Anda di halaman 1dari 9

Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al.

JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1


Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi http://dx.doi.org/ 10.17844/jphpi.v25i1.38518

Identifikasi Spesies Ikan Hiu dan Pari pada Produk Olahan Ikan Asap dengan
Metode DNA Barcoding

Misla Alfitri*, Asadatun Abdullah, Roni Nugraha


Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Bogor Jawa Barat 16680

Diterima: 18 November 2021/Disetujui: 17 Maret 2022


*
Korespondensi: mislaifit@gmail.com

Cara sitasi: Alfitri M, Abdullah A, Nugraha R. 2022. Identifikasi speies ikan hiu dan pari ada produk olahan
ikan asap dengan metode DNA barcoding. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 25(1):163-171.

Abstrak
Ikan hiu dan pari adalah kelompok ikan yang diatur perdagangannya di tingkat lokal dan internasional.
Tingginya permintaan produk hiu di pasaran dapat berakibat pada kelangkaan spesies-spesies hiu tertentu
di alam. Autentikasi pada produk-produk olahan hiu diperlukan untuk mendeteksi jenis spesies hiu yang
digunakan pada suatu produk. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi spesies ikan hiu dan pari
asap yang berasal dari Perairan Utara Pulau Jawa, Tegal, Jawa Tengah dengan metode DNA barcoding. Metode
penelitian terdiri dari pengumpulan sampel, isolasi DNA, ekstraksi DNA, konsentrasi dan kemurnian
DNA, amplifikasi dan pengurutan PCR, elektroforesis, Sanger sequencing, pengujian PCR dengan marka
molekuler COI, dan analisis data bioinformatika. Hasil identifikasi spesies dari produk olahan ikan pari dan
hiu asap adalah terdeteksi menggunakan hiu di antaranya spesies Carcharhinus brevipinna, Telatrygon zugei,
Rhizoprionodon oligolinx, Himantura uarnacoides, Maculabatis macrura, Hydrolagus novaezealandiae, dan
Rhynchobatus australiae. Rhynchobatus australiae dan Carcharhinus brevipinna adalah spesies yang terdaftar
sebagai hiu dilindungi dalam CITES II. Sekuen yang didapatkan memiliki persentase kemiripan antara
99,84-100% dengan sekuen yang terdapat pada GenBank.

Kata Kunci: autentikasi, olahan ikan asap, sekuensing

Identification of Shark and Sting Fish Species in Smoked Fish Processed


Products Using The DNA Barcoding Method

Abstract
Sharks and rays are a group of fish whose trade is regulated both locally and internationally. The high
demand for shark products in the market can result in the scarcity of certain shark species in the wild.
Authentication on processed shark products is needed to detect the type of shark species used in a product.
The purpose of this study was to identify species of sharks and rays in processed smoked products originating
from the PANTURA, Tegal Jawa Tengah using the DNA barcoding method. The research method consisted
of sample collection, DNA isolation, DNA extraction, DNA concentration and purity, PCR amplification
and sequencing, Electrophoresis, Sanger Sequencing, PCR testing with COI molecular marker, and analysis
of bioinformatics data. Species identification results from processed products of stingrays and smoked
sharks were detected using sharks, including Carcharhinus brevipinna, Telatrygon zugei, Rhizoprionodon
oligolinx, Himantura uarnacoides, Maculabatis macrura, Hydrolagus novaezealandiae, dan Rhynchobatus
australiae. Rhynchobatus australiae and Carcharhinus brevipinna are species listed as a protected shark
in CITES II. The sequences obtained have a similarity percentage between 99.84-100% with the sequences
found in GenBank.

Keywords: authentication, processed smoked fish, sequencing

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 163


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1 Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al.

