Anda di halaman 1dari 4

FERMENTASI IKAN KEMBUNG

PROSES FERMENTASI

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kembung(Rastrelliger sp.) dan
garam. Serta bahan-bahan kimia diantaranya Man RagosaSharp Agar (MRSA), Nutrient Agar
(NA), pelarut heksana, K2SO4, AgNO3,akuades, larutan NaCl, buffer fosfat, asam borat,
formaldehid, NaOHdan lain-lain.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan,wadah fermentasi, oven,
timbangan, desikator, cawan porselin, pemanas kjeldahl,labu kjeldahl, destilator, erlenmeyer,
kertas saring, pemanas listrik, alat ekstraksi soxhlet, cawan conway, cawan petri, inkubator, pH
meter, aw meter dan alat-alat gelas lainnya

Pembuatan peda dilakukan sebagai berikut: pertama ikan dibersihkan,kemudian dicuci dan
disimpan dalam wadah fermentasi. Wadah terdiri dari 2 kg ikan kembung . Kemudi an diberi
penambahan garam sebanyakk 30%. Pertama-tama dilakukan penggaraman I dengan
menggunakan garam sebanyak 90% (% b/b) dari total konsentrasi garam pada masing-masing
perlakuan (misalnya konsentrasi garam30% untuk 2 kg ikan adalah 600 g berarti 90% dari 600 g
adalah 540 g garam).Ikan dalam wadah disusun selapis demi selapis. Lapisan paling bawah
terdiri darigaram selanjutnya di atasnya disusun ikan. Antara lapisan ikan ditaburi garam(135-
200 gram pada setiap lapisan). Ikan disimpan selama 7 hari dalam wadahtertutup. Hari ke-7, ikan
dalam wadah diangkat. Seluruh garam yang tersisa dariproses penggaraman I pada masing-
masing konsentrasi ditimbang kemudian dibuat larutan garam 10% (misalnya untuk konsentrasi
30% sisa garam sebanyak78 g, garam ini kemudian dibuat larutan 10%).Larutan garam
digunakan untuk pecucian ikan. Pencucian ikan dilakukan dalam kalo. Selanjutnya ikan
ditiriskan selama 24 jam pada suhu ruang. Hari ke-8dilakukan proses penggaraman II
menggunakan garam sebanyak 10% (% b/b) dari total garam pada masing-masing perlakuan.
Ikan disusun selapis demi selapis seperti pada penggaraman pertama dan setiap lapisan ditaburi
garam secukupnya(15-20 gram pada setiap lapisan). Selanjutnya ikan disimpan selama 6 hari
dalam wadah tertutup. Hari ke-14 ikan diangkat. Seluruh sisa garam dari proses penggaraman II
ditimbang. Kemudian garam dilarutkan dalam air untuk dilakukan proses perendaman. Ikan
direndam dalam larutan garam 10% (% b/v) (berat sisagaram dari penggaram II) selama 10 menit
untuk menghilangkan sisa garam dan kotoran dalan tubuh ikan. Pada hari ke-14 sudah terbentuk
peda.
KEMUNDURAN MUTU

Kerusakan oleh bakteri


Terjadi peningkatan nilai log TPC setelah 6 hari sampai 14 hari yang diduga karena terjadinya
peningkatan bakteri asam laktat. Pada penelitian tersebut nilai log TPC dan total BAL hampir
sama pada hari ke 6 fermentasi. Peningkatan konsentrasi garam dari 30% sampai 50%
menyebabkan penurunan log TPC dan peningkatan log total BAL. Hal ini disebakan oleh sifat
garam yang berfungsi untuk penyeleksi mikroba dalam fermentasi, karena bersifat sebagai
antimikroba. Hasil yang sama juga terjadi pada fermentasi kecap ikan dimana penurunan log
TPC diikuti oleh peningkatan log BAL dari awal fermentasi sampai 4 bulan fermentasi.

Kadar TVB pada ikan peda kembung selama penyimpanan meningkat secara nyata dan berkisar
antara 28,5 – 262,1 mgN%. Pada penelitian tersebut kadar TVB tertinggi terdapat pada peda
yang tidak dikeringkan dan disiman pada suhu kamar. TVB terbentuk oleh adanya degradasi
protein dan derivatnya menjadi senyawa-senyawa mikro yang mudah menguap. Pada kondisi
dengan kadar TVB tertinggi tersebut, peda sudah tidak layak untk dikonsumsi. Menurut (Connel
dalam Indriati et.al 2005) batas maksimum kadar TVB bagi ikan asin untuk dapat dikonsumsi
adalah 100-200 mgN%.

FERMENTASI IKAN GARAM KARBOHIDRAT


Dalam penelitian ini, perlakuan konsenterasi penggaraman dan penambahan starter BAL berupalarutan
terasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan untuk setiap parameter baik darisegi
warna, aroma, tekstur, maupun rasanya.

TEKNIK KEMASAN

Ikan peda kembung yang dijual di e commerce sudah menggunakan kemasan plastik dan diberi
perlakuan vakum. Hal ini berujuan agar kemasan tersebut kedap udara sehingga dapat
meminimalisir pertumbuhan bakteri dan mencegah terjadinya kebusukan.

Indriati, N., Sukarto, S. T., & Syah, S. U. (2017). Perkembangan produksi histamin ikan peda pada
penyimpanan dengan cara berbeda. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 11(4), 71-78.

Yuniati Fajri, A. A., & Rasmi, D. A. C. (2014). Fermentasi ikan kembung (Rastrelliger sp.) dalam
pembuatan peda dengan penambahan bakteri asam laktat (BAL) yang terkandung dalam terasi empang
pada berbagai konsentrasi garam. Jurnal Biologi Tropis, 14(2).

Anda mungkin juga menyukai