Anda di halaman 1dari 5

V.

Hasil Percobaan
Isolat
Konsentrasi A260/A280 A260/A230 A230 A260 A280 A340
DNA
DNA
mamalia 1 µL 2,02 0,48 0,040 0,025 0,019 0,012
I
DNA
mamalia 1 µL 1,171 0,84 0,025 0,021 0,012 0,000
II
DNA
mamalia 2 µL 1,85 1,34 0,031 0,041 0,023 0,003
III
DNA
mamalia 1 µL 1,76 0,87 0,022 0,019 0,011 0,000
IV
DNA
4 µL 2,04 1,45 0,059 0,086 0,042 0,000
bakteri I
DNA
bakteri 4 µL 1,83 1,54 0,052 0,079 0,044 0,002
II

VI. Pembahasan
Pada percobaan analisis DNA hasil isolasi dengan biofotometer ini bertujuan untuk
dapat melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap sampel DNA menggunakan
biophotometer. Biophotometer adalah alat yang digunakan untuk menganalisis ssDNA,
dsDNA, RNA, dan protein. Alat ini memiliki prinsip yang sama dengan spektrofotometer
UV-Vis pada umumnya, yaitu berdasarkan interaksi yang terjadi antara energi yang berupa
sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang
diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi (Day dan Underwood, 2002). DNA dapat dilihat
menggunakan biophotometer karena memiliki ikatan rangkap yang terkonjugasi.
Biophotometer dapat digunakan untuk uji kuantitatif, yaitu dapat mengetahui nilai
absorbansi dari sampel dan uji kualitatif pada DNA, yaitu dapat mengetahui tingkat
kemurnian DNA hasil isolasi untuk mengetahui derajat konaminasi suatu sampel. Basa purin
dan pirimidin memiliki absorbsi maksimal pada panjang gelombang sekita 260 nm (dATP=
259 nm, dCTP= 272 nm, dTTP= 247 nm). Analisis menggunakan biophotometer dapat
digunakan untuk menentukan nilai absorbansi pada berbagai macam panjang gelombang,
yaitu panjang gelombang 230 nm, 260 nm, 280 nm, dan 340 nm. Masing-masing nilai
absorbansi dari panjang gelombang tersebut memiliki makna yang berbeda. Nilai pada
panjang gelombang 230 nm menunjukkan nilai absorbansi fenol, panjang gelombang 260 nm
menunjukkan nilai absorbansi DNA, panjang gelombang 280 nm menunjukkan nilai
absorbansi protein yang masih tersisa, dan panjang gelombang 340 nm menunjukkan
correction value, dimana semakin mendekati nol nilainya maka menunjukkan sampel yang
dihasilkan semakin baik. Selain itu, terdapat konversi spektrofotometri dari asam nukleat
terhadap nilai absorbansi dari panjang gelombang 260 nm DNA untai ganda adalah 50
µg/mL, panjang gelombang 260 nm DNA untai tunggal adalah 33 µg/mL, dan panjang
gelombang 260 nm RNA adalah 40 µg/mL. Tingkat kemurnian suatu DNA dapat dianalisis
dengan membandingan rasio A260/A280adalah 1,8 – 2 ( Mustafa dkk., 2016). Rumus untuk
menghitung konsentrasi DNA adalah sebagai berikut:
Konsentrasi DNA (µg/mL) = OD260 x 100 (faktor pengenceran) x 50 µg/mL
1000
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sampel DNA mamalia dan DNA
bakteri. DNA mamalia yang digunakan berupa darah dari kambing etawa, sedangkan DNA
bakteri yang digunakan berupa DNA Bakteri Escherichia coli. Pengenceran pada sampel
DNA yaitu ditambahkan 20μL sampel dan 180μL Aquadest. Pengenceran tersebut berarti
pengenceran sebanyak 200x. Pengenceran dilakukan untuk menentukan konsentrasi DNA.
Pada analisis dna hasil isolasi menggunakan biofotometer digunakan larutan blanko
berupa aquadest. Alasan digunakan blanko aquadest yaitu karena mempunyai kosentrasi 0 dan
inert. Awal dari analisis menggunakan biofotometer yaitu menghitung larutan blanko berisi
aquadest sebanyak 200μL. Selanjutnya 20μL aquadest dibuang, lalu ditambahankan sampel
DNA sebanyak 20μL dan diresuspensi. Tujuan dari resuspensi yaitu agar sampel DNA dan
aquadest dapat bercampur merata, sehingga konsentrasi DNA menunjukkan hasil yang murni.
A260
Rasio adalah suatu angka yang mennujukkan kadar kontaminasi protein pada
A280

