a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem
saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling
penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi
rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon menaggapi rangsang
dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya :
mempercepat/memperlambat denyut jantung, melebarkan/menyempitkan pembuluh
darah dan lain sebagainya.
Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan
dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian
utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai
pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit
dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas
perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi
makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin.
Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak
bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah
antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan
sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter
(misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu
neuron ke dendrit neuron berikutnya.
a. Saraf sensorik
saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor
(indra) ke saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat
susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor
saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf
sensorik ke saraf motorik.
3. Macam-macam Gerak
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan
yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di
otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian
otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak
melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya : menulis, membuka
payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar :
--> Sumsum Tulang Belakang --> Saraf motorik --> Efektor (Otot)
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem
saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1) Otak
Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di
rongga tengkorak dan
dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar
disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut
arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang
berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan
yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena
infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum),
otak kecil (cerebellum) dan sumsum lanjutan.
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan.
Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani
tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu
disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi
serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-
kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar,
dan bergerak.
c) Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan (medula Oblongata) terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam
yang berwarna kelabu karena banyak mengandung badan sel-sel saraf dan lapisan
luar berwarna putih karena berisi neurit (akson). Sumsum lanjutan berfungsi sebagai
pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut
jantung, mengatur suhu tubuh dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak disadari.
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah disinggung bahwa indra berperan
sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan.
Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yaitu:
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu
(temperatur).
1. Mata
o Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu
atau sentuhan benda.
o Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
o Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.
o Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata
dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Bagian-bagian mata
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5
sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu:
a. Lapisan sklera atau selaput putih
Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga
sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk
kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini
selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.
b. Lapisan koroid atau selaput hitam
Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini
banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk
menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata.
Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen
hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di
bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk mata.
Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang
diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa
menyebabkan mata berakomodasi. Lihat Gambar dibawah ini yang
memperlihatkan perubahan lensa mata.
Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang
ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah
ini, kita tidak bisa melihat apa-apa.
Suatu benda dapat dilihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya.
Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan
diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan
difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada
retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita
lihat.
2. Telinga
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang
bunyi.
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang
bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5
sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar
minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang
masuk.
3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar
dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
b. Telinga tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
1) Tulang-tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang
bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan
dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus)
yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang
sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap
jorong.
2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga
tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita
mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah
untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di
kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.
c. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
1) Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada
pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran
berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap
bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat. Tingkap berfungsi untuk
menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang
getaran.
2) Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai
rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang
berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di
dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak (lihat Gambar).
3) Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah
saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°.
Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut
ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus.
Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat mendengar
suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut.
1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.
2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).
5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam
kokhlea.
6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti,
yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak
untuk diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk
untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi
20 - 20 000 getaran/ detik (Hz).
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke
rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada
selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf
pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
4. Lidah
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan
peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
a. Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk
menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di
permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
b. Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di
bawah lapisan dermis.
c. Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan
dermis.
d. Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di
lapisan dermis.
e. Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di
lapisan epidermis.
Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang
tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak
refleks.
D. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra
Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra yang biasa kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:
3. Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk
berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu
lensa positif dan lensa negatif.
4. Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan
melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja.
5. Katarak
Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan
vitamin B atau juga faktor usia.
SISTEM HORMON
Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan,
perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormone dibutuhkan pleh tubuh dalam jumlah sedikit
tetapi mempunyai pengaruh besar.
Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan
kegiatan0kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang
dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. Perhatikan tabel berikut ini
Tabel perbedaan antara sistem saraf dengan hormon
Mengantarkan
Mengantarkan rangsangan
rangsangan dengan
dengan cepat
lembut
Mengantarkan
Mengantarkan rangsangan
rangsangan secara
secara kurang teratur
teratur
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus
sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin bila ada
rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian
hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target, hormon
mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin pada manusia
meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas
(kelenjar pulau-pulau langerhans).
A. Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya,
otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan kawin
ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan hormone
reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil,
kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis mensekresikan
berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland).
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone) yang
memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon penghambat
(inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon. Setiap
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas
dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior. Ketiga
lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu, kelenjar
hipofisis disebut juga master of gland. Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan
fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
Hormon Fungsi
Lobus anterior
Laktotropik
Merangsang produksi air susu
hormone (LTH)
Melanosit
stimulating Mempengaruhi pigmentasi kulit
hormone (MSH)
Lobus posterior
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau
berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika pada masa anak-anak, sekresi
hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal
sebagai akromegali. Sebaliknya, bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak
menyebabkan kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan
hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelanjar tiroid
Hormon Fungsi
Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam jangka
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
Hipotirioditisme (Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil
pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan laju
metabolisme rendah, berat badan berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar.
Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah gugup, nadi dan
napas cepat dengan tidak teratur, mulut menganga, dan mata lebar.
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar
anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar
(korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid.
Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta
menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism
karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin
memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan
darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap
perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar
pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon
bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi,
insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam
darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan
hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan
meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-
tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus
dan lapar, serta badan terasa lemas.
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai
kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan endokrin selain fungsi
utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
1) Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-
tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi
halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang
sudah dibuahi.
2) Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut
juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.
FAKTOR-FAKTOR PENGATUR SEKRESI HORMON
Ada dua faktor yang berfungsi mengatur sekresi hormon, yaitu saraf dan faktor bahan
kimia.
a. Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh
karma itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
b. Faktor Kimia
Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi
hormon tertentu. Contohnya, sekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di
dalam darah.