Anda di halaman 1dari 5

UJI KUANTITATIF DNA

Rr. Bhintarti Suryohastari , Maulana Malik Assayyidin dan Puri Nur2), Aditya Rizky
1)

Maulana, Alfathan Luthfi, Eka Novia Mahesti, Marita Yuni Fitriadi, Rahma Qurrotu
A’yun3),

1) Dosen Pengampu Praktikum Biologi Molekular


2) Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular Program Studi Biologi
3) Mahasiswa Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. Juanda No. 95 Ciputat 15412

Abstrak
Keberadaan DNA dalam suatu organisme dapat diketahui dengan 2 cara yaitu secara kualitatif dengan metode
Elektroforesis Gel Agarose dan secara kuantitatif dengan metode  spektrofotometri. Uji kuantitatif DNA adalah
analisis untuk menentukan kandungan/jumlah DNA yang terdapat dalam suatu zat atau komponen zat. Uji
kuantitatif DNA diawali dengan isolasi DNA. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan DNA yang berada dalam inti
sel dari organisme. Tujuan dilakukannya praktikum untuk dapat melakukan uji kuantitatif terhadap DNA dan
melakukan perhitungan konsentrasi DNA. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah voteks, sentrifuge,
mikrotube, mikropipet, kuvet dan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel hasil
ekstraksi, akuabides dan akuades. Uji kuantitatif DNA diawali dengan hasil ekstraksi di thawing kemudian di
vortex. Selanjutnya di sentrifugasi kemudian dilihat absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 260 nm dan 280 nm. Berdasarkan data yang ada didapatkan kontaminasi pada sampel karena
menujunjukkan nilai dibawah 1,8 (tidak murni DNA). Selanjutnya pada pengukuran nilai konsentrasi sebanding
dengan nilai absorbansi panjang gelombang 260, menandakan jumlah DNA yang terkandung dan konsentrasinya.
Dapat disimpulkan bahwa nilai rasio yang rendah dari nilai 1,8 menunjukkan adanya protein atau kontaminan
lainnya dan jika nilai konsentrasinya tinggi maka nilai absorbansi pada panjang gelombang 260 juga tinggi.

Kata Kunci: DNA, Uji Kuantitatif, kemurniaan, konsentrasi.

Pendahuluan
Asam deoksiribonukleat atau lebih Keberadaan DNA dalam suatu
dikenal dengan DNA organisme dapat diketahui dengan 2 cara
(deoxyribonucleid acid) adalah sejenis asam yaitu secara kualitatif dengan metode
nukleat yang tergolong biomolekul utama Elektroforesis Gel Agarose dan secara
penyusun berat kering setiap organisme. Di kuantitatif dengan metode  spektrofotometri.
dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam Uji kuantitatif DNA adalah analisis untuk
inti sel. Tetapi ada pula DNA yang terdapat menentukan kandungan/jumlah DNA yang
di mitokondria, oleh karena itu disebut DNA terdapat dalam suatu zat atau komponen zat
mitokondria. Secara garis besar, peran DNA yang sebelumnya telah diketahui keberadaan
di dalam sebuah sel adalah sebagai materi DNA plasmidnya dalam larutan contoh
genetik. Artinya, DNA menyimpan cetak dengan cara uji kualitatif (Fathicyyah,
biru bagi segala aktifitas sel. Dan ini berlaku 2011).
umum bagi setiap organisme (Zubaidah,
2004).
1
Uji kuantitatif DNA diawali dengan cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan
isolasi DNA. Hal ini bertujuan untuk sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat
mengeluarkan DNA yang berada dalam inti yang lebih canggih sudah menggunakan
sel dari organisme. Kemudian dilakukan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dengan uji kualitatif DNA dengan metode dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi
elektroforesis gel agarosa. Uji ini bertujuan dengan monokromator. Untuk sistem
untuk mengetahui keberadaan DNA dalam spektrofotometri, UV-Vis paling banyak
larutan contoh. Setelah itu dilanjutkan tersedia dan paling populer digunakan.
dengan uji kuantitatif DNA dengan metode Kemudahan metode ini adalah dapat
spekrofotometri. Spektrofotometri digunakan baik untuk sample berwarna juga
merupakan suatu metode analisis untuk untuk sample tak berwarna (Riyadi, 2009
mengukur konsentrasi suatu senyawa dalam Fatimah, 2013).
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut
mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Alat DNA yang mengandung basa-basa
ini terdiri dari spektrofotometer dan purin dan pirimidin dapat menyerap cahaya
fotometer. Spektrofotometer menghasilkan UV. Pita ganda DNA dapat menyerap
sinar dari spektrum dengan panjang cahaya UV pada 260 nm, sedang
gelombang tertentu, sementara fotometer kontaminan protein atau phenol dapat
adalah pengukur intensitas cahaya yang menyerap cahaya pada 280 nm. Dengan
ditransmisikan atau diabsorbsi. Terdapat adanya perbedaan penyerapan cahaya UV
beberapa cara yaitu spektrofotometri Vis ini, sehingga kemurnian DNA dapat diukur
(visible), spektrofotometri UV (ultra violet), dengan menghitung nilai absorbansi 260 nm
Spektrofotometri UV-Vis (ultra violet – dibagi dengan nilai absorbansi 280
visible) dan Spektrofotometri Infra Red (Å260/Å280), dan nilai kemurnian DNA
(Riyadi, 2009 dalam Fatimah, 2013). berkisar antara 1.8-2.0 (Fatchiyah, 2011).
Jika nilai melebihi 2,0 maka larutan yang
Spektrofotometer yang digunakan diuji masih mengandung kontaminan dari
dalam praktikum uji kuantitatif DNA adalah protein membran / senyawa lainnya
Spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometri sehingga kadar DNA plasmid yang didapat
ini merupakan gabungan antara belum murni. Jika kurang dari 1,8 maka
spektrofotometri UV dan Visible. Sinar UV ddH2O yang diambil terlalu banyak
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. sedangkan DNA yang diambil terlalu sedikit
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh (Fatimah, 2013).
mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan Adapun tujuan dilakukannya
senyawa yang tidak memiliki warna. Bening praktikum ini adalah untuk dapat melakukan
dan transparan. Oleh karena itu, sampel uji kuantitatif terhadap DNA dan melakukan
tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna perhitungan konsentrasi DNA.
dengan penambahan reagent tertentu.
Bahkan sampel dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu Metode
diingat, sampel keruh tetap harus dibuat Alat dan bahan
jernih dengan filtrasi atau centrifugasi.
Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah Alat yang digunakan dalam
sampel harus jernih dan larut sempurna. praktikum ini adalah voteks, sentrifuge,
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. mikrotube, mikropipet, kuvet dan
Alat ini menggunakan dua buah sumber spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan bahan

