Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Harpodon Borneo Vol. 13. No. 2.

Oktober 2020 ISSN : 2087-121X


AMPLIFIKASI GENE mtDNA CO1 MURAENESOCIDAE DARI PERAIRAN KOTA
TARAKAN DENGAN TEKNIK PCR
AMPLIFICATION OF THE mtDNA CO1 GENE OF MURAENESOCIDAE
FISH FROM TARAKAN WATER WITH PCR METHODE

Sumarlin*1 , Clara Yovilan Moq1 , Syamsidar Gaffar2 , dan M. Gandri Haryono2


1. Prodi Teknologi Hasil Perikanan, UBT
2. Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, UBT
*korespondensi, e-mail:sumar.borneo@gmail.com

ABSTRAK

Muraenesocidae atau di Tarakan lebih dikenal dengan sebutan Ikan Ose merupakan ikan
komersil yang tersebar secara luas di laut Indo-west pacific. Di Indonesia Muraenesocidae
tersebar dari pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan penyebaran yang begitu luas
sayangnya informasi genetik ikan Ose masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk
mengisolasi dan mengamplifikasi gen mtDNA CO1 Muraenesocidae dari perairan Kota
Tarakan. Metode penelitian yang dilakukan meliputi isolasi genom mtDNA CO1 dengan
mengikuti petunjuk Quick-DNA Tissue/Insect Miniprep Kit. Dilanjutkan dengan amplifikasi
untai gen mtDNA CO1 menggunakan 4 primer cocktail. Kemudian visualisasi produk PCR
dengan menggunakan teknik gel elektroforesis. Terdapat dua jenis ikan yang dijadikan
sampel pada penelitian ini, yaitu Ikan ose dengan perut berwarna kuning (Ose-K) dan Ikan
ose dengan perut berwarna hitam (Ose-H). Ekstrak gen mtDNA Ose-K memiliki konsentrasi
67.3 ng/µl dengan nilai rasio A260/280 diperoleh 1.94, dan konsentrasi untuk ekstrak gen
mtDNA sampel Ose-H diperoleh 84.5 ng/µl dan 1.97 untuk nilai rasio A260/280. Hasil
visualisasi produk PCR diperoleh pita tunggal untuk masing-masing sampel dengan panjang
basa sekitar 700 bp.
Kata kunci: gen mtDNA CO1, Ikan Ose, pita DNA, rasio A260/280

ABSTRACT
Muraenesocidae fish, which local people are better known as Ose Fish, is a commercial fish
widely distributed in the Indo-West Pacific Sea. In Indonesia, Muraenesocidae fish are spread
from the islands of Sumatra, Kalimantan, and Sulawesi. With such a widespread,
unfortunately, the genetic information of this fish is still minimal. This research was
conducted to isolate and amplify the mtDNA CO1 gene of Muraenesocidae fish from
Tarakan City's waters. The method included isolation of the mtDNA CO1 genome by
following the Quick-DNA Tissue/Insect Miniprep Kit instructions. This step was followed by
amplification of mitochondrial DNA gene with cocktails of 4 primers. Next, the PCR
product was detected using gel electrophoresis. There are two types of fish in this resea rch:
yellow-bellied (Ose-K) and black-bellied (Ose-H). The samples concentration was obtained
at 67.3 ng/µl and 84.5 ng/µl, while the ratio on A260/280 was 1.94 and 1.97, respectively, for
Ose-K and Ose-H. The PCR product visualization revealed a single band for each sample
with an average base length of about 700 bp.
Keyword: mtDNA COI gene, Ose Fish, DNA Band, A260/280 ratio

