Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April.

2018 ISSN : 2087-121X

DETEKSI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella spp. PADA IKAN


BANDENG YANG DIJUAL DI PASAR GUSHER KOTA TARA KAN
Burhanuddin Ihsan*), Ira Maya Abdiani, Imra
*)
Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan,
Jl. Amal Lama No.1, Tarakan. Kalimantan Utara. 77123
Telepon: 081153011775. Fax. (0551)2028655
*)
Email: Ihsan.muslim1924@gmail.com

ABSTRAK
Keberadaan bakteri Salmonella spp pada ikan bandeng dapat mempengaruhi aspek kualitas,
kemunduran mutu produk perikanan dan keamanan dalam mengkonsumsi. Tujuan penelitian
untuk mengetahui tingkat kesegeran dan kontaminan bakteri pada ikan bandeng yang dijual di
Pasar Guser Kota Tarakan dan mendeteksi keberadaan bakteri patogen (Salmonella spp.).
Sampel daging ikan dihaluskan sebanyak 25 gram dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer berisi
225 ml Alkhali Pepton Wather (APW) kemudian di homogenkan dan diinkubasi selama 5-8
jam. Isolasi bakteri Salmonella spp. dengan menggunakan media Salmonella Shigella Agar
(SSA) kemudian diinkubasi selama 24-48 jam suhu 37oC dan diidentifikasi dengan uji biokimia
dengan menggunakan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Hasil penelitian
diperoleh bahwa mutu dan kualitas ikan bandeng yang dijual di Pasar Gusher Kota Tarakan
sangat baik dan segar dengan tingkat kontaminan bakteri dibawah ambang batas/baku mutu
SNI yaitu 4x104 koloni/gram. Serta terdeteksi mengandung bakteri patogen (Salmonella spp.).
Kata kunci : Bakteri, Identifikasi, Ikan Bandeng Dan Salmonella

ABSTRACT
The existences of Salmonella spp in milkfish could affect the quality of milkfish, deterioration
of fishery product and level of safety consumption. The purpose of this research is to investigate
the sanity and the level of bacterial contaminant in milkfish which sold in Gusher Market of
Tarakan City and to detect the presence of pathogenic bacteria (Salmonella spp.). Samples
(25g) of fish meat were smoothed and put into Erlenmeyer containing 225 ml Alkali Peptone
Water (APW) then homogenized and incubated for 5-8 hours. Salmonella spp. was isolated
using Salmonella Shigella Agar (SSA) then incubated for 24-48 hours at 37 ° C and identified
by biochemical test using Bergey's Manual of Determinative Bacteriology. The result showed
that the quality of milkfish which sold in Pasar Gusher Kota Tarakan are finest and fresh. The
level of bacterial contaminant were below 4x104 colony/gram. These research also revealed
that Salmonella spp. detected in milkfish.
Keyword :Bacteria, identification, milkfish, Salmonella

46
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Deteksi dan Identifikasi Bakteri Salmonella spp…………………….(Burhanuddin Ihsan dkk)