PENDAHULUAN menggunakan metode molekuler yaitu DNA


Indonesia merupakan negara dengan barcoding (Abdullah et al. 2020). Metode
Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. DNA barcoding yang menggunakan marker
Salah satu kekayaan SDA Indonesia adalah molekuler COI dapat digunakan untuk
sektor Sumber Daya Laut. Laut Indonesia mengidentifikasi semua spesies hewan. Teknik
menyimpan kenaekaragaman hayati dan biota DNA barcoding untuk olahan ikan adalah hal
laut, seperti keanekaragaman hewan ikan yang tepat karena dapat mendeteksi dengan
bertulang rawan (elasmobranchi) yaitu hiu cepat dan akurat. Menurut Sahaba et al.
dan pari. Diperkirakan lebih dari 75 jenis hiu (2021), autentikasi spesies pada produk hiu
ditemukan di perairan Indonesia dan sebagian dengan pendekatan molekuler perlu dilakukan
besar dari jenis tersebut sangat potensial untuk menelusuri penggunaan spesies-
untuk dimanfaatkan. Hampir seluruh bagian spesies langka pada produk-produk hiu
tubuh hiu dan pari dapat dijadikan komoditi, baik segar maupun olahan untuk membantu
seperti dagingnya dapat dijadikan bahan menegakkan kebijakan yang telah ditetapkan.
pangan bergizi tinggi (abon, bakso, sosis, ikan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
kering, ikan asap, dan sebagainya), selain itu mengidentifikasi spesies ikan hiu asap yang
sirip untuk ekspor dan kulitnya dapat diolah berasal dari Perairan Utara Pulau Jawa,
menjadi bahan industri kerajinan kulit. khususnya Tegal, Jawa Tengah dengan metode
(Wibowo et al. 2005). DNA barcoding. Kota Tegal merupakan
Selain 75 jenis hiu tersebut, Indonesia juga salah satu sentra kegiatan pengolahan hasil
memiliki lebih dari 130 spesies elasmobranchi perikanan di Indonesia yang didukung
pari. Spesies pari juga memang dikenal oleh kegiatan perikanan lainnya, mulai dari
sebagai jenis ikan tulang rawan dengan nilai penangkapan, pengolahan hingga pemasaran
ekonomis tinggi. Dagingnya biasa diolah khususnya pemasaran olahan daging ikan
sebagai sumber protein hewani bagi kita. Hiu asap. Sentra pengolahan tersebut sebagian
dan pari (Elasmobranchii) memiliki habitat besar berada di wilayah Tegalsari, Pantura.
bervariasi dari perairan dekat pantai (inshore)
hingga palung dalam (trench). Hiu dan pari BAHAN DAN METODE
merupakan salah satu komoditas perikanan Bahan dan Alat
yang penting di Indonesia. Bagian sirip Bahan utama yang digunakan adalah ikan
hiu dan pari merupakan komoditas ekspor hiu segar sebagai pembanding dan olahan
yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi daging ikan hiu (cucut) asap yang diambil dari
dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. PANTURA, Tegal, Jawa Tengah. Bahan yang
(Muttaqin et al. 2018). digunakan Geneaid kit, DNeasy mericon food
Permintaan pasar dunia terhadap hasil kit, etanol, UltraPureTM 10x TBE buffer, PCR
produksi hiu dan pari seperti sirip dan kulit kit commercial, primer forward dan reverse,
telah memacu upaya industri perikanan agarose, ethidium bromide, dan DNA ladder 1
di dalam negeri dan mancanegara untuk kb.
mengejar sasaran produksi. Sedangkan, Alat yang digunakan antara lain
hiu dan pari merupakan kelompok ikan micropestle, mikropipet 1-10 μL, 2-20 μL, dan
dengan nilai fekunditas yang rendah serta 20-200 μL (ThermoFisher Scientific, Vantaa,
pertumbuhannya lambat. Hal ini dapat Finlandia), microtips (RC-10/20-L dan RC-
menjadi salah satu faktor kepunahan apabila 250/20-C (Mettler Toledo, Bekasi Indonesia),
over eksploitasi. Pemanfaatan ikan hiu dan pari microtubes TUBE-150-C (Extragene,
sebagai bahan baku produk olahan perikanan Taichung, Taiwan), pinset, centrifuge, spindown
juga dapat menyebabkan berkurangnya (Corning, New York, AS), freezer, vorteks (V1-
populasi ikan hiu dan pari yang menyebabkan Plus, Biosan, Warren, AS), Zymo Genomic
rentan akan kepunahan. DNA Clean & Concentrator (Zymo Research,
Untuk mengatasi kesulitan identifikasi Irvine, California, AS), mesin PCR (Applied
hiu dan pari dalam bentuk olahan Biosystem GeneAmp PCR System 9700,
boleh diperdagangkan atau tidak perlu ThermoFisher Scientific, Vantaa, Finlandia),

