Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERIKANAN

KELOMPOK III

DISUSUN OLEH :

Nurul Safitri 201963002

Asyer Solissa 201963012

Edward Simanjuntak 201963023

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan laporan hasil pengamatan mengenai “Tahapan ekstraksi, amplifikasi dan
elektroforesis pada DNA ikan kakap (Lutjanidae)”. Yang telah ditugaskan kepada Kelompok kami
untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Genetika Perikanan.

Semoga laporan hasil pengamatan ini dapat memberikan sebuah manfaat bagi pembaca, dan
dapat membuat pembaca mengetahui serta menambah lebih banyak pengetahuan dan wawasan.
Kami sadar laporan hasil pengamatan yang kelompok kami buat belum sempurna adanya. Oleh
karena itu, saran dan pendapat untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan sangatlah dihargai.
Terima Kasih.

Ambon, 22 November 2021

Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting pada makhluk
hidup yang membawa keterangan genetik dari sel khusunya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Molekul DNA terdapat pada nukleus,
mitokondria, plastida dan sentriol. Komponen utama kromosom pada eukariota adalah DNA dan
protein histon. Protein histon bersifat basa, sehingga dapat menetralkan asam dari DNA. Pada
dasarnya sel mengandung dua asam nukleat, yaitu DNA dan RNA. DNA yang terdapat pada
nukleus yaitu DNA kromosomal, sedangkan DNA yang ada di luar nukleus tetapi masih di dalam
sel dinamakan DNA ektrakromosomal (DNA mitokondria, DNA kloroplas, dan DNA plasmid).

Dikutip dari Yuwono (2008), pembuktian bahwa DNA merupakan bahan genetik pertama kali
dilakukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928 yaitu dengan eksperimen transformasi pada
bakteri Streptococcus pneumoniae. Bukti bahwa DNA merupakan bahan yang menyebabkan
terjadinya proses transformasi pada S. pneumoniae ditunjukkan oleh eksperimen yang dialkukan
oleh Oswald Avery, Colin MacLeod, dan Mackyn McCarty pada tahun 1944. Mereka melakukan
ekstraksi terhadap sel virulen dan kemudian menghilangkan proteinnya. Ketika ekstrak sel tersebut
diperlakukan dengan enzim deoksiribonukleat yang menghancurkan DNA, ternyata kemampuan
menyebabkan proses transformasi menjadi hilang.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana proses ekstarksi DNA pada ikan kerapu ?


• Bagaiman proses amplifikasi DNA pada ikan kerapu ?
• Bagaimana proses elektrofolisis DNA pada ikan kerapu ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Mengetahui proses serta tahapan ekstraksi, amplifikasi dan elektrofolisis DNA dar ikan kerapu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi

Ekstraksi DNA adalah suatu proses pemisahan DNA dari komponen-komponen sel lainnya.
Ekstraksi DNA pada organisme eukariot dilakukan melalui proses penghancuran dinding sel
(lysis of cell walls), penghilangan protein dan RNA (cell digestion), dan pengendapan DNA
( precipitation). DNA larut dalam air, tapi tidak larut dalam air asin. Perbedaan dalam tingkat
kelarutan DNA inilah yang akhirnya menjadi dasar dalam proses ekstraksi DNA. Ekstraksi
DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu
sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan
berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung.

DNA ditemukan pada semua makhluk hidup dari mikroorganisme sampai organisme tingkat
tinggi, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan. DNA terdapat dalam sel dan inti sel. DNA
dapat diekstraksi dari segala macam organ yang terdapat pada bagian tubuh makhluk hidup
bersel, misalnya tumbuhan dapat diekstraksi dari daun, buah ataupun batangnya.