PENDAHULUAN (FDA). Penyakit yang diakibatkan oleh


bakteri Salmonella adalah tipus. Gejalah
Ikan bandeng (Chanos chanos) yang ditimbulkan seperti demam, sakit
merupakan salah satu komoditas unggulan perut, diare dan muntah-munta. Tujuannya
hasil perikanan yang ada di Kota Tarakan. untuk mengetahui tingkat kesegeran dan
Produksi ikan bandeng Kota Tarakan pada kontaminan bakteri pada ikan bandeng yang
tahun 2013 mencapai 5.400 ton dengan dijual di Pasar Guser Kota Tarakan dan
produksi terbanyak kedua setelah udang mendeteksi keberadaan bakteri patogen
windu yang di ekspor ke mancanegara (Salmonella spp.).
seperti Malaysia, Korea dan Arab Saudi
(KPPT Kota Tarakan 2013). Produksi ikan METODOLOGI
bandeng di Kota Tarakan selain di ekspor
ke luar Negeri juga di pasarkan di Kota Waktu dan Tempat
Tarakan khususnya di pasar tradisional Penelitian ini dilaksanakan pada
yang terletak di kawasan Gusher. tanggal 27 Oktober sampai 27 November
Komoditas ikan yang di jual di pasaran 2017 di Laboratorium Nutrisi dan Pakan
sangat rentan terhadap kerusakan baik Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan
kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Universitas Borneo Tarakan dan
Kerusakan dan menurunnya kualitas ikan Laboratorium Karantina Ikan Kelas II Kota
segar dapat diakibatkan oleh buruknya Tarakan.
penanganan terhadap ikan baik penanganan
saat penangkapan, distribusi, maupun Alat dan Bahan
selama penjualan. Ikan segar yang Alat dan bahan yang digunakan
berkualitas adalah ikan yang memenuhi meliputi, inkubator, oven, Autoclave,
syarat kesegaran, kebersihan, dan kesehatan neraca analitik, laminar flow, tabung reaksi,
(SNI 01-2719-1992). Berdasarkan SNI 01- cawan petri, bunsen, erlemeyer, jarum ose.
2719-1992 spesifikasi persyaratan mutu Bahan utama adalah ikan bandeng yang
ikan segar khususnya pada jumlah bakteri dijual di pasar Gusher Kota Tarakan. Media
yaitu 5x105 cfu/gram. yang digunakan yaitu SSA (Salmonella
Ikan bandeng merupakan makanan Shigella Agar) SCA (Simmon’s Ctrate
produk hasil laut memiliki nilai protein Agar) SIM (Soulid Indol Motilyti) dan
yang cukup tinggi. Selain kandungan gizi APW (Alkhali Pepton Wather), Pereaksi
yang tinggi ikan bandeng juga mengandung pewarnaan gram, methil red, glukosa,
bakteri akuatik patogen yang dapat sukrosa, kertas oksidase dan Aquades.
menyebabkan penyakit bagi manusia.
Keberadaan bakteri pada ikan dapat Metode Penelitian
mempengaruhi aspek kualitas, kemunduran 1. Pengambilan Sampel
mutu produk perikanan dan keamanan Sampel diambil/dibeli di Pasar
dalam mengkonsumsi khususnya bakteri Gusher Kota Tarakan dan dimasukan
Salmonella. kedalam plastik steril kemudian di
Bakteri Salmonella merupakan bawah ke laboratorium untuk dilakukan
salah satu bakteri patogen yang dapat pengamatan. Ikan dianalisis kurang dari
menyebabkan penyakit bagi manusia. dua jam setelah ikan tiba di
Kasus adanya Salmonella pada hasil laboratorium.
perikanan sangat sering dijumpai di 2. Menghitung jumlah Angka Lempeng
Amerika Serikat sehingga pemerintah Total (ALT) Bakteri
tersebut menerapkan (Blok Detention) Sampel sebanyak 10 gram
pemeriksaan terlebih dahuluh hasil dihaluskan dalam plastik steril
perikanan yang diimport dari Negara lain kemudian dilarutkan dalam 90 mL
oleh US. Food and Drug Administration larutan garam fisiologis 0,85%

47
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April. 2018 ISSN : 2087-121X

dinyatakan sebagai pengenceran 10-1. secara mikroskopis ditanam pada


Kemudian dengan menggunakan pipet nutrient agar untuk diuji biokimia (SNI
steril, sampel diambil sebanyak 1 ml 01-2332. 2- 2006).
dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan 4. Uji Biokimia Salmonella spp.
ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml Hasil isolasi bakteri Salmonella
larutan garam fisologis 0,85% untuk spp. kemudian di uji lanjut dengan uji
mendapatkan pengenceran 10-2 sampai biokimia diantaranya; oksidasi, katalase,
10-7. Tiap-tiap pengenceran diambil 0,1 motility, fakultatif, methyl red, voges
ml dan dipindahkan pada media Total proskauer, indol, produksi H2S, O/F
Plate Cont (TPC) kemudian diinkubasi (oksidasi/fermentasi) dan glukosa.
selama 24-48 jam pada suhu 370C dan kemudian diidentifikasi berdasarkan
di hitung jumlah koloni yang tumbuh. Bergey’s Manual of Determinative
3. Uji Kualitatif Salmonella spp. Bacteriology (Holt, et al., 1994).
Sampel ikan yang telah
dihaluskan sebanyak 25 gr dimasukan ke HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam Erlenmeyer yang berisi media
Lactose Broth 225 ml. kemudian Jumlah ALT (Angka Lempeng Total)
dihomogenkan selama 2 menit, ini bakteri pada ikan bandeng
merupakan larutan dengan pengenceran Pengujian jumlah bakteri dilakukan
101. Sampel kemudian digoreskan pada dengan metode Total Plate Count (TPC)
media SSA kemudian diinkubasi selama yaitu perhitungan jumlah bakteri yang
24 jam suhu 37 oC. Koloni terpisah ditumbuhkan pada media PCA (Plate Count
diamati morfologinya (bentuk, diameter, Agar). Hasil pengujian TPC pada ikan
elevasi, tepian, warna, dan konsistensi) bandeng segar yang diperoleh dari Pasar
dan dilanjutkan dengan morfologi sel Gusher didapatkan jumlah koloni seperti
dengan pewarnaan Gram (bentuk dan pada tabel 1.
ukuran sel). Koloni yang telah diamati