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020 54


Amplifikasi Gene mtDNA CO1 Muraenesocidae……………………......................(Sumarlin)
PENDAHULUAN telah dilakukan pada biota laut ikan nomei
Indonesia merupakan negara tropis (Nugroho et al. 2017), namun belum ada
dengan tingkat biodeversitas biota laut informasi genetik yang tersedia terkait
tertinggi dibandingkan dengan negara ikan Ose. Sehingga penelitian tentang
tetangga lainnya yang berada di gugus DNA barcoding ikan ose penting
wilayah Indo-Pasifik (Nurilmala et al. dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian
2017). Jumlah yang melimpah menjadikan pendahuluan dari rangkaian tahapan DNA
perikanan sebagai salah satu sektor barcoding yang terbatas pada amplifikasi
penunjang ekonomi yang penting gen mt DNA COI ikan ose.
sekaligus sebagai salah satu sumber
METODOLOGI
ketahanan pangan nasional (Abdullah et al.
2017). Muraenesocidae (Ikan Ose) Waktu dan tempat
merupakan ikan komersil penting dan Penelitian ini dilaksanakan di
menjadi komoditi ekspor di Indonesia, dan Laboratorium Biologi Fakultas Perikanan
di Kota Tarakan ikan ini lebih cenderung dan Ilmu Kelautan UBT. Waktu penelitian
di ekspor ke negara tetangga yaitu ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai
Malaysia melalui wilayah Tawau, Sabah. Mei hingga Juli 2020. Penelitian
Meskipun kelimpahan Ikan Ose sangatlah dilaksanakan dua tahap yaitu pengambilan
besar namun informasi dan publikasi sampel di lapangan dan analisis DNA di
tentang ikan Ose masih sangat terbatas. laboratorium.
Padahal informasi terkait biota laut
perairan maritime sangat diperlukan Alat dan Bahan
ditengah kondisi laut yang mengalami Alat yang digunakan dalam
penurunan kualias akibat pencemaran penelitian ini adalah alat-alat gelas,
lingkungan serta adanya overfisihing dan kalkulator, alat tulis, timbangan, vortex,
illegal fisihing memicu penurunan mikrosentrifus, mikropipet, tip pipet,
populasi bahkan terancam mengalami Biofuge Primo R Centrifuge, heating
kepunahan (Abdullah et al. 2017). Saat ini block, horizontal elektroforesis (Power Pac
telah banyak dilakukan penelitian untuk Basic™, USA), Spektrofotometer UV- Vis
menggali informasi biota laut nusantara (Pharmacia Biotech), thermo cyler (Agilent
terutama informasi genetik berbasis DNA Surecycler 8800), serta perangkat lunak
barcoding, yaitu suatu teknik Mega X, Seq Scanner v.2.0 dan Bio Edit.
mengidentifikasi suatu organisme dengan
Bahan yang digunakan dalam
menggunakan marker DNA salah satunya penelitian adalah sampel jaringan otot ikan
gene mitokondria cytochrome oxidase pari totol biru, alcohol 70%, Agarosa,
subunit I (COI). Beberapa contoh buffer Tris-EDTA (TE) pH 8, Tris-Borat-
penelitian DNA barcoding biota laut
EDTA (TBE) 1x, marker 100 pb
diantaranya identifikasi ikan Hiu (Prehadi (Invitrogen), kit ZR Tissue & Insect DNA
et al. 2015), Ikan Kerapu (Jefri et al. miniprep TM, MyTaq HS Red Mix
2015), Ikan Hias (Fahmi et al. 2017), (Bioline), primer, kloroform, aseton,
Autentikasi Produk Hasil Perikaan
etidium bromide, loading dye, serta low
(Abdullah et al. 2017; Abdullah et al. mass leader.
2019; Madduppa et al. 2014; Nurilmala et
al. 2017; Maulid et al. 2015), Larva Ikan Metode
(Abdullah et al. 2017; Wibowo et al. 2017;
Wibowo et al. 2018), jenis kerang (Tindi et Ekstraksi dan Amplifikasi DNA
al. 2017) bahkan Manggrove (Riyantini et Ekstraksi DNA berasal dari
al. 2014) telah dilakukan analisis potongan kecil tubuh ikan Ose (otot).
molekuler. Untuk wilayah Kalimantan Ekstraksi DNA berasal dari potongan kecil
Utara, penelitian tentang DNA barcoding tubuh ikan pari totol biru. Proses