2.2 Amplifikasi

Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain Reaction (PCR),
merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk mengamplifikasi nukleotida secara in vitro.
Metoda PCR dapat meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah
semula, sekitar 106-107 kali. Setiap urutan basa nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua
kali jumlahnya. Pada setiap n siklus PCR akan diperoleh 2n kali banyaknya DNA target. Kunci
utama pengembangan PCR adalah menemukan bagaimana cara amplifikasi hanya pada urutan
DNA target dan meminimalkan amplifikasi urutan non-target. Penggunaan PCR telah
berkembang secara cepat seirama dengan perkembangan biologi molekuler. PCR digunakan
untuk identifikasi penyakit genetik, infeksi oleh virus, diagnosis dini penyakit seperti AIDS,
Genetic profiling in forensic, legal and bio-diversity applications, biologi evolusi, Site-directed
mutagenesis of genes dan mRNA Quantitation di sel ataupun jaringan.
2.3 Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan suatu makromolekul
khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis merupakan metode
yang paling banyak dipakai saat ini dalam percobaan biokimia dan biologi molekuler (Bowen 2000: 1).
Elektroforesis gel adalah teknik memisahkan suatu makromolekul dengan cara memberi gaya pada
makromolekul tersebut untuk melewati medium berisi gel dibantu dengan tenaga listrik (Anonim ?: 1).
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik ditempatkan pada
medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub
negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya (Bowen 2000: 1). Molekul-molekul yang
bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-molekul
yangbermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (katoda) (Klug & Cummings 1994:
215).Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan
dariprotein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala besar memungkinkan untuk digunakan sebagai
metode pemisahan yang dapat digunakan untuk menentukan komponen dari protein atau asam nukleat
setiap individu (Fairbanks & Andersen 1999: 280). Aplikasi elektroforesis dapat digunakan dalam uji
paternitas dan identifikasi pelaku kejahatan (DNA fingerprinting). Elektroforesis juga berperan dalam
human genome project

Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasaran laju perpindahannya melewati suatu gel di
bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis gel memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi
pita-pita yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama (Campbell dkk.
2002:396--397). Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu:

1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda oligonukleotida dan


menganalisis hasil ekstensi primer.
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran besar.
3. Gel agarosa formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistem elektroforesis yang
digunakan untuk fraksi RNA pada ukuran standar. (Davis dkk. 1994: 151).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mengenai “Tahapan ekstrasi, amplifikasi dan elektroforesis pada DNA ikan kakap
(Lutjanidae)” dilakukan di kampus A (Fakultas Perikanan dan IK) Universitas Pattimuran, Jl. Ir.
M. Putuhena, Poka, Tlk. Ambon, Kota Ambon, Maluku. Praktikum dilakukan dengan menonton
video praktikum genetika FPIK Universitas Papua, pada tanggal 8 Novemeber 2021, pukul
10.00 WIT.

3.2 Alat dan Bahan

Praktikum 1 (Tahapan Ekstraksi)

Alat Bahan
Mikropipet ukuran 20- Cawan Petri DNA Extraction Kit ; W1 Buffer, GSB
200,10-100, dan100- Buffer, Wash Buffer, GST Buffer,
1000µL Elution Buffer.
Vortex Bunsen Ethanol
Minispin Pinset Sampel ikan kerapu
Inkubator Gunting
Mikrotip Sentrifus
Praktikum 2 (Tahapan Amplifikasi)
Alat Alat
Mikropipet Minispin Template DNA pada tahap ektrasi
Mikrotip KIT PCR
Tube PCR Primer
Mesin PCR ddH2O
Vortex

Praktikum 3 (Tahapan Elektrofolisis)


Alat Bahan
Tabung Erlenmeyer Agarrose 1% H2 o
Tabung/ Tangki Elektrofalisis TAE Buffer PCR Product
Timbangan Analitik ETBR/ floroflase
UV Transimulator Loading dye
Microwave DNA Ladder
3.3 Prosedur Kerja

Setelah alat dan bahan pada tabel di atas disiapkan maka langkah kerja untuk memulai
pengamatan sebagai berikut :

Praktium 1 (Tahapan Ekstarksi)


