Anda di halaman 1dari 5

ISOLASI DNA DAN ANALISIS DNA MENGGUNAKAN

METODE SPEKTROFOTOMETER DAN ELEKTROFORESIS


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Laporan Pratikum
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna
menyelesaikan mata kuliah Biokimia

Kelompok :
Andreas Novaldo Indianto (512019014)
Alvin Syah Putra Zebua (512019024)
Dwi Juli Purnama (512019070)
Rian Gabriel Girsang (512019073)

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALTIGA
2020
I. Landasan Teori
II. Tujuan Praktikum
A. Isolasi DNA
1. Mengetahui prinsip kerja dan terampil melakukan isolasi DNA
beberapa tanaman menggunakan metode yang dikembangkan oleh
Doyle
2. Mengetahui kuantitas dan kualitas DNA hasil isolasi secara langsung
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
B. Analisi Elektroforesis
1. Mengetahui prinsip kerja pemisahan menggunakan elektroforesis
2. Mengetahui prinsip pengamatan pita-pita pada gel agarose hasil
pemisahan menggunakan elektroforesis
3. Mengetahui kualitas DNA tanaman hasil isolasi
C. Analisis Spektrofotometer
1. Mengetahui prinsip-prinsip penetapan konsentrasi dan kemurnian
DNA menggunakan spektrofotometer
2. Mengetahui hasil konsentrasi DNA hasil isolasi yang diperoleh
3. Mengetahui kemurnian DNA hasil isolasi
III. Metodologi
Praktikum pengujian penetapan kadar glukosa dengan metode Kolorimeter
ini dilakukan pada tanggal 05 Maret dan 12 Maret 2020 pada pukul 09.00-
11.00 WIB. Tempat praktikum di laboratorium fakultas biologi
Universitas Kristen Satya Wacana.
B. Alat
 Mortar dan Pestle
 Microtube 2 ml dan 1,5 ml
 Micropipet
 Microtip
 Waterbath
 Icebath
 Refigerated
 Centrifuge
 Botol pereaksi
 Gunting
 Timbangan
 Analitis
 Tusuk gigi steril
C. Bahan
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
A. Isolasi DNA
Pada hasil pengamatan, terdapat beberapa hasil yang berupa
ada tidaknya DNA dan warna zat yang diisolasi. Beberapa hasilnya
menunjukkan ada DNA tetapi dalam jumlah yang sedikit dan ada juga
ada DNA dalam jumlah yang banyak. Isolasi DNA ini merupakan
salah-satu untuk mengetahui jumlah suatu DNA pada daun yang sudah
dihancurkan. Kemudian setelah dihancurkan, ditambahkan beberapa
cairan serta perlakukan untuk membantu hasil isolasinya semakin baik.
Warna pada hasil isolasi yang dilakukan adalah semuanya berwarna
putih. Hal ini menunjukkan bahwa isolasi sudah dilakukan dengan
cukup baik dan tinggal masuk ke tahap selanjutnya yaitu analisis DNA
dengan metode elektroforesis dan spektroforesis.
B. Analisis Elektroforesis
Pada hasil pengamatan, tidak dilampirkan dan tidak
dicantumkan hasil pengamatan menggunakan elektroforesis
dikarenakan adanya halangan saat praktikum. Namun, mahasiswa akan
tetap membahas sedikit mengenai analisis DNA dengan elektroforesis:
 Ukuran molekul DNA : pada analisis elektroforesis, akan
terjadi beberapa reaksi dan alur yang dimana akan menjadi
hasil pengamatan. Elektroforesis ini menggunakan gel agrose
yang dimana DNA akan dimasukkan ke dalamnya untuk di
analisis. Bila molekul DNA -nya bergerak lambat, maka
molekul DNA tersebut berukuran besar dan begitu
sebaliknya.
 Konsentrasi gel agrose : gel agrose pada elektroforesis ini
juga dapat membantu hasil analisis dengan menunjukkan
pergerakan fragmen DNA. Fragmen DNA ini memiliki
variasi ukuran molekul yang dimana pergerakannya
dipengaruhi oleh konsentrasi gel agrose itu sendiri.
 Konformasi DNA : laju migrasi DNA pada gel agrose
dipengaruhi oleh bentuk dan konformasi DNA yang dimana
bentuk DNA tersebut ada 3 jenis
C. Analisis Spektrofotometri
Ukuran DNA yang dapat dipisahkan oleh gel agarosa
dengan konstentrasi 0,8% berkisar dari 10kb – 0,7kb (Beckmann &
Osborn, 1992). Konsentrasi dan kemurnian DNA diuji secara
kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri dengan
sinar UV pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Pita ganda
DNA dapat menyerap sinar UV pada panjang gelombang 260 nm
sedangkan kontaminan seperti protein atau fenol akan menyerap
sinar UV pada panjang gelombang 280 nm. Oleh sebab itu, nilai
kemurnian DNA dapat diukur.
Banyak sedikitnya DNA yang dihasilkan dipengaruhi oleh
beberapa factor pada saat ekstraksi dan kondisi sampel. Komalasari
(2009) menyatakan bahwa konsentrasi hasil ekstraksi DNA
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kecepatan ekstraksi pada waktu
ekstraksi dan komposisi penambahan lisis buffer. Faktor kecepatan
ekstraksi merupakan factor paling berpengaruh karena pada tahap
lisis sel dan presipitasi pengambilan harus dilakukan satu per satu
sehingga dapat terjadi pengendapan DNA.
Hasil esktraksi dengan rasio kemurnian 1,8 sampai 2,0
merupakan DNA dengan kemurnian yang tinggi dan tidak
terkontaminasi dengan residu protein. Sampel- sampel yang
menunjukkan rasio kemurnian dibawah 1,8 masih adanya
kontaminasi protein pada sampel tersebut.

V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
Lehninger, A. L. (1982). Dasar-Dasar Biokimia. Sparks, Maryland: Erlangga.

Syahputra, A. H. (2009). Peran Zat Gizi Makro Terhadap Kejadian Demensia dan
Lansia. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Komalasari, K. 2009. Pengaruh perbandingan volume darah dan lisis buffer serta
kecepatan sentrifugasi terhadap kualitas produk DNA pada sapi Frensian.
Kidwell K.K., Osborn T.C. (1992) Simple plant DNA isolation procedures. In:
Beckmann J.S., Osborn T.C. (eds) Plant Genomes: Methods for Genetic and
Physical Mapping. Springer, Dordrecht

Anda mungkin juga menyukai