Tabel 1. Jumlah koloni bakteri pada ikan bandeng


Sampel Jumlah koloni Batas
-4
10 10-5 10-6 10-7
maksimum
Ikan bandeng 4 1 1 0 cemaran (SNI
2 1 0 0 01-2729-2006)
TPC <104 5 x 105
cfu/mL koloni/g
Keterangan : yang dapat dihitung 25-250 koloni

Dari hasil pengujian pada tabel 1, Isolasi Bakteri Salmonella spp.


diperoleh bahwa jumlah koloni bakteri ikan Pada tahap isolasi mengunakan
bandeng segar yang dijual di Pasar Gusher media pengayaan APW APW (Alkali
Kota Tarakan yaitu 4 x 104 koloni/gram dan Peptone Water) dan media selektif SSA
masih dibawah ambang batas/baku mutu (Salmonella Shigella Agar). Penggunaan
SNI 01-2729-2006 dengan batas media pengayaan berfungsi untuk
maksimum jumlah koloni bakteri pada hasil meningkatkan atau menyuburkan bakteri
perikanan yang diperbolehkan untuk Salmonella spp. yang jumlahnya sangat
dikonsumsi adalah sebesar 5 x 105 koloni/g. rendah. Pada media SSA merupakan media
Hal ini menandakan bahwa ikan bandeng nutrisi yang memiliki zat selektif yang
yang diperoleh dari Pasar Gusher masih mampu menghambat bakteri selain
sangat terjaga mutu kesegarannya dan Salmonella dan Shigella. Zat selektif yang
sangat layak untuk dikonsumsi. terdapat pada media SSA yaitu bile salt dan

48
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Deteksi dan Identifikasi Bakteri Salmonella spp…………………….(Burhanuddin Ihsan dkk)

brilliant green berfungsi untuk berwarna pink pada inti koloni berwarna
menghambat bakteri gram positif dan hitam, berbentuk bulat dengan bagian
beberapa bakteri gram negative lainnya. elevasi berbentuk cembung. Pada bagian
Hasil isolasi bakteri Salmonella spp. tepi koloni rata. setelah di inkubasi selama
pada ikan bandeng yang dijual di pasar 24-48 jam dan sel koloni bakteri tersebut
Gusher Kota Tarakan terdapat bakteri akan berwarna hitam secara keseluruhan
Salmonella spp. koloni sel bakteri setelah diinkubasi selama 72 jam (gambar
salmonella spp. pada media SSA memiliki 1).
ciri utama yaitu memiliki koloni yang

A B

Gambar 1. Isolasi bakteri Salmonella spp. (A) setelah 24 jam (B) setelah 72 jam

Hasil penelitian ini berkesesuaian Identifikasi Bakteri Salmonella spp.


dengan pendapat Amiruddin et al., (2017) Hasil karakterisasi uji biokimia
bahwa koloni bakteri Salmonella spp. menunjukkan bahwa bakteri tersebut
berbentuk bulat, cembung, tekstur halus, teridentifikasi sebagai bakteri Salmonella
mengkilat, pinggiran rata, dengan inti spp. dengan berbagai uji yang dilakukan
koloni berwarna hitam. Dengan adanya seperti; uji oksidasi untuk mengetahui
kehadiran bakteri Salmonella spp. pada sitokrom oksidase yang terdapat pada
produk perikanan segar dianggap memiliki bakteri Salmonella, uji oksidasi bersifat
standar higienitas yang rendah selama negatif, uji katalase bersifat positif terjadi
proses pengolahan (Popovic et al., 2010). gelembung udara karena bakteri tersebut
Artinya penanganan hasil perikanan yang memiliki enzim katalase yang dapat
ada di Pasar Gusher Kota Tarakan perlu mengubah H2O menjadi oksigen, uji
penanganan yang baik, walaupun hasil motility bersifat positif karena bakteri pada
perhitungan jumlah bakteri masih di bawah daerah goresan atau tusukan terlihat
ambang batas. Manajemen resiko mengenai menyebar atau media menjadi keruh karena
keseluruhan proses pangan harus bersifat motil (bergerak) dengan bantuan
diperhatikan mulai dari produksi sampai flagella, uji indol bersifat negatif karena
konsumsi. Proses pengelolaan produk bakteri Salmonella tidak mampu
perikanan harus didasarkan pada mengoksidasi asam amino triptophan
pengetahuan ilmiah secara mikrobiologi membentuk indol dengan menggunakan
dan pemahaman mengenai proses produksi, enzim triptophanase. Pentingnya uji indol
teknologi yang digunakan untuk dilakukan adalah karena hanya beberapa
pengolahan, penanganan dalam memasak, jenis bakteri saja yang dapat membentuk
penyimpanan, transportasi dan lain-lain. indol dan umumnya Salmonella sp
Agar ikan yang dijual di pasar memiliki memberikan hasil negatif (tidak
kualitas yang baik. terbentuknya cincin ungu pada permukaan
media) (SNI, 2006). uji O/F terdapat