2
yang digunakan adalah sampel hasil kemurnian DNA hasil isolasi. Blanko atau
ekstraksi, akuabides dan akuades. larutan contoh dimanfaatkan untuk
menstabilkan absorban akibat perubahan
Cara kerja voltase atau intensitas cahaya dari sumber
Uji kuantitatif DNA diawali dengan (Hayani & Fatimah 2002). Kode BC
hasil ekstraksi di thawing kemudian di digunakan untuk isolasi bakteri Bacillus
vorteks selama 10 detik. Selanjutnya di cereus, dan kode AX Acetobacter xylinum.
sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm Metode pemurnian sampel (DNA) secara
selama 2 menit. Sampel yang telah kimiawi yaitu dengan cara merusak sel
disentrifugasi, diambil 10 mikroliter dan kemudian diberi buffer lisis yang berisi
ditambahkan dengan 990 mikroliter senyawa kimia yang dapat merusak
akuabides. Hasil ekstraksi di encerkan 100 integritas barrier dinding sel, senyawa kimia
kali pada tube baru, lalu di vorteks selama yang dipakai diantaranya lisosom, EDTA
10 detik dan disentrifugasi dengan (etilen diamin, tetra asetat), Tris-CL atau
kecepatan 12.000 rpm selama 3 menit. deterjen, SDS (sodium dosecycle sulphate)
Sampel dipindahkan kedalam kuvet (Day, 2001).
kemudian dilihat absorbansinya pada Absorbansi spektrofotometri adalah
spektrofotometer dengan panjang teknik yang cepat dan akurat untuk
gelombang 260 nm dan 280 nm. menentukan konsentrasi sampel DNA
murni. Hal ini menjadi kurang akurat ketika
sampel DNA mengandung protein, RNA,
Hasil dan Pembahasan oligonukleotida primer atau nukleotida.
Praktikum ini bertujuan untuk RNA, primer dan nukleotida menyerap kuat
melakukan analisis kuantitatif atau kualitatif pada 260 nm dan tidak bias dibedakan dari
DNA bakteri Bacillus cereus dan DNA. Kontaminan seperti protein dapat
Acetobacter xylinum dari hasil isolasi menyebabkan kelebihan isi DNA dalam
dengan pemurnian DNA. Hasil isolasi yang sampel campuran. Masalah ini dapat diatasi
telah didapatkan dianalisis dengan dengan menggunakan metode alternatif
menggunakan spektrofotometer UV. DNA untuk mengukur DNA saja dalam sampel.
mampu dilakukan analisis spektrofotometri Dalam jurnal yang ditemukan, masalah
UV karena memiliki ikatan rangkap tersebut dapat diatasi dengan menambahkan
terkonjugasi. Spektrofotometri sinar UV suatu senyawa berfluoresensi, yaitu DNA
digunakan untuk mengukur tingkat quant 200 (Teare, 2009).

