PERCOBAAN VII
POLYMERASE CHAIN REACTION(PCR)
OLEH :
A. Latar Belakang
DNA masih merupakan hal penting yang perlu diatasi. Jumlah dan kualitas
(PCR).
DNA hingga berjuta kali lipat dalam waktu yang relatif singkat. Penggandaan
tersebut tidak terlepas dari penggunaan enzim dan sepasang primer bersifat
Komponen-komponen yang harus ada dalam proses PCR antara lain DNA
cetakan yaitu potongan DNA yang akan dilipatgandakan, primer yaitu suatu
dATP, dCTP, dGTP, dTTP, dan enzim DNA polimerase yaitu enzim yang
primer yang digunakan pada PCR terdiri dari 20-30 nukleotida. DNA template
(cetakan) yaitu fragmen DNA yang akan dilipatgandakan dan berasal dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
berikut :
menggandakan DNA yang menjadi target. PCR digunakan sebagai alat yang
digunakan untuk aplikasi non medis dan juga medis. Dalam aplikasi medis
dirancang untuk mendapatkan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dari PCR
B. Tahap PCR
dari DNA utas ganda. Annealing atau penempelan primer bisanya dalam waktu
30-45 detik dengan suhu penepelan 36oC sampai 72oC. Semakin panjang
ukuran primer maka akan semakin tinggi temperaturnya. Tahap terkahir adalah
dari ujung 3’. Waktu yang umum digunakan sampai terbentuk DNA utas ganda
5 menit untuk mendapatkan seluruh produk PCR. Produk PCR yang dihasilkan
C. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu teknik dalam proses PCR yang bertujuan untuk
amplifikasi. Hasil positif jika terdapat pita DNA yang sejajar dengan marker
520bp dan negative jika tidak terdpat pita pada gel (Sjafaraenan, 2018).
yaitu DNA template, primer, MgCl2, enzim polimerase, suhu, waktu dan
menghasilkan pita DNA amplifikasi yang tipis dan tidak jelas. Enzim
Konsentrasi enzim polimerase yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil pita
tidak spesifik dan jika konsentrasi Taq polimerase rendah menyebabkan proses
amplifikasi berjalan tidak baik atau tidak terjadi amplifikasi DNA (Muhsisni,
2018).
karakter unggul serta mendeteksi adanya penyakit yang berbahaya bagi ternak.
falciparum dan P. vivax yang menjadi penyebab penyakit malaria pada darah
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Juni 2021 pukul 14.00-
B. Bahan Prktiikum
C. Alat Praktikum
Tabel 2.Lanjutan
1 2 3 4
2. Spindown 1 Untuk mengendapkan atau
menyatukan larutan
3. Sentrifuge 1 Untuk menghomogenkan larutan
D. ProsedurKerja
Prosedurkerjapadapraktikuminiadalahsebagaiberikut:
1. Pelaksanaan PCR
2. Elektroforesis
membentuk sumuran
agarosa)
selama 30 menit pada bak elektroforesis yang telah berisi sampel DNA
j. Setelah 30 menit, merendam gel agarosa berisi sampel DNA pada larutan
berpendar
A. Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1. 1. Sumuran
2. Produk PCR
1 3. Agerose
2
3
B. Pembahasan
Teknik PCR pada sampel DNA dilakukan dengan 2 tahap yakni pelaksaan
0,5 µL, 1 µL sampel DNA (DNA template) sehingga volume total dalam tabung
eppendorff mencapai 10 µL. Sampel dihomogenkan dengan vortex pada 1000 rpm
selama 9 detik dan setiap 3 detik tabung di angkat, setelah itu sampel di sentrifuge
sampel target. Prosesnya dengan membuat gel agarosa 1% (g/v), dengan cara
menimbang bubuk agarosa 0,3 gram dan memasukkan bubuk agarosa tersebut
kemudian dipanaskan hingga larut. Sampel didinginkan setelah itu dituang dalam
sampai membentuk gel. Gel agarosa yang terbentuk dimasukan dalam bak
volt, 80 A selama 30 menit. Setelah itu, merendam gel agarosa berisi sampel DNA
photophoresis
bahwa pada setiap sumuran terdapat pita atau produk PCR dari sampel DNA.
Pada pola pita yang tebal dan tidak smear dengan panjang sekuen nya, hal ini
amplifikasi DNA dengan PCR ditentukan oleh beberapa faktor yaitu, kemurnian
kontaminasi.
amplifikasi PCR adalah DNA template. DNA template yaitu untai DNA yang
dijadikan sebagai cetakan untuk melipatgandakan jumlah untai DNA target DNA
template yang terlalu sedikit menyebabkan DNA target tidak dapat teramplifikasi
karena tidak menutup kemungkinan bahwa primer sama sekali tidak menempel
pada DNA target. DNA template yang terlalu banyak juga tidak akan
menghasilkan produk PCR yang baik. Hal tersebut terjadi karena primer tidak
teramplifikasinya gen lain yang mirip dengan gen target dapat terjadi.
Umumnya jika ion Mg2+ kurang akan menurunkan yield, sedangkan jika ion Mg2+
penempelan primer serta aktifitas enzim. Kondisi optimal PCR untuk fragmen
A. Simpulan
1. Proses dalam teknik PCR meliputi pelaksanaan PCR dan dan elektroforesis.
PCR. Menseting alat dan melakukan pengujian kualitas sampel hasil PCR.
template, primer, MgCl2, enzim polimerase, suhu, waktu dan jumlah siklus.
oligonukleotida gen, jumlah dan kemurnian DNA sampel, faktor teknis dan
suatu makanan.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah praktikan
diharapkan dapat memahami teknik PCR dengan baik dan asisten dapat
Kurniati, A., Dewi, D.N.S.S. dan Purwani, N.N., 2019, Deteksi Cepat dan
Spesifik Mycobacterium tuberculosis Menggunakan Polymerasi Chain
Reaction, Journal of Vocational Health Studies, 3: 83–8
Muhsinin, S., Sulastri, M.M. dan Supriadi, D., 2018, Deteksi Cepat Gen InvA
pada Salmonella spp. Dengan Metode PCRm, Jurnal Sains Farmasi dan
Klinis, 5(3): 191–200
Sjafaraenan, Lolodatu, H., Johannes, E., Agus, R. dan Arfan Sabran., 2018, Profil
DNA Gen Follicle Stimulating Hormone Reseptor (FSHR) pada Wanita
Akne dengan Teknik PCR dan Sekuensing DNA, Jurnal Biologi Makassar,
3(1): 1-11