164 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1

elektroforesis (HU6, SCIE-PLAS, Cambridge, cepat dua tahap, yaitu melakukan ekstraksi dan
Inggris), UV-transilluminator (Uvitec, melarutkan bufer, metode membran sel dan
Cambridge, Inggris), dan spektrofotometer organel sel dengan pelepasan asam nukleat,
NanoDrop (Implen, München, Jerman). diikuti dengan penyesuaian bufer untuk
menjaga stabilitas DNA yang diekstraksi.
Metode Penelitian Ekstraksi dengan kit DNeasy Mericon Food
Tahapan penelitian ini terdiri atas Kit sesuai protokol pabrik. Waktu kerja
pengambilan sampel, isolasi DNA, destruksi ditingkatkan menjadi 40 menit
ekstraksi DNA, konsentrasi dan kemurnian dengan vortexing dan sentrifuse setiap 10
DNA, amplifikasi dan pengurutan PCR, menit dan DNA disaring dengan volume lebih
elektroforesis, Sanger sequencing, pengujian rendah (100 µL) dari bufer elusi. Kualitas
PCR dengan marka molekuler COI, dan dan kuantitas isolat DNA diukur dengan
analisis data bioinformatika. Nanodrop One spektrofotometer (Thermo
Fisher, Wilmington, DE, AS). Sampel DNA
Pengambilan dan preparasi sampel yang diperoleh diencerkan sampai konsentrasi
Sampel ikan hiu segar dan olahan dengan 8 ng/µL dan distabil pada suhu-20°C untuk
4 lokasi yang berbeda yaitu pasar Keraton, dilakukan analisis lebih lanjut.
pasar pagi, UKM Ikan Asap Nur Slamet
Muarareja, dan desa Dermasandi di Tegal Penentuan Kemurnian DNA
Jawa Tengah. Label sampel terdiri dari yaitu Isolat DNA dianalisis secara kuantitatif
PPA, AMJ 1, KPA, KCD, PSP S1, PSP D1, yaitu dengan melihat konsentrasi dan
Gapok Hiu Segar, Gapok Hiu olahan, CS 3, kemurnian DNA dengan spektrofotometer
CA 2. Masing-masing sampel adalah PPA NanoDrop.Tahapan kuantifikasi dengan
sebagai Pasar Pagi pari asap, AMJ 1 sebagai NanoDrop dapat menentukan terdapatnya
dari pak Agus, KPA sebagai Pasar Keraton kontaminan dalam isolat DNA. Prinsip
pari asap, KCD sebagai Pasar Keraton cucut kuantifikasi dengan NanoDrop yaitu
daging asap, PSP S1 sebagai pari asap bagian pengukuran absorbansi dengan pengujian
sirip dari UKM pak Slamat, PSP D1 sebagai konsentrasi dan kemurnian DNA
pari asap bagian daging dari UKM pak Slamat, menggunakan spektrofotometer NanoDrop
Gapok Hiu Segar sebagai cucut segar gapok, yaitu 260 nm dan panjang gelombang 280 nm.
Gapok Hiu olahan sebagai olahan cucut asap Panjang gelombang 260 nm dapat menyerap
gapok, CS 3 sebagai daging cucut segar dari nilai maksimal DNA, sedangkan panjang
Dermasandi, CA 2 sebagai cucut asap dari gelombang 280 nm dapat menyerap nilai
Dermasandi. maksimal residu protein. Nilai rasio yang
Pertama-tama sampel dicacah menunjukkan DNA yang murni yaitu 1,8
menggunakan pisau dan dihaluskan hingga 2,0 ng/μL.
menggunakan mortar yang telah disterilkan
menggunakan alkohol. Setelah halus daging Amplifikasi DNA
dari setiap spesies yang berbeda ditimbang 30 Amplifikasi dilakukan dengan PCR
mg untuk isolasi DNA. dengan marka COI (Handy et al. 2011).
Amplifikasi DNA untuk Sanger Sequencing
Ekstraksi DNA dilakukan dengan PCR konvensional
Sampel hiu yang dikumpulkan menggunakan metode PCR mix. Volume
dibandingkan dengan penerapan kit total PCR mix terdiri dari campuran 12,5
ekstraksi DNA untuk PCR konvensional dan μL master mix, 8,5 μL NFW (nuclease free
qPCR, DNA dari 100-200 mg tiap sampel water), 1 μL primer forward, 1 μL primer
hiu diekstraksi menggunakan DNA prep reverse, dan 2 μL sampel. Campuran PCR mix
untuk PCR (Quanta Biosciences, Beverly, dimasukkan ke dalam microtube PCR dan
MA, AS) sesuai dengan aturan penggunaan diletakkan di sumur PCR. Proses amplifikasi
manufaktur/pabrik kit yang tertera. Extracta dengan PCR dilakukan melalui tahapan pre-
DNA Prep untuk PCR menggunakan metode denaturasi, denaturasi, annealing, ekstensi,