Tabel 1. Nilai Absorbansi Minimum dan Maksimum DNA


Nilai Absorbansi Kemurnian
Kelompok Sampel
λ 260 λ 280 DNA
1 1 BC 0.017 0.029 0.586
2 2 BC 0.005 0.012 0.417
3 3 BC 0.022 0.038 0.579
4 4 AX 0.007 0.023 0.304
5 5 AX 0.027 0.085 0.771
6 6 AX 0.019 0.027 0.704

3
Penentuan panjang gelombang panjang gelombang 260 nm (Fatimah,
maksimum perlu dilakukan untuk 2013).
mengetahui dimana terjadi absorpsi
maksimum dan untuk meningkatkan proses Praktikum ini menggunakan panjang
absorpsi larutan terhadap sinar (Teare, gelombang yang sama dengan yang
2009). Panjang gelombang yang digunakan dijelaskan di atas, karena untuk mengetahui
untuk mengetahui kandungan DNA/RNA kemurnian DNA plasmid yang diisolasi dan
menggunakan spektrofotometri UV adalah memastikan tidak ada kontaminan protein
260 nm, sedangkan untuk mengetahui dalam larutan. Mengukur absorbansi pada
kandungan protein menggunakan 260 nm dan pada 280 nm dapat memberikan
spektrofotometri UV dengan panjang validasi kemurnian sampel asam nukleat
gelombang 280 nm. Tetapi ada beberapa pada rasio A260 / A280 di atas 1,8 untuk
asam nukleat yang dapat menyerap secara DNA atau 2,0 untuk RNA mengindikasikan
signifikan pada panjang gelombang 280 nm, sampel yang murni, nilai rasio yang rendah
dan beberapa protein dapat menyerap pada dari nilai 1,8 menunjukkan adanya protein
atau kontaminan lainnya (Teare, 2009).

Tabel 2. Hasil Pengukuran Konsentrasi DNA

Konsentrasi DNA (µg/ml)


0.017 x 50 x 100 = 85
0.005 x 50 x 100 = 25
0.022 x 50 x 100 = 10
0.007 x 50 x 100 = 35
0.027 x 50 x 100 = 35
0.019 x 50 x 100 = 95

Praktikum yang kami lakukan rasio kelompok yang mendekati nilai dari
yang didapat adalah 0.586, 0.417, 0.579, 1.8Artinya DNA plasmid yang berhasil
0.304, 0.771, 0.704 rasio ini kurang dari 1,8 diisolasi belum benar-benar murni, masih
yang berarti bahwa masih banyak terdapat adanya kandungan zat selain DNA,
pengotor fenol dan protein. DNA yang contohnya seperti protein. Nilai absorbansi
murni memiliki rasio 1,8, apabila rasio akan berbanding lurus dengan konsentrasi,
kurang dari 1,8 menunjukan adanya artinya konsentrasi semakin tinggi maka
pengotor protein atau fenol, sedangkan absorbansi yang dihasilkan semakin tinggi.
apabila rasionya lebih dari 1,8 menunjukan Terlihat pada tabel. 1, nilai konsentrasi
adanya RNA, hal ini karena RNA juga sebanding dengan nilai absorbansi panjang
diserap pada panjang gelombang yang sama gelombang 260, menandakan jumlah DNA
yaitu λ 260 – λ 280 nm. yang terkandung dan konsentrasinya. Jika
nilai konsentrasinya tinggi maka nilai
Nilai nisbah rasio hasil pemurnian absorbansi pada panjang gelombang 260
DNA yang dihasilkan pada praktikum ini juga tinggi misalnya pada kelompok 5 yang
untuk setiap kelompok yang ditunjukan pada
Tabel. 1 kurang dari nilai 1.8. tidak ada satu
4
plasmidnya memiliki nilai absorbansi 0.027 Fatimah Nur. 2013. Uji Kuantitatif DNA.
dan konsentasinya adalah 35 µg/µl. Ditjenbun Pertanian. Bogor
Pemurnian DNA dilakukan dengan Fatchiyah, 2011. Modul Pelatihan Analisis
melakukan penambahan fenol dan kloroform Fingerprinting DNA Tanaman Dengan
yang berfungsi untuk mengendapkan protein Metode RAPD. Laboratorium Sentral Ilmu
dengan cara melakukan sentrifugasi dan Hayati Universitas Brawijaya, Malang.
ezimatisasi dengan enzim protease. DNA
yang dibersihkan menggunakan fenol masih Fatchiyah, E.L Arumingtyas., Sri Widyarti
dapat bercampur dengan RNA sehingga dan Sri Rahayu., 2011. Biologi Molekular
harus diberikan tambahan RNAse agar DNA Prinsip Dasar Analisis. PT Erlangga.
bersih dari RNA (Day, 2001). Jakarta
Teare, J.M. et al. Measurement of Nucleic
Acid Concentration Using the DyNa
Kesimpulan QuantTM and the GenequantTM.
BioTechniques. 1997;22(6):1170-
Nilai rasio yang rendah dari nilai 1,8 1171.
menunjukkan adanya protein atau
kontaminan lainnya dan jika nilai Zubaidah, 2004. Isolasi dan karakterisasi
konsentrasinya tinggi maka nilai absorbansi Gen Perbaikan DNA Baru pada
pada panjang gelombang 260 juga tinggi. Bakteri Radioresisten
Deinococcus radiodurans.
Prosiding Seminar Nasional Sains
Daftar pustaka dan Teknik Nuklir, Bandung.

Day, R.A. Underwood, A.L., 2001, Analisis


Kimia Kuantitatif, Edisi 6, Penerbit
Erlangga. Jakarta, 391.

Anda mungkin juga menyukai