sampel DNA. Pada sampel DNA darah mamalia 1 menunukkan rasio 2,02, DNA darah
mamalia 2 menunjukkan rasio 1,71, DNA mamalia 3 menunjukkan rasio 1,85, DNA mamalia
4 menunjukkan rasio1,76, DNA bakteri 1 menunjukkan rasio 2,04 dan DNA bakteri 2
menunjukkan rasio 1,83. A230 menunjukkan kemurnian semua sampel DNA sebab
menunjukkan nilai absorbansi kurang dari 2. A280 menunjukkan kemurnian DNA sebab nilai
absorbansinya juga telah kurang dari 2. Hasil A280 pada sampel menunjukkan angka pada
DNA darah mamalia 1 : 0,019 , DNA darah mamalia 2 : 0,012, DNA mamalia 3 : 0,023, DNA
mamalia 4 : 0,011, DNA bakteri 1 : 0,042, dan DNA bakteri 2 : 0.044.
Hasil pengukuran dengan biofotometer menunjukkan bahwa konsentrasi DNA darah mamalia
1, 4, dan 2 adalah 1μg/L, DNA mamalia 3 :2 μg/L, DNA bakteri 1 dan 2 konsentrasinya
adalah 4 μg/L. Konsentrasi bakteri lebih besar dari pada konsentrasi DNA darah mamalia
sebab bakteri memiliki struktur DNA yang lebih murni dari pada mamalia yang cenderung
struktur lebih komplek. Pada hasil identifikasi nilai fenol yang disimbolkan dengan A230,
menunjukkan hasil DNA mamalia 1 : 0,04, mamalia 2 : 0.025, mamalia 3 : 0.031, DNA
bakteri 1 : 0.022, dan bakteri 2 : 0.052.

VII. Kesimpulan
Analisis kualitatif menunjukkan bahwa sampel DNA mamalia 1, 2 dan 4 dikatakan
kurang murni karena masih ada rasio sampel DNA yang kurang dari 1,8 dan lebih dari 2,
sedangkan pada sampel DNA mamalia 3 dikatakan telah murni karena rentang 1,8 - 2. Serta
pada sampel DNA bakteri pada bakteri 1 rasio lebih dari 2 sehingga masih adanya
pengotor,sedangkan bakteri 2 hasilnya DNA hasil isolasi telah murni. Analisis kuantitatif
menunjukkan bahwa konsentrasi sampel DNA mamalia 1, 2 dan 4 adalah 1μg/L, sedangkan
sampel DNA mamalia 3 adalah 2μg/L. Konsentrasi sampel DNA bakteri 1 dan 2 yaitu 4μg/L.
VIII. Daftar Pustaka

Braun, R. D. 1982. Introduction to Chemical Analysis. New York : McGraw-Hill Book.


Day, R.A., dan Underwood, A. L. 2000. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Ferniah, R. S., dan Pujiyanto, S. 2013. Optimasi Isolasi DNA Cabai (Capsicum annuum L.)
Berdasar Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Daun serta Teknik Penggerusan. Bioma:
Berkala Ilmiah Biologi. 15(1): 14-19.
Harahap, A. S. 2018. UJI KUALITAS DAN KUANTITAS DNA BEBERAPA POPULASI
POHON KAPUR SUMATERA. JASA PADI. 2(02): 1-6.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Mustafa, H., Rachmawati, I., & Udin, Y. (2016). Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian
DNA Genom Nyamuk Anopheles barbirostris. Jurnal Vektor Penyakit. 10(1): 7-10.
Passi, N., Garg, R. K., Yadav, M., Singh, R. S., dan Kharoshah, M. A. 2012. Effect of luminol
and bleaching agent on the serological and DNA analysis from bloodstain. Egyptian
Journal of Forensic Sciences. 2(2): 54-61.
Pereira, J.J., Ahilan, B., Marx, K.K., Shakila, R.J., dan Rajagopalsamy, C.B.T., 2014. DNA
BARCODE OF INDIAN SPINY LOACH, LEPIDOCEPHALUS THERMALIS
(VALENCIENNES) OF TAMIL NADU. Journal of Aquaculture in the Tropics. 1(7):
165-177.
Restu, M., Mukrimin, M., & Gusmiaty, G. 2012. Optimalisasi Teknik Ekstraksi dan Isolasi
DNA Tanaman Suren (Toona Sureni Merr.) untuk Analisis Keragaman Genetik
berdasarkan Random Amplified PolymorphicDNA (RAPD). Jurnal Natur
Indonesia. 14(2).
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sahasrabudhe, A. dan Deodhar, M. 2010. Standartization of DNA Extraction and
Optimization of RAPD – PCR Condition in Garcinia Indica. International Journal of
Botany. 6(3): 293-298.
IX. LAMPIRAN
1. Dokumentasi percobaan
2. Abstrak Jurnal
3. Laporan Sementara

Surakarta, 4 Mei 2018


Mengetahui,
Praktikan
Asisten Praktikum

( )
(Kelompok 2 )

Anda mungkin juga menyukai