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 165


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1 Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al.

dan post-ekstensi. Tahapan denaturasi, terminator.


annealing, dan ekstensi dilakukan sebanyak Analisis Data
35 siklus. Isolat DNA yang telah diamplifikasi Data yang dihasilkan dari penelitian ini
kemudian dianalisis secara kualitatif dengan yaitu berupa sekuen whole genome dari sampel
elektroforesis gel agarose dilanjutkan dengan yang digunakan dan visualisasi hasil prediksi
visualisasi menggunakan UV-transluminator. gen. Analisis data yang dilakukan merupakan
Suhu dan waktu yang digunakan pada analisis bioinformatika.
amplifikasi sampel dapat dilihat pada Table 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 1 PCR process on DNA isolates
Isolat DNA Sampel
COI Full-length DNA Prosedur dalam melakukan isolasi DNA
Barcode sangat perlu disesuaikan dengan sampel
Step
Temperature Time organisme untuk DNA yang akan diambil. Hal
(°C) (second) ini disebabkan oleh struktur dan komposisi
Pre-denaturation 94 120 organisme yang sangat bervariasi. Prinsip
isolasi DNA yaitu pemecahan sel/jaringan,
Denaturation 94 30 pemisahan DNA dari komponen-komponen
Annealing 55 40 protein, lipid, dan karbohidrat serta presipitasi
DNA untuk mendapat isolat DNA yang murni.
Extention 72 60
Prinsip dasar dari isolasi DNA yaitu merusak
Post-extention 72 600 dinding sel, membran sel, dan membran inti
untuk melepaskan DNA utuh ke dalam larutan.
Elektroforesis Proses tersebut diikuti dengan pengendapan
Analisis isolat DNA secara kualitatif DNA serta menghilangkan biomolekul lain
dilakukan menggunakan elektroforesis. di antaranya protein, polisakarida, lipid,
Elektroforesis menggunakan tegangan 100 fenol, serta metabolit lainnya yang dilakukan
volt dan kuat arus 60 ampere selama 30 menit. secara enzimatik atau kimiawi. Membran sel
Media yang digunakan pada analisis tersebut dilisiskan dan ditambahkan protease pada
yaitu gel agarose 1,2%, dengan komposisi ekstrak sel tersebut sehingga yang yang tersisa
0,5 g agarose dan 50 mL akuades. Hasil dari hanya DNA (Triani 2020).
elektroforesis kemudian divisualisasikan DNA dari sampel yang telah diisolasi
menggunakan UV-transluminator. Komposisi kemudian dilakukan analisis secara kualitatif
elektroforesis mix yaitu menggunakan 3 μL dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif
loading dye, 3 μL cyber green, dan 3 μL isolat dilakukan menggunakan elektroforesis. DNA
atau 3 μL marker DNA. isolat pada gel agarose dapat dilihat pitanya
menggunakan UV-transilluminator. Hasil