1. Sampel jaringan ikan kerapu yang telah diambil akan diisolasi DNA-nya dengan cara
mengambil beberapa bagian dari sampel ikan kerapu tersebut, dengan memotong bagian
jaringannya, kurang lebih 25 µgrm. Jaringan yang telah dipotong, kemudian dimasukkan
kedalam tube 1,5 ml. Kemudian jaringan yang telah diambil, ditambahkan dengan bahan-
bahan dari Extraction Kit, yang pertama akan menambahkan 200 µL GST Buffer,
kemudian tambahkan 20 µL proteinase K. Selanjutnya sampel yang telah ditambahkan
proteinase K, dicampur kurang lebih 10 detik menggunakan vortex, kemudian di
inkubasikan pada suhu 60oC di inkubator kurang lebih satu jam paling lama satu malam.
2. Berikutnya ambil Elution Buffer sebanyak 100 µL dan pindahkan kedalam tube 1,5 ml
yang baru, kemudian akan di inkubasikan bersamaan dengan sampel yang akan kita
gunakan, kurang lebih sama dengan lamanya sampel yang akan kita inkubasi.Kemudian
setelah di inkubasi selama kurang lebih dua jam, sampel selanjutnya akan di sentrifuge
selama 2 menit dengan kecepatan 16.000 rcf. Hasil sentrifuge akan memisahkan natan dan
supernatan, sampel yang telah di inkubasikan selama 2 jam.
3. Berikutnya akan dilakukan transfer sampel yang telah di sentrifuge, yang diambil bagian
supernatan kedalam tube yang baru, tambahkan 200 µL GSB Buffer, yang kemudian di mix
menggunakan vortex selama 10 detik, berikutnya tambahkan 200 µL ethanol absolut pada
sampel yang digunakan. Kemudian campurkan dengan cara memvortex sampel selama 10
detik. lalu masukkan sampel kedalam GS Column, dengan mentransfer semua cairannya
secara perlahan, Kemudian sampel yang sudah dimasukkan ke dalam GS Column,
disentrifuge dengan kecepatan 16.000 rcf selama satu menit. Hasil sentrifuge akan
menyaring cairan- cairan DNA yang telah diisolasi didalam GS Column.
4. Setelah disentrifuge, buang collection tubenya dan gunakan GS Column serta masukkan
kedalam collection tube yang baru. Tambahkan 400 µL kedalam GS Column, Selanjutnya
di sentrifuge selama 30 detik, Hasilnya akan sama yaitu akan menyaring dari larutan-
larutan sebelumnya. Selanjutnya buang collection tube dan masukkan kedalam collection
tube yang baru, tambahkan cairan Wash Buffer kedalam GS Column sebanyak 600 µL, lalu
disentrifuge kembali selama 16.000 rcf selama 16 detik. Kemudian buang collection tube
yang lama dan masukkan kedalam collection tube yang baru.
5. Kemudian sentrifuge kembali untuk memastikan cairan-cairan yang sebelumnya digunakan
tidak tertinggal pada GS Column dengan kecepatan 16.000 rcf selama 3 menit. Hasilnya
akan kering pada GS Column. Kemudian collection tube yang lama dibuang dan diganti
dengan yang baru.
6. Tambahkan luratan Elution Buffer yang sebelumnya telah dipanaskan di inkubator sebanya
100 µL. Pastikan ketika memasukan Elution Buffer harus tepat berada ditengah filter dari
GS Column. Setelah dimasukkannya Elution Buffer, tungggu selama tiga menit, kemudian
disentrifuge kembali dengan kecepatan 16.000 rcf selama 30 detik.
7. Langkah akhir, buang GS Column kemudian koleksi hasil dari ekstrasi yang telah
dilakukan yaitu berupa extrasion product.
Praktikum 2 (Tahapan Amplifikasi)
1. Campurkan ddh2o sebanyak 10,5 µl, kit PCR sebanyak 12,5 µl, 0,5 µl primer reverse, 0,5 µl
primer forward, dan template DNA yang didapatkan dari pertemuan 1 sebanyak 1 µl ke dalam 1
tube. Campurkan semua bahan dengan vortex selama 15 detik, setelah itu gunakan spin agar
semua larutan yang menempel pada dinding-dinding tube jatuh dan menempel dibagian bawah
tube dan tidak terdapat gelembung.

2. Bahan yang telah tercampur kemudian dimasukan ke dalam mesin PCR. Setting cycling
condition PCR seperti berikut:
➢ Initial denaturation: suhu 95oC selama 1 menit
➢ Densturation : suhu 95oC selama 15 detik
➢ Annealing: suhu 56oC selama 15 detik
➢ Extension: suhu 72oC selama 10 detik
➢ Final extension: suhu 72oC selama 5 menit
➢ Dan disimpan pada suhu 25oC selama 2 menit.

Praktikum 3 (Tahapan Elektrofolisis)


1. Membuat gel agarose. Timbang agarose sebanyak 0,4 gram, asukan dalam tabung Erlenmeyer,
dan campurkan dengan 40 ml TAE Buffer, dan dipanaskan di dalam microwave hingga
warnanya jernih. Kemudian cetak agar yg telah dipanaskan kedalam sebuah sumuran dan
tunggu hingga agar mengental dan memadat. Setelah agarose sudah memadat, rendam di tangki
elektroforesis
2. Melakukan running elektroforesis. Menambahkan loading dye sebanyak 1 µl dengan hasil PCR
yang sudah didapatkan sebanyak 2,5 µl, dan campurkan kedua bahan menjadi satu dan
dimasukan ke dalam sumuran agar. Selanjutnya tambahkan DNA ladder sebanyak 3 µl (
pastikan bahanmasuk dalam sumuran agar dengan benar ). Dan running selama 45 menit dengan
voltase 100.
3. Setelah 45 menit rendam agar di larutan ETBR selama 20 menit, setelah itu angkat dan tiriskan
dan dicuci dengan larutan H2O.
4. Kemudian masukan agar ke dalam UV transiluminator, nyalakan alat dan lihat hasil fotonya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tahapan Ektraksi, Amplifikasi dan Elektrofolesis