57 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020


Jurnal Harpodon Borneo Vol. 13. No. 2. Oktober 2020 ISSN : 2087-121X
pencucian alkohol pengawet dilakukan terbentuk dari sisir yang dijalankan dalam
dengan merendam sekitar 10 gr potongan buffer TBE (Tris-Boric Acid-EDTA) 1x
otot dalam etanol 70%. Proses ekstraksi pada tegangan 120 V selama 20 menit
DNA sampel mengikut petunjuk ZR Tissue yang dilanjutkan dengan visualisasi pada
& Insect DNA miniprep TM (Zymo alat UV Transiluminator (Gel Doc)
Research, D6016). Proses amplifikasi PCR (Sulistiowati et al. 2020)
menggunakan kit MyTaq HS Red Mix
(Bioline) dengan komposisi: ddH2O 9.5 HASIL DAN PEMBAHASAN
µL, MyTaq Red Mix 2x 12.5 µL, dan
primer masing-masing 10 µM Basis data dalam analisis
menggunakan 4 primer cocktail molekuler adalah sekuen DNA. Terdapat
tiga jenis DNA pada sel eukariot yaitu
berdasarkan Canadian Center for DNA
DNA Inti (nuDNA), DNA mitokondria
Barcoding (CCDB), 2006
(mtDNA), dan DNA klorofil atau plastid
VF2 TGTAAAACGACGGCCAGTC pada tumbuhan. Pada Ikan, jenis DNA
_t1 AACCAACCACAAAGACATT yang umum dugunakan dalam analisa
For
GGCAC molekuler adalah sekuen genom mtDNA.
war Fish TGTAAAACGACGGCCAGTC
d: Salah satu Gen penyandi dalam genom
F2_t GACTAATCATAAAGATATC mtDNA yang paling umum digunakan
1 GGCAC dalam analisa molekuler adalah Gen
Fish CAGGAAACAGCTATGACAC
cytochrome oxidase subunit I (CO1).
R2_ TTCAGGGTGACCGAAGAAT
Rev t1
CAGAA
Pemilihan gen ini dikarenakan sifat-sifat
erse istimewanya seperti jarang mengalami
FR1 CAGGAAACAGCTATGACAC
: peristiwa mutasi baik delesi maupun
d_t1 CTCAGGGTGTCCGAARAAY
CARAA insersi pada sekuennya, mempu nyai
daerah bersifat conserve (lestari) yang
DNA diamplifikasi dengan PCR menjadi pijakan dalama analisis molekuler
menggunakan kit 2x MyTaq HS Red Mix seperti DNA barcoding (Hebert et al.
(Bioline). Total volume yang digunakan 2003). Selain itu, gen ini dapat digunakan
untuk amplifikasi yaitu 25 μl, yang terdiri untuk merekonstruksi filogenetik pada
atas 9.5 μl ddH2O, 12.5 μl 2x MyTaq Red cabang evolusi tingkat spesies (Palumbi
Mix, 1 μl DNA template dan 0,5 μl 1996).
volume dari tiap primer 10 μM. Penelitian sebelumnya telah
Amplifikasi DNA menggunakan mesin melaporkan keberhasilan amplifikasi gen
PCR Tpersonal (Biometra) dengan mtDNA CO1 ikan dengan primer universal
pengaturan suhu sebagai berikut: rekomendasi dari CCDB (Fields et al.
predenaturasi pada suhu 96 oC selama 3 2015; Shirley et al. 2015; Reid et al. 2011;
menit, denaturasi pada suhu 94 oC selama Ivanova et al. 2007; Ude et al. 2020;
10 detik dilakukan sebanyak 35 siklus, Schmitt et al. 2019; Giovos et al. 2020; Hu
annealing pada suhu 50 oC selama 30 detik et al. 2018; Saha et al. 2019; Zhang et al.
dan dilakua sebanyak 35 siklus, elongasi 2011; Hinkle 2015; Cardeñosa et al. 2017;
pada suhu 72 oC selama 45 detik sebanyak Moran et al. 2015), sehingga pada
35 siklus dan satu siklus perpanjangan penelitian ini juga menggunakan primer
akhir pada suhu 72 oC selama 2 menit universal yang sama. Ekstraksi dan
kemudian didiamkan pada suhu 4 oC amplifikasi gen mtDNA COI sampel ikan
selama 5 menit. Produk PCR dianalisis ose dilakukan pada dua jenis yaitu ose
menggunakan metode elektroforesis gel perut kuning (Ose-K) dan Ose Perut hitam
agarosa 1% b/v dengan mengambil 3 µL (Ose-H) dengan mengambil jaringan otot
sampel hasil PCR dan 3 µL DNA ladder masing-masing sebanyak 1 gram.
100 pb dimasukkan ke dalam sumur yang Ekstraksi gen mtDNA menggunakan

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020 56


Amplifikasi Gene mtDNA CO1 Muraenesocidae……………………......................(Sumarlin)
metode Zymo research, D6016 dan pada tabel 2.
diperoleh data seperti yang dicantumkan