Penentuan Urutan Nukleotida elektroforegram isolat dapat dilihat pada
Kadar sulfat dilakukan dengan Figure 1.
menimbang sampel 1 g ulvan ke dalam Pita DNA isolat dapat dilihat dari
erlenmeyer kemudian ditambahkan 50 mL adanya cahaya yang terlihat pada gel agarose
HCl 0,2 N kemudian direfluks 1 jam. hasil elektroforesis dari pada seluruh
sampel. Hasil elektroforesis kemudian
divisualisasikan dengan UV-transilluminator.
Viskositas Elektroforesis dapat memisahkan senyawa-
Penentuan urutan nukleotide dilakukan senyawa yang bermuatan kation atau anion
untuk Sanger sequencing. Sekuensing dengan dengan memanfaatkan medan listrik yang
metode Sanger sequencing dilakukan oleh dihasilkan oleh elektroda-elektroda. Figure
suatu perusahaan jasa pelayanan sekuensing. 1 menunjukkan isolat DNA di seluruh
Proses sekuensing dilakukan menggunakan sampel memiliki konsentrasi yang baik, hal
templat DNA, primer, DNA polimerase, dan tersebut ditunjukkan oleh adanya pita DNA
dideoxynucleotide (ddNTP) sebagai label basa yang terlihat jelas di rentang panjang 700

166 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1

Figure 1 Electrophoresis results of processed shark and stingray DNA isolates


bp. Konsentrasi DNA isolat yang baik dapat yang berbeda juga dapat disebabkan oleh
dilihat dari adanya pita DNA yang berkumpul adanya bahan campuran yang ditambahkan
dan tidak menyebar. pada suatu produk olahan (Wardani et al.
Isolat DNA yang telah dilakukan analisis 2017). Kemurnian DNA yang ditunjukkan
kualitatif kemudian dilakukan analisis secara oleh rasio A260/A280 dapat dikatakan murni
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan apabila memiliki nilai 1,8 hingga 2,0. Nilai
menggunakan spektrofotometer NanoDrop rasio A260/A280 apabila lebih rendah dari 1,8
untuk mengetahui konsentrasi serta dapat menunjukkan terdapatnya kontaminan
kemurnian DNA sampel. Hasil analisis dapat protein, sedangkan nilai rasio A260/A280
dilihat pada Table 2. yang lebih tinggi dari 2,0 menunjukkan
Isolat DNA memiliki konsentrasi 108,100 terdapatnya kontaminan RNA (Wardani et al.
ng/µL hingga 191,250 ng/µL, sedangkan 2017).
kemurnian DNA berada pada rentang 1,762
hingga 2,104. Perbedaan konsentrasi DNA Amplikon DNA Sampel
pada setiap sampel dapat dipengaruhi oleh DNA yang telah diekstraksi perlu
pengolahan yang berbeda, penurunan nilai dilakukan amplifikasi terlebih dahulu karena
konsentrasi DNA dapat disebabkan adanya dapat terjadi penurunan hasil sekuensing
proses pengolahan yang menyebabkan akibat kontaminasi atau kerusakan pada
terjadinya degradasi pada DNA. Konsentrasi DNA genom yang terekstrak. Amplifikasi
Table 2 Concentration and purity of DNA

