Cara sitasi: Lokollo E, Mailoa MN. 2020. Teknik penanganan dan cemaran mikroba pada ikan
layang segar di pasar tradisional Kota Ambon. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
21(3): 103-111.
Abstrak
Hasil perikanan merupakan produk yang mudah mengalami kebusukan, sehingga diperlukan teknik
penanganan yang cermat dan tepat untuk mempertahankan mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan dampak penanganan ikan layang yang dijual di pasar. Ikan layang diambil secara acak di
Pasar Arumbae dan Pasar Batu Merah Kota Ambon dua kali dalam sehari yakni pada waktu pagi dan waktu
sore hari. Teknik penanganan ikan diamati pada saat distribusi dan penanganan di pasar yang meliputi
pembersihan, penyimpanan, peletakan ikan serta pemberian es. Jumlah cemaran mikroba pada sampel
dihitung menggunakan metode total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
cemaran mikroba pada ikan yang diambil pada pagi hari lebih rendah dibandingkan pada ikan yang diambil
pada sore hari. Teknik penanganan dan penjajakan ikan layang yang diterapkan oleh para pedagang di Pasar
Arumbae dan Batu Merah belum diterapkan dengan baik dan belum memperhatikan sistem rantai dingin,
sanitasi air, dan tempat penyimpanan ikan selama penjualan. Jumlah cemaran mikroba pada ikan layang
segar di Pasar Arumbae dan Pasar Batu Merah pada pagi hari yakni 1,2x10⁴-2,6x104 CFU/g dan 1,5x104-
2,6x104 CFU/g sedangkan pada sore hari yaitu 2,4x10⁴-5,0x105 CFU/g dan 4,9x104-4,6x105 CFU/g. Jumlah
mikroba pada ikan layang segar di pasar tradisional Kota Ambon masih sesuai standar mutu mikrobiologi
ikan segar yaitu maksimal 5x10⁵ CFU/g.
(a) The pit for taking sea water (b) Washing fish with seawater
Figure 22Fish
Figure Fishstorage boxplace.
storage
106
Figure 2 Fish storage place.
Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Teknik penanganan dan cemaran mikroba, Lokollo et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1
Table 1 Total plate count of scads fish from traditional markets in Ambon City
Total Microbes
Sampling Place Sample Sampling time
(CFU/g)
AR1 2.6x104
AR2 Morning 1.6x104
Arumbae AR3 1.2x104
Market (AR) AR4 5.0x105
AR5 Afternoon 2.4x104
AR6 3.9x104
BM1 2.5x104
BM2 Morning 1.5x104
Batu Merah BM3 2.6x104
Market (BM) BM4 4.6x105
BM5 Afternoon 5.4x104
BM6 4.9x104
mutu ikan selama proses penjualan. peningkatan jumlah bakteri E. coli pada ikan
Ikan mudah rusak sehingga diperlukan layang.
penanganan yang memadai agar mutu dan Angka cemaran mikroba yang ditemukan
kualitasnya tetap terjaga. Penurunan kualitas pada ikan layang segar belum melampaui
ikan dapat dipicu oleh faktor internal standar mutu mikrobiologi ikan segar yaitu
misalnya reaksi enzimatis dan faktor eksternal 5x10⁵ CFU/g (BSN 2006). Penelitian ini
disebabkan oleh parasit atau bakteri. sejalan dengan hasil penelitian Puri (2016)
Penurunan mutu ikan dapat terjadi akibat bahwa ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar
beberapa mekanisme yakni autolisis, aktivitas di Kota Bandar Lampung yang menemukan
bakteriologi dan reaksi oksidasi. Husni dan total bakteri juga dibawah batas SNI (6,5x10⁴
Putra (2015) menegaskan bahwa kerusakan CFU/g). Total bakteri (TPC) pada ikan layang
ikan oleh aktivitas bakteri karena jumlah yang diambil dari pasar Arumbae dan Batu
bakteri meningkat karena terus berkembang Merah masih memenuhi standar mutu
sehingga menyebabkan pembusukan yang sehingga masih layak untuk dikonsumsi.
ditandai dengan timbulnya bau busuk Tetapi apabila penanganan ikan tidak
dan tekstur daging tidak kompak lagi. dilakukan dengan baik maka kemungkinan
Kurniawan et al. (2012) melaporkan bahwa ikan layang tersebut tidak dapat bertahan
ikan cepat mengalami proses pembusukan lama, karena sampai pada saat penjualan
jika dibiarkan pada suhu kamar karena ikan di pasar jumlah mikroba sudah pada
komponen air yang besar pada daging ikan batas maksimum mikroba pada ikan segar
sehingga merupakan tempat yang baik yaitu 5x10⁵ CFU/g. Umumnya pedagang
bagi perkembangan mikroba pembusuk. menyimpan ikan yang diambil pada pagi hari
Penanganan ikan berfungsi baik untuk di dalam coolbox berinsulasi plastik dan tidak
mempertahankan kualitas produk dan nilai tembus dengan perbandingan es dan ikan
ekonomi yang dimilikinya (Junianto 2002). (1:1), kemudian akan dijual kembali pada sore
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi hari. Proses penanganan ikan segar dilakukan
oleh suhu penyimpanan pasca tangkap dengan cara pendinginan. Perbandingan ikan
maupun selama penjajakan di pasar yang dan es sangat mempengaruhi keberadaan
tidak memperhatikan sanitasi dan higiene. mikroba selama penyimpanan. Hal ini sesuai
Mitchell (2013) dalam penelitiannya dengan hasil penelitian yang dilaporkan Mile
melaporkan bahwa temperatur dan lama (2013) ikan layang yang diberi pengesan
waktu penyimpanan dapat memengaruhi dengan perbandingan ikan dan es, 1:2 selama
Husni A, Putra MP. 2015. Pengendalian Mutu YMTN. 2010. Penggunaan atung
Hasil Perikanan. Yogyakarta (ID) : Gadjah (Parinarium glaberimum, HASSK) pada
Mada University Press. penanganan ikan segar. Ambon (ID) :
Junianto. 2002. Teknik Penanganan Ikan. Universitas Pattimura.