Tabel 1. Data kuantitatif hasil ekstraksi gen mtDNA sampel

No. Nama Sampel Konsentrasi A260/280 A260/230


(ng/µl)
1. Ose-K 67.3 1.94 0.55
2. Ose-H 84.5 1.97 0.53

1 2 3

Ket:
1. DNA Ladder
2. Ose-K
3. Ose-H

Gambar 1. Visualisasi produk PCR pad gel agarose

Hasil eksraksi gen mtDNA kedua DNA hasil ekstraksi juga dapat ditentukan
sampel memberikan konsentrasi yang melalui rasio A260/230. Ekstrak DNA
cukup tinggi dengan nilai sebesar masing- dikatakan murnia apabila nilai rasio yang
masing untuk Ose-K dan Ose-H adalah diperoleh berada pada kisaran 2.0 – 2.2
67.3 ng/µl dan 84.5 ng/µl. Disisi lain, Jika nilai rasio yang diperoleh lebih rendah
untuk menetukan tingkat kemurnian hasil dari nilia ideal tersebut maka dapat
ekstraksi mtDNA sampel dapat dilihat dari dikatakan bahwa ekstrak masih
rasio absorbansi (A) pada panjang terkontaminasi pelarut sisa proses
gelombang 260/280 nm dan 260/230 nm. ekstraksi yang turut andil menyerap
Rasio A260/280 digunakan untuk panjang gelombang 230 nm (Gardenia et
menentukan konsentrasi DNA terhadap al. 2011). Pada hasil penelitian ini
Protein. DNA menyerap sinar ultraviolet diperoleh rasio A260/230 sebesar 0.55 dan
pada panjang gelombang 260 nm, 0.53 untuk ekstrak Ose-K dan Ose-H.
sedangkan protein menyerap sinar UV Tingkat kemurnian ini masih jauh dibawah
pada panjang gelombang 280 nm. Tingkat nilai ideal (2.0 – 2.2) namun, hal ini
kemurnian DNA hasil isolasi terbaik disebabkan karena pengukuran rasio
berada pada nilai A260/280 antara 1.8 – 2.0. A260/230 masih merupakn ekstrak kasar
Semakin mendekati angka 2.0 maka sehingga antara DNA dan sisa pelarut
tingkat kemurnian DNA isolat semakin ekstraksi belum dipisahkan sehingga
mendekati 100% (Farmawati et al. 2015; memberikan andil yang sangat besar dalam
Pratiwi et al. 2020). Pada hasil penelitian memberikan nilai rasio dibawah nilai
ini, kedua sampel baik Ose-K dan Ose-H ideal. Meskipun nilai rasio A 260/280 masih
masing-masing memiliki nilai rasio dibawah nilai yang diharapkan, hasil
A260/280 mendekati angka 2.0 sehingga ekstraksi ini masih dapat digunakan untuk
tingkat kemurnian DNA isolat kedua proses amplifikasi (perbanyakan) dengan
sampel ini menghampiri 100%. Kemurnian menggunakan teknik PCR.

57 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020


Jurnal Harpodon Borneo Vol. 13. No. 2. Oktober 2020 ISSN : 2087-121X
Hasil amplifikasi PCR barcoding for the species
menunjukkan bahwa kedua gen mtDNA identification of commercially
COI memiliki panjang sekuen sekitar 700 important fishery products in
pasang basa (pb). Hal ini dapat Indonesian markets. International
dikonfirmasi dari hasil elektroforesis 1 µl Journal of Food Science and
masing-masing produk PCR ke dalam gel Technology 52(1): p.266–274.
1% agarose dalam larutan TBE. Reaksi
Abdullah, A., Sativa, H.A., Nurhayati, T.,
PCR dikatakan berhasil apabila
menghasilkan pita DNA tunggal dan tebal. & Nurilmala, M. 2019. Pemanfaatan
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa hasil DNA barcoding untuk ketertelusuran
PCR pada penelitian ini diperoleh pita label berbagai produk olahan ikan
berbasis surimi komersial. Jphpi 22:
DNA tunggal dan tebal sehingga reaksi
PCR telah berhasil dilakukan. Ukuran pita p.508–519.
DNA hasil PCR dengan panjang sekitar Cardeñosa, D. et al. 2017. A multiplex
700 pb juga diperoleh pada penelitian PCR mini-barcode assay to identify
identfikasi bivalvia yang dilakukan oleh processed shark products in the global
Tindi et al (2017), dan ikan nomei yang trade. PLoS ONE 12(10): p.3–11.
dilakukan oleh Nugroho et al (2017).
Fahmi, M.R., Kusumah, R.V., Ardi, I.,
KESIMPULAN DAN SARAN Sinansari, S., & Kusrini, E. 2017.
Dna Barcoding Ikan Hias Introduksi.
Kesimpulan Jurnal Riset Akuakultur 12(1): p.29.
Berdasarkan hasil penelitian Farmawati, D., Wirajana, I., & Chandra
diperoleh ekstrak gen mtDNA kedua Yowani, S. 2015. Perbandingan
sampel dengan konsentrasi yang cukup Kualitas Dna Dengan Menggunakan
tinggi dengan nilai sebesar masing-masing Metode Boom Original Dan Boom
untuk Ose-K dan Ose-H adalah 67.3 ng/µl Modifikasi Pada Isolat
dan 84.5 ng/µl. Kemurnian ekstrak kedua Mycobacterium Tuberculosis 151.
sampel baik Ose-K dan Ose-H masing- Jurnal Kimia 9(1): p.41–46.
masing memiliki nilai rasio A 260/280 Fields, A.T., Abercrombie, D.L., Eng, R.,
mendekati angka 2.0 sehingga tingkat Feldheim, K., & Chapman, D.D.
kemurnian DNA isolat kedua sampel ini 2015. A novel mini-DNA barcoding
menghampiri 100%. Hasil amplifikasi assay to identify processed fins from
PCR menunjukkan bahwa kedua gen internationally protected shark
mtDNA COI memiliki panjang sekuen species. PLoS ONE 10(2): p.1–10.
sekitar 700 pasang basa (pb). Gardenia, L., & Koesharyani, I. 2011.
Metode Isolasi Deoxyribose Nucleic
Saran Acid Bakteri dari Organ Ikan Nila
Penentuan spesies ikan ose perlu (Oreochromis niloticus). Jurnal Ris.
dilakukan dengan teknik DNA barcoding, Akuakultur 6(3): p.469–477.
sehingga penting untuk dilaksanakan
Giovos, I. et al. 2020. Assessing multiple
penelitian lanjutan meliputi sekuensing
sources of data to detect illegal
gen mtDNA COI ikan ose, dilanjutkan fishing, trade and mislabelling of
dengan analisis BLAST dan filogenetik. elasmobranchs in Greek markets.
Marine Policy 112(March).
DAFTAR PUSTAKA
Hinkle, J. 2015. Proof-of-concept of
Abdullah, A., & Rehbein, H. 2017. DNA environmental DNA tools for atlantic

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020 58


Amplifikasi Gene mtDNA CO1 Muraenesocidae……………………......................(Sumarlin)
sturgeon management. : p.46.. Sudrajat, A.O., & Ochiai, Y. 2017.
Species identification by DNA
Hu, Y., Huang, S.Y., Hanner, R., Levin, J., barcoding and bioprospecting of
& Lu, X. 2018. Study of fish products
Indonesian seahorses. The JSFS 85th
in Metro Vancouver using DNA Anniversary-Commemorative
barcoding methods reveals fraudulent International Symposium “Fisheries
labeling. Food Control 94: p.38–47. Science for Future Generations"
Ivanova, N. V., Zemlak, T.S., Hanner, (10032): p.2–3.
R.H., & Hebert, P.D.N. 2007. Pratiwi, E., & Widodo, L.I. 2020.
Universal primer cocktails for fish Kuantifikasi Hasil Ekstraksi Gen
DNA barcoding. Molecular Ecology Sebagai Faktor Kritis Untuk
Notes 7(4): p.544–548.
Keberhasilan Pemeriksaan Rt Pcr.
Jefri, E., Zamani, N.P., Subhan, B., & Indonesian Journal for Health
Madduppa, H.H. 2015. Molecular Sciences 4(1): p.1.
phylogeny inferred from Prehadi et al. 2015. DNA barcoding and
mitochondrial DNA of the grouper
phylogenetic reconstruction of shark
epinephelus spp. In Indonesia species landed in muncar fisheries
collected from local fish market. landing site in comparison with
Biodiversitas 16(2): p.254–263. southern Java fishing port.
Madduppa, H.H., von Juterzenka, K., Biodiversitas 16(1): p.55–61.
Syakir, M., & Kochzius, M. 2014. Reid, B.N. et al. 2011. Comparing and
Socio-economy of marine ornamental combining distance-based and
fishery and its impact on the character-based approaches for
population structure of the clown
barcoding turtles. Molecular Ecology
anemonefish Amphiprion ocellaris Resources 11(6): p.956–967.
and its host anemones in Spermonde
Archipelago, Indonesia. Ocean and Riyantini, I., Mulyani, Y., & Agung, M.
Coastal Management 100: p.41–50. 2014. Hubungan Filogenetik
Molekuler Beberapa Jenis Mangrove
Maulid, D., & Nurilmala, M. 2015. Dna Di Pulau Penjarangan, Ujung Kulon,
Barcoding Untuk Autentikasi Produk Provinsi Banten. Jurnal Akuatika
Ikan Tenggiri (Scomberomorus Sp). Indonesia 5(1): p.245336.
Jurnal Akuatika Indonesia 6(2):
p.244388. Saha, S. et al. 2019. NEW RECORDS OF
THE GOATFISH, UPENEUS
Moran, Z., Orth, D.J., Schmitt, J.D., VITTATUS (FORSSKAL 1775)
Hallerman, E.M., & Aguilar, R. 2015. AND UPENEUS SUPRAVITTATUS
Effectiveness of DNA barcoding for
(UIBLEIN AND HEEMSTRA 2010)
identifying piscine prey items in
stomach contents of piscivorous
catfishes. Environmental Biology of
Fishes 99(1): p.161–167.
Nugroho, E.D., Nawir, D., Amin, M., &
Lestari, U. 2017. Dna barcoding of
nomei fish (Synodontidae: Harpadon
sp.) in Tarakan Island, Indonesia.
AACL Bioflux 10(6): p.1466–1474.
Nurilmala, M., Sari, E.M., Abdullah, A.,