DNA Concentration DNA Purity


Samples Code
(ng/µL) (A260/A280)
PPA 186.000 1.968
AMJ 1 126.000 1.762
KPA 122.950 2.093
KCD 121.650 1.945
PSP S1 108.100 2.079
PSP D1 124.650 2.025
Gapok Hiu Segar 116.200 2.028
Gapok Hiu Olahan 325.000 2.097
CA 2 129.200 2.104
CS 3 191.250 2.081

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 167


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1 Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al.

dilakukan menggunakan PCR. Prinsip dianalisis dengan metode bioinformatika.


amplifikasi dengan PCR yaitu melakukan Analisis bioinformatika pada hasil sekuensing
siklus termal yang berulang untuk melakukan dilakukan dengan cara penyejajaran
reaksi berbeda yaitu denaturasi, annealing, (alignment). Hasil penyejajaran dilakukan
dan ekstensi. DNA untai ganda pada tahapan blast dengan untuk mengetahui spesies yang
denaturasi mencair pada suhu sekitar 95oC, ditemukan pada sampel. Hasil analisis spesies
terjadi pemisahan sehingga menjadi DNA dapat dilihat pada Table 3.
untai tunggal. DNA yang telah terpisah Analisis bioinformatika pada hasil Sanger
menjadi untai tunggal kemudian mengalami sequencing dilakukan dengan alignment
penurunan suhu pada suhu sekitar 55oC pada atau penyejajaran. Penyejajaran dilakukan
tahapan annealing, di mana terjadi pengikatan menggunakan BioEdit serta MegaX, dengan
primer dengan templat DNA untai tunggal cara menyejajarkan sekuen forward dan
secara komplemen pada suhu tersebut. Kedua sekuen reverse dari setiap sampel. Sekuen
DNA untai tunggal disintesis oleh enzim reverse dilakukan reverse complement terlebih
bantuan pada suhu sekitar 72oC yaitu pada dahulu, kemudian disejajarkan dengan sekuen
tahapan ekstensi (Qiu et al. 2019). forward, sehingga dihasilkan konsensus
sekuen. Sekuen konsensus yang telah didapat
Analisis Spesies pada Sekuen hasil kemudian dilakukan blast menggunakan
Sanger Sequencing BLASTn pada situs NCBI. Kesepuluh sampel
Data didapat dari hasil Sanger sequencing menunjukkan spesies yang berbeda-beda,

Table 2 Concentration and purity of DNA

BLAST Results
Homology
Primer Sample’s Code Common E Value Access Code
Scientific name (%)
name
COI Gapok Hiu Spinner shark Carcharhinus 0.0 99.84 KP193378.1
Segar brevipinna

COI Gapok Hiu Spinner shark Carcharhinus 0.0 99.84 KP193378.1


Olahan brevipinna
COI PPA Pale-edged Telatrygon zugei 0.0 100.00 MG774905.1
stingray
COI KPA Pale-edged Telatrygon zugei 0.0 99.84 MG774905.1
stingray
COI KCD Grey Rhizoprionodon 0.0 100.00 MH085756.1
sharpnose oligolinx
shark
COI PSP D1 Whitenose Himantura 0.0 99.84 EU398870.1
whip ray uarnacoides
COI PSP S1 Whitenose Maculabatis 0.0 99.84 MG774924.1
whip ray macrura
COI AMJ 1 Grey Rhizoprionodon 6E-165 100.00 MH311279.1
sharpnose oligolinx
shark
COI 2 Dark ghost Hydrolagus 0.0 100.00 KU366635.1
shark novaezealandiae

