh, berjalan dengan lurus disatu
garis, dan lain sebagainya. Hal ini sangat sederhana namun banyak orang yang kurang
memperhatikan hal tersebut. Karena itulah saya ingin mempelajari lebih jauh mengenai
sistem koordinasi dengan cara melakukan berbagai percobaan dan test-test. Jika saya
tidak mengetahui bagaimana cara kerja sistem koordinasi, saya akan kesulitan dalam
beraktifitas. Bagaimana cara melatih sistem ini agar dapat tetap baik dan terjaga. Oleh
karena itu, secara garis besar latar belakang saya membuat laporan ini adalah untuk
mempelajari sistem koordinasi, bagaimana cara bekerjanya, serta manfaat dari
mempelajari sistem koordinasi dalam kehidupan masyarakat saat ini.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya gerak refleks atau tidak
C. DASAR TEORI
1. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem
saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di luar maupun dalam tubuh.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu :
Reseptor alat penerima rangsangan atau implus. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar implus dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf itu disebut neuron.
Efektor bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar implus. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.
2. Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan implus (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom,
dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
b. Dendrit serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
c. Akson akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-
benang halus yang disebut neurofibrin. Neurofibrin dibungkus oleh beberapa lapis
selaput myelin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan. Selaput myelin tersebut dibungkus oleh sel-sel
sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan myelin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian
neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan myelin. Bagian ini disebut dengan
nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu :
Sel saraf sensorik sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor
yaitu alat indera.
Sel saraf motorik sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor
yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari
otak dan sumsum tulang belakang.
Sel saraf penghubung sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel
saraf motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antarsaraf
disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti
benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer implus pada sinapsis.
E. LANGKAH KERJA
1. Siswa bekerja secara berpasangan, satu orang siswa sebagai subjek dan satu orang
siswa sebagai pengamat
2. Siswa duduk di kursi, raba terlebih dahulu bagian tendon yang berada di bawah
tempurung lutut
3. Kaki siswa diketuk dengan Hammer refleks dengan posisi :
a. Digantung bebas dengan mata terbuka
b. Digantung bebas dengan mata ditutup kain
c. Disilangkan dengan mata terbuka
d. Disilangkan dengan mata ditutup kain
e. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali (kaki kiri dan kanan)
4. Mata siswa terbuka dan melihat ke depan. Kibaskan tangan di depan mata secara tiba-
tiba.
F. DATA HASIL PENGAMATAN
Kegiatan
Kaki Digantung Bebas Kaki Disilangkan Mata
No. Nama Siswa dibuka,
Mata dibuka Mata ditutup Mata dibuka Mata ditutup tangan
dikibaskan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
1. Rahma
- -
Ardiyanti F.
2. Diah Shinta
R.
3. Fiki Ratna S.
-
4. Klara Tri M.
- -
5. Nur
Rochmah T. - - - - -
H.
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil eksperimen, jawablah pertanyaan berikut ini :
1) Apa yang terjadi setelah lutut diketuk dengan Hammer refleks? Mengapa
demikian?
2) Apakah gerakan kaki antara mata terbuka dan mata tertutup sama atau berbeda?
Mengapa demikian?
3) Apakah gerakan kaki yang disilangkan dan digantungkan bebas sama atau
berbeda? Mengapa demikian?
4) Apa yang terjadi setelah tangan dikibaskan di depan mata? Mengapa demikian?
Berdasarkan hasil eksperimen, diperoleh jawaban sebagai berikut :
1) Pada percobaan pemukulan bagian lutut, kaki bergerak ke depan seolah
menendang karena lutut memberikan respon dengan adanya gerakan refleks yaitu
dengan menggerakan lututnya. Refleks pada lutut ini disebut refleks sumsum
tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang
belakang.
2) Gerakan kaki pada saat mata tertutup tendangan atau gerakan kaki ke depan
seolah menendang lebih kuat karena rangsangan dengan kekuatan tertentu
diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan
elektrokimia dan perubahan fisiologis (Soewolo 1997).
3) Gerakan kaki yang disilangkan dan digantungkan bebas sama karena depolarisasi
yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal.
Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal.
4) Setelah tangan dikibaskan di depan mata yang terjadi adalah mata berkedip.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan
kibasan tangan merupakan gerak refleks otak.
H. KESIMPULAN
Manusia memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf tersebut dapat
menghantarkan stimulus ke otak hingga menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi
oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari
membran.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu
dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak
yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh
sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls
saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya
memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks
bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana.
Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor, yang
mngalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana
hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan
dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik
kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan
keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema gerak refleks :
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini berbeda
sekali dengan mekanisme gerak biasa.
I. DAFTAR PUSTAKA
http://adriautami.wordpress.com/tag/gerak-refleks/
Riandari, Henny. 2007. Biologi SMA kelas XI. Solo : Tiga Serangkai.
http://www.colourbox.dk/billede/laege-med-en-refleks-hammer-paa-en-hvid-baggrund-billede-
2524662
J. LAMPIRAN