49
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April. 2018 ISSN : 2087-121X

perubahan pada media yang mampu warna media menjadi kuning disebabkan
difermentasi oleh bakteri, maka uji O/F bakteri tersebut mampu menghasilkan
bersifat positif dan uji gula (glukosa) glukosa (tabel 2).
bersifat positif karena terjadinya perubahan

Table 2. Hasil uji biokimia dan identifikasi bakteri Salmonella spp.


Isolat Salmonella spp. (Bergey’s Manual
No Jenis Karakter
DI 02 of Determinative Bacteriology)
1 Circular (bulat) + +
2 Convex (cembung) + +
3 Entire (rata) + +
4 Hitam pada inti koloni + +
5 Cat gram - -
6 Sel Batang lurus + +
7 O/F F F
8 Motility M M
9 Katalase (H2O2) + +
10 Oxidase - -
11 glukosa + +
12 H2 S + +
13 Indol - -

Menurut Bergey’s Manual of sangat segar dan layak untuk dikonsumsi,


Determinative Bacteriology (Holt, et al., dengan kontaminasi bakteri di bawah abang
1994), anggota bakteri Salmonella batas/baku mutu SNI 01-2729-2006 yaitu
mempunyai ciri-ciri antara lain berbentuk 4x104 koloni/g, dan terdeteksi mengandung
batang lurus, bersifat gram negative, bakteri patogen Salmonella spp.
oksidase bersifat negatif, dan bersifat
positif pada katalase, memiliki flagel, UCAPAN TERIMA KASIH
bersifat fermentatif, tidak berspora, negatif
pada indol, tidak memiliki kapsul, bersifat Universitas Borneo Tarakan yang
positif pada Methyl Red dan bersifat telah memberikan bantuan dana Hibah
negative pada Voges-Proskauer, bersifat BOPTN (Bantuan Oprasional Perguruan
fakultatif aerob dan berkembang biak Tinggi Negeri) Tahun 2017 sehingga
dengan pembelahan biner. Pada penelitian pelaksanaan penelitian ini dapat terlaksana.
Amiruddin et al., (2017) ciri-ciri dari
bakteri Salmonella sp yaitu bersifat gram DAFTAR PUSTAKA
negative, bersifat negative pada indol,
Voges Proskauer, oksidase dan bersifat Amiruddin. R R. Darniati. Ismai. 2017.
positif pada Methyl Red, katalase, glukosa, Isolasi Dan Identifikasi Salmonella
H2S, serta bersifat motil, dan bersifat sp. Pada Ayam Bakar Di Rumah
fermentatif. Makan Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh. Jurnal JIMVET.
KESIMPULAN 01(3): 265-274.

Adapun kesimpulan dari penelitian Holt. J G. Krieg. N R. Sneath. P H A.


ini bahwa tingkat kesegaran ikan bandeng Staley. J T. Williams. S T. 1994
yang dijual di Pasar Gusher Kota Tarakan Bergey’s Manual of Determinative

50
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Deteksi dan Identifikasi Bakteri Salmonella spp…………………….(Burhanuddin Ihsan dkk)

Bacteriology Ninth Edition. Sans the adriatic coast of Croatia.


Taghe. Vet.Med-Us. 55(5): 233–241 hlm.

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006.


2013. SNI 01-2332.2-2006 Cara Uji
http://www.kppttarakan.id/statis- Mikrobiologi V tentang Penentuan
48-sektorperikanan.html. Diakses Salmonella pada Produk Perikanan.
05 September 2017. Jakarta (ID): SNI.

Popovic, N. T., Benussi, S. A., Dzidara, P., Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006.
Coz-Rakovac, R., Strunjak. P., SNI 01-2729-2006 Ikan Segar -
Kozacinski, L., Jadan, M. dan Bagian 2: Persyaratan Bahan Baku.
Brlek-Gorski, D. 2010. ICS 67.120.30. Badan Standar
Microbiological quality of marketed Nasional
fresh and frozen seafood caught off

51
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai