Oleh :
201410350311149
JURUSAN PETERNAKAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
PCR adalah salah satu teknik dalam biologi molekuler untuk mengaplifikasi
sejumlah kecil DNA scara in vitro menggunakan sistim enzimatik. PCR di mulai dengan
DNA template dalam jumlah yang sangat sedikit (ng), kemudian setelah melalui
beberapa siklus amplifikasi, jumlah copy DNA akan menjadi jutaan kali lipat.
Selektifitas dalam reaksi PCR antara lain ditentukan oleh pemilihan primer yang tepat.
Primer merupakan potongan DNA dalam bentuk untai tunggal di mana sekuense yang
dimilikinya komplemen dengan sekuense template yang bersebelahan dengan daerah
target (Winaya dkk, 2017).
Sementara itu, beberapa factor yang mempengaruhi spesifitas PCR adalah
temperature annealing, aktifitas dan jumlah polymerase, konsentrasi primer, DNA
template dan Mg2. Dalam perkembangannya keseluruhan bahan yang diperlukan dalam
proses PCR tersebut seringkali telah dicampur dalam bentuk PCR mix.
(Maftuchah,2014)
Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain Reaction
(PCR), merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk mengamplifikasi nukleotida
secara in vitro. Metoda PCR dapat meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan bahkan
jutaan kali dari jumlah semula, sekitar 106-107 kali. Setiap urutan basa nukleotida yang
diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya. Pada setiap n siklus PCR akan
diperoleh 2n kali banyaknya DNA target. Kunci utama pengembangan PCR adalah
menemukan bagaimana cara amplifikasi hanya pada urutan DNA target dan
meminimalkan amplifikasi urutan non-target (Fatchiyah dkk, 2012).
BAB III
1. Hasil
Hasil dari praktikum kali ini yaitu :
Setelah semua proses selesai sampel akan di simpan untuk digunakan dalam
praktikum selanjutnya.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan dalam praktikum kali ini, yaitu :
1. Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain
Reaction (PCR), merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk
mengamplifikasi nukleotida secara in vitro . Proses PCR merupakan proses
siklus yang berulang meliputi denaturasi, annealing dan ekstensi oleh
enzim DNA polimerase
2. Proses Elektroforensis hasil PCR adalah dengan menambahkan 3 ml
sampel DNA tumbuhan dan 2 ml loading day ke dalam gel agarose 1% dan
di lakukan elektroforensis selama 40 menit dengan kekuatan sebesar 100
volt. Setelah proses tersebut selesai gel agarose beserta sampel di rendam
dlam larutan ETBr selamat 10 menit dan kemudian di cuci dengan air
bersih mengalir. Selanjutnya sampel siap di foto dalam gel doc.
DAFTAR PUSTAKA
Fatchiyah., Widyarti, sri., arumningtyas, L.E., dan Permana, Sofi., Teknik analisis
biologi molekuler. Lab Molekuler dan Seluler, Fak MIPA Universitas Brawijaya,
Malang
Winaya, Aris dan Indah Prihatini, 2017. Bioteknologi Peternakan. Pusat pengembangan
Bioteknologi, Universitas Muhammadiyah Malang.