COI 3 Whitespotted Rhynchobatus 0.0 99.69 MW509710.1


wedgefish australiae

168 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1

Figure 2 Phylogenetics analysis of shark and stingray samples


yaitu Carcharhinus brevipinna, Telatrygon produk olahan. Spesies yang ditemukan dari
zugei, Rhizoprionodon oligolinx, Himantura hasil sekuensing pada ikan cucut asap dengan
uarnacoides, Maculabatis macrura, Hydrolagus metode Sanger sequencing terdiri dari 4 spesies
novaezealandiae, dan Rhynchobatus australiae. hiu dan 3 spesies pari yaitu Carcharhinus
Terdapat Rhynchobatus australiae dan brevipinna, Telatrygon zugei, Rhizoprionodon
Carcharhinus brevipinna dalam sampel yang oligolinx, Himantura uarnacoides, Maculabatis
disekuensing merupakan jenis hiu dilindungi macrura, Hydrolagus novaezealandiae, dan
dalam CITES II. Sekuen konsensus yang Rhynchobatus australiae. Rhynchobatus
telah didapatkan kemudian dibuat pohon australiae dan Carcharhinus brevipinna adalah
filogenetik dengan spesies-spesies hiu lainnya jenis hiu yang masuk ke dalam daftar CITES
yang dapat dilihat pada Figure 2. Beberapa II.
spesies yang terdeteksi dari hasil Sanger
sequencing menunjukkan spesies yang sama UCAPAN TERIMA KASIH
namun dengan persen identitas yang berbeda. Penulis mengucapkan terima kasih
Implikasi riset ini terhadap produk olahan kepada Kementerian RISTEK-BRIN untuk
ikan asap adalah untuk menjadi referensi pembiayaan penelitian ini melalui hibah
kebijakan hiu dan pari yang boleh diperjual Penelitian Terapan (PT) T.A 2021 dengan
belikan maupun yang tidak sesuai peraturan nomor kontrak 2053/IT3.L1/PN/2021. Penulis
Indonesia dan internasional. juga mengucapkan terimakasih kepada
tim asisten riset yang membantu kegiatan
KESIMPULAN lapangan pengambilan sampel.
Sekuencing menggunakan metode Sanger
dapat dilakukan pada produk campuran dan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 169


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1 Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al.