Bandung (ID) : Penerbit Swadaya Pattipeilohy F, Moniharapon T. 2016. Kualitas
Kapisa NE, Timbowo SM, Mewengkang sensoris ikan layang (Decapterus
HW, 2014. Bakteri Escherichia coli pada macrosoma) segar pascatangkap dengan
air pencuci ikan di pasar bahu manado. penggunaan ekstrak rumput laut jenis
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan. sayur karang (Gymnogongrus sp.).
2(2) : 68-70 Majalah Biam. 12 (2): 20-26
Kurniawan R, Dessy Y, Syahril N. 2012. Prihatminingtyas B, Setyowati PB 2018.
Analisis Bakteri Pembentuk Histamin Pengembangan pasar tradisional di kota
pada Ikan Tongkol di Perairan Pasie Nan malang. Conference on innovation and
Tigo Koto Tangah Padang Sumatra Barat. application of science and technology
Riau (ID) : Universitas Riau. (CIASTECH 2018) Malang (ID) :
Laksmi BJ. 1988. Sanitasi Dalam Industri Universitas Widyagama Malang.
Pangan. Bogor (ID) : Penerbit Kanisius Puri AA. 2016. Uji bakteriologis dan
bekerjasama dengan Pusat Antar organoleptik ikan tongkol di pasar
Universitas Pangan dan Gizi, IPB Bogor. tradisional, modern dan gudang lelang
Litaay C, Wisudo SH, John Haluan J, Harianto Kota Bandar Lampung. [Skripsi].
B. 2017. Pengaruh perbedaan metode Lampung (ID) : Universitas Lampung.
pendinginan dan waktu penyimpanan Rivai AA. 2014. Karakteristik mutu ikan tngkol
terhadap mutu organoleptik Ikan (Auxis thazard) segar yang dipasarkan
cakalang segar. Jurnal Ilmu dan Teknologi eceran keliling. [Skripsi]. Makassar (ID)
Kelautan Tropis. 9 ( 2):717-726 : Universitas Hasanuddin
Metusalach, Kasmiati, Fahrul, Jaya I. Sebayang N. 2002. Penerapan teknologi
2012. Analisis hubungan antara cara pengasapan ikan bagi masyarakat nelayan.
penangkapan dan cara penanganan Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
dengan kualitas ikan yang dihasilkan. 8(28) : 25–34
[Laporan hasil penelitian]. Makassar Sitakar NM, Nurliana, Jamin F, Abrar M,
(ID): LP2M. Universitas Hasanuddin. Manaf ZH, Sugito. 2016. Pengaruh suhu
Mile L. 2013. Analisis TPC dan total bakteri pemeliharaan dan masa simpan daging
psikrofilik pada ikan layang (Decapterus ikan nila (Oreochromis niloticus) pada
macrosoma) selama penyimpanan suhu penyimpanan suhu -20°C terhadap
rendah. Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan jumlah total bakteri. Jurnal Medika
dan Kelautan. 1(2): 103-106. Veterinaria. 10(2) : 162-165.
Mitchell LS 2013. Pengaruh suhu dan waktu Susanto JP, Sopiah N. 2003. Pengaruh logam
penyimpanan terhadap peningkatan dan konsentrasi substrat terhadap
kadar histamin pada ikan tongkol. pertumbuhan dan aktivitas bakteri
[Skripsi]. Gorontalo (ID) : Universitas proteolitik pada proses deproteinasi
Negeri Gorontalo. cangkang rajungan. Jurnal Teknologi
Panai AS, Sulistijowati R, Dali FA. 2013. Lingkungan. 4(1) : 40–45
Penentuan perbandingan es curah dan Syafitri, Metusalach, Fahrul. 2016. Studi
ikan nike (Awaous melanocephalus) segar kualitas ikan segar secara organoleptik
dalam coolbox berinsulasi terhadap mutu yang dipasarkan di kabupaten jeneponto.
organoleptik dan mikrobiologis selama Jurnal Ipteks PSP. 3 (6): 544 – 552
pemasaran. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Tapotubun AM, Savitri IKE, Matrutty TEAA.
Kelautan. 1(2) : 59-64. 2016. Penghambatan bakteri patogen
Pattipeilohy F, Moniharapon T, Apituley pada ikan segar yang diaplikasi Caulerpa