Hasil Praktikum
Tahap Ekstraksi

Hasil Praktikum
Tahap Amplifikasi

Hasil Praktikum
Tahap Elektrofolisis
4.2 Pembahasan

Ekstraksi adalah langkah pertama untuk memisahkan produk alami yang diinginkan dari bahan
baku. Dari sampel jaringan ikan kerapu yang telah diambil dengan menggunakan pisau dan
pinset akan diisolasi DNA-nya dengan cara mengambil beberapa bagian dari sampel ikan
kerapu tersebut, dengan memotong bagian jaringannya, kurang lebih 25 µgrm yang kemudian
ditambahkan DNA extraction. Hasil ekstraksi yang didapat adalah berupa Extraction product

Reaksi pelipat gandaan suatu fragmen DNA dimulai dengan melakukan denaturasi DNA
template (cetakan) sehingga rantai DNA yang berantai ganda (double stranded) akan terpisah
menjadi rantai tunggal (single stranded). Denaturasi DNA dilakukan dengan menggunakan
panas (95 derajat celcius)selama 1-2 menit. Kemudian suhu diturunkan menjadi 56 derajat
celcius sehingga primer akan "menempel" (annealing) pada cetakan yang telah terpisah
menjadi rantai tunggal. Primer akan membentuk jembatan hidrogen dengan cetakan pada
daerah sekuen yang komplementer dengan sekuen primer. Kemudian setelah dilakukan
penempelan oligunukleotida primer dengan DNA cetakan, suhu inkubasi dinaikan menjadi 72
derajat celcius selama 1,5 menit, pada suhu ini DNA polimerase akan melakukan proses
polimerase rantai DNA yang baru berdasarkan informasi yang ada pada DNA cetakan
(Yuwono, 2006)

Praktikum elektroforesis gel menggunakan gel agarosa. Gel agarosa diperoleh dari rumput laut
dan biasanya digunakan dalam konsentrasi 0,5--2%. Alasan memakai agarosa dibandingkan
poliakrilamida adalah agarosa mudah untuk disiapkan karena proses pembuatannya mudah.
Gel agarosa dibuat dengan cara mencampurkan bubuk agarosa dengan larutan buffer,
kemudian dipanaskan dan tunggu sampai mengeras. Gel agarosa juga bersifat non-toxic
(Bowen 2000: 1). Selain itu praktikum elektroforesis gel juga menggunakan alat-alat yang
mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Alat-alat tersebut adalah mikropipet, apparatus
elektroforesis, power supply, sumber sinar UV, dan sarung tangan lateks. Mikropipet
berfungsi untuk memindahkan sampel dan larutan lainnya dari tube ke dalam well-well pada
aparatus elektroforesis. Apparatus elektroforesis terdiri atas comb (sisir) yang membentuk well
(sumur) pada gel agarosa, tray yang merupakan wadah cetakan gel, dan chamber yang
merupakan medium tempat berlangsungnya proses elektroforesis. Power Supply (DC) sebagai
sumber energi untuk aparatus elektroforesis. Sumber Sinar UV berfungsi untuk membantu
mengamati hasil band yang tampak sehingga terlihat lebih jelas.
Sarung tangan lateks berfungsi untuk melindungi tangan agar tidak bersentuhan langsung
dengan etidium bromida yang bersifat karsinogenik atau penyebab kanker (Birren & Lai 1993:
79--81). Praktikum elektroforesis gel dimulai dengan pembuatan gelagarosa. Secara umum,
proses pembuatan gel agarosa dilakukan dengan cara mencampurkan bubuk agarosa dengan
larutan buffer, dipanaskan di dalam microwave, dituangkan ke dalam cetakan yang telah
disiapkan dengan comb- nya dan tunggu sampai mengeras. Bubuk agarosa yang digunakan
sebanyak 0,4 gr dan larutan running buffer TAE sebanyak 40 mL yang berperan untuk
memudahkan migrasi dari fragmen DNA berdasarkan perbedaan kekuatan ionik (Bowen 2000:
3). Penanganannya harus dilakukan dengan sarung tangan karet (Bowen 2000: 4). Setelah gel
mengeras, gel dimasukkan ke dalam ruang elektroforesis dan dilakukanpenambahan running
buffer. Penambahan running buffer dilakukan dengan tujuan mempermudah pengerasan gel
saat dilakukan pemanasan (Gardner et al. 1991: ?). Running elektroforesis dilakukan pada
tegangan 80 Volt selama 30 menit.Kecepatan migrasi DNA sangat dipengaruhi oleh tegangan
elektroforesis. Fragmen DNA yang besar akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan
fragmen DNA yang kecil (Bowen 2000: 4).Berdasarkan pengamatan pada hasil praktikum
elektroforesis, terletak pada ukuran ± 450 bp dan ketebalan pita DNA yang terbentuk akan
menunjukan kualitas karakter genetik dari sampel yang dianalisis.