59 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020


Jurnal Harpodon Borneo Vol. 13. No. 2. Oktober 2020 ISSN : 2087-121X
(PRECIFORMES, MULLIDAE), DNA Barcode and molecular
FROM SAINT MARTIN’S ISLAND phylogenetic analysis several Bivalve
IN THE BAY OF BENGAL, species from North Sulawesi Waters
BANGLADESH. J. Asiat. Soc. based on COI gene). Jurnal Pesisir
Bangladesh, Sci. 2(December): p.161– dan Laut Tropis 1(2): p.32–38.
173.
Ude, G.N. et al. 2020. DNA barcoding for
Schmitt, J.D., Emmel, J.A., Bunch, A.J., identification of fish species from
Hilling, C.D., & Orth, D.J. 2019. freshwater in Enugu and Anambra
Feeding Ecology and Distribution of States of Nigeria. Conservation
an Invasive Apex Predator: Flathead Genetics Resources 12(4): p.643–658.
Catfish in Subestuaries of the
Wibowo, A., Panggabaian, A.S., Zamroni,
Chesapeake Bay, Virginia. North
American Journal of Fisheries A., Priatna, A., & Yusuf, H.N. 2018.
Management 39(2): p.390–402. Using Dna Barcode To Improve the
Identification of Marine Fish Larvae,
Shirley, M.H., Villanova, V.L., Vliet, Case Study Coastal Water Near
K.A., & Austin, J.D. 2015. Genetic Jakarta and Banda Sea, Indonesia.
barcoding facilitates captive and wild Indonesian Fisheries Research
management of three cryptic African Journal 24(1): p.37.
crocodile species complexes. Animal
Wibowo, A., Wahlberg, N., & Vasemägi,
Conservation 18(4): p.322–330.
A. 2017. DNA barcoding of fish
Sulistiowati, S., & Madduppa, H. 2020. larvae reveals uncharacterised
Identifikasi Scatophagus argus yang biodiversity in tropical peat swamps
dipasarkan di Jakarta berdasarkan of New Guinea, Indonesia. Marine
Analisis Morfologi dan DNA and Freshwater Research 68(6):
Barcoding. Jurnal Kelautan Tropis. p.1079–1087.
Tindi, M. et al. 2017. DNA BARCODE Zhang, J. Bin, & Hanner, R. 2011. DNA
DAN ANALISIS FILOGENETIK barcoding is a useful tool for the
MOLEKULER BEBERAPA JENIS identification of marine fishes from
BIVALVIA ASAL PERAIRAN Japan. Biochemical Systematics and
SULAWESI UTARA Ecology 39(1): p.31–42.
BERDASARKAN GEN COI (The

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2020 60

Anda mungkin juga menyukai