DNA barcoding to investigate patterns of


DAFTAR PUSTAKA species utilisation in UK shark products
Abdullah A, Elisa Ratih A, Aulia S, Rianti P, reveals threatened species on sale.
Nurhayati T, Mardiono Jacoeb A. 2020. Scientific Reports. 9(1):1–10.
Autentikasi produk olahan ikan hiu Kappel K, Haase I, Käppel C, Sotelo CG,
komersial menggunakan teknik species- Schröder U. 2017. Species identification
specific DNA Mini-barcodes. Jurnal in mixed tuna samples with next-
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. generation sequencing targeting two
23(2):383–391. short cytochrome b gene fragments. Food
Abdullah A, Nurilmala M, Sari AS, Jacoeb Chemistry. 234:212–219.
AM. 2018. Mini-coi barcodes sebagai Kimura M. 1980. A simple method for
penanda molekuler untuk ketertelusuran estimating evolutionary rate of base
label pangan berbagai produk olahan ikan substitutions through comparative
sidat. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan studies of nucleotide sequences. Journal
Indonesia. 21(2):377-384. of Molecular Evolution. 16(2):111- 120.
Abdullah A, Rehbein H. 2017. DNA Labrador K, Agmata A, Palermo JD, Follante
barcoding for the species identification of J, Pante MJ. 2019. Authentication of
commercially important fishery products processed Philippine sardine products
in Indonesian markets. International using Hotshot DNA extraction and
Journal of Food Science & Technology. minibarcode amplification. Food Control.
52(1):266–274. 98:150–155.
Bräutigam A, Callow M, Campbell IR, Camhi Marshall LJ, Barone M. 2016. SharkFin Guide:
MD, Cornish AS, Dulvy NK, Fordham identifying sharks from their fins.
SV, Fowler SL, Hood AR, McClennen Muttaqin, Simeon BM, Ichsan M, Agustina
C, Reuter EL, Sant G, Simpfendorfer S, Prasetyo AP, Dharmadi, Yulianto I.
CA, Welch DJ. 2015. Global Priorities for (2019). Laporan Teknis: Profil Perikanan
Conserving Sharks and Rays: A 2015–2025 Wedgefish di Indonesia, Studi Kasus di
Strategy. San Jose (CR): Copa. Nusa Tenggara Barat dan Aceh. Bogor:
Dharmadi, Fahmi, Triharyuni S. 2012. Aspek Wildlife Conservation Society Indonesia.
biologi dan fluktuasi hasil tangkapan Paracchini V, Petrillo M, Lievens A, Kagkli
cucut tikusan, (Alopias pelagicus) di DM, Angers-Loustau A. 2019. Nuclear
Samudera Hindia. Bawal. 4:131-139. DNA barcodes for cod identification
Dudgeon CL, Blower DC, Broderick D, Giles in mildly-treated and processed food
JL, Holmes BJ, Kashiwagi T, Krück NC, products. Food Addit Contam - Part A
Morgan JAT, Tillett BJ, Ovenden JR. 2012. Chem Anal Control Expo Risk Assess.
A review of the application of molecular 36(1):1–14.
genetics for fisheries management and Qiu J, Shen B, Zhao M, Wang Z, Xie B,
conservation of sharks and rays. Journal Xu Y. (2020). A nationwide survey
of Fish Biology. 80(5):1789–1843. . of psychological distress among
Hanner RH, Naaum AM, Shivji MS. 2016. Chinese people in the COVID-19
Conclusion: DNA-Based Authentication epidemic: implications andpolicy
of Shark Products and Implications for recommendations. General Psychiatry.
Conservation and Management. Elsevier 020 Mar 6;33(2):e100213.
Inc. Rodrigues-Filho LF, Pinhal D, Sodré D,
Hellberg RS, Isaacs RB, Hernandez EL. Vallinoto M. 2012. Shark DNA Forensics:
2019. Identification of shark species Applications and Impacts on Genetic
in commercial products using DNA Diversity. Di dalam Analysis of Genetic
barcoding. Fisheries Research. 210 2:81– Variation in Animals.Intech Open.
88. Sahaba MAB, Abdullah A, Nugraha R. 2021.
Hobbs CAD, Potts RWA, Bjerregaard Walsh DNA barcoding untuk autentikasi produk
M, Usher J, Griffiths AM. 2019. Using hiu segar dari perairan Nusa Tenggara

170 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Identifikasi spesies ikan hiu dan pari pada produk olahan, Alfitri et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 1

Barat. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan TN. 2017. Identifikasi gen transgenik
Indonesia. 24(3):407-414. pada produk susu bubuk kedelai dan
Thresher Shark Indonesia. 2020. Pemasangan susu formula soya dengan metode
Internal Acoustic Tag pada Hiu Tikus PCR (Polymerase Chain Reaction).
Menjadi yang Pertama di Indonesia AGRITECH. 37(3):237–245.
dan Dunia. https://threshershark.id/id/ Wibowo S, Susanto H. 2005. Sumber daya
update/internal-acoustic-tag-hiu-tikus/ dan Pemanfaatan Hiu. Jakarta: Penebar
Triani N. 2020. Isolasi DNA tanaman jeruk Swadaya.
dengan menggunakan METODE CTAB Wong EH, Hanner RH. 2008. DNA barcoding
(Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide). detects market substitution in North
Jurnal Teknologi Terapan. 3(2): 14-19. American seafood. Food Research
Wardani AK, Arlisyah A, Fauziah A, Fa’ida International. 41:828-837.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 171

Anda mungkin juga menyukai