Tingkat ketebalan pita DNA ditentukan dari kemurnian atau proses ekstraksi yang kurang tepat
pada sampel yang diamati, sehingga menyebabkan sampel tersebut tidak memiliki kualitas
yang bagus.Kualitas DNA akan sangat berpengaruh terhadap analisis karakter genetic
selanjutnya.Menurut Irmawati (2003) mengatakan bahwa pita DNA yang tebal dan mengumpul
(tidak menyebar) menunjukan konsentrasi yang tinggi dan DNA yang diekstrak dalam kondisi
utuh, sedangkan pita DNA yang terlihat menyebar menunjukan adanya ikatan antar molekul
DNA yang terputus pada saat proses ekstraksi berlangsung, sehingga genom DNA terpotong
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Terputusnya ikatan antar molekul tersebut dapat
disebabkan oleh adanya gerakan fisik yang berlebihan yang dapat terjadi dalam proses
pemipetan, pada saat dibolak balik dalam ependorf, disentrifus,atau bahkan karena temperature
yang terlalu tinggi dank arena aktivitas bahan-bahan kimia tertentu.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari sampel jaringan ikan kerapu yang telah diambil dengan menggunakan pisau dan pinset
akan diisolasi DNA-nya dengan cara mengambil beberapa bagian dari sampel ikan kerapu
tersebut, dengan memotong bagian jaringannya, kurang lebih 25 µgrm yang kemudian
ditambahkan DNA extraction. Hasil ekstraksi yang didapat adalah berupa Extraction product

Reaksi pelipat gandaan suatu fragmen DNA dimulai dengan melakukan denaturasi DNA
template (cetakan) sehingga rantai DNA yang berantai ganda (double stranded) akan terpisah
menjadi rantai tunggal (single stranded). Denaturasi DNA dilakukan dengan menggunakan
panas (95 derajat celcius)selama 1-2 menit. Kemudian suhu diturunkan menjadi 56 derajat
celcius sehingga primer akan "menempel" (annealing) pada cetakan yang telah terpisah
menjadi rantai tunggal.

Praktikum elektroforesis gel menggunakan gel agarosa. Gel agarosa diperoleh dari rumput
laut dan biasanya digunakan dalam konsentrasi 0,5--2%. Alasan memakai agarosa
dibandingkan poliakrilamida adalah agarosa mudah untuk disiapkan karena proses
pembuatannya mudah. Gel agarosa dibuat dengan cara mencampurkan bubuk agarosa dengan
larutan buffer, kemudian dipanaskan dan tunggu sampai mengeras. Gel agarosa juga bersifat
non-toxic (Bowen 2000: 1). Selain itu praktikum elektroforesis gel juga menggunakan alat-
alat yang mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Alat-alat tersebut adalah
mikropipet, apparatus elektroforesis, power supply, sumber sinar UV, dan sarung tangan
lateks. Mikropipet berfungsi untuk memindahkan sampel dan larutan lainnya dari tube ke
dalam well-well pada aparatus elektroforesis.
DAFTAR PUSTAKA

Chin, H. 2012. Laporan Praktikum Isolasi Elektroforesis DNA kelo,pok 2. Scribd.


https://www.scribd.com/doc/94290827/Laporan-Praktikum-Isolasi-Elektroforesis-
Dna- Kelompok-2

Sudigyo, D. 2014. Elektroforesis Gel Laporan Praktikum Tek Kim. Scribd.


https://www.scribd.com/doc/225275194/ELEKTROFORESIS-GEL-Laporan-Praktikum-
Tek- Kim

Yowono T, 2006. Biologi molekular. Hal: 49-51. Penerbit Erlangga. Jakarta.


https://www.teorieno.com/2016/08/penjelasan-amplifikasi-dna_19.html

Anda mungkin juga menyukai